Beranda / Romansa / Unforgettable / BAGIAN 3: SEMAKIN TERTARIK

Share

BAGIAN 3: SEMAKIN TERTARIK

last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-08 15:47:54

“Oh tentu, namun sayangnya aku sudah membeli itu melalui toko lain kemarin,” ujar Anna sambil memaksakan senyumnya, lalu pelayan itu segera pergi.

“Ayo kita pergi dari sini, ada tempat yang ingin aku kunjungi,” ujar Anna masih dengan nada ngesoknya itu, ia berpikiran untuk mengajak Brandon pergi ke pasar malam di Jakarta. Setelah gagal membuatnya kesal di toko tadi, Anna pun memutuskan untuk memakai ide terakhirnya.

Sesampainya di pasar malam, Anna segera berlari menuju wahana bianglala lalu segera masuk ke dalam wahana itu diikuti dengan Brandon.

“Hahaha, mana ada CEO yang mau harga dirinya direndahkan dengan menaikki bianglala, setelah ini ku jamin dia akan menyesal dan segera pergi!” pikir Anna.

Angin tertiup lembut dari segala sisi, membuat rambut Anna beterbangan perlahan. Brandon yang berada di depannya seketika membenarkan sehelai rambut dan menyelipkannya pada telinga gadis tersebut.

Anna terpaku, ia diam seribu bahasa. Lalu segera menyandarkan kepalanya ke sisi bianglala untuk menjauhi tangan Brandon, begitu juga Brandon segera menarik tangannya kembali, ia khawatir Anna tak akan merasa nyaman dengan kehadirannya.

Mata Anna perlahan-lahan menelusuri pemandangan Kota Jakarta malam itu, sejak lama ia tak pernah memanjakan dirinya seperti ini akibat tugas kuliah dan skripsi yang menumpuk selama masa kuliahnya, sehingga saat ini ia bisa merasakan kesenangan meskipun dengan orang yang baru ia temui

Tiba-tiba Anna memperhatikan bianglala yang berada tepat di sampingnya, sepertinya ada sosok yang ia kenal.

“Astaga! Itu Jasmine? Ahhh…pasti dia sedang berpegian dengan teman SMAnya, d-dia tak boleh melihat aku di sini berduaan dengan Brandon,” pikir Anna sambil menyipitkan matanya, berusaha memastikan jika benar gadis yang ada di situ merupakan Jasmine, teman satu kuliahnya yang berasal dari Jakarta.

Seketika bianglala yang dinaiki Anna dan Brandon berhenti, Anna tanpa menunggu lama segera berlari menjauhi Jasmine yang akan turun dari bianglala tepat setelah dirinya.

Brandon kebingungan melihat Anna yang tiba-tiba pergi meninggalkannya begitu saja.

“Reva tunggu!” ujar Brandon sambil mengejar Anna dari belakang.

Dengan sepatu hak tinggi yang belum biasa ia pakai, Anna tetap memaksakan diri untuk berlari sejauh mungkin dari kerumunan, ia tak ingin jika citra Brandon turun hanya karena berita mengenai dirinya yang sedang mengencani seorang gadis biasa sepertinya.

“BRUKKK!!!”

Tanpa Anna sadari di depannya terdapat batu besar yang membuat sepatu haknya tersangkut hingga kaki kanannya terkilir.

“AW!!!” ujar Anna yang mencoba menahan suaranya dengan paksa agar suaranya tak menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

“Reva!” suara Brandon terdengar memanggil Anna.

“Sini biar aku bantu,” ujar Brandon sambil membantu Anna bangkit.

“Tak perlu, aku bisa sendiri,” ujar Anna yang segera kembali memakai hak tingginya itu lalu berusaha berjalan pergi sambil tergopoh-gopoh.

Brandon semakin bingung sekaligus semakin tertarik dengan tingkah laku Anna, entah mengapa sosok yang ia lihat pagi ini dapat berubah seratus delapan puluh derajat seperti saat ini. 

Brandon kembali mengikuti Anna dari belakang lalu segera mengangkat gadis itu. Anna terkejut dengan perlakuan baik Brandon padanya. Ia kira laki-laki itu sudah pergi meninggalkannya, namun rupanya ia masih bersikeras ingin melanjutkan kencan tersebut bahkan mengangkatnya untuk masuk ke dalam mobil, dia adalah seorang CEO perusahaan yang tak akan pernah bisa kau baca jalan pikirannya.

Dengan lembut Brandon melepaskan hak tinggi di kedua kaki Anna, dan menaruh kedua sepatu tersebut di bagian belakang mobil.

“Tunggu di sini sebentar,” ujar Brandon sebelum ia menutup sisi pintu mobil Anna.

Sambil menunggu Brandon kembali, Anna memutuskan untuk memperhatikan keadaan di sekitar mobil. Sepi, tidak ada orang di area tersebut. Akhirnya ia bisa menghela napas dengan tenang.

Beberapa menit kemudian Brandon kembali dengan membawa obat pertolongan pertama dan juga sebuah sandal yang entah dia dapatkan dari mana.

“Sini berikan padaku, aku bisa sendiri,” ujar Anna yang sudah tidak asing melihat obat-obatan tersebut di rumah sakit setiap harinya.

Brandon memperhatikan gadis di sampingnya membalut lukanya dengan baik.

Saat Anna hendak membersihkan luka lecetnya menggunakan alkohol.

“AUW!!!” tiba-tiba Anna mengernyit akibat rasa perih yang baru ia rasakan sejak lama. Brandon yang ada di sampingnya langsung mengambil alkohol tersebut dan memutuskan agar dirinya saja yang mengobati luka itu.

Anna memandangi wajah Brandon, ia berpikir jika sikap laki-laki itu tak terlalu buruk juga untuk seorang CEO yang biasa dikenal atas sikap angkuhnya.

“M-Mengapa kau selalu sabar dan bersedia membantuku?” tanya Anna tiba-tiba, ia mendadak lupa berbicara dengan nada ngesoknya itu.

“Tentu, mana mungkin aku membiarkan calon istriku terluka begitu saja,”

“Tetapi kau bisa saja pergi dan memilih gadis lain yang tak merepotkan sepertiku bukan?” tanya Anna yang masih berusaha keras agar Brandon membatalkan perjodohan itu.

“Tidak, kau tak merepotkan sama sekali, saat kita sudah menikah nanti, biaya yang ku keluarkan untuk gaya hidupmu tak akan sebanyak wanita-wanita di luar sana pada umumnya,” ujar Brandon sambil tersenyum, ia terpaksa harus berpura-pura menganggap gadis di depannya adalah Reva dan bukannya Anna, ia tak peduli, selama Anna berada di sisinya ia tak akan pernah memikirkan mengenai perjodohannya dengan Reva yang asli.

“Oh astaga aku lupa, tentu kau tak keberatan sama sekali secara kau akan mendapatkan banyak keuntungan setelah kita menikah nanti,” ujar Anna, sambil memperhatikan Brandon kini telah selesai menutupi lukanya dengan perban dan saat ini pria tersebut sedang memakaikan sandal pada kedua kaki Anna.

Usai Brandon mendengar perkataan Anna, ia pun menatap gadis itu, keduanya kini saling bertatapan, suasana hening seketika membuat jantung Brandon berdegup dengan kencang tanpa dirinya sadari.

“Reva, aku ingin kamu tahu, entah kau berasal dari keluarga paling kaya di Indonesia atau bahkan kau tak memiliki keluarga sekalipun, aku tak peduli, selama aku merasa nyaman dengan keberadaanmu, perjodohan ini akan terus berlangsung,” ujar Brandon lalu segera menutup sisi pintu mobil Anna perlahan.

Anna yang mendengar perkataan Brandon seketika terdiam, jauh dalam hatinya ia bingung apakah ia harus senang atau sedih setelah mendengarnya.

Selama perjalanan Anna hanya terdiam, ia terus-menerus mengingatkan dirinya sendiri untuk cepat-cepat mencari cara agar ia tak perlu bertemu dengan Brandon lagi, cepat atau lambat demi kelangsungan hidup keluarganya, ia harus mendapatkan uang tersebut.

Tak terasa ternyata mobil yang dikendarai oleh keduanya kini telah sampai di depan rumah Reva.

“Terima kasih,” ujar Anna singkat tanpa menatap Brandon yang berada di sebelahnya, ia masih ingin memberikan kesan buruk pada pria tersebut, namun Brandon malah tersenyum melihat tingkah laku gadis itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Unforgettable   BAGIAN 50: TEMAN SEHIDUP SEMATI

    “Kita tak akan pernah bisa bersama Brandon, kau tahu itu kan? A-Ayahmu tidak akan setuju, ditambah lagi bagaimana jika Ayahku tau jika aku…” Anna diam, tidak melanjutkan perkataannya. “Jika aku apa Ann?” tanya Brandon, wajahnya semakin mendekati Anna sampai-sampai membuat pipi Anna semakin memerah. “Jika selama ini aku me-nyu-ka-aimu—“ Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Brandon seketika langsung memeluk Anna, sambil mengekspresikan betapa bahagia dirinya dapat bertemu dengan Anna dan berakhir jatuh cinta dengan gadis tersebut. Sore itu Anna mengajak Brandon berjalan menuju taman rumah sakit menggunakan kursi roda, di sela-sela waktu tersebut, Anna melihat sebuah sosok berjas yang sangat tidak asing dalam benaknya. Saat sosok itu menoleh, ia batu tersadar jika orang itu adalah Jackson, pria itu adalah laki-laki yang dahulu ingin dijodohkan degannya sebelum Anna memulai kuliahnya. “Untuk apa dia ada di sini? Terkahir kali ia meneleponku dan sekarang dia datang ke sini?” pikir

  • Unforgettable   BAGIAN 49: MENJELASKAN SEMUANYA

    Brandon juga tak lupa posisinya sebagai atasan, ia memutuskan untuk memberikan hadiah pada Anna karena ia telah membantu menyelamatkan nyawanya saat peristiwa sebelumnya.Mendapat informasi mengenai kepindahannya sebentar lagi menuju apartemen barunya, Anna segera mengucapkan terima kasih pada atasannya itu, namun ada satu hal yang masih mengganjal dalma pikiranya, yaitu salah satu alasannya ingin pindah ke apartemen yang kini juga menjadi tempat tinggal Brandon adalah karena ia sungguh ingin tahu keadaan Brandon.Tak butuh waktu lama bagi Anna untuk mengemas pindahannya itu. Kehidupannya kini serasa bukan yang dulu lagi, kamar megah yang berada di hadapannya membuatnya sangat tak layak untuk mendapatkan itu semua.“CTIIINGGG!” tiba-tiba sebuah pesan masuk, rupanya Brandon mengabari Anna jika gadis itu butuh bantuan maka dirinya persis ada di kamar tepat di samping kamar Anna.Hari itu Anna berusaha memberanikan diri untuk mengetuk kamar Brand

  • Unforgettable   BAGIAN 48: MENYESALI SEMUANYA

    Sementara itu Ayah Brandon terlihat sedang menunggu kabar mengenai putranya di koridor rumah sakit, ia duduk di sebuah bangku yang terletak tepat di samping ruangan di mana Brandon sedang diperiksa.Di saat yang sama, Jarvis baru saja kembali setelah mengantar Anna menuju Jakarta, sehingga ia tak sengaja bertemu Nicholas, Ayah atasannya itu.Sejatinya setelah mendengar melihat Nicholas yang sedang duduk di bangku kursi rumah sakit, Jarvis segera menghentikan langkahnya dan ia tersenyum."Sepertinya rencana Pak Brandon kali ini berhasil untuk mengungkap semuanya," pikir Jarvis dalam hati.Saat itu juga, dokter yang menangani Brandon keluar. Segera Jarvis berusaha bertingkah jika seakan-seakan ia baru sampai di tepat itu dan tak sengaja berpapasan dengan Nicholas ketika hendak mendengarkan mengenai penjelasan dokter."Bagaimana dok keadaan Brandon anak saya?" tanya Nicholas yang terlihat cemas."Kondisinya baik-baik saja Pak, untung saja luka

  • Unforgettable   BAGIAN 47: PANGGILAN MISTERIUS

    Beberapa hari setelah menunggu Brandon akhirnya memberikan kabar jam berapa dirinya dan Anna akan berangkat, Anna pun segera bersiap-siap menunggu kehadiran Brandon untuk menjemputnya. Brandon sendiri saat ini sedang berada di dalam mobilnya, ia sungguh bingung apakah akan menceritakan semua yang sudah ia ketahui beserta rencana-rencananya, namun yang pasti sesampainya ia di kos-kosan Anna, pria itu memutuskan untuk tak menceritakan semuanya pada Anna. Dalam perjalanan kali ini berbeda seperi biasa, Anna dan Brandon sudah tak terlihat canggung seperti biasanya. Beberapa jam berlalu, jalanan yang sebelumnya tidak bisa dilewati oleh Jarvis dan Brandon, kini masih saja tertutup, Brandon sadar ada yang aneh dengan jalanan tersebut, semua ini pasti disengaja oleh orang-orang itu. Saat semua mobil berputar balik, mobil Brandonlah yang masih diam di sana, ia perlahan berusaha mengamati gerak-gerik orang tersebut. "Sepertinya konstruksinya belum seles

  • Unforgettable   BAGIAN 46: CINTA YANG ANEH

    Lampu merah lagi-lagi menghiasi perjalanan Michael menuju tempat kos-kosannya, sialnya kali ini ia harus menunggu sekitar seratur dua puluh detik sampai lampu berubah warna menjadi hijau, ia pun memutuskan untuk melihat-lihat ke sekitarnya untuk menghilangkan rasa ngantuk dan rasa bosan yang ia rasakan.Pandangannya tertuju pada seorang gadis yang sedang memakai jaket hitam tepat tak jauh dari mobil yang ia kendarai. Entah mengapa sekilas ia melihat gadis itu, pikirannya mendadak membawanya pada Victoria karena Michael dapat merasakan betul ada sesuatu yabg mirip di antara kedua sosok itu.Michael pun memutuskan untuk mengamati gadis itu kembali, namun ia malah dikejutkan dengan fakta jika wajah gadis itu terlihat sangat mirip dengan Victoria."A-Apa j-jangan-jangan itu..."Michael dengan cepat segera memarkirkan mobilnya ke pinggir jalanan, ia terburu-buru turun dari mobilnya ingin mengecek apakah gadis barusan benar-benar Victoria atau bukan. Namu

  • Unforgettable   BAGIAN 45: BERHENTI SEMENTARA

    "Baiklah itu saja?" tanya Anna yang sedari tadi masih memperhatikan Brandon."T-Tidak, aku menyuruhmu ke sini sekalian ingin mengajakmu untuk...eum...""Untuk apa?" tanya Anna."Untuk pergi denganku ke Depok," ujar Brandon.Anna hanya terdiam, ia bingung, jika dirinya pergi lantas apa yang harus ia katakan pada sahabat-sahabatnya, juga ia masih memiliki tanggung jawab untuk melakukan tugas jaga di rumah sakit."B-Bagaimana dengan Jarvis? B-Bukankah biasanya kau pergi dengannya?" tanya Anna, ia sungguh bingung sekaligus khawatir dirinya hanya akan membebani Brandon selama perjalanan."I-Iya, namun Jarvis memiliki kesibukan lain untuk menyelidiki lebih dalam mengenai orang-orang komplotan berpakaian hitam itu, jadi dari pada aku pergi sendiri, aku memutuskan untuk megajakmu bagaimana? tanya Brandon, sebenarnya Jarvis bisa saja ajak pergi meskipun asistennya itu sedang menjalankan pekerjaan lain, namun kali ini Brandon ingin Anna yang men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status