Share

Uang Segalanya untuk Ivy

Author: Anna Sahara
last update Last Updated: 2025-07-12 21:47:18

Ivy tidak sempat lulus dari sekolah menengah atas, dan karena alasan itu hingga hari ini dia mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan tetap. Sebagai penunjang hidupnya, dia hanya mengikuti pekerjaan sampingan yang ditawarkan oleh beberapa temannya.

Terkadang Ivy akan menjadi kurir makanan dan obat-obatan. Di lain waktu, dia juga bisa menjadi pelayan di tempat-tempat tertentu. Di usia muda, Ivy pun sudah menjadi pemburu uang.

Demi tuntutan hidup, Ivy menjelma menjadi sosok yang materialistis, ke mana uang berhembus, dia akan mengikuti arahnya.

Bersama sang ayah, Ivy berdiri di ruang tamu nan mewah itu. Ini pertama kalinya, dia memasuki villa megah bak istana itu.

"Apapun yang mereka katakan, kamu tidak boleh membantah!" Zahir mengingatkan lebih dulu. Kali ini, dia harus memastikan jika kedatangan mereka pasti diterima.

"Baiklah." Ivy mengangguk patuh.

Di lantai 2.

"Sepertinya kamu sangat mengenal baik keluarga si Pak tua itu," ucap Avyan sebelum turun ke lantai satu. "Aku sudah menolak dua anak perempuannya, tapi kamu malah menawarkan anaknya yang lain, apa tidak ada lagi wanita lain yang berpenampilan cantik di kampung asalmu itu?"

"Kamu bisa lihat sendiri nanti," balas Gibran sedikit menundukkan kepala. Bukan dia yang mencari, melainkan Zahir yang kembali datang menyodorkan diri. "Aku tahu kedua putri pak Zahir sudah mengganggu pikiranmu dengan sifat konyol yang mereka tunjukkan di awal, tapi untuk putri ketiganya ini, aku yakin sangat berbeda dengan kedua kakaknya."

"Apa bedanya? Mereka sama-sama anak kandung dari si pak tua itu," tukas Avyan, dia masih sedikit kesal dengan tingkah Nara dan Nina yang langsung datang menggodanya, itu sama saja mempertontonkan kebodohan mereka.

"Tentu saja berbeda." Gibran mengangkat sedikit wajahnya untuk menjelaskan. "Kamu sendiri memiliki perbedaan karakter dengan saudara-saudaramu yang lain, itu artinya ...!"

"Cukup ...!" Avyan segera menyanggah. Dia tidak ingin Gibran melanjutkan ucapannya. "Lebih baik kita turun sekarang juga, aku ingin melihat kandidat terakhir yang kamu tawarkan hari ini!"

Gibran mengangguk patuh. "Aku harap memuaskan."

Setelah beberapa menit, Gibran muncul bersama atasannya, tuan muda Avyan Pradipta. Dengan gagahnya, kedua pria itu menuruni anak tangga.

Pandangan tuan muda Avyan lurus ke depan, tidak teralihkan oleh kehadiran Ivy dan Zahir.

Ivy yang melihatnya terpana sejenak. Jarak mereka masih lumayan jauh, namun Ivy dapat merasakan betapa berkharismanya tuan muda Avyan.

'Oh my God, tuan muda ini ternyata sangat tampan, bahkan terlalu tampan jika disandingkan denganku,' Ivy tiba-tiba merasa rendah diri. Dia belum pernah melihat Avyan, hanya saja sering mendengar desas-desus warga yang mengatakan jika tuan muda terkaya di kota itu sangatlah sombong dan arogan.

'Pria setampan ini, kenapa kak Nara dan kak Nina menolaknya?' Ivy berpikir sambil mengagumi paras rupawan yang dimiliki Avyan. Pahatan di wajah pria itu mendekati sempurna, hingga Ivy tidak menyadari air liurnya hampir saja meleleh.

Ivy tersadar tatkala mendapat peringatan dari ayahnya.

"Jaga sikapmu, Ivy!" bisik Zahir pada putrinya. "Melihat tingkahmu yang seperti itu, tuan muda bisa saja kehilangan selera dan kita bisa kehilangan uang dalam sekejap."

Zahir tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Dia tidak mau Ivy melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Nara dan Nina sebelumnya.

Sebentar lagi, uang ratusan juta akan berada di depan mata dan bisa juga lenyap jika melakukan kesalahan.

"Uang ...?" Ivy bergumam pelan.

Setelah mengingat tujuan utama mereka, Ivy pun segera menundukkan kepala. Dia bertingkah seperti putri malu yang langsung menguncup ketika terkena sentuhan.

Ya, saat ini uang di atas segalanya. Bahkan ketampanan Avyan yang seperti jelmaan dewa Yunani itu bisa terkalahkan dengan uang yang telah dijanjikan pada mereka.

Bayangan uang pun seketika menggantikan sosok Avyan dalam benak Ivy.

Tidak seperti pertemuan sebelumnya dengan Nara dan Nina, Gibran tampak lebih tertarik pada pertemuan pertama dengan Ivy. Penampilan sederhana dari gadis itu menjadi daya tarik utama bagi Gibran yang mana dia tidak menyukai wanita berpakaian mencolok.

Gibran pun berbisik pada atasannya itu. "Lihat, anak si pak tua ini memang cantik-cantik, menurutku si bungsu ini bahkan lebih mempesona, mereka tidak begitu mirip dengan ayah tua yang terlihat tidak terurus ini."

"Diamlah ...!" Avyan tersenyum sinis. Dia belum melihat wajah Ivy dengan jelas, maka langkahnya yang panjang segera mendekati gadis muda itu.

Melihat kedatangan kedua pria itu, Zahir segera menarik lengan Ivy dan membawa putrinya untuk segera diperkenalkan. Jangan sampai Avyan kecewa karena mereka hanya berdiam diri saja.

"Selamat sore, Tuan Avyan, Tuan Gibran!" Zahir menyapa lebih dulu. "Seperti yang kalian inginkan, saya sudah membawa putri ketiga saya. Dia juga bersedia untuk dijadikan sebagai wanita penghibur untuk tuan muda Avyan," jelasnya dengan antusias.

"Bagaimana pendapatmu, Tuan?" tanya Gibran pada Avyan setelah jarak di antara mereka hanya hitungan langkah saja.

Dalam pertemuan itu, Ivy terlihat polos. Di hadapan Avyan dan Gibran, gadis yang hanya menggunakan hoodie dan celana jeans panjang itu terlihat sederhana dan juga penurut.

"Angkat wajahmu!" suruh Avyan pada Ivy. Dia belum tertarik karena penampilan wanita itu saja terlihat kampungan.

Akan tetapi, setelah Ivy mendongak dan membalas tatapan matanya, pada pandangan pertama, terlihat jelas perubahan dalam raut wajah Avyan. Bahkan wajah ayu gadis bernama lengkap Ivy hailana itu seperti menghipnotisnya sesaat, senyum Ivy mengingatkan Avy pada seseorang yang dia rindukan kehadirannya.

'Tatapannya seperti tidak asing.'

Lamunan Avy buyar tatkala Gibran menyenggol tangannya.

"Bagaimana, Tuan, apa kamu tertarik?" bisik Gibran dengan suara yang pelan.

Sementara itu, Ivy juga tidak mau menyia-nyiakan waktu. Dengan ramah dia menyapa pria tampan di depannya.

"Selamat sore, Tuan Avyan," ucap Ivy dengan sopan, lalu menganggukkan kepalanya pada kedua pria itu secara bergantian. "Nama saya Ivy, dan saya bersedia melakukan apa pun yang diinginkan Tuan muda."

Ketika Ivy berbicara, Avyan merasakan gejolak dalam hatinya. Pada pertemuan pertama, dia cukup terpukau oleh kecantikan alami yang dimiliki Ivy, juga tutur kata gadis itu yang terlihat sopan dan sederhana. Sungguh, semua yang Avyan lihat dalam diri Ivy tidak pernah dia temukan dalam kehidupan istri pilihan ibunya.

Namun sebagai tuan muda yang tidak tersentuh, Avyan tidak mudah percaya pada pandangan pertamanya. Dia tidak langsung setuju untuk menjadikan Ivy sebagai wanita penghibur yang akan mengisi kekosongan hatinya. Penting baginya untuk menjaga image yang telah dibangun selama ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Bersama

    Setahun kemudian.Perceraian Kimmy dan Avyan terjadi tak lama setelah Ivy berpisah dari Avyan. Ivy menggapai cita-citanya, menjadi penyanyi terkenal atas bantuan Ahan.Nirvana mungkin tidak setuju dengan perpisahan Ivy dan Avyan, namun karena ini adalah keputusan yang diambil Ivy yang bersikeras untuk meninggalkan semua kenangan pahitnya bersama Avyan, Nirvana mau tak mau menyetujuinya.Pada suatu hari, Ivy menggelar konser besar. Tentu saja dia didampingi oleh Ahan sebagai partner terbaiknya.Avyan di satu sisi belum bisa move on. Meski Nara masih bersamanya dan menghidupi wanita itu secara sukarela, tapi Avyan masih belum bisa menerima wanita itu sebagai pasangan hidup secara sah."Kamu tahu tidak siapa sponsor utama kita?" Tita bertanya setelah mereka selesai berdandan."Siapa?" Ivy tampak acuh tak acuh. "Avyan," Tita berkata dengan tenang. "Begitu dia tahu kamu akan menggelar konser besar di kota ini, dia langsung mendaftar sebagai sponsor utama. Aku rasa dia masih berharap pada

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Pindah

    Avyan tidak sabar menunggu. Terlebih setelah nomor Ivy tidak bisa dihubungi, dia memutuskan untuk keluar dari mobil dan berjalan menuju klub.Saat baru saja menginjakkan kaki di pintu utama klub, aroma alkohol langsung tercium. Avyan bukan sosok pria yang suka menghabiskan waktu di klub malam, hingga dia tidak terbiasa dan itu juga membuatnya enggan untuk memasuki tempat tersebut.Di dalam klub.Gibran terkejut dengan kedatangan Ahan Pradipta."Tuan Ahan, kamu di sini juga?" Gibran mencoba untuk berbasa-basi. "Apa ada hal penting atau semacam pertemuan yang diadakan di tempat ini?" tebaknya.Ahan menunjuk ke arah Ivy dan Tita. "Aku datang untuk mereka."Baik Ivy dan Tita sama-sama berdiri untuk menyambut pria itu. "Tuan Ahan, selamat datang," Tita menyambut dengan bersemangat. "Kami sudah lama menunggumu, Ivy bahkan sudah mulai minum sejak tadi."Dengan mengatakan itu, Tita mengharapkan kesadaran Gibran dan akh

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Pertama Kali

    Setelah keluar dari rumah ibunya, Avyan bertemu dengan Gibran. Dia mulai mengeluh pada pria itu."Apakah menurutmu hati seseorang bisa berubah seiring bertambahnya usia?" Avyan bertanya gelisah. "Maksud kamu Nara?" Gibran langsung menebak. Dia juga tidak terlalu menyukai wanita itu dan masih belum bisa menerimanya untuk menjadi pasangan Avyan. "Terlalu banyak perubahan dalam dirinya." Avyan mendesah kasar. "Apa karena kehidupannya yang terlalu berat sejak kecil?""Aku kurang paham dengan itu, Tuan. Baik buruknya hanya Tuan yang bisa menilai." Gibran tidak berani berasumsi, dan dia selalu menghargai keputusan dari atasannya itu.Namun jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Gibran berharap Avyan tetap mempertahankan hubungannya dengan Ivy.Kepala Avyan bertambah sakit ketika Gibran menyuruhnya untuk menilai sikap Nara. Hanya dengan melihat sekilas saja, dia tidak bisa menerima wanita itu berada di sisinya. Kebersamaan mereka

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Meramal

    Setelah mengirimkan pesan pada Ivy, Nirvana pura-pura bengis di hadapan putranya."Bagaimana bisa kamu berselingkuh di belakang Kimmy, apa kamu tidak takut daddy mengetahuinya?" Nirvana mencoba untuk tidak berpihak pada Avyan, padahal dalam hati dia bersorak ria untuk kemajuan hubungan putranya bersama Ivy."Lalu bagaimana dengan Kimmy?" Avyan memutar pertanyaan itu. "Laki-laki waras tidak akan tinggal diam melihat istrinya berselingkuh berulang kali dan itu dengan saudara dari suaminya sendiri." Nirvana tidak ingin langsung menunjukkan kebahagiaannya terhadap keputusan Avyan. Dia sedikit mengorek, "Apa kamu punya bukti?" "Bukan hanya bukti, banyak saksi juga yang bisa aku hadirkan dalam perceraian nanti."Nirvana pasrah dan menyerahkan semuanya pada Avyan. "Kalau begitu lanjutkan saja. mommy juga akan bersaksi bahwa dia bukan menantu yang baik selama menjadi istrimu." Setelah mendapat dukungan dari ibunya, Avyan masih saja mendesah kasar sembari bersandar di sofa."Ada apa lagi, Y

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Patah Hati

    Setelah Mary memberitahu kondisi Ivy saat meninggalkan villa, Avyan tidak bisa tenang. Dia harus segera bertemu dengan Ivy untuk mendapat kepastian. Sementara itu, Ivy memilih tujuan ke rumah Tita. Dikarenakan kesibukan Ivy akhir-akhir ini, sudah lama mereka tidak saling bertemu. Ketika bertatap muka dengan Tita, Ivy langsung memeluk sahabatnya itu. Dia mulai menangis, menumpahkan keluh kesahnya di pundak sang sahabat. "Kamu yang kuat!" Tita menyemangati, kemudian membawa Ivy untuk duduk di sofa. "Sebelumnya cobaan yang kamu hadapi lebih dari ini, tapi kamu tidak pernah serapuh ini."Ivy tidak menyangkalnya. Rasa sakit yang dirasakannya kali ini jelas berbeda dari sebelumnya. "Aku rasa kamu benar-benar jatuh cinta pada tuan Avyan, itu sebabnya kamu sulit untuk menerima perpisahan," kata Tita dengan jelas."Kamu benar, Tita." Tangis Ivy semakin kencang. "Bodohnya aku telah menggunakan perasaan, padahal dari awal tujuannya hanya untuk seks.""Oh, Ivy." Tita segera memeluk Ivy d

  • WANITA PENGHIBUR UNTUK TUAN MUDA AVYAN    Kecewa

    Avyan segera turun dari ranjang dan mendekati Ivy. Niat utamanya untuk mengajak wanita itu tidur bersama."Kamu belum mengatakan apapun padaku," Avyan mengingatkannya. "Ayo cerita di ranjang!" ajaknya sembari merangkul pundak Ivy.Sudah tidak ada harapan dalam hubungan itu, Ivy pun segera menolak. "Lupakan saja, aku juga kurang yakin dengan ceritaku ini.""Apapun itu aku akan mendengarnya," Avyan berusaha untuk tetap membujuk. "Ayo, Ivy, aku juga ingin tidur sambil memelukmu.""Memelukku?" Ivy mengulanginya, lalu terdengar desahan berat yang menyakitkan dari mulutnya. 'Ya, hanya itu yang Avyan inginkan dariku. Dia tidak mungkin melepaskan aku begitu saja karena tubuhku ini masih dibutuhkan di atas ranjang,' pikiran Ivy semakin menyakiti dirinya sendiri."Bukankah kamu juga merindukan aku?" Avyan mengutarakan keinginannya. "Sudah lama kita tidak tidur bersama, ayo kita habiskan malam ini dengan bercerita sambil berpelukan!""Baiklah." Ivy menurut karena tidak ingin Avyan mencurigainya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status