Share

50. Bersitegang

"Ada di kamar tamu. Tadi mereka sempat panik saat Mbak Ira menelepon. Lalu ketika mendengar suara mobil berhenti mereka pun tambah panik, disangkanya orang tua mereka yang datang."

"Kasihan sekali mereka, sepertinya punya trauma tersendiri. Kalau mereka tidak mau pulang, jangan dipaksakan. Ini demi kesehatan mental mereka." Mas Fikri memberikan pendapat.

"Tapi bagaimana dengan orang tuanya, Mas. Bang Usman pasti akan memarahi kita."

"Jangan terlalu dipikirkan. Kita pikirkan saja mental Rani dan Reno. Soal Bang Usman, bukankah sebelumnya pun dia sudah tidak suka pada kita. Jadi itu tidak akan berpengaruh pada kita. Soal caci maki, anggap saja burung beo."

Setelah mendengar pendapat Mas Fikri, aku jadi lebih tenang. Jika aku memikirkan sikap Bang Usman terhadapku, maka sama aja aku ini egois. Lebih mementingkan perasaanku daripada mental anak-anak."

Setelah itu aku pun menemui mereka di kamar, memberikan kabar bahwa Mas Fikri mengizinkan mereka tinggal di sini. Keduanya langsung bersora
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status