Share

Tragis

“Era!”

Aku yang baru saja turun dari mobil saat mengantar Mega sekolah, menoleh ke arah suara. Senyumku merekah melihat sekelompok ibu muda berdiri di area parkir mobil yang aman dari sinar matahari.

“Ma, Mega langsung ke kelas, ya.” Mega mencium punggung tanganku.

Aku balas mengecup keningnya dan mengucapkan kalimat belajar yang rajin. Bibirku seperti disetel selalu mengatakan itu setiap pagi. Aku rasa, Mega pun bosan mendengarnya.

Setelah Mega masuk ke dalam kelas, aku berlari kecil menyusuri lapangan berumput untuk menemui mama-mama cantik tersebut.

“Era, udah lama banget enggak kelihatan.” Pia menyambut kehadiranku, setelah itu dia menempelkan pipinya ke pipiku.

“Iya, gue sibuk banget ada Abang gue dateng dari kampung.”

“Jadi kita ke mana?” Meri bertanya kepada kami. Matanya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status