"Dih najis! Kalau mau duit ya kerja! Kencing aja bayar, kalian mau makan dan hidup enak kok mental gratisan! Tuh sana kalau merasa masih punya otak silahkan dilepas terus dicuci pake detergen atau bayclin biar kinclong. Dah ah, aku mau ke kios baruku dulu mau beres-beresin warung sekalian belanja bahan-bahan. Tuh di meja aku tadi udah masak. Aku masih berbaik hati melayanimu sebagai seorang suami. Jangan lupa tuh kasur dijemur. Awas aja kalau aku pulang masih basah!"
"Ini kan kamu yang bikin basah, masa Mas yang haru beresin?"
"Jadi mau nolak? Mau aku bawain lagi pisau daging biar aku cincang kamu punya kaki sama tangan?"
Mas Andra menelan salivanya, ia tampak tegang mendengar aku akan membawakannya pisau daging kembali.
"Ah, enggak usah. Iya nanti biar Mas jemur kasurnya. Hehehehe. Makasih ya sudah mau masakin Mas."
"Hemm." Aku pun meninggalkan Mas Andra dan Ibu yang masih melihatku bergerak kesana dan kemari persis seperti kutu loncat.
Entahlah badanku ini terbuat dari apa. Rasanya kalau hanya diam saja itu kok ya enggak enak sama sekali. Sedetik saja aku enggak bergerak dan menghasilkan pundi-pundi tuh rasanya kayak makan sayur tanpa garam. Ada yang kurang gitu.
"Aku pergi dulu ya. Ingat tuh lakuin apa yang tadi aku bilangin!"
"Iya-iya bawel!"
"Lho kamu mau pergi? Antar Ibu pulang dulu! Kinan!"
"Ibu tadi datang kesini naik apa?"
"Naik taksi."
"Yaudah kalau gitu pesan lagi aja taksinya. Repot amat! Ibu kan saudara kembarnya jelangkung datang gak dijemput ya masa pulang minta diantar? Pulang sendiri sono! Dah ah, udah siang aku pergi dulu."
***
"Kinan kamu yakin masih mau bertahan sama suamimu yang parasit itu?"
"Memangnya kalau aki mengajukan gugatan cerai sekarang sudah bisa?"
"Ya kenapa enggak? Kan Andra enggak nafkahin kamu dari awal menikah."
"Ya kalau nanti hakimnya bilang udah tau dari awal pengangguran jadi udah resiko. Kenapa dulu mau terima menikah sama pengangguran? Kalau gitu gimana coba? Apa gak skakmat namanya?"
"Iya juga sih. Kamu sih dulu nikah main comot aja. Ya kali kalau yang dicomot pisang goreng enak bisa dimakan. Lha ini yang dicomot cuma koreng nangka yang gak ada bagus-bagusnya. Orang mah koreng dimusnahkan lha sama kamu malah dipungut."
"Berisik ah! Iya aku tahu kalau aku ceroboh pake banget. Apalagi Ini soal pasangan hidup yang seharusnya untuk sekali seumur hidup eh aku asal ambil sembarangan aja. Tapi ya gimana dong udah terlanjur basah."
"Ya terus mau sampai kapan pertahaninnya? Setidaknya coba saja dulu ajukan."
"Nantilah aku pikir dulu. Aku masih berharap sih Mas Andra bisa berubah. Siapa tahu kan? Yah meski gak seratus persen yakin sih secara modelnya aja kayak kentutnya jin tomang begitu. Huft."
"Eh aku punya ide nih buat bales kelakuan mereka ke kamu."
"Apa tuh? Buruan bisikin!"
"Ajak aja tuh saudara si Andra tinggal di kontrakanmu nanti bikin aja mereka jadi babu gratisan. Kan lumayan buat bersih-bersih."
"Hah, yang ada aku yang senewen nantinya. Kali ini usulanmu aku tolak! Kamu belum pernah sih berurusan sama masnya suamiku dan istrinya. Duh kalah deh itu si jengkelin."
"Ah masa sih? Separah itu?"
"Iyaaa makanya ogah aku. Udah biar nanti aku ambil-ambilin aja barang-barang milik mereka yang pernah dibeli pake uangku. Kan lumayan kalau dijual harganya pasti mahal. Itu hape ipul yang mereka pake kan uang dari aku. Kayak begitu aja mereka masih mau minta ganti sama merk ipul juga tapi yang seri 13 waisan."
"13 waisan? 13 promak keles."
"Hah, 13 promak mah udah biasa yang luar biasa tuh 13 waisan."
"Dasar gaje. Jadi kapan mau ambilin barang-barang mereka?"
"Enaknya kapan? Tuh satu rumah kontrakan Ibu mertua isinya barang-barang bagus yang dibeli pake uangku. Apalagi yang melingkar di badannya beugh … itu kuning-kuning yang dijual di toko besar pusat kota sana."
Kuning-kuning? Ngambang gak?"
"Gampang kalau ngambang tinggal disiram aja. Kalau gak mau masuk juga, noh panggil jasa sedot wc hahahah." Aku dan Laras sama-sama tergelak karena obrolan kami yang ngalor-ngidul gak jelas ini. Di saat kami berdua masih asik bercanda sembari menunggu ayam krispinya mateng, sebuah suara membuat kami berdua menoleh ke arahnya.
"Kinan buatin aku ayam geprek enam porsi sekarang ya!"
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y