Accueil / Romansa / Valentine & Memories / 5 :: Namanya Bumi ::

Share

5 :: Namanya Bumi ::

Auteur: NadraMahya
last update Dernière mise à jour: 2021-03-10 22:46:20

Andai hidup itu semudah yang direncanakan.

Akan banyak orang yang menggunakan note book.____Meera.

****

Meera sudah siap dengan setelan kerjanya. Memakai rok yang sedikit diatas lutut Meera memadukannya dengan kemeja biru tangan panjang serta blazer berwarna cream.

Rambut Meera yang sudah di potong pendek kini membuat penampilannya lebih segar.

"Ayo anak mommy, kamu temani mommy bekerja ya," ucap Meera lalu kembali melihat pantulan dirinya didepan cermin.

Ada sebuah pesan dari Celine yang mengingatkannya untuk minum susu.

Meera segera membalas pesan tersebut lalu memesan taksi online.

🌼🌼🌼🌼

Tepuk tangan yang ramai tidak membuat Meera berbesar hati karena dia tahu di saat penerimaannya ini juga banyak karyawati yang membicarakan perihal dirinya.

Dia masih muda namun sudah diangkat menjadi Head Manager Marketing.

Derson Grub adalah perusahaan yang besar dan posisi yang dia dapatkan saat ini tentu tidak mudah.

Meera memiliki tekad, dan dia sudah mewujudkannya.

Hidup yang Meera jalani tidak mudah, meski dia di adopsi namun dia pernah merasa sangat kesulitan. Terutama saat dia kecil dan berada di panti asuhan.

Semenjak kecil Meera sudah berandai-andai kelak dia akan menjadi orang kaya raya. Dia juga selalu berdoa pada Tuhan agar kelak menjadi wanita yang hebat.

Namun sepertinya doa-nya mulai malam ini harus dia ubah.

Dia akan meminta pada Tuhan agar dijadikan seorang Ibu yang hebat.

Lamunan Meera terhenti saat sekertaris-nya mengetuk pintu.

"Ya masuk," jawab Meera.

"Maaf bu, sudah jam pulang kantor. Apa ibu ada keperluan lagi ?" tanya wanita bernama Sintya itu.

"Tidak ada Sintya, terima kasih untuk hari ini." Sintya tersenyum dan Meera juga bergegas untuk keluar dari ruangannya.

Mobil antar jemput dari perusahaan mengantarkan Meera ke tempat salah satu sahabatnya membuka usaha.

Kedatangan Meera membuat Reya terkejut karena dia memang tidak memberikan kabar sebelumnya.

"Meera loe kok gak bilang-bilang ?" tanya Reya dan Meera mengangguk saja sambil melihat-lihat beberapa roti yang tersedia.

"Gue tau loe cuma suka satu jenis roti," kata Reya lagi dan Meera tersenyum setuju.

Tanpa Meera sadari seorang pria tepat di depannya sedang memperhatikan Meera tanpa berkedip.

"Eh Meer loe masih ingat ? Ini Bumi sepupu gue," suara Reya membuat pria itu terkejut sepertinya.

Meera melambaikan tangannya dan sedikit memberi senyuman.

"Hai kak," sapa Meera dan Reya menggelengkan kepala melihat sikap Meera yang memang jutek.

Meera memilih duduk di salah satu tempat duduk cafe Reya.

"Re ada waktu gak besok ?" tanya Meera.

"Hai Meera." Tiba-tiba pria bernama Bumi itu duduk di depannya membuat Meera merasa sedikit terganggu.

Tidak ada senyuman dari Meera, dia malah melihat Bumi dengan tatapan aneh.

Reya sendiri sepertinya sibuk melayani beberapa pelanggan, kebetulan cafe Reya ramai sore itu.

"Kamu sudah kembali dari London ?" tanya Bumi dan Meera mengangguk.

"Sudah lama aku tidak melihat kamu, dan kamu semakin cantik saja." Meera sendiri bingung menjawab apa karena dia sendiri sebenarnya tidak dekat dengan pria bernama Bumi ini. Meera hanya tahu kalau Bumi adalah kakak sepupu dari Reya yang tinggal di Bandung.

"Kamu hanya sedang pulang atau sudah menetap ? Aku dengar dari Reya kalau kamu bekerja di London selama ini ?"

"Oh...itu iya. Ehm.. saya sudah pindah kesini kak. Kebetulan dipindahkan ke sini."

"Wah....bagus kalau begitu."

Meera seketika menaikkan satu alisnya dan Bumi sadar kalau tadi dia sangat bersemangat.

"Eh...maaf maksudnya bagus kan bisa pindah ke Negara sendiri."

Meera hanya mengangguk-anggukkan kepala dan memberi senyuman tipis.

🌼🌼🌼

Meera tidak pernah tahu kalau pria bernama lengkap Janeva Bumi Bimantara itu sudah sejak lama memendam rasa untuknya.

Meera pun pasti tidak tahu kalau pria yang sejak dulu sering mengiriminya pesan tanpa nama adalah Bumi.

Namun bagi Bumi dia tetap memiliki rasa itu dan tidak pernah berubah, dia suka mencari informasi tentang Meera dari Reya adik sepupunya, tapi sepertinya Reya yang tidak peka tidak mengetahui jika Bumi menyukai Meera sahabatnya.

Bagi Bumi mendengar Meera kembali ke Indonesia adalah satu hal yang sangat membahagiakan. Dia akan bisa mendekati Meera, dan kali ini dia tidak akan ragu lagi.

"Rey, gue balik deh. Loe masih rame ya ?"

Suara Meera membuyarkan lamunan Bumi, wanita yang sedari tadi mempusatkan perhatiannya pada Notebook itu sepertinya memutuskan untuk pulang.

"Eh iya Meer, sorry ya. Gimana kalau besok kita lunch bareng aja."

"Oke deh. Ntar kabarin di grub aja ya," kata Meera.

"Eh loe balik sama siapa ?" Reya tersadar jika tadi Meera hanya diantar oleh mobil kantornya.

"Gue naik taksi atau ojek aja, lagian banyak ojek juga di depan."

"Eh gak usah, biar diantar aja. Tuh kakak sepupu gue tercinta gak ada kerjaan." Apa yang di katakan Reya sepertinya membuka jalan bagi Bumi dan dengan cepat Bumi mengambil umpan itu.

"Iya Meera, ayo saya antar saja."

"Eh tapi__,"

"Gak apa-apa Meer, ini udah malem. Gue juga bawa mobil kok."

Meera sepertinya pasrah, dia menuruti saja permintaan Reya.

Bumi dengan cepat membukakan pintu cafe untuk Meera dan Reya hanya tertawa di tempatnya.

Tbc. 

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Valentine & Memories   29. End.

    Meera mungkin sudah gila, karena dengan beraninya dia memulai cumbuan panas mereka. Zyan tidak ingin melewati hal yang dia sukai tentunya, dan hanya Meera yang dia inginkan. Meera tidak bisa digantikan oleh wanita lain, desahan Meera membuat dia benar-benar gila. Begitu juga Meera, dia tahu ini berbahaya baginya namun tetap saja dia melakukannya. Meski mungkin ini adalah hadiah perpisahan untuk mereka berdua.Zyan memeluk erat dirinya saat puncak kenikmatan mereka gapai bersama, dan jelas Meera dengar Zyan mengatakan mencintainya lagi."Jika kau mencintaiku, maka hiduplah dengan Melisa." Mata Zyan yang terpejam tadi langsung terbuka saat mendengar itu."Apa-apaan kau Zean ?!" Zyan marah, dia merasa dipermainkan oleh Meera."Kau bertanya bagaimana aku bisa percaya bukan ? maka itulah jawabanku." Meera memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Dia memakainya lalu duduk kembali di hadapan Zyan.

  • Valentine & Memories   28 :: Divorced ::

    Satu bulan kemudian....Seorang wanita yang terluka tidak lagi membutuhkan ucapan cinta, namun sebuah kejelasan,serta kepastian.*****Bel rumah membuat Meera harus berjalan perlahan untuk membuka pintu. Dia baru genap satu bulan usai melahirkan putri cantik yang dia dan Zyan beri nama Harlein Meera Derson Ozvick. Zyan memang memaksa agar putri kecilnya itu tetap memakai nama Meera.Tidak seperti tradisi kerajaan sebelumnya, Meera dan Putrinya tidak hadir ke acara di Fortania, pesta penyambutan Putri Mahkota itu tidak dia hadiri dan semua sudah dia bicarakan baik-baik dengan Zira serta Alvian. Zyan yang terpaksa kembali ke Fortania untuk melakukan tradisi itu namun kini dia kembali ke rumah Meera. Meera sangat terkejut dengan kehadiran Zyan, dia belum memakai lagi bra-nya karena baru saja menyusui Harlein."Kau kenapa kesini ?""Melihat anak ku, apa tidak boleh ?""Ck, boleh hanya saja harusnya kasih aku pesan atau telpon dulu. Bagaimana

  • Valentine & Memories   27 :: To Late ::

    "Saat kalut kau mengatakan cinta karena takut. Lalu mampukah aku untuk percaya ?" ******Zyan masuk ke ruang rawat Meera, banyak orang disana namun dia merasa dia hanya berdua dengan Meera. Wajah pucat Meera membuatnya semakin merasa tidak berguna.Tidak ada yang tahu seberapa menyesalnya Zyan saat ini. Terlebih anaknya harus dipasangkan selang-selang di dalam sebuah tabung agar mampu bertahan hidup. "Zean sorry," ucapnya pelan dan mengecup kening Meera. Dia menggenggam jemari Meera hingga membuat tidur panjang Meera terusik.Perlahan dia membuka mata dan menyesuaikan sinar yang masuk mengusik penglihatannya.Netra indah milik Meera menangkap sosok yang sedang menggenggam tangannya itu. Dia mencoba mengingat semuanya lalu Meera menarik napasnya dalam. "Zyan," ucapnya. Membuat Zyan yang tertunduk mengecup tangan Meera langsung menatap sosok yang sudah membuka kedua matanya itu.Reya dan Celine yang menyadari jika Meera sudah sadar langsung berh

  • Valentine & Memories   26. My Baby Girl.

    Meera sedang berjalan-jalan seorang diri di sebuah mall. Membeli beberapa baju bayi dan perlengkapan lain untuk anaknya kelak.Saat antri di kasir dia melihat pasangan suami istri yang membeli perlengkapan anak juga. Aliran darahnya berdesir, dia iri. Melihat bagaimana hangatnya kedua orang itu.Mereka pasti menikah karena saling mencintai. Tidak seperti kisahnya yang menyedihkan. Lihat semua dia lakukan seorang diri, tanpa ada seseorang yang berada di sisinya.Meera segera menyelesaikan pembayaran lalu kembali ke rumahnya. Karena belanjaan cukup banyak Meera memutuskan menaiki taksi online agar lebih hemat.Saat didalam taksi telpon dari Reya masuk. Dia langsung saja mengangkatnya. Memang sudah tiga hari dari ia sampai dan Reya baru menelpon sekarang."Meer, sorry. Kemarin mau nelpon balik gue kelupaan terus.""Gak apa-apa kok," jawab Meera seadanya."Loe baik-baik

  • Valentine & Memories   25. Alone.

    Meera tiba di Bandara, dia merasa perutnya benar-benar keram sehingga dia harus duduk sebentar di bangku tunggu. Mencoba menelpon Reya sahabatnya namun tidak juga diangkat, Meera tahu keadaan sudah berubah dan hubungan mereka semua sudah menjauh. Dia juga sudah lama meninggalkan semua sahabatnya tanpa tahu kabar mereka semua dengan pasti. Meera masih mencoba menghubungi Arka namun juga sama, tidak diangkat.Wajah Meera sudah pucat dan dia benar-benar tidak sanggup untuk berdiri."Meera," panggilan seseorang membuat dia melihat ke sumber suara."Ya ! anda siapa ?" tanya Meera sopan."Ck, Meer ini aku Dhimas." Meera mencoba mengingat membuat pria itu menunjukkan foto lama mereka. Meera terkejut dengan perubahan pria dihadapannya ini. Dulu Dhimas sangat culun tapi sekarang benar-benar berbeda."Ya ampun loe berubah banget ya !" Meera tersenyum tulus, dia juga dulu dekat dengan Dhimas. Lalu Dhimas

  • Valentine & Memories   24. I'm Go

    "Zyan ada apa ?" tanya Meera sekali lagi saat tidak mendapati jawaban dari Zyan dan malah pria itu pergi begitu saja dari hadapannya membuat Meera harus mengikuti Zyan dari belakang.Hingga mereka sampai didalam kamar Zyan belum juga menjawab pertanyaan Meera. "Kau mau pergi ?" Zyan menarik napas lalu mengajak Meera duduk di tepian tempat tidur."Hei ada apa ?" kata Meera menyentuh rahang Zyan."Melisa," kata Zyan membuat jantung Meera pun tak karuan. "Melisa mencoba bunuh diri dan sekarang dia berada dirumah sakit." Meera ikut terdiam bersama Zyan, lalu Zyan berdiri sehingga Meera tersadar dari pikirannya sendiri."Maaf Zean aku harus pergi untuk beberapa hari, kau tidak apa ?" Meera hanya mengangguk, wanita mana yang mau suaminya menemui wanita lain terlebih itu adalah mantan kekasihnya. Mantan kekasih ? Meera bahkan tidak tahu jelas statusnya dan Zyan.Zyan mengecup keningnya lalu pergi dari

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status