Share

05. Rahasia Mansion Grim

Penulis: Diosa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-10 11:11:07

Setelah membersihkan diri, berganti pakaian dengan gaun cantik ala bangsawan, Elora keluar dari kamar—dan sudah disambut oleh dua pelayan wanita kembar.

Dia tidak mengerti. Sebagai vampire, harusnya seluruh inderanya bekerja dengan baik, tapi kenapa punyanya sangat tumpul? Kenapa indera penciumannya hanya tajam ke Damio? Apa dia memang vampire bodoh? kalau benar, pantas saja jadi tumbal di adegan prolog.

Pelayan satu, yang bermata hitam menyambut, "Nona Elora, selamat pagi, saya Mina."

Saudarinya yang bermata coklat terang ikut memperkenalkan diri, "saya Mita, Nona."

Elora bersyukur bisa membedakan mereka lewat warna mata. Dia bertanya, "berapa banyak pelayan disini?"

"Hanya kami, Nona."

"Apa? Tapi rumah ini besar, memangnya manusia biasa ... Maaf, maksudku, kalian tidak capek?"

"Kami semua yang bekerja untuk Tuan Damio memiliki darah serigala, Nona. Kami punya fisik yang kuat, jadi bukan masalah. Lagipula, Tuan Damio tidak percaya orang luar."

Elora melongo. Ini artinya mereka semua, Haervis, Fionnan, dan kedua pelayan ini adalah manusia serigala?

Di novel, diceritakan secara singkat kalau manusia serigala adalah musuh alami vampire.

"Ka—kalian ... kalian ... serigala ... aku ..." Elora tegang, tidak tahu caranya bertarung.

Bagaimana kalau dia dikeroyok para pelayan disini, sementara Damio sedang pergi? Apa ini alasannya dia ditinggal di mansion? untuk jadi makanan pelayan?

Mita dan Mina bingung dengan reaksi Elora. Mereka kompak bertanya, "Nona tidak apa-apa?"

"Aku vampire."

"Iya, kami tahu."

Tiba-tiba, suara langkah kaki mendekat. Sosok sang kepala pelayan datang. Dia menyela, "Mina, Mita, kalian membuat Nona menjadi takut. Tolong jangan salah paham, Nona— kami bukan serigala yang senang berseteru dengan vampire."

"Benar?" Elora sedikit lega.

"Iya, Nona."

"Jadi, Damio ... maksudku Duke Grim tidak meminta kalian menghabisiku?"

Kepala pelayan itu tersenyum, seperti tak mengira kalau ada vampire yang begitu penakut dan polos seperti Elora.

Dia menjelaskan, "Nona, justru kami yang akan dihabisi kalau membiarkan Nona terluka. Jadi, mari ikut kami ke ruang makan, kami sudah menyiapkan sarapan untuk Nona."

Elora mengangguk.

***

Di novel tak dijelaskan lebih lanjut tentang kehidupan para vampire, termasuk dari daratan Vesper. Jadi, Elora tidak mengira tetap bisa merasakan makanan enak.

Layaknya anak kecil, dia melahap apapun yang ada di meja makan. Porsi makannya masih sama seperti sebelum dikirim ke novel.

Iya, porsi jumbo.

Dia menunjukkan potongan daging dari garpu. "Wah, ini enak sekali. Ini apa? daging apa? Dibumbui apa kok enak ... gurih, manis, asin, enak banget."

Haervis yang setia berdiri di sebelahnya, menjawab, "itu daging rusa buruan Sir Fionnan dari hutan Floryenan yang terkenal akan kelembutannya. Tuan Damio memintnya berburu itu semalaman untuk diberikan ke Nona. Rusa Floryenan hanya bisa ditemui saat malam."

Elora tidak terlalu mengerti, dimana juga hutan tersebut, namanya juga sulit sekali. Dia tidak ingat membacanya di novel. Tetapi, dia sangat yakin rasanya jauh lebih enak dari daging sapi supermarket.

Dia tak bisa berhenti mengunyah. "Enak sekali, tapi kenapa Dam— maksudku Duke Grim sampai meminta pengawalnya berburu rusa khusus ini?"

"Kemarin Tuan Damio berkata kalau Nona perlu banyak nutrisi agar tenaga Nona kembali terisi setelah semalaman bersama Tuan."

Telinga Elora merinding. Ucapan itu bermaksa ganda. Dia sampai terdiam, daging yang ada di atas garpunya pun jatuh ke piring.

Dia menoleh ke Haervis yang ternyata menahan senyuman. "Dengar, jangan salah paham, tidak terjadi apapun semalam. Aku tidak melakukan apapun yang aneh dengan Duke Grim."

"Iya, Nona."

Elora kesal karena kepala pelayan itu masih menahan senyuman yang menandakan tidak percaya.

Untuk menepis rasa malunya, dia lanjut makan daging panggang rusa lagi.

***

Setelah makan, Elora diajak berkeliling oleh kepala pelayan Haervis. Dia dikenalkan dengan beberapa ruangan, mana yang boleh dimasuki, dan mana yang tidak boleh dimasuki kecuali dengan ijin Damio.

Dari seluruh pintu larangan, ada satu yang menarik perhatian Elora. Sebuah pintu kayu ganda yang memiliki ukiran seperti jantung.

Di bagian tengah, gagang pintunya dililit oleh rantai yang telah karatan serta gembok misterius yang memiliki lambang keuarga Grim.

Saat berdiri terlalu dekat dengan tempat itu, Elora merasa ada angin yang keluar dari dalam melalui celah bawah pintu.

"Tempat apa ini?" Elora yakin tidak ada penjelasan lengkap tentang ruang rahasia di kediaman keluarga Grim.

"Ini adalah ruang terlarang nomer satu di kediaman Grim, tempatnya mengarah ke ruang bawah tanah, tidak pernah dibuka sejak kepala keluarga pertama meninggal dunia."

"Saat ini Duke Damiano Grim adalah kepala keluarga ke tiga belas, berapa ratus tahun tidak buka?"

"Saya tidak tahu pasti."

"Memangnya di dalam ada apa?"

"Saya tidak boleh mengatakan tentang tempat ini. Maafkan saya."

Elora tertegun sejenak, mencoba mengingat-ingat, apakah ada deskripsi tentang rahasia keluarga Grim?

"Eizabell ..." Dia bergumam lirih.

Di novel, dikatakan kalau wanita itu ingin menguasai tempat ini setelah mengkhianati Duke Damiano Grim.

Apakah itu maksudnya untuk mendapatkan sesuatu di balik pintu terlarang ini? Apakah ini sesuatu yang hanya bisa dimiliki jika Damio mati?

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   110. TAMAT

    Elora bangun dari tidur panjangnya. Dia mengerjap-ngerjapkan mata, melihat langit-langit yang familiar.Ah, kamar tidurnya yang biasa saja.Dia bangun sambil memijat keningnya. "Bangun tidur bukannya tubuh membaik, tapi malah sakit kepala. Apa aku kebanyakan kerja? Untung saja sekarang Minggu ... Minggu 'kan?"Dia meraih ponselnya yang ada di meja nakas samping ranjang, dan memang benar sekarang adalah Minggu jam tujuh pagi.Dia tertegun sejenak, melihat kamarnya yang berantakan seperti biasa. Entah mengapa dia merasa sangat sedih.Dia menyentuh dadanya, air mata mendadak keluar dari kedua matanya. Ini membuatnya makin bingung.Dia mengusap air mata itu, lalu bergumam, "ada apa denganku? Aku menangis? Rasanya seperti sudah bermimpi lama sekali ... Apa ini alasan kenapa tubuhku kaku?"Tak mau membuang-buang waktu, dia turun dari ranjangnya, lalu melihat diri sendiri di depan cermin meja rias. Untuk sejenak, dia memperhatikan wajah sendiri."Aneh ... Aku seperti bermimpi sangat aneh, ta

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   109. Tidak Ada Gunanya Hidup (b)

    'Jangan ... Damio ... Cepat pergi, tinggalkan aku di sini. Jangan mati bersamaku.'Itu adalah kata yang seharusnya diucapkan Elora, tapi tak bisa keluar. Dia hanyalah sisa jiwa yang masih bersemayam di tubuh Elora si vampire. Suara Damio pun semakin lirih, membuktikan bahwa sebentar lagi dia benar-benar akan menghilang.Tetapi, dia tidak mau Damio ikut pergi bersamanya. Ini sangat tidak masuk akal. Kenapa pria ini mau mati bersamanya, orang yang hanya bisa menjadi beban.Dia ingin menangis.Damio membelai pipi Elora, bibirnya tersenyum. Entah mengapa dia seperti bisa mengetahui perasaan Elora yang masih tertinggal.Dia berkata, "aku tahu kamu pasti memintaku untuk pergi dari sini, tapi tidak bisa. Kakiku terluka. Aku akan menemanimu sebentar lagi. Aku sudah tidak ingin berada di dunia ini, Sayang. Jika kehidupan lain itu memang ada ... Aku ingin hidup bersamamu."Usai mendengar itu, Elora benar-benar terharu. Dia tak lagi bisa mendengarkan apapun, yang bisa dia lakukan adalah pasrah s

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   108. Tidak Ada Gunanya Hidup (a)

    Pertarungan puncak sudah berlangsung berjam-jam, pasukan kerajaan yang dipimpin oleh sang raja Bernardo II dan jenderal perangnya telah mendominasi peperangan itu.Saat jenderal perang menghabisi seluruh pasukan yang bukan manusia biasa dan penyihir-penyihir kuat, Bardo dibantu oleh Hanter berhasil memojokkan Tordes.Pada dasarnya Tordes memiliki kemampuan sihir yang luar biasa, tapi fisiknya cukup lemah. Lama kelamaan, dia tidak bisa mengimbangi kecepatan dari hanter. Semua orang sudah tumbang, menyisakan dirinya dan beberapa penyihir saja.Sementara itu, para pendeta yang juga merupakan anggota dari bangsawan yang ikut berperang menetralisir efek dari ritual dengan berbagai barang suci. Beruntung, mereka tidak terlalu terlambat untuk menutup lagi gerbang menuju ke neraka.Kejadian ini mengingatkan Bardo akan deskripsi di buku semasa perang ratusan tahun silam yang menghilangkan banyak nyawa penyihir. Seperti inilah wujud dari peperangan itu.Hampir separuh pasukannya harus tiada, te

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   107. Kematian Menyedihkan

    Api menjalar sangat cepat di bangunan tempat persembunyian. Elora mulai panik merasakan Hawa panas yang familiar. Kenapa setiap kali pergi selalu saja ada yang membakar tempat yang dia jadikan persembunyian?Ini memuakkan.Dia berlari di bersama si kembar untuk mengungsi ke area bangunan yang belum terbakar. Mereka menunggu kedatangan Fionnan dulu.Bagaimana pun, di luar juga cukup darurat, di mana para manusia serigala menyerang dari berbagai arah.Leandro pun masih dihadang oleh Haervis yang sudah ngos-ngosan. Sedangkan, Fionnan sibuk di belakang dengan para manusia serigala.Elora menjadi khawatir dengan mereka berdua. Dia juga khawatir terhadap Damio. Tak berselang lama dari itu, dia merasakan kehadiran yang familiar pula.Langkahnya pun terhenti.Ini membuat pelayan kembar menjadi panik dan menoleh. Mita bertanya, "nona kenapa berhenti? Ayo kita tetap berlari."Mina ikut mengatakan, "iya, Nona. Area ini sudah terbakar. Kita harus ke belakang. Di sana ada Sir Fionnan.""Damio ...

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   106. Kematian Kedua Kali

    Leandro datang ke bangunan tempat persembunyian Elora. Dia sedikit beruntung karena ada serangan dari kelompok manusia serigala yang mendekat. Dengan begini, dia bisa mendekat ke jendela, tepat di mana ruangan Elora berada. Dia berniat untuk memecah jendela itu, lalu masuk.Akan tetapi, sebelum niatnya terpenuhi, Haervis sudah terlebih dahulu menghampirinya, lalu berniat menendangnya.Leandro berhasil menghindar sehingga tendangan Haervis hanya mengenai udara."Serigala sialan," umpatnya.Haervis bersiap untuk menyerang lagi. Mimik wajahnya terlihat serius, tapi sebenarnya dia juga sedikit lelah. Dia sudah bertarung terus menerus, wajar saja kehabisan tenaga.Dia tidak yakin bisa menahan vampire itu lebih lama, jadi berharap agar Fionnan segera membereskan para manusia serigala yang mengamuk.Leandro tersenyum. Dia sudah tahu kalau Haervis sudah mencapai batasnya. "Kamu pasti mati kalau melawanku begini.""Aku tidak peduli.""Kenapa kalian sangat protektif pada Elora? Aku cuma ingin m

  • Vampire Kesayangan Duke Berbahaya   105. Untuk Terakhir Kali

    Serangan Leandro terpaksa terhenti karena kekacauan yang terjadi tepat di tengah malam. Dia tidak bisa berkonsentrasi karena pepohonan banyak yang tersambar petir dan roboh.Dia juga tidak melihat Fionnan kembali. Pengawal itu jelas sudah kembali ke rumah untuk memperingatkan akan bahaya.Dia sendiri juga tidak mengira kalau terdengar lolongan serigala di kejauhan. Pandangannya menengadah ke langit, mendengarkan lolongan itu yang tiada henti.Semakin dekat .. dekat .. dan dekat saja."Sialan." Dia mengumpat karena tidak rela Elora diserang oleh para serigala. Tetapi, dia tidak ada waktu meladeni musuh yang tiada habisnya ini.Selain itu, manusia serigala saat bulan purnama begini sangatlah kuat, berkali-kali lipat kuatnya dari biasa. Akan butuh banyak waktu untuk meladeni mereka.Dia tidak peduli apapun, dan berlari menuju ke bangunan tempat Elora seharusnya berada.Begitu keluar hutan, dia langsung disambut oleh petir yang hampir saja menyambarnya. Berdiam diri di tengah halaman sep

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status