Hari itu Alexa syuting untuk sebuah produk ponsel pintar yang sudah setahun ini mendaulatnya menjadi brand ambassador. selama proses syuting, Alexa mengikuti arahan dari pengarah gaya dengan baik. bahkan dari balik layar, Alexa tampak sangat memukau.
Dari kabar yang di didengarnya di GGM kemarin, perusahaan ponsel ini adalah satu dari tiga perusahaan yang terikat kontrak dengannya yang ingin merevisi kontrak kerja setelah berita mengenai dirinya yang mabuk tersebar. Karena itu Alexa akan membuktikan kepada mereka kalau dia tetap gadis cantik dengan pesona alami yang dapat menghipnotis siapa saja. Dia adalah seorang artis profesional yang tidak akan terpengaruh oleh skandal murahan tentang dirinya. Dia akan membuktikan jika dia masih layak dipertahankan.
Proses syuting yang cukup panjang dilalui Alexa dengan sangat baik. Beberapa crew dari tim produksi bahkan memuji penampilan Alexa dan itu membuatnya tersenyum. Walaupun ada yang mengganjal di hatinya ketika di ruang make up tadi beberapa dari crew disana saling berbisik ketika Alexa lewat. Ingin rasanya Alexa menghampiri mereka dan menanyakan langsung apa yang mengganggunya tapi dia takut imagenya akan terpuruk.
Akhirnya demi mengalihkan perhatiannya dari tatapan orang-orang yang masih penasaran dengan kebenaran berita mengenai dirinya yang mabuk, Alexa memilih untuk membenamkan wajahnya untuk berselancar di dunia maya menyapa para fansnya. setidaknya di dunia maya dia merasa nyaman karena tidak perlu memperdulikan pandangan orang tentang dirinya.
"Selamat siang Alexa, kau sangat memukau hari ini," ucap seorang pria berumur sekitar empat puluh tahunan dengan setelan rapi.
Alexa terkejut mendengar seseorang menyebut namanya. Dia menghentikan aktivitasnya dan mengangkat wajahnya melihat siapa yang menyapanya. Alexa mengenalinya sebagai manager pemasaran produk ponsel pintar yang mengikat kontrak dengannya. Dia sempat bertemu dengannya setahun lalu sewaktu mengikat kontrak dan beberapa kali ketika Alexa mengadakan rapat dengan brand ponsel ini. Bapak Lukman.
Alexa segera berdiri dan membungkuk memberikan hormat kepada pak Lukman. Dia sedang menunjukkan rasa sopan santunnya kepada orang yang lebih tua.
"Tidak perlu seformal itu, Alexa. Aku hanya kebetulan lewat dan mampir,” ucap lukman sambil memperhatikan Alexa.
Alexa tersenyum dan siap untuk duduk lagi di kursinya.
“aku dengar skandal yang menyeretmu kemarin teratasi dengan baik. Syukurlah. hanya saja aku ingin kau sedikit berhati-hati dalam bertindak. Karena bagaimanapun juga kau adalah cerminan dari brand kami,” ucap pak Lukman dengan nada sedikit mengintimidasi.
Alexa membatalkan niatnya untuk duduk mendengar ucapan pak Lukman.
“saya mengerti pak. Maafkan kesalahpahaman yang saya buat, saya tidak akan mengecewakan nama baik perusahaan bapak,” ucap Alexa berusaha merendah.
Sialan…. Apa tujuan dia datang hanya untuk menceramahiku. Umpat Alexa.
“baiklah,, kalau begitu. Kau bisa melanjutkan lagi syutingnya. Aku tidak akan mengganggu. Sampaikan salamku untuk pak William,” ucap pak Lukman kemudian pergi meninggalkan Alexa yang menatapnya dengan tatapan tidak suka.
Setelah kepergian Lukman, Alexa duduk di kursi dengan rasa marah dan mengambil ponselnya sambil menekan nomor seseorang.
***
Alexa menyusuri lorong gedung GGM. Dia harus membicarakan hal penting dengan William. Dia marah dan tersinggung bagaimana bisa seorang manajer marketing memarahinya seperti tadi. Dia harus meminta William merevisi perjanjian mereka. sehabis dari syuting dia dan Toby langsung melaju menuju kantor agensinya.
Alexa mengenakan turtleneck tanpa lengan berbahan cotton berwarna maroon dengan tas hitam dan celana putih pas body menampilkan kakinya yang jenjang tidak lupa high heels untuk menunjang penampilannya. Rambutnya yang panjang dia dibiarkan tergerai.
Setibanya di ruangan pak William, Alexa mendapati si tua itu sedang duduk di bangku kebesarannya dengan kedua tangan bersandar di keningnya seolah sedang berpikir. Alexa segera saja duduk di sofa yang terletak didepan meja pak William, dia capek dan butuh istirahat.
“kau sudah datang,, bintangku,” ucap pak William nada ceria dan dengan senyum sumringah.
Alexa yang mendengar panggilan itu hanya bisa saling bertukar pandang dengan Toby.
“yah... aku datang dan sangat lelah. walaupun begitu aku sedang sakit hati dan membutuhkan bantuan Pak Wil, secepatnya,” ucap Alexa dengan nada tegas.
“hal apa yang membuatmu sakit hati, bintangku,” ucap william beranjak dari duduknya.
“aku datang karena aku ingin kau menganalisa kembali perjanjian dengan perusahaan ponsel yang mengkontrakku. Aku tersinggung dengan perlakuan salah satu pembesarnya,” lanjut Alexa mengutarakan maksudnya menemui manajernya.
“bisakah kita membahasnya nanti? Ada hal yang lebih penting dari itu,” ucap Willian tidak memperdulikan protes Alexa. dia justru duduk di depan Alexa lalu menyilangkan kakinya.
Alexa melotot mendengar William seakan tidak peduli. “apa yang lebih penting, dari hinaan yang baru saja diterima oleh artismu?” Ucap Alexa dengan nada ketus karena dia sedikit tersinggung.
“aku baru mendapatkan informasi yang sangat penting, dan ini akan sangat menguntungkan bagi karirmu kedepan dan juga agensi kita,” ucap Pak William antusias.
Walaupun masih kesal. nyatanya Alexa cukup tertarik dengan ucapan William karena berita yang akan disampaikan William mempengaruhi masa depan karirnya. Dia tahu pasti karakter manajernya itu, segala hal menguntungkan akan membuat William menjadi kegirangan dan suasana kantor akan cerah seperti langit di pagi hari.
“Produk Kosmetik Lovable ingin melakukan kontrak eksklusif denganmu Alexa,” ucap William semangat.
Alexa tidak percaya dengan pendengarannya. Kosmetik Lovable, brand yang sedang naik daun dan digandrungi anak muda saat ini memilihnya untuk menjadi Brand Ambassador. Alexa juga memakai beberapa produk dari kosmetik Lovable. eye shadow, lipstik dan blush on yang dia miliki adalah keluaran kosmetik Lovable. dia suka karena produk itu memiliki pilihan warna-warna pastel dan enak dilihat. Akhirnya ada perusahaan yang mampu melihat kemampuanku dan tidak terpengaruh dengan berita yang beredar. Pikir Alexa senang.
wajah Alexa seketika berubah cerah. dia merasa senang. Bahkan dia langsung melupakan alasannya kemari karena kekesalannya di lokasi syuting tadi.
Toby yang mendengarnya ikut kegirangan. “Benarkah? Selamat Dear, produk mereka sedang digandrungi anak muda sekarang,” ucap Toby ikut senang.
“aku juga tahu itu, tapi sudah di konfirmasi langsung oleh perusahaan mereka, aku tidak ingin kalau itu hanya berita bohong,” ucap Alexa pura-pura cuek. Padahal di dalam hatinya dia begitu kegirangan bahkan ingin rasanya dia melompat.
“Tenang saja, general marketing mereka baru saja menghubungiku. Mereka ingin tahu jadwal kosongmu kapan. Mereka ingin membicarakan lebih lanjut mengenai kontrak eksklusif tersebut,” ucap William dengan riang.
Mendengar hal itu mau tidak mau membuat Alexa memindahkan posisi duduknya menghadap pak william dengan mata berbinar karena terlalu senang. “aku siap menemui mereka kapanpun,” Ucap Alexa girang. Senyum mengembang dari bibirnya karena terlalu bahagia dengan berita yang didapatnya.
Pagi ini Alexa nampak memilih pakaian yang akan dikenakannya. Ranjangnya terlihat berantakan dengan tumpukan pakaian. daripada memikirkan kondisi ranjangnya, dia lebih memikirkan akan berpenampilan seperti apa pagi ini. Bagaimanapun dia harus tampil cantik, anggun dan menawan untuk pertemuan dengan general manager produk kosmetik Lovable. dia harus memberikan kesan terbaik di awal pertemuan mereka. bukankah itu salah satu alasan dia memiliki berbagai barang dari Brand ternama untuk menunjang penampilannya terlihat modis dan berkelas. semua itu semata demi citranya sebagai seorang artis. Setelah memilih outfit yang cocok, dia mulai memoles wajahnya dengan berbagai produk kecantikan, mulai dari serum, foundation, bedak, hingga highlighter untuk memberikan kesan glowing pada wajahnya. Dia memoleskan satu persatu dengan teliti untuk mempercantik pe
Mahendra membuka pintu ruang pertemuan dimana tiga orang tamunya sedang menunggu. Dia tidak sabar ingin melihat reaksi artis nasional itu yang hanya menganggapnya sebagai pengawal pribadi. Itu merupakan sebuah hinaan bagi Mahendra Guinandra. Mahendra berjalan menghampiri mereka dan dari sudut matanya dia dapat melihat ekspresi terkejut Alexa. Mahendra tersenyum karena menyadari kejutannya cukup berhasil. "Selamat pagi,, maaf sudah membuat kalian menunggu,, silahkan duduk," ucap Mahendra sambil menjabat tangan pak william dan mempersilahkan mereka duduk. "Tidak masalah. Anda adalah orang yang sangat sibuk, kami sangat maklum sekali," ucap pak William masih dengan senyum yang mengembang. Sementara Alexa masih cukup terkejut dengan penglihatannya. Dia bahkan hanya mempe
Alexa berjalan gontai menuju lift. Dia sedang menunggu lift yang akan mengantarnya ke lantai apartemennya setelah itu dia akan memanjakan dirinya dengan berendam air hangat sebelum pergi tidur. Rencana yang sempurna untuk menutup hari yang begitu melelahkan ini.Lift akan tertutup ketika seseorang menahannya dengan tangannya dan masuk. Alexa nampak terkejut karena orang itu adalah Mahendra. Sekarang lift benar-benar tertutup dan hanya ada mereka berdua. Alexa berdiri di pojok belakang lift sambil memperhatikan punggung Mahendra yang tampak menjulang. dia masih ragu akan menyapa Mahendra atau tidak.Tidak ada yang memulai pembicaraan untuk beberapa lama. Karena merasa terintimidasi dengan tinggi Mahendra, Alexa mengalihkan pandangannya memperhatikan tombol angka pada lift yang entah mengapa terasa begitu lama membawanya ke lantai apartemennya.
"Ada apa gadis kecil?" Ucap Mahendra ditelepon kepada seseorang."Kakak apa yang kau katakan pada kak Gio sampai dia tidak membalas satupun pesanku" ucap seseorang terdengar sedikit merajuk.Mahendra hanya dapat memutar bola matanya mendengar natalie merajuk. Nathalie adalah adik perempuan satu- satunya yang dimiliki Mahendra. Umur mereka terlampau cukup jauh. 10 tahun. Jarak yang cukup jauh, karena itu Mahendra bisa dibilang sangat protektif terhadap adiknya. Dia bahkan tidak segan untuk memarahi Nathalie bila ada perilakunya yang tidak Mahendra suka. Termasuk mengenai kriteria pria dambaan adiknya. Tapi untuk masalah yang satu ini entah mengapa adiknya begitu getol hingga membuat kepalanya pusing.Mahendra berulang kali meminta Nathalie untuk tidak mengganggu Gio, sahabatnya. Menyuruhnya untuk tidak memiliki perasaan lebih pada Gio mengingat reputasi percintaan Gio yang dilihat sendiri oleh Mahendra. Bahkan Mahendra sampai mengusulkan pada ayahnya agar a
Mahendra dan Gio sedang keluar untuk makan siang di salah satu kedai cepat saji di dekat kantor mereka. Mereka sedang melahap makanannya dengan rakus ketika suara ponsel berdering Gio menatap ponselnya dan terkejut mendapati nama Nathalie terpampang di ponselnya. Dia segera mematikan panggilan tersebut.Mahendra menggelengkan kepalanya melihat tingkah Gio. “sepertinya kau harus ganti nomor lagi bila tidak ingin para penggemarmu mengusikmu” ucap Mahendra santai.Raut wajah Gio Nampak berubah walaupun Mahendra tidak menyadarinya. “hanya nomor asing. Karena itu aku mematikannya” ucap Gio sedikit gugup sambil berusaha tetap menelan makanannya.Tidak beberapa lama ponsel Mahendra yang berbunyi dan dia mengangkatnya. “Ada apa lagi”, ucapnya ketika panggilan itu tersambung.“Kakak tidak bisakah kau mengancam kak Gio bilang bahwa aku akan bunuh diri bila dia tidak mengangkat panggilanku. Aku menghubunginya sejak pagi dan dia selalu menolaknya. Aku hanya i
Cukup lama mereka terdiam sampai tiba-tiba sebuah kilatan cahaya menerpa mereka. Mereka berdua sadar dan menoleh kearah cahaya tersebut. Beberapa kilatan muncul kembali sebelum akhirnya sebuah mobil mini van melaju kencang meninggalkan mereka. Mahendra yang merasa bahwa mobil itu mencurigakan segera berlari mengejar mini van itu walaupun percuma karena mobil itu melaju sangat kencang. Sedangkan Alexa hanya bisa menepuk jidatnya menyadari bahwa akan ada berita baru lagi mengenai dirinya beberapa waktu kedepan. Benar saja. Keesokan harinya, managernya, si Tua William menelponnya. Tapi kali ini tidak dengan marah-marah melainkan dengan ucapan halus dan terdengar senang. “aku yakin ada sesuatu diantara kalian berdua. Aku bisa merasakannya dari tatapan kalian berdua”, ucap Wiliam pada Alexa di telpon ketika Alexa sedang bersiap-siap pergi Syuting.
Hari ini adalah syuting perdana Alexa untuk kosmetik Lovable. dia sudah berada di lokasi syuting pagi-pagi sekali. Mendengar arahan penata gaya yang akan mulai mengambil gambar. Alexa nampak sedikit memberikan saran untuk gerakannya dan penata gayanya nampak setuju sambil menganggukan kepalanya. Toby diam-diam merekam Alexa yang terlihat antusias untuk syuting perdananya ini. Dia sangat senang melihat Alexa sangat profesional dan siap mengambil syuting hari ini.Setelah beberapa kali mengambil gambar untuk keperluan iklan dan semua nampak berjalan baik baik saja. Tiba-tiba para petinggi perusahaan kosmetik Lovable termasuk mahendra datang mengunjungi lokasi syuting. Kedatangan mereka disambut oleh seluruh kru yang ada disana. Alexa yang melihat mahendra lewat ujung matanya hanya memutarkan bola matanya. Apa yang dilakukan pria itu disini. Pikir Alexa.Mahendra mendekati sutradara dan berbicara sebentar. Tidak beberapa lama adegan dihentikan oleh sutradara lalu terl
Mahendra dan Gio sedang berada di sebuah kelab yang terbilang cukup ramai di kawasan kota Jakarta. Mereka biasa menghabiskan weekend disana sekedar untuk minum dan melepas penat setelah seminggu bekerja. Bisa dibilang Mahendra dan Gio adalah pengunjung tetap kelab tersebut. Disana juga mereka bisa bertemu dengan rekan sesama pebisnis dan berbagi pengalaman. Bisa dibilang kelab malam adalah tempat informal dimana sesama pebisnis dapat berbicara lebih santai atau sekedar ingin mengetahui sisi lain dari lawan bisnis mereka.Tapi bagi Mahendra kelab malam bisa menjadi tempat dimana mata-mata saingan bisnis mengintainya. Karena itu, dia hanya akan datang kesini untuk minum dan berbincang dengan kenalannya kemudian pulang. Sebagai seorang pewaris perusahaan multinasional saingan bisnis bukan hanya dari luar perusahaan tetapi juga dari dalam perusahaan yang tidak menginginkannya menjadi penerus ayahnya dan berusaha mencari kelemahan Mahendra. Karena itu dia sangat berhati-hati dal