Share

WANITA YANG MERINDUKAN SURGA
WANITA YANG MERINDUKAN SURGA
Penulis: Isna Arini

Mentari yang Tidak Bersinar

Aku tersentak kaget, terbangun dari tidurku saat merasakan sebuah sentuhan terasa di bagian dadaku. Reflek aku menepisnya sekuat tenaga.

"Layani aku dengan tenang jika tidak mau pisau ini meng0r0k lehermu," suara berat itu terdengar mengintimidasi diriku.

Dalam remang cahaya lampu kamarku, aku melihat sosok yang sedang menindih tubuhku adalah bapak sambungku. Pria yang berapa bulan lalu menikah dengan ibuku.

"Ibumu sedang tidak ada di rumah kan, jadi percuma kamu berteriak. Selain itu kamu juga akan kehilangan nyawamu jika berteriak," bisiknya lagi.

Aku merasakan benda dingin menempel di leherku, membuat tubuhku semakin ketakutan.

Harusnya tadi aku ikut ibu pergi ke rumah simbah yang sedang sakit, daripada aku harus tinggal sendirian di rumah ini dengan lelaki yang tidak ada hubungan darah denganku.

Tangan kasar itu mulai menjamah tubuhku kembali, aku hanya bisa diam ketakutan dibawah tekanannya. Bagaimanapun juga aku yang masih belia ini takut jika harus menghadapi kematian dengan cara mengenaskan.

"Anak yang manis, harusnya sejak tadi kamu menurut seperti ini jadi aku tidak perlu mengancam dirimu dengan benda ini," ujarnya sambil melempar benda berkilat itu ke kolong tempat tidurku.

Tangan kekar itu terus menjamahku, menikmati setiap inci tubuhku. Sesekali dengan bibirnya dia memberikan kecupan yang basah dibagian tubuhku yang mulai terbuka sedikit demi sedikit.

Lalu pada akhirnya, aku merasakan sebuah benda tumpul mengoyak bagian intiku dengan sangat kasar.

"Aakkkh ...." jeritan menyayat hati keluar dari mulutku namun tidak membuat binatang berwujud manusia yang berada di atas tubuhku ini berhenti. Sepertinya itu malah membuatnya semakin bersemangat untuk menikmati tubuhku.

Aku terbangun dari tidur dengan posisi langsung terduduk diatas tempat tidur, keringat bercucuran membasahi keningku. Dering alam membangunkanku dari tidur dengan berteman mimpi buruk tadi.

"Mimpi itu lagi," ucapku sambil menyeka keringat di keningku.

Bergegas aku bangkit dari tempat tidur dan segera pergi ke kamar mandi. Hari ini meskipun aku tidak bekerja, namun aku harus pergi ke kampus.

****

Kuayunkan langkahku menuju halte bus terdekat dari kosanku. Pandanganku tertuju pada sosok wanita yang menutup rapat tubuhnya dengan pakaian panjang, dia terlihat anggun diatas motor matic yang sedang dinyalakan. Dibagian depan terdapat Tas tangan dan juga tas yang seperti berisi bekal makanan.

Tampak jelas jika wanita itu akan berangkat kerja, melihat pakaiannya yang rapi bisa diperkirakan jika wanita itu bekerja di tempat yang bagus. Dalam hati aku merasa iri padanya, akankah aku suatu saat mendapatkan pekerjaan yang bagus di sebuah perusahaan.

Kembali langkahku terayun menuju halte bus tujuanku. Sebenarnya biasanya aku akan naik ojek, namun karena hari ini aku tidak terburu-buru pergi ke kampus, maka aku memilih untuk jalan kaki sekalian berolahraga.

Kembali aku melihat dua orang yang sedang berboncengan melewati diriku, mereka akan berangkat kerja. Aku sedikit mengenal mereka karena pasangan suami istri itu tinggal juga di kosan yang sama denganku. Mereka selalu terlihat bahagia dan saling mencintai, lagi-lagi aku iri pada apa yang aku lihat. Apakah suatu saat nanti aku akan bisa memiliki pasangan yang bisa menerimaku dan mencintaiku dengan segala kekurangan yang aku miliki.

Aku terus berjalan menuju halte yang sudah terlihat di depan mataku, smartphone milikku bergetar dan berdering di dalam tasku. Segera aku mengambilnya dan melihat siapa yang mengirim pesan.

[Jangan lupa malam ini setelah pulang kuliah langsung ke hotel A ya ] sebuah pesan masuk dari nomor dengan nama Mr. Alex.

Aku tersenyum miris membaca pesan itu, baru saja aku membayangkan hal-hal yang indah. Namun bayangan dosa yang aku lakukan langsung saja menyapaku kembali. Tumben kali ini dia memintaku ke hotel biasanya dia akan menyuruhku untuk datang ke apartemen miliknya.

Sebenarnya aku biasa memanggilnya nama saja padanya jika kami sedang bersama. Namun aku memberi nama berbeda dikontak ponselku. Lelaki dengan usia tiga puluh tujuh tahun itu tentu jauh lebih tua dariku jika dibandingkan dengan usiaku yang baru dua puluh satu tahun.

Aku mengenal dan menjalin hubungan dengannya sejak berusia sembilan belas tahun. Saat itu aku hanyalah gadis muda yang datang dari desa, mengadu nasib di ibukota.

[Malam ini adalah malam terakhir kita, kamu tidak boleh pulang hingga esok hari] Pesan kedua datang lagi dari nomor yang sama.

Alex Andre Chrysgert memang bukan warga negara Indonesia, dia datang dari negeri tetangga dan bekerja di kota ini. Entah apa pekerjaan akupun tidak ingin tahu, seorang pengusaha atau apa, yang aku lakukan hanyalah melayaninya selama dia ada di sini dan dia memberiku segala kemewahan dunia kepadaku. Bisa dibilang aku adalah simpanannya.

Aku gadis desa bernama Mentari biasa di panggil Riri, datang ke ibukota untuk mengadu nasib. Berkhayal memiliki pekerjaan yang bagus dan uang yang banyak seperti halnya yang aku lihat di televisi yang aku tonton. Namun apa yang terlihat di layar kaca itu, sungguh jauh berbeda dengan kehidupan nyata.

Tanpa skill dan pengalaman, mencari pekerjaan di ibukota bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Hingga saat aku hampir kehabisan uang di kosan, aku berkenalan dengan seorang teman baru yang menawarkanku sebuah pekerjaan di mall sebagai sales promotion girl.

Postur tubuhku yang ideal, kulit yang bersih dan wajah yang menarik ternyata menjadi aset untuk bisa bekerja di tempat itu. Lalu kemudian lewat dirinya juga aku akhirnya mengenal duniaku sekarang ini. Dunia yang seharusnya tidak aku masuki, namun pada akhirnya aku masuk juga ke dalamnya karena tergiur kemudahan dan kemewahan yang ditawarkan. Toh sejak awal datang kesini aku bukan lagi gadis yang suci.

****

Komen (1)
goodnovel comment avatar
reskiani mulya
ok kita baca lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status