Share

Berpisah

"Kau bertemu Wina di mana?” tanya Bang Asman.  

Aku, yang sedang memasak mi instan karena kelaparan tengah malam, mengernyitkan kening. Sudah cukup lama kami perang dingin, mengapa malam ini mendadak dia berbicara kepadaku?

“Di mal.”

Sejujurnya sejak pertemuan hari itu, aku menjaga jarak dengan Handoko. Entah mengapa, aku merasa seperti dikhianati olehnya. Dia memang tak banyak bercerita mengenai keluarga, tetapi yang aku tangkap hubungannya tak harmonis dengan Wina. Kenyataan yang aku lihat malah sebaliknya. Mereka terlihat jelas bahagia. Aku merasa kehilangan teman sependeritaan.

“Nah, pakai besok?”

Bang Asman menyerahkan sebuah bungkusan.

“Apa ini?” tanyaku tak acuh.

“Seragam darma wanita.”

Wah, kuat juga pengaruh si Wina terhadap suamiku. Bertahun-tah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status