Mahendra membuka pintu ruang pertemuan dimana tiga orang tamunya sedang menunggu. Dia tidak sabar ingin melihat reaksi artis nasional itu yang hanya menganggapnya sebagai pengawal pribadi. Itu merupakan sebuah hinaan bagi Mahendra Guinandra.
Mahendra berjalan menghampiri mereka dan dari sudut matanya dia dapat melihat ekspresi terkejut Alexa. Mahendra tersenyum karena menyadari kejutannya cukup berhasil.
"Selamat pagi,, maaf sudah membuat kalian menunggu,, silahkan duduk," ucap Mahendra sambil menjabat tangan pak william dan mempersilahkan mereka duduk.
"Tidak masalah. Anda adalah orang yang sangat sibuk, kami sangat maklum sekali," ucap pak William masih dengan senyum yang mengembang.
Sementara Alexa masih cukup terkejut dengan penglihatannya. Dia bahkan hanya memperhatikan Mahendra dari ujung rambut hingga kaki berkali kali. masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Apa kabar nona Alexa, senang bisa bertemu denganmu," ucap Mahendra sambil menatap Alexa tajam.
"Sedang apa kau disini?? Apa kau bekerja disini?" Tanya Alexa masih kebingungan.
Pak william terkejut mendengar pertanyaan Alexa. "Alexa,, tunjukkan sopan santunmu," bisik pak William sambil menyenggol kursi Alexa.
"Perkenalkan saya Mahendra Guinandra, CEO dari Kosmetik Lovable," ucap Mahendra memberikan penekanan pada kalimat terakhirnya.
Mata Alexa membulat karena terkejut. Dia benar-benar tidak mempercayai pendengaran dan penglihatannya sekarang.
"Saya menghubungi pak William untuk menanyakan kesediaan anda menjadi brand ambasador produk kami," lanjut Mahendra pada Alexa..
"Tapi kau bilang tidak mengenalku, dan tidak ingin bertemu lagi denganku," ucap Alexa bingung.
"Apa yang sedang kau bicarakan Alexa? Bersikap sopanlah pada calon klien kita," ucap pak William antara geram dan tidak paham dengan tingkah Alexa.
"Dia pria itu,, pria yang menyelamatkanku. Orang yang kau suruh kuakui sebagai pengawal pribadiku. apa kau tidak bisa mengenali postur tubuhnya," ucap Alexa sambil menatap pak william dan Mahendra bergantian.
Mendengar hal itu pak William hanya bisa melongo menyadari dia baru saja melakukan kesalahan besar. Bukan hanya karir artisnya yang berada di ujung tanduk mungkin juga masa depan kantor agensinya. Bagaimana bisa dia menyarankan ide pengawal pribadi tanpa menyelidiki terlebih dahulu siapa pria yang sudah membantu artisnya.
***
Pak William sedang duduk di kursi kesayangannya dengan wajah murung dan sedih. Di masih terkejut dengan kenyataan yang baru dihadapinya. Seolah bukan kesalahannya, Alexa hanya duduk di sofa sambil mengamati ponselnya sedangkan Toby berdiri dengan cemas melihat pak William yang hanya diam saja sejak kembali dari perusahaan kosmetik Lovable.
Memang kesalahpahaman dengan Mahendra sudah beres dan pak William mengungkapkan permintaan maafnya karena dia benar-benar tidak tahu bila seorang Mahendra bersedia hati membantu artisnya yang sedang di kejar wartawan saat itu.
Mahendra juga mengatakan kalau dia sama sekali tidak tersinggung akan konferensi pers Alexa yang mengatakannya sebagai pengawal pribadi. Dia sungguh tertarik untuk mengangkat Alexa sebagai Brand Ambassador produk kosmetik keluaran perusahaannya. Bahkan pemilihan Alexa sudah melalui proses seleksi oleh para petinggi perusahaan.
Mahendra juga mengatakan bahwa wajahnya tidak terlihat dalam foto yang diambil paparazzi itu. Jadi bukan masalah besar baginya. Tapi tetap saja pak William seolah sedang mengutuk dirinya sendiri yang sudah salah menilai orang.
Bagaimana mungkin dia menyarankan kepada Alexa untuk mengakui seorang Mahendra Guinandra yang merupakan pengusaha muda yang sukses sebagai pengawal pribadi. Seharusnya dia memperhatikan dengan jelas penampilan pria di foto itu sangat tidak cocok menjadi mengawal pribadi. Memikirkannya membuat kepala pak William pusing.
“kau sungguh tidak mengenal Mahendra Guinandra?” Ucap Pak Wiliam memastikan sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing.
“Aku sungguh tidak kenal. Aku kebetulan meminta bantuannya untuk mengantarku ke GGM dan dia menyetujuinya. Memangnya Kau kenal,” ucap Alexa menyadari manajernya sepertinya mengenali siapa pria penyelamatnya itu
“Dia bisa disebut Pangeran dalam dunia Bisnis. Seorang pebisnis muda yang sukses bahkan di usia 30an tahun. Ayahnya seorang pendiri Trinandra Group. Dia adalah generasi kedua, dia punya saudara perempuan yang sedang mengenyam pendidikan bisnis di luar negeri,” Ucap Pak Wiliam menjelaskan dengan detail.
Alexa Nampak terkejut mengetahui pak Wiliam mengenai sedetail itu pria bernama Mahendra.
“Kau benar-benar harus aku berikan pelajaran bisnis, Alexa. Supaya kau bisa membedakan seseorang dari penampilannya,” ucap Pak William sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“aku sudah cukup sibuk dengan syuting setiap hari, sebaiknya Toby saja yang belajar,” Ucap Alex santai sambil menunjuk Toby dan dibalas Toby dengan tatapan enggan.
“kalian sungguh tidak memiliki hubungan special?” Tanya Pak Wiliam lagi.
“Tidak ada sama sekali,” ucap Alexa sedikit emosi. Kesal karena Wiliam tidak berhenti menanyakan hal yang sama.
“sayang sekali…, Dia bisa menjadi batu loncatan dalam karir keartisanmu,” ucap Pak Wiliam santai.
“Apa kau memintaku untuk memanfaatkan orang lain? Apa kau tidak percaya kemampuan artismu?” Ucap Alexa sedikit emosi.
“tidak Alexa, Hanya saja bila dia bisa membantumu sedikit. Mungkin karirmu di dunia hiburan akan berjalan sukses. Bagaimanapun pria ini cukup berpengaruh dalam dunia bisnis termasuk media. Dia memiliki saham di beberapa media nasional,” ucap William menjelaskan.
“wah…., kau begitu mengenalnya. Aku jadi bingung yang sesungguhnya artismu aku atau dia?” Tanya Alexa kesal.
“Tentu saja kau adalah artisku…, kau artis favoritku,” ucap Pak Wiliam sambil tersenyum lebar membuat Alexa semakin curiga dan memicingkan matanya tidak percaya.
***
"Menjengkelkan…, memang salahku mengatakan kepada media bahwa pria itu pengawalku? Semua itu idenya sendiri,” gerutu Alexa kepada Toby dalam perjalanan pulang dari kantor GGM Entertainment.
“tapi pak William benar sayang, bagaimana bisa kau tidak mengenali bibit unggul seperti pria itu. Siapa namanya?” ucap Toby sambil menyetir dengan hati-hati.
“Mahendra,” jawab Alexa Singkat.
“yah itu. Mahendra. Bahkan namanya saja begitu berkelas. Kau tidak memperhatikan otot-otot yang tersimpan di balik kemejanya? Yah Ampun,, dia pasti memiliki ‘roti sobek’ yang sempurna,” ucap Toby sedikit hysteris bila mengingat kembali bagaimana penampilan Mahendra.
Alexa hanya memutar matanya mendengar ucapan Toby yang sepertinya sudah menjadi penggemar pria itu.
“aku tetap saja kesal. Selain itu, bagaimana bisa dia berpikir menyuruhku merayu seseorang, walaupun dia seorang pengusaha sukses dan tampan. Tetap saja itu merendahkan derajatku," ucap Alexa
"Itu karena bila kau dapat memikatnya, akan sangat menguntungkan karir masa depanmu, dear," ucap Toby sambil menyetir.
"Memang kau kira aku tidak bisa membangun karirku sendiri?? Jangan meremehkanku Toby. Aku ini artis yang cukup diperhitungkan," ucap Alexa kesal Toby memilih membela si tua Wiliam.
"Tentu aku percaya kau bisa, Tenang saja dear, aku berada dipihakmu," ucap Toby sambil tersenyum pada Alexa.
Alexa tidak berdebat lagi tapi tetap saja wajahnya masih cemberut bila memikirkan rencana si tua William yang ingin membuatnya seolah-olah memiliki hubungan dengan pria itu. Alexa bahkan tidak mengenalnya.
“Bila kau tidak menginginkannya, mungkin bisa untukku,” Ucap Toby tiba-tiba dengan nada yang manja dan senyum yang lebar. Alexa yang mendengarnya hanya bisa melotot.
“perhatikan jalanmu Toby,,, kau bisa membuatku celaka jika terus memikirkan pengusaha itu,” teriak Alexa kesal.
Mahendra dalam perjalanan kembali ke kantor setelah mengantar Alexa ke lokasi syuting. Sepanjang perjalanan tadi Mahendra berusaha meyakinkan Alexa untuk membatasi komunikasinya dengan dunia maya dengan memberikan berbagai macam alasan. Mulai dari masalah privasi sang bintang hingga masalah keamanan karena kebiasaan Alexa yang terlalu terbuka di dunia maya bisa berdampak bagi keamanan gadis itu. Seseorang mungkin saja mengetahui setiap jadwal dan rutinitasnya hanya dengan menscroll akun media sosialnya. Berbagi terlalu banyak informasi dan kegiatan pribadi di akun sosial ibarat memberikan kesempatan seseorang menelanjangi kehidupan pribadi kita. Bukankah hal itu sangat mengerikan? Tapi seperti biasa, Mahendra harus siap kecewa karena gadis manis itu sama sekali tidak peduli apa yang diucapkannya.Apa Alexa tidak bisa mengambil pelajaran dari berapa banyak dia berhadapan dengan orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba menghampiri dan menyapanya. Dari sekian banyaknya kiriman hadiah deng
Mahendra sudah memisahkan diri dari Alexa sejak dilihatnya rekan bisnisnya datang. Tapi tetap dia meminta Alexa menunggu. Karena pertemuan ini hanya penandatanganan MOU perjanjian. Dia yakin tidak akan memakan waktu lama, lagipula masih banyak pekerjaan yang harus dibereskannya dikantor. Setelah penandatanganan MOU dia akan mengantar Alexa dan kembali ke kantor.Dua orang pria menghampiri Mahendra, dengan sigap Mahendra menyambut tamu yang sudah ditunggunya. Mahendra segera mempersilahkan mereka duduk dan mulai memanggil waiters untuk mulai mencatat pesanan sarapan tamunya. Sedangkan Mahendra memilih untuk memesan kopi. Sambil menunggu kliennya selesai mengorder pesanan, diam-diam Mahendra mencuri pandang pada Alexa.Dari sudut matanya, Mahendra dapat melihat Alexa yang sedang asyik memakan sarapannya sambil memainkan handphone. Mahendra menggelengkan kepala memikirkan betapa gadis itu sedikitpun tidak bisa melepaskan diri dari gadget di tangannya. Entah keuntungan apa yang didapatnya
"Kita mau kemana?" Tanya Alexa menatap Mahendra yang sedang melajukan mobilnya dengan fokus. Jalanan di pagi hari tidak terlalu ramai namun tetap dibutuhkan konsentrasi tinggi demi menjaga keamanan diri sendiri dan juga pengendara lain "Sarapan," jawaban Mahendra sukses membuat Alexa terkejut. Ekspresi wajah terkejut mendengar jawaban Mahendra. mengapa pria ini mengajaknya sarapan diluar."Sarapan? aku bisa melakukannya di apartemenku,” protes Alexa.“tidak ada salahnya menemani tunanganmu dan sarapan bersama, bukan?” ucap Mahendra lagi.“Kamu pasti sedang mengigau," ucap Alexa tidak percaya.Mahendra tersenyum lebar penuh misteri. Alexa diliputi berbagai pertanyaan akan dibawa kemana dirinya oleh tunangannya ini. Mahendra suka sekali mengajaknya keluar namun tidak mau memberitahukan kemana tujuan mereka. Hal itu kadang membuat Alexa kesal.Alexa dan Mahendra berakhir di sebuah restoran mewah yang di atas gedungnya terdapat sebuah hotel bintang lima. Alexa memesan French Toast with s
"Apa itu?" Tanya Mahendra sambil menatap tajam buket bunga di tangan Alexa."Bunga lily," jawab Alexa santai sambil menciumnya. Alexa selalu suka aroma dari bunga berkelopak lebar ini."Dari," Mahendra mulai berdiri dan mendekati Alexa.Alexa memperhatikan buket bunganya dan tidak menemukan pengirimnya. Baginya hal itu sudah biasa. Namun karena Mahendra bertanya dia berpura memeriksa saja. Dunianya dan Mahendra sangat jauh berbeda. Mungkin bagi Mahendra bunga dikirim saat ada acara tertentu saja."Dari fans," jawab Alexa."Wah,,, apa mereka diperbolehkan mengirim hal semacam ini hingga ke tempat tinggalmu," selidik Mahendra."Mereka tahu aku menyukai bunga Lily dan sering mengirimkan hadiah kesini atau ke kantor management. Tidak perlu khawatir," terang Alexa."Wah,,, mereka sangat perhatian sehingga mengetahui bunga kesukaanmu," nada Mahendra sedikit terdengar sinis."Begitulah. Mereka hanya mencoba menunjukkan cinta dan dukungan mereka padaku," bela Alexa."Aku merasa tersaingi kare
“katakan kamu pasti memiliki masalah dengan Gio,” ucap Alexa.Dia baru tiba di apartemennya ditemani Mahendra. Pria itu dengan sopan memaksa masuk tanpa bisa dihentikan Alexa. dia berdalih sudah lama tidak mengunjungi apartemen tunangannya.“tidak. hanya perasaanmu saja,” ucap Mahendra. Namun dia menghindari tatapan Alexa. hal itu membuat kecurigaan Alexa semakin kuat.“sepertinya aku mulai bisa memahami kebiasaanmu, aku tahu kamu berbohong sekarang,” ucap Alexa sambil berkacak pinggang.Mahendra tidak menjawab dan memilih mengalihkan perhatiannya pada hal lain."Sebenarnya ada masalah apa diantara kalian," tanya Alexa lagi."Aku tidak ingin membahasnya," balas Mahendra."Tapi aku perlu memahami situasinya, agar aku bisa menentukan sikap," Alexa bersikeras.Bagaimana Alexa tidak bersikeras membahas masalah ini, selama di kantor Lovable tadi Mahendra seolah tidak memberikan kesempatan Gio untuk membahas secara detail dengan Alexa. Selain itu nada bicara Mahendra juga dingin dan sinis t
Alexa dan William datang berkunjung ke perusahaan Lovable atas permintaan Mahendra. Ada produk baru yang akan di launching dan Mahendra meminta Alexa khusus untuk datang ke perusahaan sebelum produk resmi dijual ke publik. Mahendra bahkan menyambut Alexa di lobby kantor saat dia mengetahui tunangannya sudah berada disana. Tentu saja tindakannya membuat semua mata yang ada disana menatap dengan tatapan terkejut bercampur penasaran. Apa pemilik perusahaan mereka akhirnya menentukan pilihannya. Apa itu berarti dia tidak akan bertanggung jawab atas kehamilan Joanna yang dikabarkan juga dekat dengannya?“apa Kabar Pak Wil,” sapa Mahendra pada William sambil menjabat tangannya.“seperti biasa. aku selalu baik,” balas William hangat.“syukurlah. Mari kita naik. semua orang sudah menunggu,” ucap Mahendra mempersilahkan William untuk jalan terlebih dahulu“aku senang kamu juga datang,” ucap Mahendra sambil tersenyum.“kalau bukan karena pak Wil yang memintanya aku enggan kesini,” Ucap Alexa be