WANITA KEDUA 31 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Terkadang keadaan memaksa kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan isi hati. Bukan karena tidak ingin melakukannya, tetapi memang hanya itulah salah satu cara untuk menyelamatkan orang-orang terkasih dari luka yang kemungkinan sukar diatasi oleh perasaan. Pria yang sadar telah mengambil jarak pada seorang Athifa Arsyana menatap lekat pemilik Swalayan Melati. Meskipun ucapan Lian itu benar adanya, tetapi dirinya tidak kuasa menerjang takdir semesta. "Saya memang salah. Dan saya juga sadar kalau cinta itu memang tidaklah untuk menyakiti. Tapi, memang hanya inilah cara mencintai yang bisa saya lakukan. Saya tidak ingin dia merasakan sakit yang melebihi daripada ini," jawab Aksa sembari menahan perih dalam dadanya mengetahui wanita di sana tumbang. Lian menarik napasnya dalam dan mengembuskannya perlahan mendengar kepasrahan pria di sebelahnya. Semua memang akan terasa menyakitkan untuk perasaan yang tumbuh di tempat tidak seharusny
WANITA KEDUA 31 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBukannya menjawab, Aksa justru melangkah pergi setalah wanita di depannya selesai berbicara. Ia tidak ingin terlibat lebih lama dalam obrolan yang memicu perdebatan. Mungkin hingga nanti dirinya akan terjebak dalam pernikahan yang sejak awal tidak begitu berlandaskan perasaan cinta. Ya, hanya seperti hubungan timbal balik antara pemberi dan penerima."Terserah kamu mau bicara apa saja. Rasanya tenaga sudah habis untuk menjawab pertanyaan yang hampir sama alasannya. Aku hanya ingin tenang tanpa harus memperdebatkan masalah dan berujung saling meluapkan amarah," batin pria yang kembali ke tempatnya, yakni dapur.Salah satu karyawan yang sudah lama menjadi bagian restoran terlihat sedikit sibuk bergelut dengan masakan. Meskipun tidak terlalu ramai, tetapi suasana dapur tetap sibuk untuk satu atau dua pesanan.Aksa mendekat, menawarkan bantuan seperti biasa agar terlihat sibuk dan menepikan tentang wanita di sana dari pikirannya."Saya bantu l
WANITA KEDUA 32 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraBerpura-pura bertahan dalam sebuah hubungan yang tidak sepenuhnya menggunakan hati terkadang membuat raga merasa lemah. Bahkan, kepala bisa dipenuhi puluhan tanda tanya tentang garis hidup yang menjadi lakon dari sebuah panggung sandiwara. Pria yang tengah berusaha kuat berpura-pura tiba-tiba menarik napasnya dalam dan mengembuskannya kasar. Entah kenapa rasanya seperti berada di ujung lelah. Meski begitu ia tidak punya daya untuk pergi atau pun membuat pilihan. Apalagi jika harus menebak makna apa yang tersirat untuk seluruh rangkaian kisahnya sendiri. "Kuatkan hamba ya Allah ... hamba benar-benar pasrah akan semua takdir yang ada. Hamba percaya bahwa bertemu Thifa bukanlah sebuah kebetulan semata. Dan menjadi bagian dari Serena pun bukan takdir yang hamba sesali," ucap Aksa dalam hati, lalu menatap keadaan restoran dengan perasaan entah. Aksa perlahan mencoba menyibukkan diri dengan ikut membantu Serena melayani pengunjung. Meskipun r
WANITA KEDUA 32 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraTepat jam delapan pagi, Serena dan Aksa sudah bersiap-siap untuk berangkat ke restoran. Entah karena terlalu lelah atau memang tidurnya yang terlalu nyenyak, keduanya bangun kesiangan. Bahkan, mereka melewatkan sarapan pagi dan memilih mencari itu di area dekat restoran. "Mau sarapan di mana?" tanya Aksa sebagai bentuk sopan santun setelah berada di area parkir swalayan."Di dekat swalayan Lian saja. Biasa jam segini ada bubur ayam. Saya mau ke kamar mandi sebentar," ujar Serena yang tiba-tiba ingin buang air kecil. Tanpa menjawab, pria yang setuju untuk pilihan bubur ayam langsung mencari di depan swalayan. Kebetulan memang roda dua miliknya kerap menumpang di area parkir karyawan milik Swalayan Melati. Tentunya atas persetujuan dari yang punya, yakni Lian Erza. Ketika Aksa tengah memesan bubur ayam, Serena justru tengah terburu-buru setelah membuang air kecil. Ia bahkan sampai melupakan ponselnya yang sengaja ia letakkan di dekat wast
WANITA KEDUA Oleh: Kenong Auliya Zhafira “Thifa, kamu itu bego atau bodoh sih?! Kamu itu cantik, pekerjaan pun lumayan! Kenapa harus terjebak sama pria yang bukan milikmu?! Kalau aku jadi kamu, aku enggak akan takut kehilangan pria macam Aksa Gautama! Cinta boleh, tapi logika juga harus ada. Kamu itu cuma dijadikan wanita kedua yang kebetulan hadir tanpa sengaja! Kamu itu bukan akhir muaranya!” Satu pertanyaan panjang dari Yula Naura tiba-tiba terasa seperti petir di siang bolong. Athifa Arsyana—wanita yang dengan sadar memilih menjalin asmara dengan pria beristri. Sebenarnya bukan kali ini ia merasa tertampar oleh ucapan sahabatnya. Namun, Thifa sama sekali tidak bisa melawan kehendak hatinya sendiri. Ia mencintai Aksa itu dari hati, tanpa tapi meski hanya mendapatkan luka karena hubungan yang ada tidak akan bisa bermuara. “Thifa!” panggil Yula—sahabat sekaligus partner kerja di salah satu swalayan terbesar di kota untuk kedua kali. Melihat Thifa kerap melamun sering membuat hati
WANITA KEDUA 2Oleh: Kenong Auliya ZhafiraTerkadang kecurigaan yang tertumpuk karena pengamatan kerap memunculkan tanda tanya yang jawabannya mendekati kebenaran. Apalagi firasat seorang wanita pada pasangan. Kemungkinan benar pasti nyaris seratus persen. Serena bergegas mendekat untuk menuntaskan rasa penasarannya. Wajah prianya begitu kentara berbinar penuh bahagia. Senyum itu seakan mewakili bahasa tubuh yang jujur. “Mas ... kok, pembelinya tidak disuruh masuk? Kenapa hanya di depan pintu begitu? Tidak sopan menyambut pembeli seperti itu,” ucap Rena tiba-tiba yang sudah berada di antara mereka. Membuat ketiga orang di depannya menoleh secara bersamaan.Thifa memaksa bibirnya tersenyum untuk menyembunyikan perasaan takut sekaligus cemas. Ya, ia takut apabila hatinya harus kehilangan dan tidak bisa melihat pria di depannya jika hubungannya terbuka. Ia sengaja menatap arah lain untuk menghindari tatapan Mbak Rena yang selalu terlihat penuh bahagia bisa memiliki Mas Aksa sepenuhnya.
WANITA KEDUA 3Oleh: Kenong Auliya ZhafiraJanji orang yang tidak bisa dimiliki mungkin ibarat pasir dalam genggaman. Semakin kuat tergenggam, maka semakin sakit. Bahkan, semakin melemah genggaman, maka segalanya semakin jatuh berserakan. Dua keadaan yang sama-sama tidak bisa menjamin kebahagiaan. Akan tetapi, keyakinan terkadang menyala layaknya temaram untuk hati yang terlanjur tenggelam akan cinta berselimut cerita kelam. Thifa sekuat mungkin berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa ucapan pria di sana itu adalah sebuah kesungguhan, bukan semata sekadar rayuan. Meski hubungan yang tersulam tidak wajar, tetapi perasaan justru semakin membesar. Bahkan, gejolak rindu itu mampu terus membara setelah lima bulan berlalu. Namun, ketakutan-ketakutan kecil hingga besar masih menghampiri jika mendengar cintanya sebuah kesalahan. Sementara ia hanya bermodalkan perhatian dan ketulusan. “Aku percaya sama Mas Aksa tidak akan pergi begitu saja. Aku yakin dia pasti menepati janjinya untuk selalu
WANITA KEDUA 4Oleh: Kenong Auliya ZhafiraMencintai milik orang memang kerap dianggap sebagai kesalahan. Akan tetapi, rasa itu tetaplah anugerah Tuhan yang akan memberi pelajaran akan arti ketulusan dalam hidup. Sekuat apa logika menyalahkan perasaan, hati akan selalu kalah melawan.Wanita yang terjebak cinta terlarang itu menarik napasnya dalam. Thifa berucap sendiri mempertanyakan hal yang sama setiap hari tentang hatinya. Terkadang ambisi menyelimuti hati untuk bisa memiliki sang pria seutuhnya, tetapi kenyataan begitu kejam menghentikan.“Kepalaku pusing jika harus membahas tentang rasa ini terus menerus. Maafkan aku jika cinta yang ada mulai mengubahku menjadi wanita egois, Mas ... sungguh, jika bisa, aku ingin pergi dari perasaan yang rumit ini. Tapi, aku benar-benar takut kehilanganmu. Lebih baik aku menahan lara daripada enggak bisa melihat Mas Aksa sama sekali," lirihnya sekali lagi sembari memegang kepala yang perlahan berdenyut.Thifa mencoba beranjak, meninggalkan ruang t