Share

011 - Tak Ada Yang Spesial Darinya

Seringkali, orang baru menyadari betapa berharganya sesuatu setelah kehilangannya. Sama seperti Benigno yang kini mulai merasakan kehilangan pegawai andal seperti Victor.

  

Terlepas dari seberapa sering dia memarahi Victor, kenyataan Victor telah bekerja untuknya selama lima tahun pastilah memiliki arti baginya.

  

Sebenarnya dia sudah mendapatkan pengganti Victor. Namun hal itu membuatnya semakin sadar, betapa sulitnya mencari karyawan sebaik dan seloyal dirinya.

  

Lagi pula, di mana lagi dia bisa menemukan seorang lulusan universitas ternama, yang mau bekerja untuknya begitu lama sebagai pengantar pizza.

  

“Sudah kubilang! Anda akan merindukannya. Pria seperti dia sangat langka saat ini,” kata seorang pelayan, seorang gadis remaja cantik berwajah ceria dan polos berambut hitam tebal, sambil menggoda Tuan Benigno.

  

“Diam kau! Kenapa kau tak keluar saja sana dan ajari si anak baru itu sesuatu,” bentak Benigno sambil berlalu pergi.

  

Dia kembali ke kantornya, mengambil telepon, dan mencoba menghubungi Victor lagi. Tapi Victor tidak menjawab panggilannya, membuat pria Italia gemuk dan berkumis tebal itu semakin kesal.

  

Faktanya, Victor memang hampir sampai. Itu sebabnya dia tidak peduli untuk menjawab panggilan masuk dari Tuan Benigno.

  

Ketika sampai di sana, Victor mendapati si karyawan baru yang menggantikannya, dan sepertinya anak baru itu kesulitan menghidupkan skuternya. Victor tahu betul kondisi aneh skuter itu karena sudah menggunakannya selama bertahun-tahun.

  

“Bolehkah aku mencobanya?” dia bertanya.

  

Anak baru itu sedikit terkejut dan berbalik. Dia tidak menjawab, hanya memberi Victor ruang untuk mencoba menyalakan skuternya.

  

Awalnya Victor mencoba menyalakannya dengan cara biasa. Dan memang starternya tidak berfungsi. Dia bahkan tidak mendengar ada respon saat skuternya distarter.

  

Tapi Victor sama sekali tidak terlihat bingung. Dia hanya menekan rem tangan di sebelah kiri dengan sedikit perasaan, dan dengan sedikit menarik pedal gas. Ajaibnya, terdengar suara pengapian dari skuter itu meski Victor tidak menekan starter sama sekali.

  

“Eh? Bagaimana bisa?” Anak baru itu bergumam tidak mengerti.

  

“Bagian starter ini tenggelam karena terlalu sering ditekan. Jadi terkadang starternya tidak berfungsi, atau mungkin malah selalu aktif untuk menyalakan mesin karena tersangkut di dalam, dan itu membuatnya aus,” jelas Victor.

  

Anak baru itu menyipitkan matanya dengan wajah berkerut. Ia sedikit heran bagaimana orang yang baru ia temui ini bisa langsung mengetahui kondisi skuter tersebut.

  

“Lalu, bagaimana kamu menyalakan skuter ini saat berulah seperti ini?” tanya anak baru itu.

  

“Pernah kau mendengar skuter ini berbunyi seperti ada pengapian saat menekan rem di sisi kiri ini?” tanya Victor.

  

Anak baru tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan seperti itu. Dia baru bekerja untuk Tuan Benigno selama sehari. Dia tidak terlalu memperhatikan perilaku skuternya.

  

“Siapa namamu?” tanya Victor.

  

“Toto!” Jawab anak baru itu.

  

“Jadi, Toto! Kalau nanti starternya tidak berfungsi, tinggal tekan saja rem sebelah kiri ini,” lanjut Victor.

  

“Serius? Bagaimana bisa?” gumam Toto tak percaya.

  

“Aku tak tahu juga bagaimana bisa. Sebelumnya aku hanya menyadarinya secara tidak sengaja,” jawab Victor.

  

Victor mematikan skuternya sehingga dia bisa menunjukkan kepada anak baru itu cara menghidupkannya kembali. Pengapian tidak selalu terjadi, melainkan hanya terjadi sesekali saat ia menekan rem.

  

“Kalau kau mendengarnya, jangan tekan remnya lebih jauh. Pas saat berbunyi seperti ini, tahan saja sampai skuter ini menyala. Posisinya tidak pernah sama, jadi kamu perlu merasakannya, hingga terdengar skuter itu mulai menyala dan tahan,” jelas Victor.

  

Kebetulan, Benigno sudah berdiri di depan toko dan mendengarkan Victor mengajari anak baru itu.

  

“Mengapa kau tidak bekerja untukku lagi dan menggantikannya. Dia sama sekali tidak berguna. Dalam satu hari saja, aku telah menerima lebih dari 10 keluhan dari pelanggan.”

  

“Eeeeeh?” Anak baru itu terkejut. “Mana mungkin aku bisa mengirim pesan tepat waktu dengan skuter seperti ini.”

  

Benigno mengabaikannya. Dia bahkan tidak melirik anak baru itu sama sekali. Dia lebih tertarik pada Victor, dan sekali lagi, menawarkan Victor untuk bekerja kembali untuknya di toko pizza itu.

  

“Kau tidak perlu membayar perbaikan lecet pada skuter itu. Dan kau juga tidak perlu membayar utangmu dua kali lipat padaku. Kau hanya perlu mengenakan kembali seragammu dan mengirimkan pesanan.”

  

Victor tersenyum, tapi tidak menjawab tawaran Benigno sama sekali. Ia hanya sibuk merogoh sakunya, kemudian memisahkan beberapa lipatan uang dari kunci rumahnya.

  

Setelah memastikan jumlah pasti uang itu $800, Victor menyerahkannya kepada Benigno. Faktanya, utangnya kepada Benigno bahkan tidak sampai setengahnya. Tapi Victor tidak terlalu peduli dengan sisanya.

  

“Tolong, simpan saja sisanya. Aku agak sibuk hari ini dan harus sedera pergi,” kata Victor.

  

Victor berbalik dan pergi, menepuk bahu anak baru itu sekali saat dia lewat. Anak laki-laki baru itu terlihat lega, mengetahui bahwa dia sepertinya tidak akan kehilangan pekerjaannya.

  

“Hey, Victor! Ambil saja uang ini kembali, dan bekerjalah untukku. Bila perlu, aku bisa menaikkan gajimu dua kali lipat,” teriak Benigno.

  

“Maafkan aku, Tuan Benigno. Anda telah memperlakukanku dengan baik selama ini. Tapi maaf sekali lagi, aku sedang ada rapat saat ini,” jawab Victor.

  

“Rapat pantatmu?” bentak Benigno dari jauh. “Jangan memaksa menipu diri sendiri. Apa kau mendapat pekerjaan baru?”

  

“Ya, aku bekerja untuk Counterbrand sekarang. Mampirlah jika Anda punya waktu,” teriak Victor.

  

Setelah itu, Victor sibuk memanggil taksi untuk membawanya kembali ke kantor pusat Counterbrand.

  

Benigno diam saja sembari mengawasinya dari jauh. Tentu saja dia cukup mengenal perusahaan Counterbrand tersebut, karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari tokonya. Bahkan iklan yang dipasang Counterbrand telah merusak pemandangannya karena terus menemukannya di mana-mana.

  

Sesaat kemudian, Benigno mengalihkan perhatiannya pada uang yang baru saja diberikan Victor kepadanya. Meski Victor sudah melunasi utangnya, tetap saja dia merasa kehilangan.

  

Namun, sudah tidak mungkin lagi baginya memaksa Victor bekerja padanya, jika nyatanya mantan karyawannya itu sudah bekerja di perusahaan besar seperti Counterbrand.

  

“Pak, saya, saya, masih bisa bekerja, di sini kan?” tanya anak baru itu dengan suara terbata-bata.

  

“Jika sampai kau terlambat lagi mengirim pesanan, aku akan memecatmu!” Beningno mengancamnya dengan mengacungkan jari. “Camkan itu!

  

Dia kembali masuk ke dalam toko, dan menemukan semua gadis pelayan memasang wajah konyol sambil menyembunyikan tawa mereka.

  

Salah satu dari mereka yang sudah lama bekerja di sana, si gadis remaja berwajah ceria bernama Judy, menggodanya dengan enteng.

  

“Sudah kubilang! Anda pasti akan merindukannya,” kata gadis itu sambil tertawa kekanak-kanakan.

  

“Kembalilah bekerja!” Benigno berteriak pada mereka. “Dasar bocah tak tahu diuntung!”

  

Sementara Benigno kembali ke kantornya, para pelayan itu tertawa lebih keras lagi.

  

Dia duduk di kursinya dengan dada dan leher mengembang. Nafasnya berat, penuh amarah. Bahkan setelah 10 menit berlalu, Benigno masih tidak bisa mengabaikan kekesalannya.

  

Dia kemudian meraih telepon dan melakukan satu panggilan.

  

[Benigno? Ada apa meneleponku?]

  

“Sepertinya ada orang kaya baru di blok ini.”

  

[Seberapa kaya?]

  

“Kenapa tidak kau periksa saja sendiri. Kau tak perlu berbagi apa pun denganku. Ambil saja semua yang kau dapatkan untuk dirimu sendiri dan anak buahmu.”

  

[Hei, Benigno! Apakah kau lupa dengan siapa kau sedang berbicara?]

  

“Apa maksudmu?”

  

[Kau pikir aku ini tikus bodoh yang bakalan menggigit umpan kejumu itu?]

  

“Apa? Kau pikir aku sedang memasang jebakan untukmu? Aku tidak naif itu.”

  

[Lalu? Apakah ada sesuatu yang istimewa dengan orang ini?]

  

“Tidak! Sama sekali tak ada yang istimewa dengannya. Aku hanya tidak menyukainya saja. Aku akan memberimu semua yang aku ketahui tentangnya nanti.”

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status