ログイン"Well, maksudku aku tidak mau repot membawamu ke rumah sakit malam-malam seperti ini di negeri orang. Jadi jangan sampai kamu pingsan, patah tulang, dan sebagainya." Theo terkekeh kecil.
"Badjingan!" Thom melotot, mencibir sahabat nya itu. Sedari kapan Theo terlihat khawatir? Bukannya tadi sore, sejak keduanya bertemu di salah satu restoran hotel berbintang di Makau, Theo terus -terusan tertawa, riang dengan prospek pertandingan malam ini? Hei, bukankah sebenarnya sejak tiga minggu lalu, saat dia nyatakan ide gila ini, Theo masih menganggap pertandingan ini lelucon menarik? "Kamu pasti bosan dengan pertandingan itu-itu saja di klub kita, Thomas?" Theo mulai membuka pembicaraan dengan Thom setelah Jam kerja."Nah, aku punya ide hebat, kawan. Kau tidak akan mampy menolaknya." Maka meluncurlah ide gila keduanya. Walaupun banyak orang tidak menyadarinya, hampir setiap kota besar dunia memiliki klub petarung. Termasuk kota judi terbesar di Asia, Makau. Anggota klub biasanya mencapai ratusan orang. Datang dari seluruh dunia. Eksekutif muda yang membutuhkan hiburan berbeda. Eksekutif papan atas perusahaan multinasional, anggota partai politik, pejabat senior pemerintahan, polisi, anak-anak muda pengusaha sukses, lawyer terkenal, konsultan papan atas, bahkan artis tersohor. Kalian tahu bintang film k****u yang terkenal itu? Dia juga anggota klub. Mesti, ada perbedaan signifikan antara jago k****u di film dan anggota klub petarung yang tidak pernah berani ikut bertarung. Takut wajahnya rusak dan menganggu jadwal shooting-nya. Anggota klub mereka lebih beragam dan lebih luas, berbeda dengan klub petarung di Jakarta. Termasuk anggota wanita. Inilah Makau. Tempat berkumpulnya uang, kekuasaan, dan seluruh gaya hidup di kawasan Asia. Termasuk para klan hitam mafia dan sejenisnya. Mereka juga berkumpul di sini meski sekedar untuk mencari hiburan saja. Thom meregangkan kedua bahunya pelan. Meringis pelan menahan rasa pedih dibahu kanan dan pelipis kirinya. Beruntung Theo berhasil melobi ketua inspektur pertandingan tadi. Jika tidak ia pasti akan babak belur. Selama dua minggu kedepan Thom tidak akan bisa menghadiri acara konferesensi internationalnya. Sangat disayangkan andai Thom tidak dapat menghadiri acara konferensi tersebut. Di detik-detik terakhir sebelum pertandingan Theo berhasil membujuk inpekstur, jika pertandingan kali ini hanya untuk pencitraan seorang Thom berhasil melangkah kedunia pertarungan international. Bukan untuk sebuah kemenangan. Jadilah, Thom dan Lee pura-pura bertanding diatas Arena. Kurang lebih setelah lima menit berada diatas arena, Thom menyerah dan turun dari arena ketika pukulan Lee menyentuh pipi kirinya. Mesti harus menahan malu karena sebelumnya Theodor telah membesar-besar kan cerita tentang dirinya. Tinju kanannya bisa menghancurkan tembok kota dan tinju kiri nya dapat meleburkan baja. Tapi setidaknya ia tidak babak belur dan masih bisa mengarang kebohongan baru di club petarung Jakarta. Bagaimana pun juga Thom tetaplah Thom petarung tak terkalahkan di ibu kota Jakarta selama dua tahun berturut-turut. Matanya membulat membeliak kaget saat melihat seorang gadis muda yang ia perkirakan berusia 18 tahun, setinggi 160 cm naik ke atas arena tanding. Melangkahkan kakinya ke lingkaran merah mantap. Ayunan kakinya anggun dan tegas. Menapak di atas arena pertandingan. Tak sedikit pun mimik cemas atau takut muncul di wajahnya. Yang ada hanya ketenangan berhias raut wajah datar dan sunyi. Rambut panjang lurus hitam pekat yang diikat kucir kuda menambah kesan tegas dan dinginnya. Baru pertama kalinya Thom melihat perempuan seberani itu. Naik keatas arena pertandingan menantang sang juara bertahan makau yang tak terkalahkan. Di club petarung Jakarta pun Thom dan Theo belum pernah melihat seorang gadis muda menantang petarung pria. Ini adalah kali pertama keduanya menonton pertandingan seorang gadis muda dengan petarung hebat seperti Lee. "Huuuuuuuuuuuuuuu............." Seruan para pengunjung menggema di langit-langit ruangan. Menyoraki pertandingan yang berlangsung tidak lebih dari tiga puluh detik. Sungguh pertarungan paling mengejutkan sepanjang masa. Belum sempat Thom dan Theo duduk di sofa yang disediakan oleh ketua inspketur. Gadis muda itu telah kembali turun dari atas arena. Mengayunkan kakinya santai menembus kerumunan pengunjung. Meninggalkan Lee sih monster terkapar di dalam lingkaran merah tanpa menoleh sedikit pun. Pandangannya lurus ke depan menembus kerumunan pengunjung yang terpesona oleh ketangkasan dan kebengisannya dalam bertarung. Thom menghela napasnya pendek, tersengal. Saat ia menoleh ke ring arena pertandingan. Matanya tak berhenti tertujuh ketubuh Lee yang tergelatak di lantai dengan kondisi mengenaskan. Mata kirinya bengkak menghitam bekas tonjok kan, hidungnya miring ke kanan bertanda jika tulang rawannya patah, sudut bibirnya pecah mengeluarkan darah segar, lengannya terlihat penuh dengan bekas pukulan, mirisnya kaki kanannya juga patah. Kulit disekitar area patahan tulang mulai berubah warna biru keunguan. Perlahan pembengkakan mulai terjadi bertanda bahwa patahan tersebut akan mengalami peradangan, jika tidak segera ditangani oleh ahlinya. Beruntung inspektur club petarung mereka selalu siaga. Sehingga Lee bisa mendapatkan waktu pertolongan terbaik. Jika tidak, mungkin Lee akan kehilangan apa itu makna hidup untuk selamanya. "Awwww.........." ringis Thom kesakitan saat cairan Povidone-lodine menyentuh lebam di wajahnya. "Tahan dong! Kau kan laki Thom!" Serkah Theo yang sedang mengoleskan antiseptik di pelipis sahabatnya itu. "Tahan matamu itu" sentak Thom menahan sakit di pelipisnya. Sementara, Thom mengobati lukanya duduk di sofa tamu yang disediakan inspektur. Gadis asing itu melemparkan hadiah kemenangannya sebanyak 900 ribu dollar ke udara. Membuat teriak-teriakan kegembiraan kembali terdengar menggema di udara langit-langit ruangan. Para pengunjung saling dorong mendorong demi mendapatkan selembar kertas Keduanya, terperanjat kaget melihatnya. Bukan nya setiap petarung yang datang ke club petarung ini. Sampai rela mengorbankan nyawa mereka sendiri. Mengharapkan hadiah besar yang telah dijanjikan oleh pihak penyelenggara. Lalu, kenapa gadis muda itu menghambur -hamburkkannya ke udara. Membuat para pengunjung saling dorong memperebutkan uang 900 ribu dollar as tersebut. "Wawwww......." mulut Thom terbuka lebar ternganga saat gadis asing itu melintas di depannya dan Theo. Ia sungguh tak percaya di dunia ini ada makhluk berjenis perempuan seperti dia. Tidak hanya cantik tapi ia berani tegas, berwibawa, kuat, dan tangguh. Gadis asing yang berhasil memikat hatinya di pandangan pertama. "Woyyyyy......sann aja kali, bro" Theo mengibas kan tangannya di depan wajah Thom yang tampak termangu. "Bro...bro...." Theo melambaikan tangannya beberapa kali, mencoba menyadarkan Thom. "Biarkan saja temanmu mengaguminya selagi bisa, Theo." Seloroh kepala inspektur yang menyusul duduk di depan keduanya. Theo diam tak bergeming sejenak. Mencoba mencerna kebingungannya dengan maksud sang kepala inspektur. Sampai ia menyadari satu hal. Tamu istimewa yang disebut inspektur pertandingan bukan mereka berdua. Tapi gadis cantik berusia 18 tahun itu. Sungguh, gila Theo benar-benar tak menyangka tamu istimewa yang dimaksud adalah gadis misterius tersebut.Pukul 18:00 Kesia berdiri di tepih jalanan kota Oxfordshire, Inggris. Menunggu supir dari Blenheim Palace menjemput dirinya. "Nona Kesia," sebuah mobil merek terkenal menepih. Supir menurunkan kaca. Melirik Kesia sekilas. Memastikan. "Iya" Kesia mengangguk pelan. Pintu mobil terbuka otomatis. Kesia mengangkat koper 20 Inchi miliknya masuk. Duduk di kursi penumpang. Mobil melaju lurus ke depan. Entah kemana tujuannya. Yang pasti bukan Blenheim Castle. Kesia tahu anjing yang dibesarkan oleh keluarga Churchill bertahun-tahun, menggigit majikannya sendiri. Dua jam lalu Kesia sengaja meminta nomor telepon supir yang akan menjemputnya. Lalu ia memberikan nomor tersebut kepada salah satu kenalannya. Dalam hitungan menit kenalannya menemukan pengkhianatan tersebut. Guna mencegah ular keluar dari sarangnya. Ia berpura-pura bodoh. Padahal ia telah merencanakan banyak hal untuk menyelematkan orang paling penting dalam konferensi politik malam ini. Malacy Percy. Kepala keluarga Percy. Or
Thom melangkah masuk. Menyusuri setiap lorong Alnwick Castle. Berjalan menuju ruang makan pribadi keluarga Percy. Di sana ibunya Vivienne tampak sedang menikmati camilannya sambil menonton acara televisi, bersama ipar dan keponakannya. "Paman___kamu mau tidak anggur yang di tanam Oma sendiri?" Sapa gadis kecil berusia sepuluh tahun itu saat melihat kedatangan Thom.Thom mengutipnya sebutir. Mengunyah sebutir anggur tanpa sepatah katapun. Mengambil remote televisi di atas meja. Duduk di sofa tepat di sebelah ibunya. Mengganti siaran televisi menjadi saluran berita internasional. Mengamati seksama setiap berita yang ditampilkan oleh penyiar. Nona Berry. Sepenggal nama yang mengguncang dunia pers selama beberapa tahun ke belakang muncul di layar sepanjang 100 Inchi tersebut. Membawa gosip baru dalam dunia konglomerasi dan elit Global. Berita tentang penembakan massal di Kota Saint Petersburg. Disusul dengan berita perjudian Nayla Wilson. Serta pelecehan sexual yang dilakukan Nath
Tingg____ Peluru yang harusnya menembus kepala Theodor Percy. Berbalik. Terlempar menjauh jatuh ke danau di halaman depan Blenheim Palace. Brukkkkk____ Seorang pria berpakaian serba hitam jatuh dari lantai atas Blenheim Palace ke lantai dasar. Mengejutkan para pelayan yang telah tertidur lelap. Srakkkkk_____ Desingan tessen yang menutup rapat kembali ke tangan pemiliknya. Memekakan telinga semua orang yang berada di sana. Termasuk para pelayan yang berada di lantai berbeda dengan para darah-darah istimewa di lantai utama. Mereka mau protes. Tetapi gadis pemilik tessen itulah yang menyelamatkan nyawa mereka malam ini. Andai ia tidak tiba tepat waktu. Nyawa mereka dapat dipastikan akan hilang sia-sia. Srrrr____ Kipas berbahan dasar besi dari negeri matahari terbit itu kembali terbuka. Tapi dengan suara yang lebih halus dan tidak menyakitkan gendang telinga kali ini. Gerakan mengayunnya lembut, terukur, dan pasti. Menciptakan suara yang lembut dan menenangkan. Sekali
Waw! Satu kata yang berhasil Theo ucapkan saat helikopter tipe Airbus H225 Super Puma tiba di Blenheim Palace Castle. Kekaguman, hanya itu yang bisa di gambarkan dari wajah Theo saat ini. Kemarin malam ia telah terpesona oleh indah dan megahnya Castle of Edinburgh.Hari ini ia dibuat terperangah oleh rumah pedesaan mewah berarsitektur Barok di Oxfordshire, Inggris, yang dibangun untuk Duke of Marlborough pertama setelah kemenangan militernya. Dan masih menjadi rumah keluarga Churchill hingga hari ini, menampilkan arsitektur megah, taman luas, dan berbagai acara serta atraksi. Theo tak pernah mengira jika dalam hidupnya ia memiliki kesempatan berkunjung ke Blenheim Palace, yang merupakan Situs Peninggalan Warisan Dunia UNESCO, dan tempat kelahiran Sir Winston Churchill. Bukan sebagai turis melainkan sebagai tamu terhormat keluarga Churchill pada pertemuan konferensi politik suksesi takhta Prince William of Wales. Saudara jauh keluarga Percy. Malacy mengenalkannya pada orang-oran
Thom merogoh ponselnya di saku celana linennya. Mencari kontak Beni disana. Menekan tombol telepon. Melakukan panggilan kepada bawahan kepercayaannya. "Kapan kamu tiba di Britania Raya, Ben?" ucap Thom lemas, tak berdaya. "Pak, anda gila yah? Baru dua hari mustahil tiang tiba di laut utara. Paling cepat tiang bisa sampai di sana 8 hari lagi, itu kalau Opa atau Tuan Liem tidak membelokkan arah kapal." Jelas Beni, mengamati samudra memperhatikan ketinggian gelombang. "Ben, putar balik. Kita ke pelabuhan Sunda Kelapa!" Terdengar dari seberang telepon Opa berteriak memerintahkan bawahan cucunya putar balik ke Sunda Kelapa. Mengubah arah kapal secepat kilat. "Tapi pak?" "Anak itu? Biarkan saja, ayahnya punya banyak kapal pesiar di pelabuhan." Serkah Opa mengabaikan Thom yang tengah menelepon dari seberang sana. "Opa" terdengar suara cicitan, jeritan Thom yang tak jelas dari balik telepon memprotes tindakan semena-mena Opa-nya Mingzhe. Sweater lengan panjang full neck de
Beni menarik napasnya dalam. Mengatur sirkulasi udara di paru-parunya sebaik mungkin. Pak bosnya itu memang diluar nalar. Baru saja ia tiba di pelabuhan Makau. Thom sudah memintanya kembali berlayar ke pelabuhan Sunda Kelapa.Pada awalnya kapal pesiar ini akan dibawa ke pelabuhan Sunda Kelapa. Tapi karena Opa, Om Liem, dan satu sosok penting yang meminta kapal dibelokkan ke perairan laut cina selatan.Maka ia hanya dapat mengikuti perintah sesuai arahan saja. Berlabuh ke perairan laut Cina Selatan guna menjemput bosnya secara langsung. "Sudahlah! Thom! Berhenti bertengkar dengan ayahmu!" sungut Opa yang mulai bosan menasehati cucunya. "Hanya karena perempuan jahanam itu! Kamu bertengkar dengan ayahmu sampai selama ini!" Tuding Opa mengacungkan cari telunjuknya ke wajah cucunya, Thom."Salahnya!" Kilah Thom membela dirinya. "Tidak peduli siapa yang salah! Akhiri keributan ini sekarang juga!" Tukas Opa menghentakkan kakinya, kelantai kabin. Menggeser kaki kanan nya lalu duduk di sof







