Alexa berjalan gontai menuju lift. Dia sedang menunggu lift yang akan mengantarnya ke lantai apartemennya setelah itu dia akan memanjakan dirinya dengan berendam air hangat sebelum pergi tidur. Rencana yang sempurna untuk menutup hari yang begitu melelahkan ini.
Lift akan tertutup ketika seseorang menahannya dengan tangannya dan masuk. Alexa nampak terkejut karena orang itu adalah Mahendra. Sekarang lift benar-benar tertutup dan hanya ada mereka berdua. Alexa berdiri di pojok belakang lift sambil memperhatikan punggung Mahendra yang tampak menjulang. dia masih ragu akan menyapa Mahendra atau tidak.
Tidak ada yang memulai pembicaraan untuk beberapa lama. Karena merasa terintimidasi dengan tinggi Mahendra, Alexa mengalihkan pandangannya memperhatikan tombol angka pada lift yang entah mengapa terasa begitu lama membawanya ke lantai apartemennya.
Alexa merasa ragu untuk menyapa tapi dia juga tidak enak karena dia akhirnya mengenal siapa pria yang ada di sebelahnya ini. Bisa dibilang Mahendra adalah tiket emasnya untuk karir yang lebih diperhitungkan.
“ngomong-ngomong terima kasih”, ucap Alexa memulai pembicaraan dengan Mahendra.
“Untuk?” Tanya Mahendra cuek.
“Untuk bantuannya hari itu dan untuk kontraknya hari ini”, Ucap Alexa malu-malu.
“Aku ingin Kau menolaknya”, Ucap Mahendra singkat. Membuat Alexa menatap Mahendra dengan bingung.
“Apa maksudmu?” Tanya Alexa.
“Kontrak itu, Aku ingin kau menolaknya. Bilang saja pada pak william kalau kau sibuk dan tidak bisa mengikat kontrak kerjasama dengan perusahaanku", ucap Mahendra tanpa menoleh ke arah Alexa. Tentu saja mendengar hal itu berhasil membuat Alexa kesal.
"Kau yang menelpon agensiku dan memintaku menjadi modelmu, sekarang kau ingin aku menolaknya? Kau sedang mempermainkanku", ucap Alexa dengan nada sedikit tinggi karena dia merasa dipermainkan.
Mahendra kemudian menatap Alexa dengan tatapan dingin namun tajam. "Karena aku merasa perlu bagiku menunjukkan siapa diriku yang sebenarnya, supaya mulutmu tidak asal bicara", ucap Mahendra dingin sambil mendekati Alexa.
Alexa yang sudah terpojok hanya mampu menahan nafasnya. Wangi tubuh Mahendra menyeruak di indra penciumannya. Wangi maskulin yang dapat memikat kaum hawa "Jadi kau tersinggung karena ucapanku di konferensi pers?", ucap Alexa terbata seakan sadar mengapa Mahendra bertindak seperti itu. Alexa sudah tidak bisa melangkah kemanapun. Dinding lift dan tubuh Mahendra menghimpitnya begitu dekat.
"Pengawal pribadi??" Ucap Mahendra sambil tersenyum sumbang. "Apa aku terlihat seperti seorang pengawal bagimu?" Lanjutnya sambil menatap Alexa dan memegang kedua pipi Alexa dengan sebelah tangannya.
Alexa tiba-tiba merasa ketakutan. Karena dia tidak tahu apa yang mungkin akan dilakukan Mahendra kepadanya. Dia merasa udara menjadi sesak karena ruang geraknya yang terbatas karena Mahendra. Pria ini tiba-tiba menjadi mengerikan karena tersinggung.
"Sebaiknya kau tolak kontrak kerjasama itu atau aku akan membuatmu membayar penalty yang besar." Ucap Mahendra sambil melepaskan pipi Alexa dan menjauhkan tubuhnya dari Alexa
Alexa bisa kembali bernafas. Dia merasa lega karena udara akhirnya dapat memenuhi rongga pernapasannya. Dan begitu pintu lift terbuka Alexa segera keluar lift sambil menatap Mahendra dengan marah. Sedangkan Mahendra hanya menatapnya cuek sampai pintu lift kembali tertutup.
"Sial… memangnya dia kira aku tertarik menjadi model perusahaannya." Ucap Alexa sambil teriak begitu masuk apartemennya. Dia menyeret kakinya dengan langkah besar dan wajah yang memerah marah. Alexa segera mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya.
"Aku tidak menginginkan kontrak dengan perusahaan kosmetik Lovable, tolak saja kontraknya", ucap Alexa begitu panggilannya tersambung.
"Kau gila?? Memang kau tidak tahu pengaruh kontrak ini bagi karir keartisanmu?" Teriak pak William mendengar ucapan Alexa.
"Aku masih memiliki kontrak lain, dan jadwalku cukup padat", ucap Alexa lagi.
"Kau baru saja meminta revisi kerjasama dengan produk minuman dingin. Dan karena kau yang memintanya, mereka menyetujuinya. Mereka bahkan melupakan masalah penalti ketika aku membicarakan dengan baik-baik", ucap pak William kesal.
Mendengar itu Alexa terdiam. Apa artinya dia sudah kehilangan satu kontrak penting dalam tahun ini? Bagaimana bisa dia begitu bodoh meminta menganalisa ulang perjanjian kontraknya.
"Karena skandal yang kau buat beberapa hari lalu, cukup mempengaruhi penjualan produk mereka." Ucap pak William. "Sudah terima saja kontrak itu, itu bisa menjadi solusi agar namamu di dunia hiburan tetap bersinar." Lanjutnya dengan nada sedikit lebih tenang.
"Kau tidak melihat nilai pinalti yang harus aku tanggung bila kontrak putus di tengah jalan? Tiga milyar? Yang benar saja. Mereka ingin merampokku?", ucap Alexa yang ingat sempat membaca isi perjanjian kontrak itu tadi.
"Kau artis profesional, Alexa. Aku yakin kau dapat mengambil tindakan agar kontrak tidak berakhir sebelum masa berakhirnya kontrak tersebut." Ucap pak William dengan bijak. "Aku percaya kau bisa" lanjutnya berupaya menyemangati Alexa walaupun Alexa tidak dapat melihatnya.
Alexa hanya bisa pasrah dan memutuskan percakapannya dengan pak William. Sepertinya dia harus bertindak agar dia tetap menerima kontrak kerjasama itu tanpa harus mencemaskan penalti ataupun tingkah pemilik perusahaan yang menyebalkan itu.
Aku harus membuat perhitungan dengan pengusaha arogan itu. Batin Alexa.
***
“Gio,,, Temui Aku di ruangan sebentar”, ucap Mahendra di telepon. kemudian dia memutus panggilan itu dan kembali berkutat dengan pekerjaannya. Semenjak menjadi CEO hampir sepanjang hari Mahendra berkutat dengan laporan dan evaluasi perencanaan. Sehingga hampir sepanjang hari dia habiskan di kantor.
“ada apa Bro”, Tanya Gio begitu masuk ke ruangan Mahendra.
“sudah diputuskan siapa yang akan menjadi brand ambassador kita tahun depan? Aku belum melihat berkas kontraknya”, Tanya Mahendra sambil menatap Gio.
“bukannya sudah kau tetapkan, kemarin kau bahkan mengundang artisnya langsungkan?” Tanya Gio Bingung.
“dia membatalkannya, carikan saja yang lain” ucap Mahendra cuek.
“Kau yakin? Dia belum mengabari tim kita”, ucap Gio mulai panik.
“aku yakin dia akan membatalkannya. Pemegang saham yang lain juga tidak menyukainya karena skandal yang dilakukannya bukan”, ucap Mahendra kembali mengingatkan Gio tentang skandal yang menimpa Alexa.
“itu sebelum mereka tahu kalau kau dan Alexa memiliki hubungan, ditambah lagi kau mengundang Alexa dan manajernya langsung kemarin. Menurut mereka skandal Alexa juga akan mereda seiring waktu”, balas Gio. Timnya akan kerepotan mencari kandidat pengganti sementara mereka sedang menyiapkan berkas kontrak Alexa.
Mahendra menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana bisa para pemegang saham itu begitu mudah terpengaruh berita yang belum jelas sumbernya. Mahendra sedang berpikir, Dia harus bisa membuat artis itu menolak tawaran kerja sama itu. Dia tidak ingin lagi ada berita simpang siur tentang hubungannya dengan wanita itu. Apalagi bila kontrak kerja sama benar-benar terjadi akan semakin banyak berita miring mengenai hubungan diantara mereka yang sebenarnya tidak ada.
Mahendra sangat benci bila masalah pribadi juga mempengaruhi pekerjaan di kantornya. Karena itu dia tidak pernah ingin berurusan dengan wanita-wanita yang hanya akan membuat masalah dalam hidupnya.
"Ada apa gadis kecil?" Ucap Mahendra ditelepon kepada seseorang."Kakak apa yang kau katakan pada kak Gio sampai dia tidak membalas satupun pesanku" ucap seseorang terdengar sedikit merajuk.Mahendra hanya dapat memutar bola matanya mendengar natalie merajuk. Nathalie adalah adik perempuan satu- satunya yang dimiliki Mahendra. Umur mereka terlampau cukup jauh. 10 tahun. Jarak yang cukup jauh, karena itu Mahendra bisa dibilang sangat protektif terhadap adiknya. Dia bahkan tidak segan untuk memarahi Nathalie bila ada perilakunya yang tidak Mahendra suka. Termasuk mengenai kriteria pria dambaan adiknya. Tapi untuk masalah yang satu ini entah mengapa adiknya begitu getol hingga membuat kepalanya pusing.Mahendra berulang kali meminta Nathalie untuk tidak mengganggu Gio, sahabatnya. Menyuruhnya untuk tidak memiliki perasaan lebih pada Gio mengingat reputasi percintaan Gio yang dilihat sendiri oleh Mahendra. Bahkan Mahendra sampai mengusulkan pada ayahnya agar a
Mahendra dan Gio sedang keluar untuk makan siang di salah satu kedai cepat saji di dekat kantor mereka. Mereka sedang melahap makanannya dengan rakus ketika suara ponsel berdering Gio menatap ponselnya dan terkejut mendapati nama Nathalie terpampang di ponselnya. Dia segera mematikan panggilan tersebut.Mahendra menggelengkan kepalanya melihat tingkah Gio. “sepertinya kau harus ganti nomor lagi bila tidak ingin para penggemarmu mengusikmu” ucap Mahendra santai.Raut wajah Gio Nampak berubah walaupun Mahendra tidak menyadarinya. “hanya nomor asing. Karena itu aku mematikannya” ucap Gio sedikit gugup sambil berusaha tetap menelan makanannya.Tidak beberapa lama ponsel Mahendra yang berbunyi dan dia mengangkatnya. “Ada apa lagi”, ucapnya ketika panggilan itu tersambung.“Kakak tidak bisakah kau mengancam kak Gio bilang bahwa aku akan bunuh diri bila dia tidak mengangkat panggilanku. Aku menghubunginya sejak pagi dan dia selalu menolaknya. Aku hanya i
Cukup lama mereka terdiam sampai tiba-tiba sebuah kilatan cahaya menerpa mereka. Mereka berdua sadar dan menoleh kearah cahaya tersebut. Beberapa kilatan muncul kembali sebelum akhirnya sebuah mobil mini van melaju kencang meninggalkan mereka. Mahendra yang merasa bahwa mobil itu mencurigakan segera berlari mengejar mini van itu walaupun percuma karena mobil itu melaju sangat kencang. Sedangkan Alexa hanya bisa menepuk jidatnya menyadari bahwa akan ada berita baru lagi mengenai dirinya beberapa waktu kedepan. Benar saja. Keesokan harinya, managernya, si Tua William menelponnya. Tapi kali ini tidak dengan marah-marah melainkan dengan ucapan halus dan terdengar senang. “aku yakin ada sesuatu diantara kalian berdua. Aku bisa merasakannya dari tatapan kalian berdua”, ucap Wiliam pada Alexa di telpon ketika Alexa sedang bersiap-siap pergi Syuting.
Hari ini adalah syuting perdana Alexa untuk kosmetik Lovable. dia sudah berada di lokasi syuting pagi-pagi sekali. Mendengar arahan penata gaya yang akan mulai mengambil gambar. Alexa nampak sedikit memberikan saran untuk gerakannya dan penata gayanya nampak setuju sambil menganggukan kepalanya. Toby diam-diam merekam Alexa yang terlihat antusias untuk syuting perdananya ini. Dia sangat senang melihat Alexa sangat profesional dan siap mengambil syuting hari ini.Setelah beberapa kali mengambil gambar untuk keperluan iklan dan semua nampak berjalan baik baik saja. Tiba-tiba para petinggi perusahaan kosmetik Lovable termasuk mahendra datang mengunjungi lokasi syuting. Kedatangan mereka disambut oleh seluruh kru yang ada disana. Alexa yang melihat mahendra lewat ujung matanya hanya memutarkan bola matanya. Apa yang dilakukan pria itu disini. Pikir Alexa.Mahendra mendekati sutradara dan berbicara sebentar. Tidak beberapa lama adegan dihentikan oleh sutradara lalu terl
Mahendra dan Gio sedang berada di sebuah kelab yang terbilang cukup ramai di kawasan kota Jakarta. Mereka biasa menghabiskan weekend disana sekedar untuk minum dan melepas penat setelah seminggu bekerja. Bisa dibilang Mahendra dan Gio adalah pengunjung tetap kelab tersebut. Disana juga mereka bisa bertemu dengan rekan sesama pebisnis dan berbagi pengalaman. Bisa dibilang kelab malam adalah tempat informal dimana sesama pebisnis dapat berbicara lebih santai atau sekedar ingin mengetahui sisi lain dari lawan bisnis mereka.Tapi bagi Mahendra kelab malam bisa menjadi tempat dimana mata-mata saingan bisnis mengintainya. Karena itu, dia hanya akan datang kesini untuk minum dan berbincang dengan kenalannya kemudian pulang. Sebagai seorang pewaris perusahaan multinasional saingan bisnis bukan hanya dari luar perusahaan tetapi juga dari dalam perusahaan yang tidak menginginkannya menjadi penerus ayahnya dan berusaha mencari kelemahan Mahendra. Karena itu dia sangat berhati-hati dal
Nathalie sedang duduk di sebuah perpustakaan di kampusnya di Sydney. Dia sedang sibuk menghafal materi untuk ujiannya. Berkali-kali dia berusaha menghafal tetapi kepalanya sedang buntu. Pikirannya sedang tidak fokus pada materi pelajaran melainkan melayang beberapa ribu kilometer untuk sampai di kota Jakarta memikirkan apa yang sedang dilakukan pujaan hatinya saat ini.Nathalie mengambil ponselnya dan membuka galeri foto yang telah dikhususkannya untuk menyimpan foto-foto sahabat kakaknya, Gio. Nathalie tersenyum sambil mencium layar ponselnya dia butuh mengisi ulang semangatnya dengan memandang wajah Giovano terlebih dahulu.Flash onHari itu seorang gadis kecil berumur 14 tahun sedang asyik memainkan boneka beruang berwarna pink dengan pita di lehernya. Tidak beberapa lama suara motor sport terdengar memasuki pekarangan rumah membuat gadis itu mengalihkan pandangannya. Dia tahu kakaknya akan pulang dari kuliahnya. Kakaknya yang terlihat selalu sibuk deng
Mahendra sedang berada di lift apartemennya. Dia terlihat rapi dengan setelan jasnya. Dia mendapat undangan makan siang dengan pak Heru, Ayah Joanna. Ayah Joanna adalah seorang pengusaha properti yang sukses. Mahendra menghormati pak Heru dan banyak belajar dari pengalaman hidupnya. Terutama dalam membangun kerajaan properti yang dimilikinya saat ini.Mahendra sedang menatap arlojinya memastikan bila dia masih memiliki cukup waktu ketika pintu lift terbuka dan Alexa masuk ke dalam lift yang sama. Alexa cukup terkejut ketika matanya bertemu dengan mata Mahendra sebelum Mahendra memilih membuang muka seolah mereka dua orang asing yang tidak saling mengenal."Apa membuat berita sudah menjadi kebiasan dari artis saat ini," sindir Mahendra setelah mereka berdua cukup lama terdiam.Alexa berbalik menatap Mahendra memastikan kalau telinganya tidak salah dengar. "membuat berita? Apa maksud ucapanmu," balas Alexa tersinggung."tentu kau lebih tahu apa maks
Setelah pertemuan Mahendra dan Heru beberapa waktu lalu mengenai ketertarikan Heru menanamkan modal di perusahaan Mahendra, terjadi kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Heru telah resmi menjadi bagian dari perusahaan Mahendra dengan nilai saham yang cukup besar.Kesepakatan itu disambut baik oleh jajaran direksi perusahaan yang dipimpin oleh Mahendra. Tidak dapat dipungkiri nama besar yang dimiliki oleh Heru sebagai seorang pengusaha sukses diharapkan akan mempengaruhi nilai saham perusahaan yang Mahendra pimpin.Di Sela acara penandatangan kontrak kerjasama Mahendra mendapati ponselnya bergetar. Dia mengambilnya dari saku jasnya dan membacanya. Sebuah pesan dari mamanya.Jangan lupa malam ini kita akan makan malam dengan kolega papa. Jangan sampai terlambat sayang. Isi pesan dari mamanya.Mendapatkan pesan itu, Mahendra justru menghela nafasnya berat. Bukan tanpa alasan. Mahendra yakin makan malam nanti malam hanya alasan dari