Home / Romansa / WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN / 5. SEORANG PELACUR BERNAMA AMANDA

Share

5. SEORANG PELACUR BERNAMA AMANDA

Author: Herofah
last update Last Updated: 2023-05-30 20:36:12

Sejak dirinya resmi bertunangan dengan Suci, paras cantik nan paripurna milik gadis tunanetra itu seolah terus menghantui pikiran Venus.

Merasa sosok Suci seperti tidak asing, Venus terus bertanya-tanya sendiri tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya saat ini.

Kenapa pikirannya tak bisa lepas dari sosok Suci?

Kenapa dirinya seolah merindu ingin bertatapan lagi dengan Suci?

Ada apa dengan dirinya sebenarnya?

Venus bahkan sudah meyakinkan dirinya sejak jauh-jauh hari sebelum hari pertunangan itu berlangsung bahwa dirinya tak akan mungkin terpesona apalagi terpikat pada sosok Suci.

Tapi nyatanya, semua yang terjadi justru mengatakan hal yang sebaliknya.

Sosok Suci sukses membuat Venus tak mampu berpaling, bahkan setelah dia menghindar terlalu lama. Hanya dalam waktu beberapa jam saja pertemuan mereka, Venus langsung jatuh pada sosok wanita buta yang selama ini dia hindari.

Merasa frustasi dengan keadaan, seperti biasa, Venus pun membooking wanita bayaran kelas atas melalui Roger.

Lelaki itu menunggu kedatangan wanita yang akan menjadi pemuas hasrat birahinya di dalam sebuah kamar hotel berbintang lima.

Saat ini, Roger sedang dalam perjalanan menuju hotel untuk mengantarkan wanita bookingan Venus.

Venus baru saja selesai mandi, masih dengan tubuh atas yang setengah basah dan bagian tubuh bawahnya yang terlilit handuk, Venus berjalan menuju pintu kamar hotelnya saat di dengarnya suara ketukan pintu dibarengi suara bel yang berbunyi.

Seorang wanita berpakaian seksi dengan rambut panjang sebahu, bergelombang berwarna hitam kecoklatan, berdiri anggun di hadapan Venus.

"Amanda?" tanya Venus yang memang sudah diberitahu bahwa wanita yang sudah dipesan Roger untuk menemaninya malam ini bernama Amanda.

Wanita di hadapan Venus mengangguk disertai senyuman tipis. Tatapannya lekat dan dalam ke arah Venus.

"Rogernya mana? Dia bilang mau nganter lo sampe ke sini?" tanya Venus sambil celingukan karena tak dilihatnya Roger datang bersama Amanda.

Amanda melangkah maju, dengan gesture tubuhnya yang menggoda, wanita itu mengikis jaraknya dengan Venus.

"Pak Roger tadi izin ke toilet, katanya kebelet," bisiknya seraya masuk ke dalam kamar.

Venus hanya mencebik dan mengedikkan bahu. Sudah menjadi kebiasaan Roger sejak dulu, yang selalu beser di mana pun lelaki itu berada.

Begitu pintu tertutup, Venus melihat Amanda sudah membuka pakaian luarnya. Menyisakan pakaian dalam yang membalut tubuh sintal dengan warna kulitnya yang terlihat eksotis.

Amanda terlihat begitu sensual dan seksi.

"Bisa kita mulai sekarang? Jadwal saya padat malam ini, Bos," ucap Amanda disertai tawa kecil. Wanita itu kini sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang besar berseprai putih yang terletak di tengah ruangan.

"Relax honey. Gue butuh pemanasan yang nggak sebentar!" ucap Venus disertai senyuman miring. Lelaki itu pun membuka handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya dan memperlihatkan miliknya yang saat itu masih tertidur.

Tau apa yang diinginkan sang klien, Amanda pun dengan cepat bangkit dari tempat tidur dan merangkak ke arah Venus berdiri.

Seperti seekor anjing peliharaan yang kelaparan, Amanda melahap area sensitif di antara selangkangan Venus dengan rakus.

Jemari lentiknya bergerak gemulai maju dan mundur berbarengan dengan ujung lidahnya yang juga berputar-putar di ujung sana.

Venus mencengkram kepala Amanda cukup keras, menjambak rambut wanita itu saat kuluman Amanda dimiliknya semakin menggila.

Lenguhan panjang terdengar dari mulut Venus yang bersahutan dengan suara absurd decakan mulut Amanda di bawah sana.

"Argh, your mouth is amazing, Baby!" racau Venus yang semakin terhanyut dalam kenikmatan.

Malam itu, sebelum dirinya benar-benar keluar, Venus pun meminta Amanda untuk menghentikan kegiatannya.

Venus tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas untuk menikmati sesuatu yang lebih dahsyat lagi dari diri Amanda dengan memasuki wanita itu lebih dalam.

Kedua insan manusia itu saling bergelung menggapai kenikmatan.

Malam ini, Venus ingin pikirannya tenang dan tidak terganggu dengan sosok Suci.

Persetan dengan wanita itu!

Venus benar-benar tak perduli!

*****

Malam ini, bintang bersinar cerah.

Tapi, tak secerah wajah Suci yang tampak sendu.

Wanita itu masih saja bergelut dalam pikirannya akan perbedaan suara yang dia dengar dari Venus.

Entah ini hanya perasaannya atau memang benar, Suci merasakan sesuatu hal aneh terjadi.

Sebuah kejanggalan yang teramat nyata baginya.

Yakni, di kala suara Venus yang di rasanya berubah-ubah.

Individu dengan kondisi tunanetra menyimpan ingatan dalam bentuk verbatim, yang menyebabkan kemampuan lebih baik dalam mendiskriminasi suara dibandingkan orang normal. Sebab itulah, Suci yakin sekali dengan apa yang di dengarnya mengenai suara Venus yang kerap berubah-ubah.

Jika di taman kota waktu itu, suara Venus terdengar lembut dan ramah, namun di malam pertunangan mereka saat itu, suara lelaki yang menjadi calon suaminya itu terdengar lebih dingin, mendekati kata serak-serak basah meski tidak sepenuhnya.

Hal itu jelas menjadi perbedaan yang sangat kontras bagi Suci. Meski saat di acara pertunangan kemarin, Venus tak banyak bicara, namun, Suci tetap bisa merasakan kekentalan perbedaan suara itu. Sayangnya, nyali yang Suci miliki tak cukup banyak untuk menanyakan kebenaran tentang apa yang dia rasakan saat itu.

Hingga akhirnya, Suci hanya bisa diam dengan benak yang dipenuhi tanda tanya besar.

Tanda tanya besar yang sampai detik ini belum dia temukan juga jawabannya.

Atau mungkin, Suci bisa tanyakan soal ini pada Roger?

Sepertinya, sosok Roger adalah lelaki yang ramah.

"Bi, Bi Lia?" panggil Suci saat itu.

Tak lama, seorang wanita tua datang dengan langkah tergopoh-gopoh menghampiri Suci di teras.

"Ya, Non, ada apa?" tanya Bi Lia kemudian.

"Bisa minta tolong teleponin ke nomor asistennya Mas Venus yang namanya Roger, Bi? Ada sesuatu yang mau Suci tanyakan ke dia," ucap Suci dengan suaranya yang lembut mendayu-dayu. Sangat kontras dengan wajahnya yang kemayu.

"Memang, Non Suci mau tanya apa?" tanya Bi Lia kepo.

"Ada deh, udah tolong teleponin aja. Nomornya ada di buku telepon kok."

Bi Lia pun mengambil ponsel milik Suci dan mulai menghubungi sebuah nomor yang dilihatnya dari buku telepon.

Begitu tersambung, Bi Lia langsung memberikan ponsel itu pada sang pemilik.

"Halo, Pak Roger?" Sapa Suci ramah.

"Iya, ada apa, Nona Suci? Tumben malam-malam telepon?" sambut Roger semringah.

"Hm, jadi gini, Pak. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan tentang Mas Venus pada Pak Roger," jawab Suci meski hatinya meragu. "Ini, tentang suara Mas Venus," Suci seolah menggantung kalimatnya karena terlalu bingung untuk menjelaskan.

Suci hanya takut dugaannya salah.

"Memangnya kenapa dengan suara Pak Venus, Nona?" tanya Roger lagi meski saat itu, Roger sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan yang hendak Suci maksudkan.

"Apa, saya yang salah dengar atau memang suara Venus suka berubah-ubah ya?" jelas Suci yang akhirnya berhasil mengungkapkan kebingungannya. "Sebab, suara Venus yang saya tangkap saat pertama kali bertemu dengannya di taman bersama Pak Roger waktu itu, terdengar berbeda dengan suara Mas Venus saat kami kembali bertemu di hari pertunangan kemarin," tambah Suci panjang lebar.

Roger berdehem pelan. Dia bahkan sudah menyiapkan jawaban sejak tadi.

"Jadi begini Nona Suci, kebetulan, Pak Venus itu memiliki penyakit radang kambuhan. Sudah tidak aneh lagi kalau suara Pak Venus jadi berubah-ubah seperti itu," jelas Roger meyakinkan.

Suci kembali terdiam. Berharap, apa yang dikatakan Roger memang benar adanya tanpa ada sesuatu yang lelaki itu tutupi darinya.

Entah kenapa, Suci merasa kejanggalan ini bukan hanya sekadar kebetulan belaka.

*****

Pagi itu, Venus terbangun dari tidur dengan tubuh yang lebih bugar setelah dia berolahraga malam di ranjang bersama Amanda.

Lelaki itu bangkit dari tempat tidur seraya melakukan peregangan otot tubuhnya.

Perut sickpacknya yang sempurna tampak nyata karena Venus tertidur masih dalam kondisi tak berbusana.

Permainannya dengan Amanda sangat menguras tenaganya, itulah sebabnya, Venus langsung tertidur setelah dia selesai menstransfer sejumlah dana ke rekening Amanda sebagai tips.

Sebuah kertas yang tergeletak di nakas menarik perhatian Venus.

Dilihatnya dengan seksama isi surat itu.

Seketika kening lelaki itu berkerut samar, dibarengi dengan kedua bola matanya yang terbelalak hebat.

Selesai membaca isi tulisan yang tertera di dalam kertas tersebut, tangan Venus seketika gemetaran. Wajah lelaki itu mendadak pucat.

Membuang kertas itu ke lantai, Venus meraih cepat ponselnya.

Lelaki itu harus segera menelepon Roger.

*****

Semoga masih setia ikutin cerita ini ya...

Jangan lupa vote dan koment...

Salam herofah...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   104. EPILOG

    Flashback On..."Sebelum kita pulang ke Indonesia, aku mau memberi sesuatu untukmu sebagai hadiah bulan madu kita, Suci," ucap Mars saat dirinya dan Suci menikmati detik-detik terakhir mereka di tepi pantai Maldives yang indah.Saat itu, dua jam sebelum kepulangan mereka kembali ke tanah air.Suci meraba wajah Mars sambil tersenyum."Emang kamu punya hadiah apa buat aku, sih?" tanya Suci penasaran.Mars menatap benda di tangannya.Benda yang dibelinya tadi, saat mengantar Roger membeli oleh-oleh di Club Med Kani Maldives.Setiap weekend, di tempat ini akan digelar 'pasar dadakan'. Semacam pasar tradisional yang berada di dalam resornya dan penduduk lokal akan menjajakan berbagai suvenir di sana.Awalnya, Mars sudah memegang beberapa souvenir, salah satunya sebuah kalung cantik yang terbuat dari kerang, lalu masih banyak lagi suvenir-suvenir lainnya yang unik dengan beragam bentuk. Ada magnet kulkas, hiasan, mug, kaos, gelang, ukiran kayu dan lain-lain. Tapi, semua barang-barang itu te

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   103. TAK AKAN ADA PENGORBANAN YANG SIA-SIA

    SATU MINGGU KEMUDIAN...Di Sebuah Lapas Khusus Narapidana Dengan Gangguan Jiwa."Napi 205, ada tamu," ucap salah satu petugas lapas wanita.Seorang wanita berseragam narapidana keluar dari selnya dengan penjagaan ketat dua polwan di sisi kanan dan kirinya.Memasuki sebuah ruangan khusus yang biasa digunakan polisi untuk menginterogasi tersangka pelaku kriminal, Hanni melihat sudah ada wanita lain yang duduk di salah satu kursi di dalam ruangan tersebut.Dan Hanni jelas mengenal siapa wanita itu."Aku harap, kedatanganmu ke sini membawa kabar baik, Jasmine," ucap Hanni begitu dirinya didudukkan oleh dua petugas lapas yang mengawalnya tadi.Jasmine tersenyum tipis, meski tak menutupi tatapan tajam sarat kebencian yang dia tujukan pada wanita gila di hadapannya itu."Ya, kabar baiknya adalah, ini..." Jasmine menyodorkan sebuah foto dirinya dan Venus serta Adrian yang tengah tersenyum ke kamera sambil berpelukan. Saat itu, Venus masih berada di ruang rawat rumah sakit. Mereka berfoto di s

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   102. CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA

    Flashback off...Jakarta, Desember 20xxSeharian itu hujan turun dengan sangat deras membasahi bumi Jakarta.Seorang gadis yang baru saja selesai mengikuti ospek di kampus tampak berlari kecil ke arah lapangan parkir kampus di mana dia memarkirkan kendaraannya di sana.Mendapati ban mobilnya yang bocor, Suci mengesah berat."Duh, gue kan harus pulang cepet hari ini, udah janjian ketemu sama Om Frans, mana besok dia mau berangkat ke Australi lagi! Huft, sial banget, sih! Udah ujan, pake bocor lagi ban mobil!" Keluh Suci bermonolog.Akibat dirinya terlalu cantik, tentunya banyak seniornya di kampus yang kepincut padanya, itulah sebabnya, Suci jadi pulang telat dikarenakan ada beberapa kakak kelasnya yang memberikan Suci tugas tambahan di kelas dengan harapan bisa mengenal sosok Suci lebih jauh.Meski pada akhirnya, tak ada satu pun dari mereka yang berhasil menarik perhatian Suci."Kalo naik busway jam segini keburu nggak ya jam tujuh sampe ke kantornya Om Frans?" Suci menoleh jam di ta

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   101. SIAPA YANG TERTEMBAK?

    Suci dan Adrian sama-sama tersadar dari pingsan saat seember air disiram oleh Hanni ke tubuh mereka.Gelagapan, si kecil Adrian tampak meringis merasakan kepalanya yang sakit dan tubuhnya yang mendadak dingin tersiram air."Kakek..." Gumam bocah itu dengan kedua bola matanya yang terus mengerjap terkena tetesan air dari atas kepalanya.Sebuah remasan di kepala Adrian membuat bola mata bocah berusia lima tahun itu melotot seketika, mendapati wajah asing seorang wanita dengan dandanannya yang menakutkan, Adrian jelas ketakutan."Ka-kamu siapa?" tanya Adrian yang langsung menangis. "Mana kakek... Kakek...""Cengeng! Nggak usah nangis! Kalau kamu terus nangis, nanti Tante bakar kulit kamu, mau?"Dibentak seperti itu, bukannya mereda, tangis Adrian justru semakin menjadi-jadi.Sementara itu, Suci yang kesadarannya pun mulai pulih, menjadi terkejut saat mendengar suara tamparan keras yang dilayangkan Hanni di wajah Adrian yang berada di sisinya.Suci menoleh masih dengan kepalanya yang pusi

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   100. MENUJU LOKASI PENYEKAPAN

    Mars, Dandi dan Adiba sudah di kantor polisi setelah sore tadi, Adiba memberitahu bahwa Suci hilang saat mereka masih berada di dalam mall.Dan dari hasil rekaman CCTV Mall yang sudah diperiksa pihak kepolisian, mereka menyimpulkan bahwa kemungkinan besar, wanita yang mengenakan seragam cleaning service itulah yang membawa Suci di dalam plastik sampah karena jeda waktu dirinya keluar dari toilet, hanya berbeda beberapa menit setelah Suci memasuki toilet tersebut.Setelah memanggil seluruh Cleaning service yang bekerja di dalam Mall tersebut dan menginterogasinya satu persatu, diketahuilah bahwa salah satu cleaning service di sana sempat diserang oleh orang tak dikenal hingga dia tak sadarkan diri dan tubuhnya dibawa masuk ke dalam salah satu bilik toilet wanita dalam keadaan pingsan."Saat saya bangun, seragam cleaning service saya sudah hilang, Pak. Saya hanya mengenakan pakaian dalam saja, makanya saya nggak berani keluar sampai ada teman yang masuk ke toilet itu tadi." aku sang pet

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   99. VIDEO CALL

    Impian standar dari seorang perempuan adalah memiliki keluarga yang bahagia melalui jalan pernikahan.Itulah impian sederhana yang Suci miliki sejak kecil saat sang Ibunda bertanya padanya, mengenai cita-cita sang putri terkasihnya itu.*"Kalau sudah besar nanti, Suci mau jadi apa?" tanya Furi sambil mengepang rambut Suci yang tebal dan panjang."Suci mau jadi kayak Mama, seorang Ibu yang baik untuk anaknya dan istri yang baik untuk suaminya."*Itulah kurang lebihnya hal yang Suci inginkan di masa kecil.Hal yang akhirnya terwujud setelah dirinya harus melewati beribu rintangan dan cobaan hebat yang menerpa kehidupannya sejauh ini.Pernikahannya dengan Mars yang berlangsung meriah cukup menjadi bukti betapa bahagianya kehidupan yang Suci dan Mars jalani saat ini.Memutuskan untuk tidak lagi mengurus perusahaan, Suci menyerahkan seluruh kepengurusan perusahaan yang dipegangnya pada sang suami.Meski awalnya Mars sempat menolak karena dirinya yang memang awam akan semua pekerjaan itu,

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   98. SANG PENGINTAI

    "Aku ke sini, karena ingin bertanggung jawab atas perbuatanku padamu, juga pada Adrian," ucap Venus begitu dirinya dan Jasmine kini sudah berada di teras kediaman Yuda, ayah Jasmine.Masih memasang wajah angkuh, bahkan dalam ketidakberdayaannya sekarang, Jasmine masih saja merasa gengsi jika harus kembali bergantung dengan Venus, karena yang dia tahu, hidup Venus pun sekarang susah setelah lelaki itu dibuang dari keluarga Diningrat."Aku memiliki sedikit tabungan, mungkin bisa digunakan untuk biaya pernikahan kita, Jasmine," ucap Venus lagi meski sampai detik ini, Jasmine tetap saja membisu."Ini amanat dari almarhum Papaku, beliau ingin aku membawa dirimu dan Adrian pulang ke desa, tinggal bersamaku di rumahnya, mengurus perkebunan dan peternakan yang Papa berikan padaku," tambah Venus lagi."Apa kamu bersedia Jasmine?" tanya Venus kemudian dengan segala harapan bahwa dengan hidup bersama Jasmine, Venus bisa melupakan perasaannya terhadap Suci yang semakin hari semakin membuatnya ter

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   97. WELCOME TO THE NEW WORLD

    BEBERAPA BULAN KEMUDIAN...Waktu berlalu begitu cepat.Musim berganti, meninggalkan banyak cerita, manis dan pahit.Cerita tentang kehilangan, kesedihan dan penyesalan. Juga, cerita tentang kebahagiaan atas berkumpulnya kembali keluarga yang telah lama terpisahkan.Suci dengan Dandi, kakak kandungnya, serta Venus dengan Raditya yang merupakan Ayah kandungnya, meski, Raditya akhirnya berpulang tak lama setelah pertemuannya dengan sang anak.Raditya wafat dalam tenang setelah dirinya menceritakan semua kisah masa lalu rumit yang dia alami dahulu, yakni mengenai alasan mengapa dia bisa dengan tega memberikan Venus pada keluarga Diningrat.Pada akhirnya, semua rahasia terungkap, termasuk siapa sebenarnya orang tua kandung Hanni yang juga tak luput dari cerita Raditya pada Venus.Kini, hidup Venus tenang di desa.Meski, dirinya masih saja terngiang-ngiang akan amanat yang diberikan Raditya sebelum sang Ayah berpulang, agar Venus lekas menyelesaikan masalah masa lalunya dengan wanita bernam

  • WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN   96. GAGAL JANTUNG

    Seorang wanita dengan pakaian lusuhnya tampak memasuki sebuah mobil mewah yang dia parkirkan di lahan parkir sepi.Mengganti pakaian lusuhnya dengan pakaian yang lebih bagus dan seksi, wanita itu membersihkan noda di wajahnya dan bermake up layaknya wanita kelas atas.Dengan pulasan make up tebal dan lipstik merah menyalanya, wanita itu tersenyum tipis saat ingatannya kembali teringat pada aksi sandiwaranya saat dia berusaha menarik simpatik lelaki bernama Dandi di kantor polisi tadi.Berkat air mata palsu dan ketidak berdayaannya, Hanni berhasil membuat Dandi percaya dengan apa yang dia katakan, lalu membebaskannya dari tahanan dan tak sampai di situ, bahkan Dandi berjanji, akan segera menghubungi Hanni jika dirinya mendapat kabar mengenai keberadaan Venus saat ini.Malam itu, Hanni melajukan kendaraan mewah milik seorang lelaki paruh baya yang sudah berhasil dia tipu setelah dia memasang badan di hadapan lelaki bodoh haus belaian itu.Seperti halnya yang sudah dia lakukan di Swiss d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status