Cuaca hari ini begitu cerah.
Mentari pagi bersinar hangat.Mars baru saja selesai mandi. Tubuhnya yang lengket terasa jauh lebih segar.Malam tadi ada keributan yang terjadi di Club malam tempatnya bekerja, untuk itulah pekerjaan Mars jadi berlipat ganda setelah keributan itu memancing perkelahian antar dua kelompok anak muda yang menjadi pelanggan tetap di Club. Kabarnya, keributan tersebut dipicu karena masalah asmara.Keadaan Club yang berantakan akibat perkelahian itu membuat Mars diwajibkan untuk bekerja lembur hingga pukul tiga dini hari tadi.Untungnya jarak antara Club itu dengan kontrakan Mars cukup dekat, jadi Mars bisa memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat.Dan rencananya, pagi ini Mars akan bertemu dengan si pemuat Iklan di Internet yang dia hubungi kemarin.Shubuh tadi dia baru saja dihubungi oleh asisten pribadi kliennya itu yang bernama Roger.Roger bilang dia akan menjemput Mars pukul delapan pagi dan mengajak Mars ke suatu tempat untuk menemui seseorang. Untuk itulah Mars kini bersiap-siap.Mars masih asik mematut dirinya di depan cermin ketika layar ponselnya tiba-tiba berkedip dan memperdengarkan nada sambung tanda sebuah pesan diterima.Mars buru-buru meraih ponsel itu.Sebuah pesan baru saja masuk, dari Roger.Pagi Pak Marcello.Saya sudah menunggu Anda di depan gang rumah Anda.Mobil saya tidak masuk karena gangnya terlalu sempit.Mobil berwarna hitam dengan plat nomor sbg berikut, xxxx.Dengan cekatan Mars membalas pesan itu dan lekas menyudahi rutinitasnya. Dia meraih jam tangan serta sweater abu-abunya untuk kemudian berangkat menuju lokasi dimana Mobil Roger terparkir.Roger langsung mempersilahkan Mars masuk ke dalam mobil."Jadi begini Pak Marcello--""Panggil aja saya Mars," potong Mars."Oh, ya baik. Jadi begini Mars, saya ditugaskan oleh majikan saya yang bernama Venus, yang telah memasang iklan di internet tersebut untuk memperkenalkan Anda pada calon istrinya hari ini," ucap Roger mencoba menjelaskan.Kerut di kening Mars tercetak jelas.Calon istri?Awalnya, Mars berpikir bahwa si pemuat iklan itu adalah seorang wanita yang memang sedang mencari suami sewaan sementara, nyatanya dia adalah seorang lelaki bernama Venus yang sedang mencari suami sewaan untuk wanita yang akan menjadi istrinya.Kenyataan ini sungguh menggelikan."Tugas anda hari ini, hanya mengikuti instruksi saya untuk berpura-pura menyamar sebagai Tuan Venus. Anda tidak perlu banyak bicara di hadapan Nona Suci nanti, biar saya saja yang bicara, mengertikan maksud saya?""Oke, saya mengerti," ucap Mars tanpa perlu membantah. Meski dalam hati beribu tanda tanya besar kian merasuk dalam benaknya.Di sepanjang perjalanan menuju kediaman Suci, Mars terus bergelut dengan pikirannya. Hingga pada akhirnya rasa penasaran Mars yang sudah membumbung tinggi itu tak mampu lagi dia tahan."Maaf Pak Roger, kalau saya boleh tahu, Venus itu sebenarnya siapa? Apa wajah Venus mirip sama saya sampai dia mempercayakan saya untuk menyamar jadi dia di depan calon istrinya?" tanya Mars panjang lebar.Roger tersenyum lebar."Anda bisa searching di internet kalau mau tahu siapa Venus sebenarnya, dan kalau soal Nona Suci, nanti setelah bertemu dengan Nona Suci, perlahan Anda akan mengerti," jawab Roger bersahaja. Dia kembali fokus pada kemudinya.Mars menghela napas berat. Rumit sekali hidup Venus itu? Pikirnya dalam hati.Hingga akhirnya, Mars pun mengikuti saran Roger untuk mencari tahu siapa sebenarnya Venus di dunia maya.Raja Venus Diningrat.Itulah kepanjangan nama klien Mars saat ini.Betapa tercengangnya Mars saat dia men- searching -nama itu di internet, nyatanya Venus adalah satu-satunya pewaris kekayaan dari seorang konglomerat bernama Adighuna Diningrat. Seorang pengusaha yang pernah menjabat sebagai salah satu anggota dewan di DPR RI. Lelaki keturunan jawa itu masuk dalam salah satu daftar lima besar orang terkaya di Asia.Dan yang lebih membuat seorang Mars bingung adalah, saat pertama kalinya Mars tahu bahwa hari ini, Venus meminta Mars untuk menemui Suci, calon istri Venus sendiri. Venus meminta Mars untuk menyamar sebagai dirinya dan memulai perkenalan dengan Suci, sebelum hari lamaran tiba.Bagaimana Mars tidak bingung, wajah Venus dan Mars saja sangat jauh berbeda, lantas bagaimana bisa kini Venus meminta Mars untuk berpura-pura menyamar menjadi lelaki itu?Apa mungkin Venus sudah menyiapkan pakar perias wajah khusus yang akan merubah wajah Mars agar mirip dengan Venus terlebih dahulu?Mars masih sibuk dengan pikirannya saat kendaraan yang ditumpanginya akhirnya berhenti."Nah itu dia, Nona Suci," ucap Roger yang cekatan keluar dari mobil dan menghampiri seorang perempuan berambut panjang yang sedang duduk di sebuah halte seorang diri.Mars terus memperhatikan sosok itu tanpa berkedip.Nyatanya wanita bernama Suci itu sangat cantik.Tapi...Ada satu hal lain yang langsung mengalihkan fokus Mars dari kecantikan Suci.Tepat saat Roger membantu Suci berjalan menuju ke arah mobil. Saat itu, Suci memegang sebuah tongkat di tangan kanannya.Kedua mata bulat Mars menyipit.Benar apa yang dikatakan Roger, perlahan tapi pasti, Mars mulai mengerti.Nyatanya, wanita bernama Suci itu, adalah seorang penyandang Tunanetra.Alias buta.*****Senyuman terus terkembang di wajah manis seorang gadis tunanetra yang kini sedang duduk santai di halte yang letaknya tak jauh dari kediaman pribadinya.Dia tadi diantar ke halte oleh asisten rumah tangganya yang sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri.Bi Lia namanya.Bi Lia sudah mengurus Suci sejak dirinya masih remaja.Bi Lia diperkerjakan oleh kedua orang tua angkat Suci yang tak lain dan tak bukan adalah orang tua Venus, calon suaminya, untuk menjaga Suci sekaligus menyediakan seluruh keperluan Suci.Sejauh ini, hidup Suci sempurna.Semua biaya hidupnya ditanggung oleh keluarga Venus.Tepatnya semenjak mendiang kedua orang tuanya berpulang ke Rahmatullah akibat sebuah kecelakaan berpuluh-puluh tahun silam.Sebuah kecelakaan hebat yang juga menjadi penyebab kini Suci mengalami kebutaan.Suci sadar diri akan kekurangan yang dia miliki, pun atas dasar hutang budi, itulah sebabnya Suci tak sama sekali menolak ketika dirinya tahu bahwa dia akan dijodohkan dengan Venus, anak kandung dari kedua orang tua angkatnya.Meski ada satu hal yang seringkali menjadi sebuah tanda tanya besar dalam benak seorang Suci, yakni mengenai ketersediaan Venus atas perjodohan ini.Buktinya, sejak beberapa waktu lalu rencana perjodohan ini diberitahukan pada Suci, tapi sampai detik ini Suci belum pernah sekali pun bertemu dengan Venus.Entah benar atau tidak, kedua orang tua angkatnya hanya mengatakan kalau Venus selama ini tinggal di luar negeri. Tapi, ketika tanpa sengaja Suci tahu dari salah satu karyawan milik perusahaan Diningrat yang pernah ditemuinya beberapa waktu lalu, mereka bilang Venus selama ini di Jakarta, mengelola perusahaan milik keluarganya.Dari situlah Suci paham, tampaknya Venus memang keberatan dengan rencana perjodohan ini. Sebab itulah lelaki itu terus menghindar ketika kedua orang tuanya memintanya untuk menemui Suci.Dan hari ini, setelah sekian lama menunggu, akhirnya Suci berkesempatan untuk mengenal lebih jauh sosok Venus yang merupakan calon suaminya.Dibantu Bi Lia, Suci mematut dirinya secantik mungkin, semenarik mungkin, seanggun mungkin, agar ketika Venus melihatnya hari ini, lelaki itu tidak terlalu kecewa dengan penampilannya.Meski Venus tidak menyetujui perjodohan ini, tapi Suci akan berusaha keras agar Venus bisa menerima dirinya.Suci tidak ingin mengecewakan kedua orang tua angkatnya yang telah begitu baik padanya selama ini."Selamat pagi, Nona Suci," sapa sebuah suara yang langsung membuyarkan lamunan Suci."Oh, i-iya, anda siapa ya?" tanya Suci terbata karena kaget."Perkenalkan, saya Roger. Saya asisten pribadi Tuan Venus. Mari silahkan, Tuan Venus sudah menunggu anda di mobil," kata Roger sambil membantu Suci bangkit dan berjalan menuju mobil yang terparkir di tepi jalan raya.Suci melangkah dengan debar di dadanya yang kian menggila.Berharap, semoga pertemuan pertamanya dengan Venus hari ini berjalan dengan lancar dan menyenangkan.*****Hayooo... Siapa yang masih penasaran?Kuy vote dan koment...Salam herofah...Satu minggu berlalu sejak pertemuannya dengan Venus di taman kota hari itu, Suci sangat bahagia ketika menyadari kalau Venus tidak sedingin yang dia kira.Hari itu, Suci memperbincangkan banyak hal dengan Venus. Bahkan untuk pertama kalinya Suci mendengar Venus tertawa.Suci bersyukur jika pada akhirnya, hubungan antara dirinya dengan Venus mengalami kemajuan. Setidaknya, perasaan bersalah yang selama ini terus menggerogoti hati Suci kian terkikis sedikit demi sedikit. Suci tak akan menyerah untuk terus berjuang dan berjuang demi kebahagiaan Venus.Dan hari ini, adalah hari dimana dirinya dan Venus akan bertunangan.Sudah sejak satu jam yang lalu, tiga orang penata rias pilihan Mama berkutat di kamar untuk mendandani sang calon pengantin.Mama senantiasa menemani.Senyumnya terus terkulum dari wajah cantiknya yang terlihat awet muda.Nyonya Liliana Diningrat, Ibunda dari Raja Venus Diningrat, merasa sangat bahagia jika pada akhirnya, Suci bisa menjadi menantu dalam keluarga Diningrat.
Sejak dirinya resmi bertunangan dengan Suci, paras cantik nan paripurna milik gadis tunanetra itu seolah terus menghantui pikiran Venus.Merasa sosok Suci seperti tidak asing, Venus terus bertanya-tanya sendiri tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya saat ini.Kenapa pikirannya tak bisa lepas dari sosok Suci?Kenapa dirinya seolah merindu ingin bertatapan lagi dengan Suci?Ada apa dengan dirinya sebenarnya?Venus bahkan sudah meyakinkan dirinya sejak jauh-jauh hari sebelum hari pertunangan itu berlangsung bahwa dirinya tak akan mungkin terpesona apalagi terpikat pada sosok Suci.Tapi nyatanya, semua yang terjadi justru mengatakan hal yang sebaliknya.Sosok Suci sukses membuat Venus tak mampu berpaling, bahkan setelah dia menghindar terlalu lama. Hanya dalam waktu beberapa jam saja pertemuan mereka, Venus langsung jatuh pada sosok wanita buta yang selama ini dia hindari.Merasa frustasi dengan keadaan, seperti biasa, Venus pun membooking wanita bayaran kelas atas melalui Rog
Hari ini, Venus berulang tahun.Berkat bantuan Liliana dan Adhiguna, Suci kini sudah berada di apartemen Venus tanpa sepengetahuan pemiliknya.Suci hendak membuat surprise untuk Venus.Dan semua ide ini bermula dari Liliana dan Adhiguna sendiri.Setelah mengantar Suci ke apartemen sang anak, lalu Liliana membantu Suci memasak sejenak, kedua orang tua itu pun pamit pada Suci sebab sore ini mereka harus kembali terbang ke Swiss untuk melanjutkan pengobatan yang dijalani Liliana."Kenapa sih Mama harus pergi lagi? Kenapa Mama tidak menjalani pengobatan di Indonesia saja Ma?" ucap Suci dengan bibir cemberut."Sayang, Mama melakukan ini semata-mata karena Mama ingin hidup lebih lama lagi, semua Mama lakukan demi kamu dan Venus, karena pengobatan di sana lebih bagus, lebih canggih. Mama nggak mau melewati masa-masa emas sebagai seorang nenek di mana Mama harus terbaring di tempat tidur tanpa bisa ikut menimang cucu-cucu Mama nanti," jawab Liliana dengan sikap lembutnya.Suci mengesah berat.
Hidangan sudah tersedia rapi di meja makan ketika Venus sampai di apartemen tepat seperti perkiraan Suci.Wanita tunanetra itu sigap berdiri untuk menyambut kepulangan Venus.Kebetulan, Suci memang menunggu Venus di ruang tamu apartemen."Mas Venus?" sapa Suci seraya menoleh ke arah suara pintu yang baru saja terbuka.Lelaki berkemeja krem itu terlihat sangat terkejut mendapat sambutan dari orang lain, selain Hanni di dalam apartemen pribadinya. Venus sama sekali tak menyangka akan keberadaan Suci di apartemennya hari ini.Kegugupan kian meraja dalam benak Venus, terlebih saat dilihatnya Suci tampil begitu anggun dengan gaun indah sebatas dengkul yang tampak manis di tubuhnya yang mungil."Ada perlu apa?" tanya Venus sinis. Berusaha keras untuk tetap bersikap wajar."Maaf kalau aku lancang, aku cuma ingin memberi surprise di hari ulang tahunmu. Aku sudah masak masakan kesukaanmu, nanti kita makan malam bersama ya Mas?" ucap Suci lagi menjelaskan maksud kedatangannya.Sayangnya, ucapan
Seorang lelaki masuk secara paksa ke dalam kamar seorang wanita yang sudah dia kenal sejak kecil.Seorang wanita yang selama ini tinggal dan hidup bersamanya dalam satu atap yang sama.Seorang wanita yang begitu dia cintai, tapi selalu menolaknya.Seorang wanita yang begitu dia sayang, tapi tak pernah mau melihat ke arahnya.Dan Venus muak!Venus muak dengan semua keangkuhan Suci."Venus? Lo mau apa?" Tanya Suci kaget ketika Venus tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya bahkan tanpa mengetuk pintu lebih dulu.Suci yang sedang berpakaian langsung menutupi bagian tubuh atasnya yang hanya mengenakan tank top saja."KELUAR! KELUAR!" Hardik Suci dengan wajah marah.Sayangnya Venus tidak mau mendengar perintahnya. Lelaki itu terus saja melangkah ke arahnya.Tubuh Suci sudah terdesak ke dinding ketika Venus kini mengunci tubuhnya dengan ke dua tangan. Ekspresi wajah lelaki itu tak jauh beda dengan wajah Suci.Tatapan mereka sama-sama menyiratkan kemarahan di sana."Apa salah gue? Apa kurangnya gue?
Seorang lelaki masih asik menikmati sebotol vodka di tangan. Menenggaknya hingga habis lalu kembali memesan botol berikutnya.Suara dentuman house music dan cahaya lampu disco membuat dirinya yang mulai teler ikut menggerakkan kepalanya mengikuti alunan musik.Di tengah usahanya untuk mencoba menikmati asiknya irama disco, siluet bayangan seorang pelacur murahan yang telah berani mempermainkan dirinya terus saja teringat dalam ingatannya."Brengsek!" Venus menggeram. Dia membanting botol Vodka ke meja bar hingga menarik perhatian beberapa pengunjung Club lain."Kenapa Bos? Kok marah-marah?" tanya Kevin sang bartender Club."Nggak apa-apa!" jawab Venus acuh. Dia kembali menenggak minumannya."Tumben udah satu bulan nggak booking barang koleksi Mami Talita. Banyak barang baru loh Bos, bening-bening, mulus, bodynya kayak gitar spanyol," beritahu Kevin, lelaki itu terkekeh pelan.Venus tersenyum kecut."Gue lagi puasa," sahutnya dengan suara lantang lalu dia tertawa.Kevin jadi geleng-gel
Hari pernikahan antara Suci dengan Venus akhirnya digelar.Sebuah pernikahan yang sangat mewah dan gemerlap.Momen istimewa itu terasa begitu membahagiakan bagi Suci mau pun Venus sendiri.Sejak ingatannya kembali, sikap Venus yang dingin perlahan menghangat.Dia bahkan menyambut hari bahagianya bersama Suci dengan penuh antusias. Rona bahagia tampak dari wajah tampannya yang menawan.Venus memang menyesal telah membuat Suci menderita, namun Venus pastikan setelah ini, dirinya akan menjadi satu-satunya manusia yang rela bertaruh nyawa demi Suci.Meski, dibalik semua kebahagiaannya saat ini, Venus tetap saja tak mampu menyembunyikan gurat kekhawatiran dan ketakutan akan tindakannya yang harus dia lakukan setelah ini.Ini menyangkut tentang rencana dirinya menyewa suami sewaan untuk membuat Suci hamil.Jika sebelumnya Venus menyewa Mars untuk menghamili Suci dikarenakan Venus yang memang tak berminat berbagi ranjang dengan Suci karena kondisi Suci yang cacat, tapi kali ini Venus harus t
Masa Setelah Prolog...Ini kali pertama Mars bertatap muka secara langsung dengan seorang konglomerat bernama Raja Venus Diningrat. Satu-satunya lelaki aneh yang pernah Mars kenal seumur hidupnya.Sosok Venus di mata Mars adalah seorang lelaki yang begitu gagah. Dengan kulitnya yang putih bersinar, bentuk tubuh yang atletis serta wajah yang bisa dibilang sangat tampan, tapi sayang dari tatapan mata Venus, Mars sama sekali tak melihat adanya pancaran kebahagiaan di sana.Sorot mata itu memang terkesan dingin dan angkuh, tapi menyedihkan."Kamar pengantin ada di atas. Istriku sedang menunggu Anda di sana. Anda tentu sudah mengertikan tugas yang harus Anda lakukan?" tanya Venus dengan ekspresi datar. Tatapan lelaki itu begitu tajam dan misterius.Mars mengangguk pelan."Oke, bagus kalau begitu," Venus bangkit dan berdiri dengan angkuhnya di hadapan Mars. Dia mengeluarkan segepok uang dari saku jasnya dan melemparnya ke meja tepat di depan Mars duduk."Ini uang mukanya, sisanya akan dibay