Share

WANITA RAHASIA SUAMIKU
WANITA RAHASIA SUAMIKU
Penulis: Nona Masha

Siapakah Desi?

Baru saja para tamu undangan pergi, aku melangkahkan kaki mencari keberadaan Mas Rafael yang sejak 10 menit lalu meninggalkanku sendirian dipelaminan sederhana ini. ‘Apakah mungkin ia ke kamar?’ pikirku.

Gegas aku berjalan menuju kamar sambil memegang ujung gaun pernikahan yang kukenakan tadi. Sesampainya aku di depan pintu kamar kami, tidak sengaja aku mendengar pembicaraan antara Mas Rafael dan Desi, si adik iparnya yang sering dia ceritakan itu.

"Pokoknya aku gak suka kamu memanjakan perempuan itu nantinya. Suruh dia membersihkan semua ruangan di rumah ini sama mencuci semua piring-piring itu !!" ucap Desi pada suamiku.

"Tapi sayang ... Alena pasti capek, bisa nggak sih kamu melakukannya saja dulu, biarkan Alena beristirahat dulu,” jawab Mas Rafael memelas.

"Halah ... biarkan aja dia kerja, biar tau rasa dia, gak usah kamu terlalu mengasihaninya, lama-lama bisa jadi bertingkah dia. Kebiasaan nanti kedepannya. Lagian ya, Mas, ingat janji kamu, kamu itu menikahinya hanya untuk hartanya saja kan, aku juga udah pecat Bi Ijah sejak kemarin sore. Aku gak mau kamu bermesraan dengan dia, aku gak mau kamu menikmati malam pertama dengan wanita itu. Pokoknya kamu gak boleh menyentuhnya!! Kamu hanya untukku, mas!!” ujar Desi setengah berteriak marah.

Bagai dihantam palu, seketika hatiku retak, hancur berkeping-keping, mendengar percakapan mereka. Bagaimana mungkin suamiku memanggil sayang kepada adik iparnya sendiri? Apakah Desi bukan adik iparnya dan dia membohongiku selama ini? Ataukah Desi adalah adik angkatnya dan mereka menjalin hubungan asmara terlarang selama ini? Berbagai pertanyaan menghujam benakku tentang siapakah Desi sesungguhnya.

Aku sungguh tidak menyangka suamiku yang selalu aku banggakan dulunya di depan orang tuaku, lelaki yang kucintai dan merasa bahwa hanya akulah wanita satu-satunya dalam hidupnya, ternyata hanyalah kebohongannya belaka padaku.

Rafael ternyata telah punya wanita lain sebelum menikahiku. Desi yang diakuinya sebagai adik iparnya yang janda, ternyata adalah wanitanya juga. Bagaimana aku bisa sebodoh ini tanpa mencari tahu tentang dia sebelum memutuskan untuk menikah dengannya?

'Arghh ... bodoh ... aku memang benar-benar bodoh ...' Sesalku dalam hati.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Mas Rafael terkejut melihatku berdiri di depan pintu kamar kami.

"Dek ... ngapain kamu di situ? Apa kamu menguping pembicaraan kami?" tanya suamiku itu penasaran.

Aku mencoba menyembunyikan perasaanku yang sakit dan terluka karena merasa ditipu olehnya. Aku berusaha menahan genangan air dipelupuk mata ini agar tidak mengalir, mencoba bersikap biasa-biasa saja, seolah-olah aku belum mendengar pembicaraan mereka.

"Emm ... oh ... nggak, kok, Mas ... Aku baru saja ke sini dan hendak membuka pintu, eh,ternyata keduluan Mas deh bukanya," ujarku berbohong.

"Emangnya Mas lagi ngebahas apa sama Desi, kok, sampai berduaan gitu di kamar kita ?” tanyaku menyelidik, dan pura-pura tidak tahu.

"Emm ... oh ... ini, Mas sama Desi lagi bahas, apa Dek Alena bersedia untuk bisa bantu-bantu kerjaan rumah untuk sementara, karena Bik Ijah sedang cuti pulang kampung, soalnya suami Bik Ijah sedang sakit," jawab suamiku berbohong.

"Oh ... ya udah, Mas, gak apa-apa. Lagian, kan, mumpung aku juga masih belum menemukan pekerjaan. Ya, biarlah aku mengerjakan kerjaan rumah dulu untuk sementara, tapi dibantu sama Desi, kan, Mas?" tandasku penuh penekanan pada suamiku itu.

Aku melihat raut muka Desi yang tiba-tiba berubah merah, air mukanya menandakan tidak senang atas pertanyaanku tadi.

"Baiklah kalau begitu, Mas rasa Desi tidak akan keberatan untuk bantu-bantu kamu," jawab suamiku sambil memberi kode pada Desi.

"Tapi, Mas ... aku itu banyak kegiatan. Pagi antar Jay sekolah dan siang harus jemput Jay lagi di TK, dan sore aku itu ikut kelas senam aerobik, Mas!" Protes Desi.

"Gak ada tapi-tapian, Desi. Bagi waktumu, setidaknya buatlah Alena betah di sini !!" bentak Mas Rafael.

Desi tidak menjawab, dia meremas kedua ujung bajunya sambil menatapku nyalang, entah mengapa rasanya hatiku tersenyum senang melihat wajahnya Desi yang memerah bagai tomat busuk itu, saat mendengar perkataan suamiku padanya.

"Mas ... ayo kita istirahat sebentar di kamar, sementara itu biar Desi menyiapkan makan malam kita. Oh, iya, Mas, bisakan aku minta tolong Mas untuk bukain resleting gaunku ini? Terasa gerah karena seharian aku mengenakannya," ucapku mesra manja kepada Mas Rafael sambil menggandeng tangannya menuju kamar pengantin kami.

Aku melempar senyum kemenangan ke arah Desi. Ia berlalu pergi dari depan kamar kami sambil mengentakkan kakinya. Aku melihat ada percik api kemarahan dan kecemburuan yang sedang membara di hatinya, tetapi hatiku jauh lebih sakit dan marah atas kebohongan mereka selama ini kepadaku.

Hmm ... baiklah, Mas, baiklah, Desi, mari kita bermain cantik, sampai aku tahu siapa kamu sebenarnya, dan ada hubungan apa kamu dengan Mas Rafael selama ini.

Hatiku sebenarnya sudah sangat muak melihat drama kebohongan suamiku ini, tetapi tak mungkin bagiku untuk langsung menanyakannya, biarlah aku mencari tahu siapakah Desi itu sebenarnya, dan punya hubungan apa dia dengan lelaki yang kini telah sah berstatus sebagai suamiku ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status