Beranda / Romansa / Under The Skies of Yokohama / 1. Wajah dari masa lalu

Share

Under The Skies of Yokohama
Under The Skies of Yokohama
Penulis: Naonao

1. Wajah dari masa lalu

Penulis: Naonao
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-07 17:59:41

   

                Sepuluh hari sudah berlalu sejak kepergian wanita itu. Izumi masih belum sembuh dari rasa kehilangan tapi dunia menyeretnya untuk bangkit. Air matanya baru saja ia seka, Ia mengusap kaca tempat abu ibunya di semayamkan dan membuat kaca itu basah oleh air mata. Setelah berpamitan, Izumi melangkah keluar. Ia di sambut oleh langit biru Yokohama  yang membentang. Rambut hitam sebahunya beterbangan tertiup angin. Musim semi tetap secantik ini seolah ia tidak peduli dengan apa yang Izumi rasakan. Langkah kecilnya memasuki pelataran kuil. Ia membunyikan lonceng disana lalu berdoa. Sembilan hari kemarin ia terus saja menyalahkan Tuhan karena telah mengambil Ibunya. Hari ini pun ia berencana demikian, tapi ia baru saja mendapat kabar kalau dirinya lolos sebagai penerima beasiswa di Keio University. Apa Tuhan sedang bernegosiasi dengannya agar tidak melulu ia salahkan?

Gadis itu menuruni bus, memasuki jalanan perumahan yang di kanan kirinya berjejer rumah-rumah besar. Andai saja ia tidak membutuhkan seseorang untuk menjadi walinya, Ia tidak akan pernah mau memasuki kawasan ini.

Aku mendapatkan beasiswa di Keio University. Aku hanya memberitahumu kalau aku akan menulis namamu sebagai waliku di informasi mahasiswa. Selebihnya, aku akan lakukan semuanya sendiri.

Surat itu ia letakkan di kotak surat dekat gerbang besi hitam yang menjulang. Rasanya sakit sekali membayangkan betapa kehidupan di dalam sana sedemikian bahagia sementara ia sendiri harus berjuang dari hari ke hari. 

Izumi membuka apartemennya. Ia melepas sepatunya dengan malas. Ia menatap partitur-partitur milik ibunya yang masih berserakan di atas meja belajar. Ibunya mengajar piano di sekolah musik. Dulu rumah ini dan ibunya selalu jadi tempat paling nyaman baginya. Ia tidak pernah sabar untuk kembali ke rumah selepas bepergian dari manapun. Ia benci mengakuinya tapi sekarang ia merasa tercekik oleh kesedihan tiap kali pulang ke apartemen. Ia tidak punya alasan untuk pindah karena ia hanya punya tempat ini untuk ia tinggali setidaknya sampai masa sewanya habis. Untuk sekedar pindah pun ia butuh biaya bukan?

Tangannya meraih botol kecil berisi pil, lalu meminumya sebutir bersamaan dengan seteguk air. Ia baru saja terbebas dari obat itu tiga bulan lalu. Tetapi jika sepuluh hari terakhir ia tidak meminumnya mungkin hidupnya tidak sampai hari ini. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Kehidupan mahasiswanya belum dimulai tapi ia merasa sudah sangat berat untuk melalui hari demi hari.

“Aku akan lakukan semuanya!” Katanya pada diri sendiri. Ia tahu ibunya sangat menginginkan Izumi untuk melanjutkan pendidikannya. Ia harus berjuang semaksimal mungkin meski ia sendiri tidak tahu apakah ia sanggup memulai hidupnya tanpa ibunya.

“Aku takjub sekali melihat hasil ujian seleksimu. Boleh aku tahu kenapa kau menundanya setahun?”

“Ano..” Izumi tidak berniat menjawabnya, ia hanya pura-pura berfikir sambal berharap Wanita itu paham kalau ia tidak ingin menjawab pertanyaan itu

“Kau harus pertahankan nilaimu ya. Disini tertera hal-hal yang harus kau lakukan agar kau bisa mendapatkan beasiswa sampai akhir.” Wanita itu menyodorkan sebundle kertas dengan tulisan cukup padat di dalamnya. Izumi lega wanita itu memahaminya, ia meninggalkan kursinya dengan tatapan menunduk sambil berharap tidak ada yang memperhatikannya.

“Aku takjub sekali melihat hasil ujian seleksimu. Boleh aku tahu kenapa kau menundanya setahun?” ishida Hasegawa menatap sumber suara dengan tatapan tidak ramah. Merasa di tatap dengan cara yang buruk, raut wajah wanita paruh baya itu langsung melunak. Ishida tidak mendengarkan lagi ucapan keduanya sampai gadis yang tadi duduk di depannya beranjak dengan wajah yang murung.

BRUK!

Gadis itu menabrak Ishida karena terlalu menunduk.

“Maafkan aku.” Suaranya terdengar sedikit gemetar. Ishida menatap kedua pupil yang melebar milik gadis itu. Apakah dia takut? Ishida meraih bolpoint yang jatuh seiring mereka bertabrakan. Ishida menatap bolpoint warna merah muda dengan gantungan boneka rajut kecil diujungnya.

“Kau..”

                Izumi menatap lelaki di depannya sambil meraih bolpoint yang baru saja lelaki itu ambil setelah mereka bertabrakan. Mata Izumi melebar. Wajah lelaki itu membuat Izumi mengingat kembali dengan jelas kejadian dua tahun lalu. Tiba-tiba perasaan takut menjalar ke sekujur tubuhnya.

“Aku sedang buru-buru. Maafkan aku.” Kata Izumi masih dengan gemetar, ia tidak memberi kesempatan pada lelaki itu untuk menyelesaikan ucapannya. Izumi segera keluar dari ruang registrasi dengan langkah buru-buru. Ia yakin lelaki di depannya berbeda dengan lelaki dua tahun lalu. Tapi kenapa wajah mereka terlihat sangat mirip? Apakah ini hanya perasaannya saja mengingat Ini adalah kali pertama ia berbicara dengan seorang lelaki seumuran dengannya setelah kejadian dua tahun lalu?

Matahari sudah hampir terbenam. Selepas dari kampus Izumi langsung mencari pekerjaan paruh waktu. Ia mulai aktif mencari pekerjaan paruh waktu sejak tiga hari lalu. Melamar via website, mencari informasi melalui majalah di stasiun bahkan ia juga megunjungi satu café ke café yang lain. Banyak hal yang sudah ia lakukan tapi ia belum mendapatkan hasil apapun.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Under The Skies of Yokohama   35. Sosok Misterius 2

    Ishida sedang menggulir ponselnya di akhir pekan yang damai. Damai karena tidak ada yang mengganggunya di apartemen baik ayahnya, istri ayahnya, Kenichi dan Emi. Saking damainya sampai-sampai ia bosan dan ingin pergi ke suatu tempat tapi ia tidak tahu ingin pergi kemana. Matanya menangkap salah satu unggahan dari fanpage Aletheia addict bahwa buku baru Aletheia baru saja terbit dan mulai diperjual-belikan hari ini. Akhirnya ia tahu harus kemana. Ia akan menemui Izumi di café, tidak peduli apakah gadis itu masuk shift pagi atau siang, ketika ia menemuinya sekarang Izumi pasti masih ada di café. Kemudian ia akan mengajak Izumi ke toko buku dengan … mobilnya? Atau menaiki odakyusen seperti waktu itu?Ishida sampai di café setelah menghabiskan setengah jam perjalanan dengan bus. Ia memutuskan untuk pergi menggunakan kendaraan umum. Kencannya dengan Izumi beberapa waktu lalu mungkin tidak berjalan lancar tapi Ishida sangat menikmatinya pergi menggunakan kendaraan umum bersama Izumi. Sebena

  • Under The Skies of Yokohama   34. Angka Nol

    Mobil Kenichi berhenti tidak jauh dari Gedung apartemen Izumi. Ia mengenakan ciput dan syal dengan warna senada – cokelat tua, untuk menutupi telinganya dari udara yang masih dingin dipagi hari. Ia buru-buru menyalakan mesin mobilnya saat melihat Izumi keluar dari Gedung. Ia benar-benar berharap Izumi tidak memergokinya karena ia sendiri tidak bisa mengatakan alasan yang tepat yang bisa ia katakan. Ia hanya ingin memastikan gadis itu baik-baik saja selama perjalanan menuju ke café. Mobil Kenichi mengikuti bus yang Izumi naiki. Gadis itu duduk di dekat jendela membuat Kenichi bisa melihatnya dengan jelas. Tangan mungilnya menggeser jendela dan membiarkan wajahnya diterpa angin dan sinar matahari.Kenichi terkesiap saat Izumi turun di halte yang masih jauh dari cafe. Arah langkah Izumi membuat mobil Kenichi memasuki sebuah rumah sakit. Ia buru-buru memarkirkan mobilnya sebelum kehilangan gadis itu di dalam. Mata Kenichi menangkap Izumi yang sedang mengambil nomor antrian di area poli jiw

  • Under The Skies of Yokohama   33. Rumor Masa Lalu

    Kenichi berniat menemui Ishida untuk meminta bantuan laki-laki itu soal kasus yang melibatkan nama Izumi. Tapi sebelum ia berhasil menemui Ishida, matanya menangkap dua sosok yang ia segera tahu siapa mereka meski hanya melihatnya sekilas. Dua sejoli itu sedang berdiri di belakang pagar di salah satu atap Gedung kampus. Benar-benar pemandangan yang memuakkan. Memangnya mereka anak SMA yang kasmaran sampai-sampai berkencan di atap kampus? Kenichi mengeluarkan ponselnya dan menelfon Ishida. Kenichi menyesal telah tanpa sadar memperhatikan semua gerak-gerik keduanya. Kini perasaan aneh di hatinya membuat dadanya terasa sesak. Ia bahkan tidak menyadari kapan nada dering di ponselnya berhenti. Ishida mengabaikan panggilannya bahkan tanpa sekalipun mengecek siapa yang menelfon.“Konnichiwa, senpai!” Minoru dengan nada bergurau menyapa Kenichi sambil menepuk pundaknya.“Astaga! Berhenti mengagetkanku atau kau akan aku makan. Kau tahu aku baru selesai kelas dan belum makan sejak pagi.” Kenich

  • Under The Skies of Yokohama   32. Angin di Atap Gedung

    Miyu terpaksa makan siang seorang diri setelah mendapat kabar kalau Izumi ada kelas pengganti mendadak dan Kana tidak masuk kuliah karena akhirnya gadis itu menyerah terus-terusan menahan sakit giginya dan memutuskan untuk ke dokter. Ia sedang mengantre untuk mengambil minuman ketika tangan kanannya sibuk memegang ponsel dan tangan sebelah kirinya berhati-hati memegang seporsi nasi dan daging babi pedas. Ia terus memerhatikan ponselnya sampai tiba-tiba orang di depannya berbalik secara mendadak sampai menabraknya dan bajunya basah kuyup oleh minuman yang tumpah dari gelas lelaki itu.Miyu ternganga. Puluhan kata-kata umpatan di kepalanya sudah mengantre untuk di keluarkan tapi semua kata-kata itu menguar begitu saja saat mengetahui siapa lelaki yang menyebabkan kekacauan itu.“Oh astaga! Maafkan aku, aku tidak berhati-hati.” Laki-laki itu berusaha membersihkan baju Miyu menggunakan tisu.“Kak Minoru?”“Maeda-san?”Miyu duduk seorang diri di cafetaria setelah beberapa saat lalu Mi

  • Under The Skies of Yokohama   31. Bukan Halusinasi

    Izumi turun dari bus lalu langkahnya berbelok ke sebuah jalan yang tidak begitu besar. Ia menyusuri jalan itu dengan buku dan tas tangannya. Ia hampir saja terjatuh saat kaki kanannya tidak sengaja menginjak tali sepatu sebelah kiri dan membuatnya terlepas. Ia pasti sudah sangat lelah sampai-sampai konsentrasinya menurun. Ia berhenti lalu mengikat tali sepatunya. Saat itu tanpa sengaja ia mendengar langkah kaki yang berhenti di belakangnya. Apakah ini hanya firasatnya saja? Ia tidak berani menoleh ke belakang apapun yang terjadi. Apakah badannya yang letih membuatnya berhalusinasi lagi? Setelah kejadian dua tahun silam, selain mimpi buruk yang kerap datang ia juga sering beranggapan kalau seseorang mengikutinya dari belakang tiap kali ia sedang berjalan sendirian terutama saat hari mulai gelap seperti ini. Ia melanjutkan langkahnya kali ini dengan tempo yang lebih cepat. Beberapa saat kemudian ia menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Ia baru saja ingin memastikan kalau apa yang ta

  • Under The Skies of Yokohama   30. Kebahagiaan Sesunguhnya

    Suara pintu terbuka terdengar bersamaan dengan langkah Ritsuko yang mengendap-endap. Ia memberanikan diri memasuki ruangan itu setelah mengetahui suaminya tidak pulang untuk beberapa hari. Ia membuka lemari, mencari bindex file yang ia lihat saat ia tidak sengaja menemukan surat laporan kepolisian. Setelah selesai dengan dua lemari besar di belakang meja kerja suaminya, Ia beralih ke lemari yang lebih kecil di dekat pintu masuk. Itu satu-satunya lemari yang belum ia periksa. Ia menghabiskan waktu setidaknya lima belas menit untuk mencarinya di lemari terakhir.Ritsuko baru saja keluar dan menutup pintu ruang kerja suaminya tetapi sesuatu membuat tubuhnya tersentak.“Apa yang kau lakukan?” Suara itu datang tepat dari arah belakangnya. Ritsuko berbalik dengan wajah cemas yang ia buat-buat.“Aku tidak sengaja menghilangkan cincinku beberapa hari yang lalu, aku tidak begitu yakin kapan tepatnya … mungkin saat aku membantu ayahmu membereskan file-file yang sudah tidak terpakai” Ritsuko mem

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status