Aera dan Boem Jin sudah menyulap kamar tamu yang tadinya nampak sepi dan kosong menjadi kamar sekaligus ruang kerja Boem Jin selama Ia menjalankan misi rahasia bersama Aera.
Dua set komputer milik papa Aera yang sudah lama tidak terpakai kini sudah di setting ulang oleh Boem Jin menjadi komputer yang memiliki fitur terbaru dengan koneksi internet yang mendukung untuk menjalankan aksinya.
"Bagaimana komputernya? Apa ada masalah?" Tanya Aera saat menghampiri Boem Jin di kamarnya.
"Well... Not bad, komputer ini masih terbilang bagus dan terawat. Jadi gak susah untuk aku setting ulang fiturnya" terang Boem Jin.
"Hmm bagus deh, papa emang sangat merawat barang-barangnya meskipun udah gak kepake" ucap Aera memberitahu kebiasaan papanya itu.
"I know, paman memang orang yang rajin sejak pertama kali aku bertemu dengannya" jawab Boem Jin membenarkan perkataan sahabatnya itu. "Oh iya, hari ini janga
Aera dan Boem Jin sudah memulai aksinya, Boem Jin dengan sabar menunggu Aera di dalam mobil sampai Aera memberikan aba-aba untuk datang.Sedangkan, Aera tengah menuju ruang pengawas CCTV untuk menyamar sebagai salah satu keluarga dari pemilik apartemen disana.Tok tokSalah satu pegawai keamanan apartemen yang tengah bertugas membuka pintu ruangannya."Ya, ada yang bisa kami bantu mba?" Tanya pegawai muda itu ramah."Ah begini pak, perkenalkan Saya Imel sepupu dari salah satu unit apartemen disini... Saya kehilangan dompet Saya saat Saya menuju ke unit, saat saya cari tidak ketemu.. apa bisa Saya melihat CCTV area Saya lewat tadi? Takutnya ada yang mengambil" Ucap Aera manis dengan alasan yang dibuat-buat."Oh begitu, baiklah akan kami coba bantu carikan" Jawab pegawai muda itu yang lalu mengecek rekaman CCTV."Kamu mau ke unit berapa tadi? Dan lewat mana saja?" Tanya pegawai itu lagi."Ah ke unit 305, Saya dari parkiran
Apartemen James20.00 WIB James yang merasa sangat lelah setelah seharian harus bergelut dengan tugas kuliah ditambah UTS praktikum lab di sore hari hingga malam memutuskan untuk langsung membersihkan badan setelah Ia sampai di apartemen miliknya.Seperti biasa, setelah pulang kuliah James akan masuk ke ruang rahasia yang Ia buat sendiri tanpa sepengetahuan orang lain. Di dalam sana, James selalu menyapa wanita yang selalu Ia panggil Momy.Wanita itu hanya terdiam membisu dengan tubuh yang sudah tidak bisa digerakkan. James merawat Momy nya dengan sangat baik layaknya manusia hidup. Menghidupkan lilin aromaterapi dan memutarkan musik klasik kesukaan Momy nya itu."Mom, are you not miss me?" Tanya James didepan tubuh Momy nya yang terbaring di atas ranjang."Aaahhh Momy memang orang terjahat di dunia sampai akhir, you know that?" Ucap James lagi tanpa ada yang menjawab.Ketika James teng
Sesampainya Aera dan Boem Jin di rumah, mereka langsung menuju ke kamar Boem Jin untuk mengecek kamera dan penyadap suara yang baru mereka pasang. Merekapun ingin melihat apakah James sudah pulang ke apartemennya atau masih di rumah orang tuanya."Kamera aman, dan kayanya Dia belum pulang," Ucap Boem Jin yang sedang menampilkan layar kameranya."Hmm syukurlah. Setidaknya malam ini kita selamat" ucap Aera. "Besok aku bakal kumpul dengan mereka supaya James gak curiga soal telfon malam ini" Lanjutnya lagi."Oke, aku tetep pantau dia dari sini""Btw, apa kita perlu kasih tau hal ini ke Gabriel? Sebagai bukti kalo omongan aku waktu itu ke mereka gak salah dan bukan tuduhan semata.""Ajak aja Gabriel nya kesini, biar dia bisa liat langsung buktinya. Lagi pula, di sini lebih aman daripada kamu jelasin di luar kan?""Oh iya juga, yaudah berarti besok selesai kumpul sama anak-anak aku ajak dia ke rumah""Hmm, sebaiknya sekarang kamu istirahat
"Aa.. apa itu Ra? Alat-alat medis?" Tanya Gabriel yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya."Yaah seperti yang lo liat Briel, itu alat-alat medis. Dan lo mau tau, selama gue disekap di Amrik, tempat itu juga banyak alat-alat medis kaya gitu dan digunain sama laki-laki bertopeng itu buat nyiksa korban yang lain.""Korban yang lain?" Tanya Gabriel dan Boem Jin serempak."He.em... jadi, bukan cuma gue sendiri yang disekap di sana, tapi ada cewe lain juga yang ikut disekap.""Gila merinding gini gue." Gabriel mengelus-elus kedua lengannya. "Terus, lo nyelidikin James karna curiga dia ikut andil sama penculikan lo kemaren?""Gue lebih ngerasa ada yang ditutupin sama dia, dan yaah gue sedikit curiga sama hal itu juga.""Bener-bener gak nyangka gue James kaya gini. Terus, sekarang mau kaya gimana?""Nah, sekarang lo udah liat buktinya kan kalo ada yang aneh sama James?"Gabriel pun menganggukkan kepalanya."Lo mau ikut gue s
Boem Jon memberikan segelas es jeruk ke Aera dan ke Gabriel. Karna keduanya yang masih nampak terlihag shock setelah melihat vidio rekaman pengintaian mereka."Nih minun dulu." Boem Jin menyodorkan dua gelas es jeruk yang ia pegang ke temannya itu."Gomawo." Aerapun mengambil es jeruk yang diberikan kepadanya dan langsung menenggak minumannya hingga sisa setengah gelas."Thank you Boem Jin." Gabriel pun hanya sanggup minum sedikit es jeruk yang ia terima Dari Boem Jin."Setelah ini, kalian mau gimana?" Tanya Boem Jin ke keduanya."Aaahh entahlah... Aku terlalu takut untuk ngelanjutin penyelidikan ini." Aerapun nampak frustasi dengan keadaannya sekarang."Kamu harus kuat Ra! Kita harus nyelesain ini, sia-sia dong aku dateng jauh-jauh dari Korea ke sini nurutin permintaan kamu, tapi misi nya gak selesai.""Emm betul Ra apa yang Boem Jin bilang, kita harus selesain penyelidikan ini." Ucap Gabriel yang setuju dengan perkataan Boem Jin.
Aaron dan Dimas masih sulit mempercayai situasi yang telah dijelaskan oleh Aera. Mereka masih tidak percaya kalau James terlibat dalam penculikan Aera saat itu.“Ucapan lo ada benernya juga si Briel, tapi....” Aaron menggantungkan ucapannya.“Tapi kenapa?” tanya Aera dan Gabriel serempak.“Aku gak percaya kalo James kaya gitu… kalian tau kan, aku sama Dimas udah temenan lama sama James.”“Iya aku tau, cuma kenyataannya gini Roon… aku gak mungkin memalsukan bukti kaya gini.”“I know, maka dari itu aku masih shock denger dan liat kabar ini.” Aaron pun terlihat frustasi, sedangkan Dimas masih terlihat tenang.“Dim, kok lo kayanya tenang-tenang aja si?” tanya Gabriel heran dengan temannya satu itu.“Terus gue harus gimana Briel? Nangis? Marah karna temen gue ternyata penjahat?”“Ya seenggaknya lo ada respon apa gimana kek.”
*JAMES POV*Selesai dari berkumpul dengan anak-anak dan makan, gue langsung merebahkan badan di sofa ruang TV yang ada di apartemen gue. Guepun meletakkan kunci mobil dan ponsel dengan asal karena hari ini gue bener-bener kerasa banget capeknya.Baru saja gue berusaha memejamkan mata, dengan membiarkan TV yang tetap menyala. Tiba-tiba ponsel gue yang lain yang masih ada di saku celana bergetar yang menandakan ada telfon masuk. Dengan rasa malas dan mengantuk, gue berusaha tetap mengangkat telfon yang sangat mengganggu itu.“Ada apa?” Tanya gue to the point.“Identitas lo ketauan.” Mendengar hal ini gue langsung terbangun dari posisi tidur gue.“Kaya mana lo tau?”“Gue gak tau gimana pastinya, tapi mereka udah tau lo yang sebenernya. Bahkan, saat lo ngabisin wanita itu, mereka ngikutin lo dan tau apa yang lo lakukin.”“Bakal gue urus! Jangan khawatir.”
“Woy!” Gabriel berusaha menyadarkan Sahabatnya itu yang sejak tadi hanya melamun selama perkuliahan berlangsung. Aera pun nampak tidak mendengar setiap Gabriel memanggilnya atau mengajaknya bicara.“Hah, apa?” Jawab Aera linglung.“Lu kenape dah?”“Gue? Gak kenapa-kenapa.”“Halah gak usah bohong deh, dari tadi gak fokus sama Prof. Disti pas nerangin materi, terus gue panggilin sama gue ajak ngobrol gak ada tanggapannya. Berasa ngomong sama tembok gue.”“Ih seriusan, gak semangat aja gue hari ini… mager. Hehe.”“Oooohh gitu… yaudah kemana nih enaknya? Udah gak ada kelas lagi kan kita?”“Emmm lagi pengen hangout kuliner.. wisata kuliner yuk keliling Jakarte.”“Yakin?”“Iya yakin.”“Tapi ajak mereka aja yuk… kayanya mereka juga udah free deh.”“Emm boleh