Share

BAB 204. Semalaman Mbak Asih tidak pulang.

“Masuk, Bu?” Ibu mertuaku sekarang kalau salamnya belum dijawab yang empunya rumah tidak akan masuk. Itu terjadi setelah pulang umroh.

Ibu gontai menuju di mana Mas Danu dan Mamah Atik duduk.

“Ada apa, Bu?” Mas Danu menyambut ibu dan mengajaknya duduk. Belum apa-apa ibu sudah menangis.

“Biarkan ibumu nangis dulu, Dan,” ucap Mamah Atik.

Aku segera membuatkan teh hangat untuk ibu.

“Minum dulu tehnya, sudah dibuatkan itu sama Ita.” Ibu menyeruput teh yang kubuat berkali-kali hingga hampir tandas.

“Dan, Mbakmu enggak pulang semalaman. Ibu khawatir sekali,” ucap ibu.

“Astaghfirullah ... ke mana si Asih. Kemarin memang dari sini. Katanya mau kerja,” sahut Mamah Atik.

“Benar itu, Dik?”

“Iya, Mas. Kemarin pagi Mbak Asih ke sini minta uang sama minta make-up setelah itu pamit pergi kerja,” jawabku jujur.

“Apa Ibu sudah telepon?”

“Sudah puluhan kali Ibu telepon, nyambung , tapi tidak dijawab.”

“Kok, aneh. Apa jangan-jangan telepon Mbak Asih hilang.”

“Kalau hilang dan ketemu orang lain sudah pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status