Di saat Dean dan Mirela sedang mengecap kebahagiaan, tiba-tiba Pras yang saat ini sedang nongkrong bersama Rengga di tempat yang sama dari ujung matanya menangkap bayangan Mirela dan Dean.
Pras menjadi tidak fokus pada apa yang diceritakan oleh sahabatnya itu. Dia hanya menangkap intinya saja bahwa sahabatnya itu akan bercerai dari wanita yang saat ini menjadi istrinya. Selebihnya perhatian Pras terpecah pada apa yang terjadi di tempat adiknya dan Dean.
'Apa yang mereka lakukan di sini? Mengapa mereka duduk begitu dekat?' pikir Pras penuh tanda tanya.
Dalam sekejap semua pertanyaannya langsung terjawab dengan munculnya sebuah cincin dari tangan Dean dan setujunya Mirela untuk disematkan cincin di jari manisnya oleh Dean.
Pras mengepalkan tangannya geram. Apa-apaan? Pikirnya marah. Apakah Mirela telah melupakan bahwa pria itulah dalang di balik batalnya pesta pertunangannya dengan
Dean mengantar MIrela yang kini telah menjadi kekasihnya pulang ke rumah yang dia tempati bersama kakaknya, Pras. Mirela mengajak Dean masuk ke dalam rumahnya.Dean memandang berkeliling, rumah itu memiliki desain yang sangat manis. Siapa pun akan betah jika berada di dalam rumah tersebut. Dean bertanya-tanya di dalam hati dari mana Mirela mendapatkan arsitek yang begitu pandai membuat rumah ini jadi terasa sangat nyaman saat seseorang berada di dalamnya. Dean jadi ingin merubah suasana rumahnya menjadi seperti ini.Mirela memerhatikan Dean yang sibuk memandang berkeliling di dalam rumahnya, dia tersenyum dan membiarkan saja pria yang kini telah menjadi kekasihnya itu meneliti seluruh isi rumahnya."Apakah itu bagus?" tanya Mirela sambil duduk di sofa dan menyuruh Dean melakukan hal yang sama."Sangat, ini sangat nyaman, apakah kamu dapat memperkenalkan arsitek itu kepadaku?" tanya Dean
Dean menatap Rengga sambil tersenyum miring, menertawakan betapa terkejutnya calon mantan iparnya ini ketika mendengar bahwa dirinya dan Mirela telah berpacaran.Pras menatap Dean dengan pikiran yang rumit. Jujur Pras benar-benar tidak menyukai adik perempuannya berhubungan dengan pria berbahaya seperti Dean. Dia berniat akan menanyakannya kepada Mirela jika semua orang-orang ini telah pulang.Rengga menatap sahabatnya Pras seolah bertanya apakah yang di katakan Dean itu adalah sebuah kebenaran. Namun, dia juga melihat sahabatnya itu tampak memandang Dean dengan tatapan yang sulit untuk ditebak."Kamu pasti bohong! Kalau kamu memang telah menjalin kasih dengan Mirela, kakaknya ini pasti akan tahu," kata Rengga sambil tertawa percaya diri.Dia ingat saat dia ingin mendekati Mirela sahabatnya ini adalah orang pertama yang dia mintai persetujuan karena Pras berkata siapapun yang ingin mendekati adiknya itu harus melalui persetujuannya."
Pras mendekati Dean dan Mirela, Dean menaruh telunjuknya di depan bibir melarang pras mengeluarkan suara apapun yang dapat mengganggu tidur pulas kekasihnya.Pras mengambil secarik kertas dan menuliskan bahwa dia akan memindahkan adiknya ke kamar. Namun, Dean membalikkan kertas tersebut setelah menuliskan jawaban bahwa dia yang akan memindahkan Mirela ke kamarnya dan meminta Pras menunjukan di mana kamar milik Mirela berada.Pras hampir protes jika tidak diingatkan oleh pandangan tajam Dean bahwa Mirela sedang tidur pulas. Dia merasa kesal mengapa sebagai pemilik rumah malah dia yang diatur-atur oleh Dean?Dean mengangkat Mirela dengan sangat hati-hati dan memperlakukannya seolah emas permata yang berharga membuat Pras tidak tahu lagi harus berkata apa melihat bagaimana cara Dean memperlakukan adiknya. Jelas itu sangat berbeda jauh dari Rengga.Pras menunjukan kamar Mirela sambil mengikutinya dari belakang, dia tidak ingin Dean mengamb
Mendengar apa yang dikatakan oleh pria yang saat ini menjadi kekasih adiknya ini, Pras di dalam hati mengakui kebenaran yang dikatakan oleh Dean. Memang benar Rengga adalah seorang kapitalis tulen, dia menilai segala sesuatu melalui materi dan untung rugi, maka tidak heran dia mau melepaskan pertunangannya dengan Mirela sekalipun akhirnya dia malah merasa menyesal."Sudah malam, aku pulang dulu," kata Dean sambil menepuk pundak Pras dan berlalu.Pras membiarkan saja Dean keluar tanpa diantar, dia berpikir kalau sudah menjadi kekasih Mirela artinya dia bukan lagi tamu di rumah mereka.Sementara itu Rengga tampak duduk di ruang kerjanya dengan pakaian lecek dan rambut yang berantakan. Banyak kertas dan barang-barang lain yang bertebaran di lantai seolah telah tersapu badai."Bagaimanapun caranya aku harus menghalangi hubungan Dean dan Mirela agar mereka tidak sampai menikah!" kata R
Pagi hari ketika mentari mulai bersinar cerah di ufuk timur memantulkan efek pelangi di tetesan embun yang tersisa di dedaunan, Mirela tampak sibuk menyiapkan sarapan di dapur untuk dirinya sendiri dan kakaknya, Pras.Tiba-tiba terdengar suara bel berdering. "Kak! Coba tolong periksa siapa yang datang!" teriak Mirela pada kakaknya yang sedang asik nonton berita di televisi yang berada di ruang tengah.Pras dengan malas merosot turun dari kursi yang dia duduki sambil memaki siapa gerangan tamu tidak tahu diri yang mengganggu waktu liburnya pagi-pagi. Dia membuka pintu dan tercengang melihat Dean yang berpakaian santai tampak berdiri di depan pintu."Hai kak, selamat pagi!" sapa Dean." ... "Pras merasa merinding di sekujur tubuhnya mendengar panggilan akrab Dean kepadanya. Bagaimana mungkin Dean yang terkenal sebagai raja iblis dunia pengusaha saat ini memangg
Rengga duduk di ruang tamu dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Dia mencari bayangan Mirela di sana namun, yang dia dapati malah bau harum masakan yang begitu lezat hingga membuat perutnya bergemuruh karena rasa lapar.Pras memutar bola matanya kesal, tadi Dean sekarang Rengga apakah kedua orang ini sengaja mengosongkan perutnya dan datang ke rumahnya untuk minta makan? Benar-benar tidak tahu malu. Pras cemberut dan menggerutu di dalam hati.Rengga bisa merasakan ketidaksukaan sahabatnya ini ketika mendengar bunyi suara perutnya, hal itu dapat dilihatnya melalui raut wajah yang saat ini ditampilkan oleh Pras. Rengga tersipu malu dan merasa tidak berdaya, tapi kenyataannya dia memang sengaja datang ke sini tanpa sarapan terlebih dahulu karena tahu di jam-jam inilah Mirela biasanya sedang menyiapkan makan pagi untuk dirinya dan kakaknya.Rengga dari semalam sudah memikirkan bahwa mulai sekarang dia harus berusaha keras untuk mendapa
"Kenapa? Toh dia akan menjadi istriku, pada akhirnya bukan hanya pipi bahkan seluruh tubuhnya akan menjadi milikku," sahut Dean santai. "Tenang saja aku tidak akan meninggalkan Mirela seperti orang yang tidak bertanggung jawab itu," kata Dean lagi sambil memeluk Mirela di pangkuannya seolah menyatakan kepemilikan atas dirinya.Mirela hanya tersenyum melihat cara Dean mengungkapkan perasaannya yang begitu terasa blak-blakan dan apa adanya. Namun, jujur Mirela lebih menyukai sikap Dean yang seperti ini ketimbang sikap Rengga dulu.Rengga menatap Mirela dengan pandangan terluka. Dalam hati dia menyadari betapa tidak nyamannya melihat orang yang kita kasihi menjadi milik orang lain. Dia mulai bertanya-tanya di dalam hatinya apakah perasaan seperti ini yang dirasakan oleh Mirela saat dia menikah dengan Dina?Mirela bukannya tidak melihat bagaimana tatapan mata Rengga yang terluka namun, dia juga tidak ingin memberikan harapan palsu kepadanya denga
Pras merasa geram dengan sindiran Dean terhadap dirinya. "Tidak bisakah kamu lebih sopan ketika berada di rumah seseorang? Aku adalah tuan rumah di sini, dan kamu adalah tamu!" katanya marah." ... ""Siapa yang coba kamu bilang setan? Kamu suka adikku tapi sangat kurang ajar kepadaku!" kata Pras lagi tidak dapat menahan kemarahannya."Yah, aku memang menyukai adikmu, tapi bukan berarti aku menyukaimu juga, aku masih pria normal, maaf kalau aku telah mengecewakanmu!" jawab Dean santai."Kamu ... " Pras kehabisan kata-kata menghadapi Dean yang sangat tidak tahu malu ini. Dia rasanya ingin mengamuk kalau saja dia lupa bahwa orang di depannya saat ini bukan orang yang bisa dia kacaukan.Dengan kesal dan wajah memerah Pras meninggalkan meja makan. Mirela menatap antara kakaknya dan kekasihnya dengan wajah tidak berdaya."Ini tidak akan b