Semenjak mendengar penjelasan dari Dokter, yang menyatakan bahwa Adnan mengalami kehamilan simpatik, Adnan selalu terlihat murung. Dia memikirkan semua perkataan Dokter itu, dan yang ia rasakan juga memang benar, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Dokter tersebut. "Apakah ini terjadi karena Shelia tengah mengandung benihku? Dan kini aku yang mengalami kehamilan simpatik ini. Lalu bagaimanakah dengan keadaan Shelia di sana? Apakah dia juga mengalami seperti yang aku alami ini?" batin Adnan.Siang itu, Adnan dan Antonio sedang melakukan perjalanan bisnis ke sebuah kota, dan saat mereka melewati sebuah pasar tradisional, seketika Adnan meminta Antonio untuk menghentikan mobilnya."Antonio, berhenti!" ucap Adnan.Antonio seketika menghentikan mobil yang sedang ia kendarai itu. Ia melihat ke belakang."Ada apa, Tuan?" tanya Antonio."Aku baru saja seperti melihat Shelia. Apakah kau melihatnya juga?" ucap Adnan.Antonio terkejut mendengarnya, matanya mengedari sekeliling pasar, dia menc
Margaretta terus saja bergelayut manja pada Adnan. Dia menduduki paha Adnan dan menggesek-gesekkan bokongnya di kejantanan Adnan. Sementara Adnan sedang merasakan perbedaan reaksi antara Margaretta dengan Shelia. Disaat bersama Shelia, ia hanya menatapnya saja tapi kejantanannya sudah bangun. Tetapi mengapa disaat bersama Margaretta, sampai di gesek-gesek pun tidak berpengaruh apapun, kejantanan Adnan kembali mati suri."Ini benar-benar aneh, mengapa berbeda sekali disaat bersama Shelia dan disaat bersama Margaretta. Apakah penyakit impotenku kembali kambuh lagi? Lalu, jika penyakit impotenku kembali kambuh, bagaimana aku dan Margaretta akan kembali menikah?" batin Adnan.Adnan terus mencoba untuk merasakan reaksi kejantanannya, sembari terus berpikir keras."Sementara aku dan Margaretta ingin kembali mengarungi bahtera rumah tangga dan aku juga ingin menunjukkan padanya bahwa aku sudah sembuh dari penyakit impotenku," Adnan kembali membatin.Margaretta masih terus menggesek-gesekkan
Jihan pun mengalah, akhirnya empek-empek kapal selam itu diberikan kepada Antonio. Dia pun akhirnya berlalu, beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun, ketika Jihan sedang melangkah, tiba-tiba suara Antonio memanggilnya."Nona, tunggu! panggil Antonio.Jihan pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Antonio yang mengejarnya. Dengan bersedekah dada, Jihan menatap Antonio dengan tajam."Ada apa?" ucap Jihan dengan ketus.Antonio memberikan dua porsi empek-empek kapal selam itu kepada Jihan."Ini untukmu." Antonio memberikan plastik yang berisikan empek-empek itu. Jihan mengerutkan keningnya. Ia merasa heran, mengapa sekarang Antonio malah memberinya kapal selam itu, sementara tadi mereka sampai berdebat karena berebutan."Untukku? Untuk apa? Tidak! Tidak! Tidak usah, gue kan udah ngalah, buat lo aja. Bukannya lo bilang buat yang lagi ngidam? Ya udah, gue ga masalah, karena gue kan gak ngidam," ucap Jihan.Antonio menatap wajah Jihan dengan lekat. S
Sejak saat itu, Juna selalu menghubungi Shelia, dengan alasan menanyakan tentang pesanan kue black forestnya. Tetapi sebenarnya tujuan Juna adalah ingin mendekati Shelia, karena Juna sudah merasa tertarik pada Shelia sejak pandangan pertama, maka dari itu Juna meminta agar Shelia untuk hadir di dalam acara ulang tahun perusahaannya minggu depan.Seperti halnya malam itu, Juna sedang duduk di balkon kamarnya, dan dia sedang memegang handphonenya, ternyata Juna sudah menyimpan beberapa gambar Shelia secara diam-diam. Dan pada saat ini, ia sedang menatap wajah Shelia yang cantik."Shelia, kau gadis yang sangat cantik, dan aku terpesona padamu sejak pandangan yang pertama. Aku ingin memilikimu Shelia," batin Shelia.Juna mengira bahwa Shelia adalah seorang gadis yang masih polos dan lugu. Juna tidak mengetahui bahwa Shelia merupakan mantan kupu-kupu malam, dan bahkan saat ini Shelia tengah mengandung benih Adnan.Sementara itu, Shelia terlihat sedang tiduran di atas ranjangnya, dan pada s
Antonio langsung bergegas mengejar Jihan. Setelah membayar nasi goreng tersebut."Jihan, beginikah caramu untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang," teriak Antonio.Jihan yang sudah melangkah pergi seketika menghentikan langkah kakinyanya. Jihan langsung menghadap ke arah Antonio dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku hoodienya."Oohh ... jadi lo pamrih ngasih gue makan nasi goreng tadi? Kan gue udah nolak, ngapain lo masih maksa gue? Terus sekarang lo ngomong kayak gitu, apa perlu gue muntahin lagi nasi gorengnya?" ucap Jihan.Jihan ini memang benar-benar berbeda dari gadis lainnya. Caranya berbicara selalu membuat Antonio kehilangan kata-kata. Tetapi entah mengapa Antonio selalu merasa penasaran terhadap Jihan."Jihan, bisakah kau berkata jangan seperti itu. Berkatalah denang sopan, mengapa harus berkata seperti itu? Kau sangat buruk sekali, tidak seperti gadis lainnya," ucap Antonio."Lo ngomong apa? Gue buruk apa? Emangnya gue harus bicara seperti apa?" ucap Jihan
"Shelia, tolong kau temui pelanggan yang sedang duduk di sudut ruangan itu. Dia ingin berbicara empat mata denganmu," ucap Mami Dahlia, seorang mucikari. "Baik, Mi," ucap Shelia.Shelia terpaksa bekerja sebagai kupu-kupu malam di sebuah tempat prostitusi di kota Metropolitan Jakarta, karena keadaan yang memaksanya. Shelia yang memiliki wajah yang sangat cantik dan memiliki body yang sangat seksi itu, menjadi primadona di tempat tersebut. Sehingga Mami Dahlia sangat menspesialkan Shelia. Dan karena perlakuan Mami Dahlia itu, sering menjadi bumerang bagi Shelia, karena dia sering disakiti oleh teman-temannya yang sesama kupu-kupu malam itu. Karena mereka merasa sangat iri dengannya. Shelia melangkahkan kakinya menuju ke tempat yang paling pojok, untuk menemui seorang laki-laki yang sedang menunggunya untuk menyewa jasanya pada malam ini. "Selamat malam, Tuan. Anda mencari saya?" ucap Shelia dengan ramah. "Ah ... iya, Nona Shelia. Perkenalkan, namaku Antonio. Aku ingin bertemu denganm
Adnan merasa sangat terhina karena Mamanya yang menyuruh seorang kupu-kupu malam untuk mengobati penyakit impotennya. Adnan marah kepada Shelia, dia menghardik Shelia dan menghinanya, tetapi Shelia tetap bertahan karena dia sudah terlanjur menerima pekerjaan tersebut."Dasar wanita murahan! Berapa Mamaku membayarmu sehingga kau rela untuk melakukan pekerjaan kotor seperti ini!? Aku tahu kau pasti ingin merasakan kenikmatan padaku, kan? Dasar wanita pelacur!" hardik Adnan."Maaf, Tuan Adnan, saya terpaksa melakukan ini karena ini adalah pekerjaan yang sudah diterima oleh Mami Dahlia, dan Nyonya Alda sudah membayarnya, jadi saya harus bertanggung jawab," ucap Shelia."Aku tidak sudi kau sentuh! Pergilah!" teriak Adnan.Nyonya Alda yang melihat kemarahan pada putranya itu, langsung menengahi. Ia berbicara secara halus terhadap Adnan agar Adnan tidak emosi terhadap Shelia."Adnan, mama melakukan semua ini demi kebaikanmu, Nak. Ingatlah, dulu kau diceraikan oleh istrimu karena penyakit impo
Adnan terus merenung, pikirannya berkecamuk tidak menentu. Ia terus saja membatin memikirkan bagaimana dan apa yang harus dia lakukan, karena apa yang ia ucapkan dan apa yang ia rasakan bertolak belakang. Sementara Shelia merasa kebingungan melihat sikap Adnan yang tiba-tiba berubah."Tuan, saya harus bagaimana? Mengapa Anda diam saja, Tuan?" tanya Shelia."Diamlah wanita jalang! Mulutmu sangat cerewet sekali." Adnan berdiri."Tunggu sebentar, aku sedang ada pekerjaan." imbuh Adnan lalu berlalu pergi menuju ke ruang kerjanya, lalu dia menghubungi Antonio sang Asisten pribadinya atau orang kepercayaannya."Antonio, tolong kau buat surat perjanjian untuk wanita jalang itu!" titah Adnan."Saya harus menulis apa, Tuan? Maksud saya poin-poinnya," ucap Antonio dari seberang sana."Kau harus menulis surat perjanjian tersebut ... jika aku belum sembuh dari penyakit impoten-ku ini, maka Shelia tidak boleh berhenti dari pekerjaan ini, dia harus terus bekerja di sini hingga aku sembuh. Dan jika