Pagi ini Alexa nampak memilih pakaian yang akan dikenakannya. Ranjangnya terlihat berantakan dengan tumpukan pakaian. daripada memikirkan kondisi ranjangnya, dia lebih memikirkan akan berpenampilan seperti apa pagi ini. Bagaimanapun dia harus tampil cantik, anggun dan menawan untuk pertemuan dengan general manager produk kosmetik Lovable. dia harus memberikan kesan terbaik di awal pertemuan mereka.
bukankah itu salah satu alasan dia memiliki berbagai barang dari Brand ternama untuk menunjang penampilannya terlihat modis dan berkelas. semua itu semata demi citranya sebagai seorang artis.
Setelah memilih outfit yang cocok, dia mulai memoles wajahnya dengan berbagai produk kecantikan, mulai dari serum, foundation, bedak, hingga highlighter untuk memberikan kesan glowing pada wajahnya. Dia memoleskan satu persatu dengan teliti untuk mempercantik penampilannya hari ini. Dia tidak boleh terlihat norak tapi juga tidak boleh terlihat biasa saja. kesan pertama sangat penting untuk pertemuan hari ini. dan dia tidak ingin gagal.
Alexa bisa saja meminta make up artis untuk mendandaninya, tapi karena sikapnya yang sedikit pemilih selalu saja ada yang menurutnya kurang bila di rias oleh make up Artis. selain itu kulitnya yang sensitif juga menjadi masalah baginya bila menggunakan make up sembarangan. Semenjak menjadi artis mau tidak mau Alexa harus mulai peduli terhadap setiap merek kosmetik yang dirias ke wajahnya, karena bila tidak, kulit sensitifnya akan menimbulkan jerawat dan memperburuk penampilannya. Sehingga dia memutuskan untuk merias wajahnya sendiri.
Alexa siap dengan dress dibawah lutut berwarna navy, dengan rambut yang dibiarkan terurai, anting-anting panjang menghiasi telinganya nampak cantik mempertegas leher jenjangnya. beberapa aksesoris penunjang lain juga tidak lupa digunakan Alexa. Membuat penampilan Alexa terlihat simpel namun tetap elegan.
Alexa sudah menghubungi Toby yang mengatakan kalau dia sudah ada di lobby. Alexa hanya perlu turun. dia sedang menunggu pintu lift terbuka. Sambil menunggu Alexa masih memikirkan penyelamatnya waktu itu. Apa dia hanya tamu yang berkunjung atau mereka mungkin saja bertetangga.
Alexa sangat ingin bertemu dan mengucapkan terima kasih dengan tulus atas bantuan yang diberikan pria itu. walaupun pria itu tampak memperlakukannya dengan acuh bahkan cenderung cuek namun sepertinya dia seorang yang pengertian.. Mahendra. Nama yang bagus. Batin Alexa.
Alexa masuk ke dalam lift dan tidak beberapa lama pintu lift terbuka dan dia sudah berada di lobby. Beberapa penjaga apartemen yang mengenalinya membungkukkan kepala kepada Alexa dan dibalas Alexa dengan membungkuk sambil memberikan senyuman.
Dia harus selalu ramah kepada semua orang. Terlebih lagi mereka adalah orang yang menjamin keamanan tempat tinggalnya. Selain itu sebagai public figure sangat penting untuk selalu terlihat ramah dan bersahabat bahkan ketika kamu sedang lelah sekalipun. Hal itulah yang dipelajari Alexa bila ingin karir di dunia hiburan berjalan lama.
Toby melambaikan tangannya dan Alexa mempercepat langkahnya menghampiri Toby. Dia tidak boleh terlambat. hal kedua yang diingat Alexa adalah ketepatan waktu bila berjanji dengan orang lain. dulu waktu awal karirnya dia sempat terlambat ke lokasi syuting karena terjebak macet, dan crew disana menatapnya dengan sinis, melihat hal itu, Pak William dengan segera memberikannya seorang asisten manajer untuk membantunya dalam segala hal. sejak saat itulah Toby dengan setia menjadi Asisten manajer bahkan cenderung sebagai ‘pesuruh’ Alexa.
Langka Alexa melambat ketika dia melihat seseorang yang sedang menuju sebuah mobil merah yang sedang terparkir tidak jauh dari mobil Toby. Wajah Alexa seketika bersemangat.
“hei…. pria mobil merah,” teriak Alexa sedikit berlari mengejar Mahendra yang sudah masuk ke dalam mobilnya.
Tentu saja Mahendra tidak mendengar panggilan Alexa. Dia menghidupkan mobilnya dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran apartemen.
“Hei…. Mahendra tunggu,” ucap Alexa setelah mengingat nama Mahendra. tapi terlambat karena mobil Mahendra sudah melaju. Toby yang kebingungan menghampiri Alexa.
“Siapa dear,, apa Kau mengenalnya?” Tanya Toby Penasaran.
“bukan siap-siapa, hanya seseorang yang ingin aku ucapkan terima kasih,” ucap Alexa terlihat pasrah dan berjalan masuk ke dalam mobil Toby.
sepertinya sangat sulit bertemu dan mengucapkan terima kasih pada pria itu. tapi hal itu memberikan sedikit harapan dalam diri Alexa, sepertinya Mahendra memang penghuni di Apartemen ini. dia hanya perlu mencari tahu nomor unit apartemen Mahendra.
***
Alexa, pak William dan Toby sudah berada di Lobby perusahaan Lovable. Untuk ukuran sebuah perusahaan kosmetik, perusahaan Lovable terbilang sukses bahkan lobby kantornya saja dirancang semewah mungkin. Dari kabar yang beredar hal itu juga disebabkan karena perusahaan ini merupakan salah satu anak perusahaan dari Trinandra Group. Sebuah perusahaan multi nasional yang berkecimpung di berbagai bidang usaha mulai dari pangan, advertising, kosmetik bahkan property.
Alexa tidak terlalu mengenal siapa itu pemilik Trinandra Group. Tapi berbeda dengan pak William. Sebagai seorang yang berkecimpung di bisnis hiburan dia harus mampu menjalin komunikasi dan pertemanan dari berbagai kalangan. Karena itu, begitu mengetahui perusahaan Kosmetik ini ingin meminangnya, pak william terlihat begitu antusias.
Mereka diajak oleh seorang staf dari perusahaan Lovable ke sebuah ruang pertemuan dan meminta mereka menunggu sebentar karena CEO sedang ada tamu. Pak William mengangguk dan mengatakan tidak masalah karena bagaimanapun juga CEO mereka adalah orang yang sibuk.
Alexa terkejut melihat perubahan sikap pak William yang biasanya begitu cerewet dan bawel bila harus menunggu berubah menjadi begitu penurut.
"Sepertinya orang yang akan kita temui ini sangat berpengaruh," ucap Alexa cuek sambil memandang ponselnya. Dia sedang berselancar di dunia maya. Mengamati perubahan jumlah followernya di dunia maya.
"Berhentilah memandang ponselmu, dan perbaiki cara dudukmu. Mungkin sebaiknya aku memberimu tabloid bisnis sesekali, Dia adalah pengusaha muda paling sukses di negeri ini," ucap pak William kesal karena Alexa duduk dengan begitu santainya.
Alexa menurut saja dan langsung menegakkan posisi duduknya. Dia tidak ingin si tua William menceramahinya di kantor agensi nanti.
Tidak beberapa lama seorang perempuan datang sambil membawa hidangan berupa makanan ringan dan menghampiri mereka.
"Mohon menunggu sebentar, pak Mahendra sedang menuju kesini," ucap wanita itu kemudian berlalu setelah menutup pintu.
Alexa cukup terkejut mendengar namanya. Namanya sama dengan si mobil merah. Tapi dia yakin itu hanya kebetulan. Memamgnya nama Mahendra hanya dimiliki satu orang?? Hanya kebetulan saja mereka memiliki nama yang sama.
Seseorang membuka pintu membuat ketiganya mengalihkan pandangan menuju sumber suara. Pak William terlihat senyum bahagia sambil berdiri dan sedikit membungkuk memberikan hormat.
Toby terlihat terpaku menatap sosok pria bertubuh atletis dengan tatapan tajam dan rahangnya yang tegas serta tubuhnya yang tinggi yang lebih cocok bila menjadi seorang model majalah dewasa. Sedangkan Alexa yang duduk hanya bisa melongo terkejut tidak mempercayai pandangannya sendiri.
Hai,,, Ini novel perdanaku. Selamat Membaca, semoga menyukainya.
Mahendra membuka pintu ruang pertemuan dimana tiga orang tamunya sedang menunggu. Dia tidak sabar ingin melihat reaksi artis nasional itu yang hanya menganggapnya sebagai pengawal pribadi. Itu merupakan sebuah hinaan bagi Mahendra Guinandra. Mahendra berjalan menghampiri mereka dan dari sudut matanya dia dapat melihat ekspresi terkejut Alexa. Mahendra tersenyum karena menyadari kejutannya cukup berhasil. "Selamat pagi,, maaf sudah membuat kalian menunggu,, silahkan duduk," ucap Mahendra sambil menjabat tangan pak william dan mempersilahkan mereka duduk. "Tidak masalah. Anda adalah orang yang sangat sibuk, kami sangat maklum sekali," ucap pak William masih dengan senyum yang mengembang. Sementara Alexa masih cukup terkejut dengan penglihatannya. Dia bahkan hanya mempe
Alexa berjalan gontai menuju lift. Dia sedang menunggu lift yang akan mengantarnya ke lantai apartemennya setelah itu dia akan memanjakan dirinya dengan berendam air hangat sebelum pergi tidur. Rencana yang sempurna untuk menutup hari yang begitu melelahkan ini.Lift akan tertutup ketika seseorang menahannya dengan tangannya dan masuk. Alexa nampak terkejut karena orang itu adalah Mahendra. Sekarang lift benar-benar tertutup dan hanya ada mereka berdua. Alexa berdiri di pojok belakang lift sambil memperhatikan punggung Mahendra yang tampak menjulang. dia masih ragu akan menyapa Mahendra atau tidak.Tidak ada yang memulai pembicaraan untuk beberapa lama. Karena merasa terintimidasi dengan tinggi Mahendra, Alexa mengalihkan pandangannya memperhatikan tombol angka pada lift yang entah mengapa terasa begitu lama membawanya ke lantai apartemennya.
"Ada apa gadis kecil?" Ucap Mahendra ditelepon kepada seseorang."Kakak apa yang kau katakan pada kak Gio sampai dia tidak membalas satupun pesanku" ucap seseorang terdengar sedikit merajuk.Mahendra hanya dapat memutar bola matanya mendengar natalie merajuk. Nathalie adalah adik perempuan satu- satunya yang dimiliki Mahendra. Umur mereka terlampau cukup jauh. 10 tahun. Jarak yang cukup jauh, karena itu Mahendra bisa dibilang sangat protektif terhadap adiknya. Dia bahkan tidak segan untuk memarahi Nathalie bila ada perilakunya yang tidak Mahendra suka. Termasuk mengenai kriteria pria dambaan adiknya. Tapi untuk masalah yang satu ini entah mengapa adiknya begitu getol hingga membuat kepalanya pusing.Mahendra berulang kali meminta Nathalie untuk tidak mengganggu Gio, sahabatnya. Menyuruhnya untuk tidak memiliki perasaan lebih pada Gio mengingat reputasi percintaan Gio yang dilihat sendiri oleh Mahendra. Bahkan Mahendra sampai mengusulkan pada ayahnya agar a
Mahendra dan Gio sedang keluar untuk makan siang di salah satu kedai cepat saji di dekat kantor mereka. Mereka sedang melahap makanannya dengan rakus ketika suara ponsel berdering Gio menatap ponselnya dan terkejut mendapati nama Nathalie terpampang di ponselnya. Dia segera mematikan panggilan tersebut.Mahendra menggelengkan kepalanya melihat tingkah Gio. “sepertinya kau harus ganti nomor lagi bila tidak ingin para penggemarmu mengusikmu” ucap Mahendra santai.Raut wajah Gio Nampak berubah walaupun Mahendra tidak menyadarinya. “hanya nomor asing. Karena itu aku mematikannya” ucap Gio sedikit gugup sambil berusaha tetap menelan makanannya.Tidak beberapa lama ponsel Mahendra yang berbunyi dan dia mengangkatnya. “Ada apa lagi”, ucapnya ketika panggilan itu tersambung.“Kakak tidak bisakah kau mengancam kak Gio bilang bahwa aku akan bunuh diri bila dia tidak mengangkat panggilanku. Aku menghubunginya sejak pagi dan dia selalu menolaknya. Aku hanya i
Cukup lama mereka terdiam sampai tiba-tiba sebuah kilatan cahaya menerpa mereka. Mereka berdua sadar dan menoleh kearah cahaya tersebut. Beberapa kilatan muncul kembali sebelum akhirnya sebuah mobil mini van melaju kencang meninggalkan mereka. Mahendra yang merasa bahwa mobil itu mencurigakan segera berlari mengejar mini van itu walaupun percuma karena mobil itu melaju sangat kencang. Sedangkan Alexa hanya bisa menepuk jidatnya menyadari bahwa akan ada berita baru lagi mengenai dirinya beberapa waktu kedepan. Benar saja. Keesokan harinya, managernya, si Tua William menelponnya. Tapi kali ini tidak dengan marah-marah melainkan dengan ucapan halus dan terdengar senang. “aku yakin ada sesuatu diantara kalian berdua. Aku bisa merasakannya dari tatapan kalian berdua”, ucap Wiliam pada Alexa di telpon ketika Alexa sedang bersiap-siap pergi Syuting.
Hari ini adalah syuting perdana Alexa untuk kosmetik Lovable. dia sudah berada di lokasi syuting pagi-pagi sekali. Mendengar arahan penata gaya yang akan mulai mengambil gambar. Alexa nampak sedikit memberikan saran untuk gerakannya dan penata gayanya nampak setuju sambil menganggukan kepalanya. Toby diam-diam merekam Alexa yang terlihat antusias untuk syuting perdananya ini. Dia sangat senang melihat Alexa sangat profesional dan siap mengambil syuting hari ini.Setelah beberapa kali mengambil gambar untuk keperluan iklan dan semua nampak berjalan baik baik saja. Tiba-tiba para petinggi perusahaan kosmetik Lovable termasuk mahendra datang mengunjungi lokasi syuting. Kedatangan mereka disambut oleh seluruh kru yang ada disana. Alexa yang melihat mahendra lewat ujung matanya hanya memutarkan bola matanya. Apa yang dilakukan pria itu disini. Pikir Alexa.Mahendra mendekati sutradara dan berbicara sebentar. Tidak beberapa lama adegan dihentikan oleh sutradara lalu terl
Mahendra dan Gio sedang berada di sebuah kelab yang terbilang cukup ramai di kawasan kota Jakarta. Mereka biasa menghabiskan weekend disana sekedar untuk minum dan melepas penat setelah seminggu bekerja. Bisa dibilang Mahendra dan Gio adalah pengunjung tetap kelab tersebut. Disana juga mereka bisa bertemu dengan rekan sesama pebisnis dan berbagi pengalaman. Bisa dibilang kelab malam adalah tempat informal dimana sesama pebisnis dapat berbicara lebih santai atau sekedar ingin mengetahui sisi lain dari lawan bisnis mereka.Tapi bagi Mahendra kelab malam bisa menjadi tempat dimana mata-mata saingan bisnis mengintainya. Karena itu, dia hanya akan datang kesini untuk minum dan berbincang dengan kenalannya kemudian pulang. Sebagai seorang pewaris perusahaan multinasional saingan bisnis bukan hanya dari luar perusahaan tetapi juga dari dalam perusahaan yang tidak menginginkannya menjadi penerus ayahnya dan berusaha mencari kelemahan Mahendra. Karena itu dia sangat berhati-hati dal
Nathalie sedang duduk di sebuah perpustakaan di kampusnya di Sydney. Dia sedang sibuk menghafal materi untuk ujiannya. Berkali-kali dia berusaha menghafal tetapi kepalanya sedang buntu. Pikirannya sedang tidak fokus pada materi pelajaran melainkan melayang beberapa ribu kilometer untuk sampai di kota Jakarta memikirkan apa yang sedang dilakukan pujaan hatinya saat ini.Nathalie mengambil ponselnya dan membuka galeri foto yang telah dikhususkannya untuk menyimpan foto-foto sahabat kakaknya, Gio. Nathalie tersenyum sambil mencium layar ponselnya dia butuh mengisi ulang semangatnya dengan memandang wajah Giovano terlebih dahulu.Flash onHari itu seorang gadis kecil berumur 14 tahun sedang asyik memainkan boneka beruang berwarna pink dengan pita di lehernya. Tidak beberapa lama suara motor sport terdengar memasuki pekarangan rumah membuat gadis itu mengalihkan pandangannya. Dia tahu kakaknya akan pulang dari kuliahnya. Kakaknya yang terlihat selalu sibuk deng