Share

Emak Tiada

Aku terduduk lemas di lantai. Tulang di tubuhku seperti remuk. Andai tanah yang aku pijak terbelah dua, aku ingin tenggelam saat ini juga. Ya, Tuhan, mengapa Kau siksa aku seperti ini? Tak ada kebahagiaan yang tersisa sedikit pun untukku. Mengapa, Tuhan? 

Aku tak kuasa menahan air mata yang terus berjatuhan. Tenggorokanku seperti ditusuk ribuan jarum. Hatiku apa lagi. Ibarat luka yang ditetesi cuka, kemudian dilumuri jeruk nipis. Sakitnya hingga merasuk ke setiap sel dalam tubuhku. Aku Istigfar berkali-kali. Menguatkan diri agar bisa berpikir jernih. Jika benar Emak tiada, aku harus pulang sekarang juga. Mustahil rasanya tak melihat wajah Emak untuk terakhir kalinya. 

Aku mengangkat kepala dan menemukan Mega masih menatapku dengan wajah bingung. Terlalu banyak yang dia lihat pagi ini. Pasti Mega kecil kebingungan. Setelah melihat ayahnya mengamuk, dia harus melihat pula ibunya lunglai tak berdaya. 

“Mama kenapa? Pipinya masih sakit?” t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status