WARISAN ISTRIKU (25)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Yuni," ucap perempuan itu sembari mengulurkan tangannya pada Danu yang terlihat kikuk.Danu pun terpaksa menyambut uluran tangan itu setelah Bu Sundari mengedipkan matanya sebagai kode agar Danu segera menyambut uluran tangan wanita itu."Danu," ucap Danu pula dengan suara lirih, sambil menarik kembali tangannya dengan buru-buru saat wanita sepantaran ibunya yang biasa dipanggil Mbak Yuni itu menggenggam erat-erat jemarinya seolah tak mau cepat-cepat melepas.Sementara Danu merasa risih karena jujur belum bisa menerima kenyataan jika wanita yang hendak dijodohkan padanya oleh ibunya itu ternyata setua dan senarsis ini."Oh ya, Mbak Yuni, duduk dulu yuk. Saya ambilkan minuman dulu," ujar Bu Sundari memecah keheningan yang sesaat tercipta saat dua sosok manusia di depannya usai berkenalan, sembari memegang bahu Yuni dan membimbingnya untuk duduk.Setelah itu, Bu Sundari pun berpaling pada putranya yang
WARISAN ISTRIKU (26)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Laras menghela nafas lega saat akhirnya Dicky mengabarkan jika hakim pengadilan agama akhirnya menjatuhkan putusan talak satu pada sidang pembacaan putusan hakim terhadap perkara gugatan perceraian yang ia ajukan pagi hari itu.Ah, akhirnya setelah melalui drama pertengkaran dengan Danu, putusan cerai pun ia terima juga, bisik hati Laras penuh rasa lega."Selamat ya, Ras. Akhirnya hari ini kemerdekaan yang kamu tunggu-tunggu pun berhasil kamu dapatkan juga. Merdeka dari laki-laki yang hanya ingin memanfaatkan dan mendapatkan keuntungan pribadi semata dari kamu. Semoga ke depannya kamu makin sukses dengan rencana ingin buka usaha yang kamu inginkan dan bertemu jodoh yang baik, yang menyayangi kamu tanpa niat ingin memanfaatkan apa yang kamu miliki semata ya," ujar Dicky sambil menatapnya lembut.Laras pun tersenyum dan tertunduk menerima tatapan itu."Makasih ya, Dick. Atas segala bantuan kamu. Kalau n
WARISAN ISTRIKU (27)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Apa? Jadi aku harus jaga toko melayani pembeli? Ngangkatin barang-barang gitu? Nggak salah, Yun? Kata kamu mau ngasih modal usaha buat aku bangun usaha baru? Kok malah kamu suruh jadi pelayan toko gini?" tanya Danu tak mengerti."Ya, itu nanti, Nu. Kalau kamu sudah bantu aku urus toko. Kalau sekarang kamu minta modal ya rugi dong aku. Iya kalau modal itu bisa balik lagi, kalau enggak gimana? Aku sendiri aja lagi nyari modal buat ngembangin usaha, belum dapat-dapat. Makanya Soleh aku berhentikan supaya nggak perlu nambah pengeluaran buat nggaji bulanan dia. Nah, kalau sudah terkumpul modal dari gaji Soleh yang nggak perlu dibayar lagi, baru aku mau bikin usaha baru. Ngembangin toko ke kampung sebelah. Biar diurus anakku, Elsa yang baru saja menikah. Begitu rencanaku," sahut Yuni tanpa rasa bersalah.Mendengar jawaban istrinya, Danu menelan ludah."Jadi maksud kamu, aku gantikan Soleh biar kamu nggak
WARISAN ISTRIKU (28)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Nu, ibu pulang dulu ya. Kamu baik-baik bekerja, jangan kecewakan Yuni. Saat ini kita butuh bantuan dia. Lihat ini, ibu dikasih sembako sebanyak ini. Bisa buat dua mingguan ini, Nu," ucap Bu Sundari saat keluar dari kediaman Yuni dan menghampiri Danu yang sedang merapikan barang jualan dimandori Rudy yang mengawasi dari kejauhan.Mendengar perkataan ibunya, Danu memaksakan senyum meski terasa pahit. Sungguh ia tidak menyangka jika ibunya sendiri tega 'menjualnya' pada janda tua seperti Yuni hanya demi paketan sembako yang nilainya tidak seberapa itu."Ya, udah, Nu. Ibu pulang dulu ya. Untuk sementara ini sampai Yuni bisa ngasih kamu modal usaha, kamu sabar aja dulu bantuin dia urus toko ya. Yang penting kamu bisa makan dan kiriman sembako buat ibu juga lancar. Daripada kamu ngarepin Laras terus yang udah nggak mau lagi sama kamu. Kan susah," sambung ibunya lagi sembari tersenyum lebar, berusaha mengh
WARISAN ISTRIKU (29)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Apa? Sudah satu bulan kamu nggak haid? Kok nggak ngomong sih, Imas? Gimana ini? Ibu takut kamu ... ." Bu Sundari tak mampu melanjutkan kata-katanya, merasa takut sendiri pada hal yang ada dalam pikirannya saat ini."Takut apa, Bu?" tanya Imas dengan kening berkerut.Sejujurnya gadis itu juga tak enak hati mengingat beberapa minggu lalu ia habis diperkosa, entah oleh siapa.Namun, untuk berpikir kalau ia sedang hamil, ia belum sampai ke sana.Imas berusaha berpikir positif bahwa tak mungkin ia hamil jika baru sekali itu melakukan hubungan badan dengan laki-laki itu pun tanpa ia kehendaki dan dalam keadaan tidak sadarkan diri pula.Sementara mendengar pertanyaannya, Bu Sundari menghela nafas."Imas, kamu jujur sama ibu ya. Apa kamu pernah melakukan ... hubungan badan dengan seorang lelaki? Kalau iya dengan siapa?" tanya wanita itu akhirnya dengan lidah terasa kelu.Jujur ia takut menghadapi kenyataan b
WARISAN ISTRIKU (30)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)"Gimana, Lex? Kamu yang duluan ngerjain Laras kemarin, gimana? Kita kerjain lagi dia?" tanya satu suara terdengar sampai ke telinga Bu Sundari dan membuat wanita paruh baya itu membekap mulutnya sendiri karena hampir saja melolong panjang.Entah siapa pemuda-pemuda berandal yang tengah berada di pos ronda itu adanya, tapi sungguh ia merasa takut mendengar percakapan mereka tentang rencana mereka hendak melakukan perbuatan tak senonoh lagi pada putrinya itu."Terserah kamu aja deh, Rud. Kan kemarin kamu juga yang berhasil bikin dia pingsan. Cuma sejak peristiwa itu, kuperhatikan Imas nggak pernah keluar rumah lagi. Kenapa ya? Terus gimana caranya kita mau nyulik dia dan bawa ke rumah kosong itu lagi kalau dia nggak pernah keluar rumah lagi?" tanya pemuda yang dipanggil dengan nama Alex pada temannya yang tadi bertanya.Mendengar mereka saling menyebut dengan nama masing-masing, Bu Sundari pun menjadi t
WARISAN ISTRIKU (31)(Aku Tak Tahu Istriku Banyak Warisan Saat Kutalak Tiga Dirinya)Menjelang dini hari, empat sosok pemuda dengan pakaian hitam-hitam tampak berjalan mengendap-endap menuju kediaman Bu Sundari dan Pak Harisman yang sedikit berjarak dari rumah warga yang lain yang membuat keempat pemuda itu merasa yakin untuk menyantroni kediaman pasangan suami istri itu.Alex yang berada di posisi depan, menyilangkan telunjuk di bibirnya saat langkah kaki teman-temannya terdengar berisik."Rudy, Darma, Yudi. Pelan-pelan jalannya! Ingat ya, sasaran kita itu Bu Sundari! Kalau Imas dan bapaknya nggak usah! Bu Sundari pagi-pagi buta begini biasanya sudah ke dapur yang ada di belakang rumahnya untuk masak dan cuci pakaian. Jadi, kita tunggu aja dia keluar rumah baru kita eksekusi. Oke?"Ketiga temannya mengangguk bersamaan."Ingat ya, Darma dan Yudi, kalian jaga-jaga dari segala kemungkinan karena terus terang apa yang akan kita lakukan ini sangat beresiko. Bisa-bisa kita ketahuan warga d
WARISAN ISTRIKU (32)Pagi-pagi sekali Danu sudah bangun dan langsung disibukkan dengan rutinitas barunya setelah menikah dengan Yuni, yakni menjaga toko sembako milik wanita itu.Sesaat setelah membuka pintu toko, sebuah mobil mewah dengan kaca film gelap menutupi seluruh bagian jendela mobil, berhenti tepat di depan toko yang baru saja Danu buka itu.Seorang lelaki berpakaian style dan necis kemudian turun dan berjalan masuk ke dalam toko.Pria itu mengenakan kacamata hitam dan sebuah masker covid 19 yang juga berwarna hitam yang menutupi sebagian besar wajah laki-laki itu sehingga Danu tak bisa mengenalinya, di samping ia juga tak familiar dengan mobil mewah lelaki itu."Bang, rokok satu!" ujar lelaki itu lalu secara mendadak menurunkan kaca mata hitamnya dan menatap Danu lekat."Danu? Kamu Danu ya?" sambung laki-laki itu lagi.Gerakan Danu hendak mengambil rokok pesanan lelaki itu berhenti. Ia lalu gantian menajamkan matanya."Siapa ya?" tanya Danu yang belum juga bisa mengenali pe