Share

SEBUAH KENANGAN

“Hentikan, Sandra! Masih ada cara lain untuk membuat Vino bisa kembali!” teriak Alice yang keberatan dengan kenekatan Sandra.

“Tenang, Cantik! Dia telah mengambil keputusan. Itu adalah hal terindah buat kami,” ucap salah satu anggota dewan dengan diiringi tawa ketiga pria yang sama-sama berpakaian lapis emas dengan bola mata hitam pekat.

“Kak, aku mau mati bersama Bang Vino!” teriak Sandra yang semakin bulat tekatnya.

“Biarlah dia abadi di alam kematian bersama kekasihnya. Bukankah ini cinta paling romantis?”

Wanita tak bermanik mata berucap sambil melangkahkan kaki mendekat ke arah Sandra. Namun, Alice buru-buru menghadang saat langkah wanita tersebut tinggal selangkah lagi.

Wanita tersebut seketika menyeringai dengan raut wajahnya merah padam. Sandra yang sudah tak sabar, langsung berlari ke arah pintu yang terbuka lebar. Itu berada di belakang singgasana para dewan kematian.

Sandra yang telah sampai di ambang pintu melihat punggung Vino yang berdiri menatap cakrawala. Pria tersebut
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status