Share

29. Rasa Gundah

"Selama ini aku minder dengan statusku, Mas."

Ucapan Lintang tersebut, dan seterusnya, selalu terngiang di kepala Raga selama perjalanan pulang dari kantor Fajar. Tidak hanya itu, pernyataan bahwa Lintang menyukai Fajar, juga membuat Raga diam selama perjalan dan memikirkan banyak hal.

“Kamu, mau makan apa?” celetuk Raga tiba-tiba ketika mereka hampir sampai ke kantornya tepat di jam makan siang. Sedari tadi, tidak ada interaksi apa pun di antara mereka. Keduanya hanya tenggelam dengan pikiran masing-masing.

“Aku mau makan di rumah,” jawab Lintang tidak ingin berlama-lama bersama Raga. Bukankah pria itu sudah menetapkan jarang di antara mereka, jadi Lintang harus tahu diri. “Bu Mena bikin ikan bakar, sayang kalau nggak dimakan.”

“Ikan bakarnya bisa dimakan sore,” ujar Raga masih menatap lurus dengan kemudinya. “Ini mumpung kita—”

“Nggak usah, Mas,” tolak Lintang tapi dengan ucapan yang tidak keras. “Aku mau pulang aja, dan nggak mau ngerepotin Mas Raga.”

“Kamu nggak ngerepotin,”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Lina Herdianti
serakus itukah raga.ingin mnjga nma baik klrga ingin mengklaim lintang tanpa peduli dg perasaannya lintang.
goodnovel comment avatar
Syarilln
jgn egois dong raga km ambil smua yg hak yg dmiliki lintang tanp a bisa dtolak... nikmati sakit nya
goodnovel comment avatar
lucy lim
makanya jd laki jgn egois dgn mengatasnamakan demi keluarga....prett
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status