Share

Kejutan

Nafasku tersengal saat Mas Bagas melepaskan pertautan bibir kami. Itupun aku harus memukulinya dengan kasar, bibirku terasa membengkak.

"Kamu mau membunuhku mas!"

"Lebih baik kita mati bersama jika kamu menjadi milik orang lain."

"Dasar tidak waras," makiku dalam hati.

"Jangan pernah bicara omong kosong lagi," ucapnya melunak.

Aku terdiam, mungkin perkataanku memang sudah keterlaluan barusan.

"Antarkan aku pulang ke kosan," lirihku.

"Ayo kita masuk kedalam, kita sudah ada dirumah," sahut Mas Bagas.

"Biarkan aku sendiri, aku ingin menenangkan diri. Antarkan saja aku pulang ke kosanku."

"Sampai kapan kamu tidak mau bersamaku?"

"Aku tidak bisa menjanjikan kapan."

Mas Bagas menghela nafas berat, tidak ada kata lagi yang terucap dari mulutnya. Lelaki itu lantas menyalakan mesin mobilnya kembali dan menjalankannya. Pergi dari rumah, sepertinya dia memenuhi keinginanku. Mengantarkanku aku kembali pulang ke kosan.

Tidak ada percakapan sama sekali selama perjalanan, hanya keheningan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status