Share

Part 83: Basic Manner

Author: Titi Chu
last update Last Updated: 2025-12-26 18:00:23

"You awake?"

Justru sebaliknya, aku belum tidur sama sekali. Semalaman aku insomnia. Dan Bas, meskipun dia di sisiku, memelukku sepanjang malam, aku tetap tidak merasa tenang. Jantungku berdebar, tiap menarik napas rasanya sesak, panas, dan setiap akan memejamkan mata, aku langsung terbangun dengan perasaan siaga.

Lalu yang bisa kulakukan adalah mendengarkan suara dengkuran Bas yang halus, melihat bagaimana otot perutnya bergerak dalam napas yang stabil.

Dia kelihatan damai, seakan semua masalah telah selesai.

"Badan aku agak gatal-gatal, kayaknya kurang cocok sama air di pantai."

"Gimana? Sini." Dia meraih lenganku yang terjulur, lalu memerhatikan bentol-bentol merah yang nampak di sana. "Kamu ada alergi juga? Panas nggak, Sa?"

"Nggak, cuma gatal. Setahu aku nggak ada, tapi kulit aku memang sensitif."

"Sialan, aku nggak notice ini." Dia mengecupinya dengan implusif seakan dengan begitu akan sembuh.

Aku menarik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Vokalis Culas, Aku Bukan Istrimu   Part 86: Lima Puluh Persen

    Aku tidak tahu berapa lama tidur, karena sejujurnya aku menolak untuk tidur.Namun suara hujan yang melambat perlahan terasa candu, membuai hingga mataku otomatis memberat. Atau karena malam sebelumnya aku insomnia, jadi kali ini badanku terasa lebih lelah.Anehnya begitu bangun, alih-alih Ghozali aku justru menemukan Bas di sampingku, masih dengan pakaian yang sama seperti kemarin. Wajahnya tampak kuyu."Morning." Dia menyapa.Aku segera duduk tegak, menyambutnya dalam pelukan, Bas mendekap lama, menyandarkan wajahnya di pundakku."Gumi nggak pa-pa?""Kamu tahu aku di sana?" Kepalaku mengangguk, pelukan Bas terasa mengetat. "Maaf ya, nunggu aku pulang semalam? Aku nggak bisa lewat."Ya ampun, aku menyayanginya. Aku harap Bas tidak akan mengecewakan."Iya. Goz mana?""Sudah pamit barusan, dia bikin sarapan buat kamu tapi sudah dingin. Kamu tidur di sini terlalu nyenyak," jelasnya. Mengurai pelukan kami.

  • Vokalis Culas, Aku Bukan Istrimu   Part 85: Abu-Abu

    "Kondisi kesehatan Gumi memburuk karena konfrontasi kamu. Jadi bukan salah dia kalau dia minta Bas datang. Dan bukan salah Bas juga kalau lebih memilih menemani Gumi di sini. Kenapa sih, hal sepele kayak gini aja mesti diributin?""Aku nggak ribut Ma, aku cuma nanya apa Bas masih di sana? Di luar tuh hujan, daerah sekitar kami banjir. Jadi Bas nggak mungkin bisa pulang, makanya aku tanya dia di mana. Masih di rumah atau udah jalan ke sini? Kalaupun masih di sana juga aku malah akan bilang lebih baik dia menginap daripada maksa pulang.""Halah banyak alasan, daritadi kamu sibuk nelponin Mama cuma buat tanya ini? Nggak penting banget Sa. Udahlah, Mama banyak kerjaan, nggak bisa ngurusin drama-drama kamu terus. Kalau kamu cemburu, itu masalah kamu, resiko ngambil suami orang. Istigfar Sa.""Mending Mama ngomong gitu ke Gumi.""Gumi udah melewati banyak hal Marsha, dia hampir meninggal. Hidupnya hancur. Dia harus bolak-balik ke rumah sakit. Selama ber

  • Vokalis Culas, Aku Bukan Istrimu   Part 84: MPASI

    Panggung hari ini benar-benar menggelegar. Telingaku sampai sakit mendengar dari balik earpiece setiap kali Bas berhasil mencapai nada tinggi.Pantas kalau dia memilih melupakan rokok, menjaga pola makan dan sering makan rebus-rebusan yang dianggap Rigen sebagai MPASI, alias makanan untuk bayi. Karena suaranya benar-benar anugerah sekaligus berbau-bau uang.Staminanya pun yang paling menakjubkan. Kalau soal jingkrak-jingkrak perlu kuakui semua personil kalau sudah naik ke panggung seperti orang kesurupan. Ghozali tidak bisa diam, Rigen menggila, dan Bas bikin penonton auto melotot. Tapi umur mereka beda-beda, jadi wajar kalau aku kagum dengan Bas sebab dia yang paling sesepuh di antara kami."Tolong selamatkan aku," kataku begitu kami berempat turun. Adrenalin melonjak, gigi kering karena teriak-teriak. Tapi saat turun kakiku rasanya gemetar.Jefri meringis, menyampirkan handuk ke pundakku dan melempar handuk ke yang lain. Aku menggumamkan terima

  • Vokalis Culas, Aku Bukan Istrimu   Part 83: Basic Manner

    "You awake?"Justru sebaliknya, aku belum tidur sama sekali. Semalaman aku insomnia. Dan Bas, meskipun dia di sisiku, memelukku sepanjang malam, aku tetap tidak merasa tenang. Jantungku berdebar, tiap menarik napas rasanya sesak, panas, dan setiap akan memejamkan mata, aku langsung terbangun dengan perasaan siaga.Lalu yang bisa kulakukan adalah mendengarkan suara dengkuran Bas yang halus, melihat bagaimana otot perutnya bergerak dalam napas yang stabil.Dia kelihatan damai, seakan semua masalah telah selesai."Badan aku agak gatal-gatal, kayaknya kurang cocok sama air di pantai.""Gimana? Sini." Dia meraih lenganku yang terjulur, lalu memerhatikan bentol-bentol merah yang nampak di sana. "Kamu ada alergi juga? Panas nggak, Sa?""Nggak, cuma gatal. Setahu aku nggak ada, tapi kulit aku memang sensitif.""Sialan, aku nggak notice ini." Dia mengecupinya dengan implusif seakan dengan begitu akan sembuh. Aku menarik

  • Vokalis Culas, Aku Bukan Istrimu   Part 82: Bunga, Dekorasi, Tamu, Musik

    "Gimana keadaan Gumi? Sebelum berangkat ke sini, Mama sempat menjenguk dia sebentar di rumah sakit. Dia benar-benar kelihatan ringkih.""Masih proses pemulihan, Tante."Beliau tersenyum. "Panggil Mama aja, nggak pa-pa. Mama udah anggap kamu seperti anak sendiri karena kamu juga saudara Gumi. Kalau kamu dan Bas jadi menikah, toh kita akan jadi keluarga." Aku menggumamkan terima kasih dan meralat panggilanku. "Kata Bas Gumi udah pindah ke rumah dan berobat jalan ya?""Iya Ma.""Mama sedih banget, hampir nangis lihat keadaan dia yang selalu ceria mendadak harus terbaring di rumah sakit begitu. Gumi harusnya bisa bersinar di atas panggung di tempat kamu sekarang."Benar, beliau benar.Dadaku berdebar kencang.Bas menginterupsi dengan meletakkan dua gelas di hadapan kami. Aku segera mengurai kepalan tangan yang dingin, dia melihat itu, tatapannya melembut."I love you," bisiknya menunduk di samping pelipisku, lalu me

  • Vokalis Culas, Aku Bukan Istrimu   Part 81: Larut Malam

    Bas menjadi pendamping pengantin pria.Dia menemani Noah di area akad selama proses penyambutan Ruka. Bas kelihatan rapi dalam balutan tuxedo, dia tampak berbeda, tidak seperti dirinya yang biasa selalu berantakan dan santai. Rambutnya diikat ketat, dan cambangnya tercukur bersih. Saat berdiri di samping Noah, matanya sibuk menyapu sekitar, ketika menemukanku senyum nakal menari-nari di bibirnya seperti anak lelaki bandel.Lalu musik mengalun lembut dalam penyambutan sang pengantin wanita. Perempuan itu mengenakan gaun pengantin bunga-bunga yang menjuntai, menyapu lantai. Kami berdecak kagum, tidak henti-hentinya memuji betapa manglinginya Ruka dalam gaun pengantin diiringi suasana pantai yang sejuk."Ck, cakep." Mona memuji ogah-ogahan. "Berapa kira-kira budget yang mereka keluarin buat pesta fancy kayak gini?""Entahlah."Bas menghampiri kami, dia duduk di depanku bersama Mama dan Papa.Kemudian acara ijab kabul yang khidmat di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status