Share

4. HARI PERTUNANGAN

Penulis: Herofah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-30 18:46:18

Satu minggu berlalu sejak pertemuannya dengan Venus di taman kota hari itu, Suci sangat bahagia ketika menyadari kalau Venus tidak sedingin yang dia kira.

Hari itu, Suci memperbincangkan banyak hal dengan Venus. Bahkan untuk pertama kalinya Suci mendengar Venus tertawa.

Suci bersyukur jika pada akhirnya, hubungan antara dirinya dengan Venus mengalami kemajuan. Setidaknya, perasaan bersalah yang selama ini terus menggerogoti hati Suci kian terkikis sedikit demi sedikit. Suci tak akan menyerah untuk terus berjuang dan berjuang demi kebahagiaan Venus.

Dan hari ini, adalah hari dimana dirinya dan Venus akan bertunangan.

Sudah sejak satu jam yang lalu, tiga orang penata rias pilihan Mama berkutat di kamar untuk mendandani sang calon pengantin.

Mama senantiasa menemani.

Senyumnya terus terkulum dari wajah cantiknya yang terlihat awet muda.

Nyonya Liliana Diningrat, Ibunda dari Raja Venus Diningrat, merasa sangat bahagia jika pada akhirnya, Suci bisa menjadi menantu dalam keluarga Diningrat. Liliana sama sekali tidak mempermasalahkan perihal keterbatasan Suci.

Sebab, jika bukan karena ulah Venus, mungkin Suci masih bisa melihat. Dan anggap saja, perjodohan ini adalah bentuk timbal balik Venus demi menyelamatkan masa depan Suci yang sudah anak itu hancurkan.

Liliana hanya ingin mengajarkan Venus tentang bagaimana caranya bertanggung jawab atas kesalahan yang telah dia perbuat di masa lalu. Anak itu perlu diberi pelajaran. Sebab jika tidak, Venus selalu saja bertingkah seenak jidatnya sendiri.

Bersama Suci, Liliana berharap Venus bisa menjadi sosok lelaki yang lebih baik di masa depan.

"Oke, sudah selesai ya Cyin, ih cucok deh," ucap Mike, salah satu banci yang menjadi penata rias Suci.

Liliana bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri Suci.

Senyumnya semakin lebar tatkala mendapati betapa cantiknya sang calon menantunya itu.

"Kamu itu seperti seorang bidadari yang turun dari kahyangan, Suci," ucap Liliana sambil mengusap-usap bahu Suci. Wanita paruh baya itu berdiri di belakang Suci yang duduk menghadap cermin.

"Ah Mama bisa aja," jawab Suci malu-malu.

"Mama yakin setelah Venus melihat kamu malam ini, sikapnya pasti akan langsung berubah ke kamu."

"Mas Venus emang udah berubah kok Mah," timpal Suci cepat.

"Oh ya?"

"Iya, satu minggu yang lalu, Suci baru aja diajak jalan-jalan seharian sama Mas Venus, ditemani Roger juga," beritahu Suci dengan wajah semringah.

"Ya ampun, kok kamu nggak cerita sama Mama?" kedua bola mata Liliana terbelalak lebar. Dia menarik kursi lain dan duduk di sisi kiri Suci, seolah tak sabar ingin mendengarkan cerita Suci mengenai kemajuan hubungan anak dan calon menantunya saat ini.

Padahal, Liliana sempat dibuat naik pitam oleh kelakuan Venus selama ini, ketika Venus dengan teganya mengabaikan Suci tanpa mau menyisihkan sedikit pun waktu untuk mengenal lebih dekat calon istrinya itu.

"Mas Venus juga udah minta maaf kok sama Suci karena selama ini dia terlalu sibuk sama pekerjaannya jadi tidak bisa meluangkan waktu untuk Suci," Suci menunduk malu ketika bercerita.

"Cie, itu tandanya Venus udah mulai tertarik sama kamu sayang. Mama bener-bener seneng deh dengernya."

Liliana masih asik bergosip dengan Suci ketika sebuah suara tiba-tiba mengejutkan mereka.

Tuan Adhiguna, suami Liliana yang merupakan Ayah Venus masuk dengan langkah tergesa.

"Aduh, kenapa bidadari ini masih Mama umpetin di sini? Tamu sudah banyak yang bertanya-tanya di mana calon pengantinnya Venus, ayo sayang, kita keluar," Adhiguna menarik lembut pergelangan tangan Suci untuk membantunya bangun dari kursi rias.

Dengan langkah anggun, Suci dibimbing keluar dari kamar menuju lokasi pusat acara pertunangannya dengan Venus.

Sepanjang perjalanan, Suci bisa mendengar beberapa kalimat yang dilontarkan para tamu undangan yang memuji kecantikannya. Meski ada beberapa bisik-bisik tetangga yang membicarakan perihal kekurangan yang dimilikinya.

Apapun yang terjadi, Suci tetap berusaha tersenyum dan terus melangkah dengan penuh percaya diri.

Bersama kedua orang tua angkatnya, Suci merasa beban yang menggantung di kepalanya kian menghilang, sebab yang ada hanya kebahagiaan.

Kebaikan Liliana dan Adhiguna membuat Suci merasa tak kehilangan sosok kedua orang tua dalam hidupnya. Sebab, kasih sayang mereka yang berlimpah ruah pada Suci.

"Ssst, calon tuh," bisik seorang wanita bernama Hanni, menyenggol lengan Venus yang saat itu sedang asik bercakap dengan beberapa relasi bisnisnya. Hanni sendiri adalah sahabat dekat Venus.

Venus pun menoleh ke arah tangga.

Lelaki itu terpaku di tempatnya berdiri.

"Wah, cantik sekali calon istri Pak Venus?" puji salah satu karyawan Venus di kantor.

"Beruntungnya Pak Venus ini," sambung lelaki lain.

Saat itu, detik itu, dunia Venus seolah berhenti berputar.

Tepat ketika sepasang netranya menatap ke arah Suci yang berjalan anggun dengan kedua tangan digandeng oleh orang tuanya.

Suci yang terus melempar senyuman indah yang dia miliki ke segala penjuru ruangan.

Sebuah senyuman yang berhasil menghipnotis semua orang.

Termasuk Venus.

Ternyata benar apa yang dikatakan Roger sang asisten tentang sosok Suci pada Venus satu minggu yang lalu.

*

"Yakin Bos nggak mau ketemu sama Nona Suci?"

"Kalau sekali gue bilang nggak, ya tetep nggak! Gue sama sekali nggak tertarik sama cewek buta itu!"

"Awas nyesel loh Bos. Soalnya aslinya Nona Suci itu cantiknya udah melebihi artis lokal, Bos. Kalau Bos izinin, saya mau gantiin Mars jadi suami sewaan Nona Suci," jawab Roger dengan kekehan geli hingga setelahnya sebuah pulpen besi mendarat tepat di kepalanya.

*

Saat Adhiguna sudah sampai di hadapam Venus dan mempersilahkan Venus menggandeng lengan Suci, detik itu juga, Venus merasakan detak jantungnya yang berdegup tak beraturan.

Venus merasa kewalahan mengimbangi dentuman kencang di dadanya yang kian menggila.

Gila! Perasaan apa ini?

Kenapa gue jadi nerveous begini di depan orang buta?

Sialan!

Umpat Venus dalam hati.

Saat itu, Suci dan Venus sudah berdiri berhadapan di dampingi Adhiguna dan Liliana yang langsung memberikan sepasang cincin pertunangan pada Venus.

Adhiguna membuka acara itu dengan memberikan sambutan bahagianya.

Venus dan Suci masih saling diam hingga akhirnya, Venus melihat ujung anting yang Suci kenakan tersangkut di pita yang dikenakan menghias rambut Suci.

Reflek, tangan lelaki itu bergerak untuk melepaskan tautannya, hingga tanpa sengaja, tangan Venus menyentuh bahu Suci, membuat wanita itu sedikit terkejut.

"Oh, sorry, antingmu tersangkut," ucap Venus tak enak hati.

Begitu mendengar suara Venus, senyuman lebar di wajah Suci mendadak hilang dalam sekejap.

Wajahnya terlihat bingung.

Meski suara Venus terdengar pelan di tengah suara riuh para hadirin dan pidato Adhiguna, namun, Suci yakin bahwa suara Venus yang dia dengar tadi, berbeda dengan suara Venus yang dia dengar minggu lalu di pertemuan pertama mereka.

Entah kenapa, perasaan Suci mendadak jadi kacau.

*****

Hayo, siapa yang Baper???

Jangan lupa vote dan komentnya...

Salam herofah...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
La_ Tofan
mulai seru min
goodnovel comment avatar
alfira ananda
kayaknya bakal seru nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   104. EPILOG

    Flashback On..."Sebelum kita pulang ke Indonesia, aku mau memberi sesuatu untukmu sebagai hadiah bulan madu kita, Suci," ucap Mars saat dirinya dan Suci menikmati detik-detik terakhir mereka di tepi pantai Maldives yang indah.Saat itu, dua jam sebelum kepulangan mereka kembali ke tanah air.Suci meraba wajah Mars sambil tersenyum."Emang kamu punya hadiah apa buat aku, sih?" tanya Suci penasaran.Mars menatap benda di tangannya.Benda yang dibelinya tadi, saat mengantar Roger membeli oleh-oleh di Club Med Kani Maldives.Setiap weekend, di tempat ini akan digelar 'pasar dadakan'. Semacam pasar tradisional yang berada di dalam resornya dan penduduk lokal akan menjajakan berbagai suvenir di sana.Awalnya, Mars sudah memegang beberapa souvenir, salah satunya sebuah kalung cantik yang terbuat dari kerang, lalu masih banyak lagi suvenir-suvenir lainnya yang unik dengan beragam bentuk. Ada magnet kulkas, hiasan, mug, kaos, gelang, ukiran kayu dan lain-lain. Tapi, semua barang-barang itu te

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   103. TAK AKAN ADA PENGORBANAN YANG SIA-SIA

    SATU MINGGU KEMUDIAN...Di Sebuah Lapas Khusus Narapidana Dengan Gangguan Jiwa."Napi 205, ada tamu," ucap salah satu petugas lapas wanita.Seorang wanita berseragam narapidana keluar dari selnya dengan penjagaan ketat dua polwan di sisi kanan dan kirinya.Memasuki sebuah ruangan khusus yang biasa digunakan polisi untuk menginterogasi tersangka pelaku kriminal, Hanni melihat sudah ada wanita lain yang duduk di salah satu kursi di dalam ruangan tersebut.Dan Hanni jelas mengenal siapa wanita itu."Aku harap, kedatanganmu ke sini membawa kabar baik, Jasmine," ucap Hanni begitu dirinya didudukkan oleh dua petugas lapas yang mengawalnya tadi.Jasmine tersenyum tipis, meski tak menutupi tatapan tajam sarat kebencian yang dia tujukan pada wanita gila di hadapannya itu."Ya, kabar baiknya adalah, ini..." Jasmine menyodorkan sebuah foto dirinya dan Venus serta Adrian yang tengah tersenyum ke kamera sambil berpelukan. Saat itu, Venus masih berada di ruang rawat rumah sakit. Mereka berfoto di s

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   102. CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA

    Flashback off...Jakarta, Desember 20xxSeharian itu hujan turun dengan sangat deras membasahi bumi Jakarta.Seorang gadis yang baru saja selesai mengikuti ospek di kampus tampak berlari kecil ke arah lapangan parkir kampus di mana dia memarkirkan kendaraannya di sana.Mendapati ban mobilnya yang bocor, Suci mengesah berat."Duh, gue kan harus pulang cepet hari ini, udah janjian ketemu sama Om Frans, mana besok dia mau berangkat ke Australi lagi! Huft, sial banget, sih! Udah ujan, pake bocor lagi ban mobil!" Keluh Suci bermonolog.Akibat dirinya terlalu cantik, tentunya banyak seniornya di kampus yang kepincut padanya, itulah sebabnya, Suci jadi pulang telat dikarenakan ada beberapa kakak kelasnya yang memberikan Suci tugas tambahan di kelas dengan harapan bisa mengenal sosok Suci lebih jauh.Meski pada akhirnya, tak ada satu pun dari mereka yang berhasil menarik perhatian Suci."Kalo naik busway jam segini keburu nggak ya jam tujuh sampe ke kantornya Om Frans?" Suci menoleh jam di ta

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   101. SIAPA YANG TERTEMBAK?

    Suci dan Adrian sama-sama tersadar dari pingsan saat seember air disiram oleh Hanni ke tubuh mereka.Gelagapan, si kecil Adrian tampak meringis merasakan kepalanya yang sakit dan tubuhnya yang mendadak dingin tersiram air."Kakek..." Gumam bocah itu dengan kedua bola matanya yang terus mengerjap terkena tetesan air dari atas kepalanya.Sebuah remasan di kepala Adrian membuat bola mata bocah berusia lima tahun itu melotot seketika, mendapati wajah asing seorang wanita dengan dandanannya yang menakutkan, Adrian jelas ketakutan."Ka-kamu siapa?" tanya Adrian yang langsung menangis. "Mana kakek... Kakek...""Cengeng! Nggak usah nangis! Kalau kamu terus nangis, nanti Tante bakar kulit kamu, mau?"Dibentak seperti itu, bukannya mereda, tangis Adrian justru semakin menjadi-jadi.Sementara itu, Suci yang kesadarannya pun mulai pulih, menjadi terkejut saat mendengar suara tamparan keras yang dilayangkan Hanni di wajah Adrian yang berada di sisinya.Suci menoleh masih dengan kepalanya yang pusi

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   100. MENUJU LOKASI PENYEKAPAN

    Mars, Dandi dan Adiba sudah di kantor polisi setelah sore tadi, Adiba memberitahu bahwa Suci hilang saat mereka masih berada di dalam mall.Dan dari hasil rekaman CCTV Mall yang sudah diperiksa pihak kepolisian, mereka menyimpulkan bahwa kemungkinan besar, wanita yang mengenakan seragam cleaning service itulah yang membawa Suci di dalam plastik sampah karena jeda waktu dirinya keluar dari toilet, hanya berbeda beberapa menit setelah Suci memasuki toilet tersebut.Setelah memanggil seluruh Cleaning service yang bekerja di dalam Mall tersebut dan menginterogasinya satu persatu, diketahuilah bahwa salah satu cleaning service di sana sempat diserang oleh orang tak dikenal hingga dia tak sadarkan diri dan tubuhnya dibawa masuk ke dalam salah satu bilik toilet wanita dalam keadaan pingsan."Saat saya bangun, seragam cleaning service saya sudah hilang, Pak. Saya hanya mengenakan pakaian dalam saja, makanya saya nggak berani keluar sampai ada teman yang masuk ke toilet itu tadi." aku sang pet

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   99. VIDEO CALL

    Impian standar dari seorang perempuan adalah memiliki keluarga yang bahagia melalui jalan pernikahan.Itulah impian sederhana yang Suci miliki sejak kecil saat sang Ibunda bertanya padanya, mengenai cita-cita sang putri terkasihnya itu.*"Kalau sudah besar nanti, Suci mau jadi apa?" tanya Furi sambil mengepang rambut Suci yang tebal dan panjang."Suci mau jadi kayak Mama, seorang Ibu yang baik untuk anaknya dan istri yang baik untuk suaminya."*Itulah kurang lebihnya hal yang Suci inginkan di masa kecil.Hal yang akhirnya terwujud setelah dirinya harus melewati beribu rintangan dan cobaan hebat yang menerpa kehidupannya sejauh ini.Pernikahannya dengan Mars yang berlangsung meriah cukup menjadi bukti betapa bahagianya kehidupan yang Suci dan Mars jalani saat ini.Memutuskan untuk tidak lagi mengurus perusahaan, Suci menyerahkan seluruh kepengurusan perusahaan yang dipegangnya pada sang suami.Meski awalnya Mars sempat menolak karena dirinya yang memang awam akan semua pekerjaan itu,

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   98. SANG PENGINTAI

    "Aku ke sini, karena ingin bertanggung jawab atas perbuatanku padamu, juga pada Adrian," ucap Venus begitu dirinya dan Jasmine kini sudah berada di teras kediaman Yuda, ayah Jasmine.Masih memasang wajah angkuh, bahkan dalam ketidakberdayaannya sekarang, Jasmine masih saja merasa gengsi jika harus kembali bergantung dengan Venus, karena yang dia tahu, hidup Venus pun sekarang susah setelah lelaki itu dibuang dari keluarga Diningrat."Aku memiliki sedikit tabungan, mungkin bisa digunakan untuk biaya pernikahan kita, Jasmine," ucap Venus lagi meski sampai detik ini, Jasmine tetap saja membisu."Ini amanat dari almarhum Papaku, beliau ingin aku membawa dirimu dan Adrian pulang ke desa, tinggal bersamaku di rumahnya, mengurus perkebunan dan peternakan yang Papa berikan padaku," tambah Venus lagi."Apa kamu bersedia Jasmine?" tanya Venus kemudian dengan segala harapan bahwa dengan hidup bersama Jasmine, Venus bisa melupakan perasaannya terhadap Suci yang semakin hari semakin membuatnya ter

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   97. WELCOME TO THE NEW WORLD

    BEBERAPA BULAN KEMUDIAN...Waktu berlalu begitu cepat.Musim berganti, meninggalkan banyak cerita, manis dan pahit.Cerita tentang kehilangan, kesedihan dan penyesalan. Juga, cerita tentang kebahagiaan atas berkumpulnya kembali keluarga yang telah lama terpisahkan.Suci dengan Dandi, kakak kandungnya, serta Venus dengan Raditya yang merupakan Ayah kandungnya, meski, Raditya akhirnya berpulang tak lama setelah pertemuannya dengan sang anak.Raditya wafat dalam tenang setelah dirinya menceritakan semua kisah masa lalu rumit yang dia alami dahulu, yakni mengenai alasan mengapa dia bisa dengan tega memberikan Venus pada keluarga Diningrat.Pada akhirnya, semua rahasia terungkap, termasuk siapa sebenarnya orang tua kandung Hanni yang juga tak luput dari cerita Raditya pada Venus.Kini, hidup Venus tenang di desa.Meski, dirinya masih saja terngiang-ngiang akan amanat yang diberikan Raditya sebelum sang Ayah berpulang, agar Venus lekas menyelesaikan masalah masa lalunya dengan wanita bernam

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   96. GAGAL JANTUNG

    Seorang wanita dengan pakaian lusuhnya tampak memasuki sebuah mobil mewah yang dia parkirkan di lahan parkir sepi.Mengganti pakaian lusuhnya dengan pakaian yang lebih bagus dan seksi, wanita itu membersihkan noda di wajahnya dan bermake up layaknya wanita kelas atas.Dengan pulasan make up tebal dan lipstik merah menyalanya, wanita itu tersenyum tipis saat ingatannya kembali teringat pada aksi sandiwaranya saat dia berusaha menarik simpatik lelaki bernama Dandi di kantor polisi tadi.Berkat air mata palsu dan ketidak berdayaannya, Hanni berhasil membuat Dandi percaya dengan apa yang dia katakan, lalu membebaskannya dari tahanan dan tak sampai di situ, bahkan Dandi berjanji, akan segera menghubungi Hanni jika dirinya mendapat kabar mengenai keberadaan Venus saat ini.Malam itu, Hanni melajukan kendaraan mewah milik seorang lelaki paruh baya yang sudah berhasil dia tipu setelah dia memasang badan di hadapan lelaki bodoh haus belaian itu.Seperti halnya yang sudah dia lakukan di Swiss d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status