Share

Pekerjaan yang Tidak Biasa

Nay, aku hari ini gak pulang ya. Harus menemani Alex hingga besok. Hari ini kontrakku dengannya berakhir," ucapku pada Nayla teman kosanku sekaligus orang yang tahu segalanya tentang diriku.

Karena dari dirinya lah semua pekerjaan dan aktivitas yang aku lakukan saat ini berasal. Kami bekerja di tempat yang sama, pekerjaan yang dijadikan sampingan dari pekerjaan kami sesungguhnya. Agar kami terlihat bekerja normal seperti orang pada umumnya.

"Wow, akhirnya berakhir juga kontrakmu dengan bule tampan itu. Setelah itu kamu bebas mau ngapain saja, tapi kalau aku lebih memilih hidup nyaman bersamanya. Terjamin materi dan segalanya," ujar Nayla sambil berbisik dan tertawa

Saat ini kami sedang makan siang di kantin kampus. Aku dan Nayla sama-sama kuliah di kampus yang sama meskipun beda angkatan dan jurusan. Nayla lebih dulu masuk ke kampus ini, dan aku satu tahun setelahnya.

Dia semester empat sedangkan aku baru semester dua. Kami sama-sama mengambil kuliah di hari Sabtu dan Minggu saat kami tidak bekerja. Awalnya Nayla maupun aku tidak diijinkan untuk libur saat weekend, tapi berkat bantuannya akupun bisa libur saat weekend dan ikut kuliah seperti dirinya.

Aku tersenyum hambar menanggapi ucapan temanku itu.

"Aku akan berhenti setelah ini, Nay. Aku akan bekerja dengan normal sambil kuliah," sahutku sambil menyesap jus jeruk yang sudah aku pesan.

"Kamu yakin bisa, memang sudah berapa banyak tabunganmu hingga kamu berpikir itu cukup untuk bertahan hidup di kota metropolitan ini dan juga membayar biaya kuliahmu. Masih ada tiga tahun lagi Ri, bahkan jika kamu hanya makan mie instan setiap hari, gajimu itu tidak akan cukup untuk membayar biaya kuliah dan biaya hidup di kota ini," tuturnya panjang lebar.

"Aku ingin mencobanya terlebih dahulu, Nay. Mungkin sejak awal datang ke kota ini aku bukanlah gadis yang suci, bahkan aku lari dari kampung karena sudah tidak tahan diperlukan tidak senonoh. Tapi aku ingin berubah, aku ingin seperti orang-orang pada umumnya."

"Aku menghargai pilihanmu, tapi jika kamu masih butuh bantuan, ingat ada aku yang akan membantumu. Meskipun ajaranku sesat," ujarnya sambil menahan tawa.

Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan, ajaran dan pekerjaan yang dia tunjukkan padaku ini memang sebuah pekerjaan yang tidak biasa. Menjadi simpanan seseorang, mereka butuh perhatian dan tubuh kami dan kami butuh uang mereka.

"Dulu aku juga pernah berpikir seperti yang kamu pikirkan, tapi pada kenyataannya untuk berubah tidak semudah itu. Uang tidak datang dengan mudah kehadapan kita, bahkan jika pekerjaan kita ini sepertinya menyenangkan tinggal membuka pah* dihadapan pria tapi kamu tahu pasti semua tidak semudah itu bukan?"

Aku mengangguk untuk menjawab perkataannya, memang semua terlihat mudah. Tapi dalam hatiku kadang terasa hampa, sudut hatiku paling dalam mengatakan jika yang aku lakukan adalah kesalahan dan dosa.

"Padahal kamu enak loh Ri, si bule itu tampan dan masih terlihat muda. Sepertinya dia juga memperlakukanmu dengan baik. Aku dulu pertama menjadi simpan*n, orangnya udah tua gak ada enak-enaknya di pandang selain uangnya."

Aku memandang tidak percaya pada temanku itu, apa iya begitu. Aku memang baru di dunia seperti ini, dan dalam perjanjian yang aku tandatangani dengan Alex, aku tidak boleh menjadi milik siapapun selagi bekerja padanya.

Berbeda dengan Nayla yang mempunyai banyak job diluar apa yang seperti aku lakukan orang sekaligus. Entah bagaimana caranya membagi waktu, aku tidak ingin ikut campur lebih dalam urusan pribadinya.

****

Jam tiga kurang, tepatnya beberapa menit sebelum jam kuliahku selesai smartphone milikku bergetar. Aku mengambilnya meskipun dosen masih belum selesai menjelaskan materi pelajarannya.

Aku pikir itu pesan dari Nayla yang mengajakku pulang bareng. Mungkin dia lupa apa yang aku katakan tadi, jika aku tidak pulang hari ini. Alex memintaku langsung ke hotel tanpa pulang terlebih dahulu.

[Jangan lupa langsung ke hotel] pesan dari nomor kontak Alex. Dia mengingatkan aku lagi tepat sebelum pulang kuliah.

Begitu jam kuliah selesai aku langsung memesan taksi dan pergi ke alamat yang di berikan Alex padaku. Aku tidak mau naik kendaraan umum atau ojek, agar badanku tidak semakin berkeringat saat bertemu dengannya. Ditambah lagi baju yang aku pakai sekarang ini belum ganti sejak tadi pagi.

Begitu sampai di tempat tujuan, aku bergegas menuju kamar dimana dia sudah menunggu. Setelah memencet tombol bel, tidak lama menunggu akhirnya pintu itu di buka.

Pria berbadan tegap, bermata biru, dengan kulit putih bersih itu berada tepat di depanku hanya dengan memakai bathrobe. Sepertinya dia baru selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang basah dan titik-titik air yang masih tersisa di wajahnya.

Tidak biasanya dia menyambut kedatanganku dengan pakaian seperti itu, biasanya saat aku datang dia masih memakai baju kerja lengkap. Celana panjang, kemeja panjang, lengkap dengan dasi dan kadang masih memakai jas. Dadaku kembang kempis membayangkan harus melewati waktu semalam bersamanya kali ini.

🍁 🍁 🍁

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status