Share

8. TAWARAN PALSU

Alexa berjalan gontai menuju lift. Dia sedang menunggu lift yang akan mengantarnya ke lantai apartemennya setelah itu dia akan memanjakan dirinya dengan berendam air hangat sebelum pergi tidur. Rencana yang sempurna untuk menutup hari yang begitu melelahkan ini.

Lift akan tertutup ketika seseorang menahannya dengan tangannya dan masuk. Alexa nampak terkejut karena orang itu adalah Mahendra. Sekarang lift benar-benar tertutup dan hanya ada mereka berdua. Alexa berdiri di pojok belakang lift sambil memperhatikan punggung Mahendra yang tampak menjulang. dia masih ragu akan menyapa Mahendra atau tidak.

Tidak ada yang memulai pembicaraan untuk beberapa lama. Karena merasa terintimidasi dengan tinggi Mahendra, Alexa mengalihkan pandangannya memperhatikan tombol angka pada lift yang entah mengapa terasa begitu lama membawanya ke lantai apartemennya.

Alexa merasa ragu untuk menyapa tapi dia juga tidak enak karena dia akhirnya mengenal siapa pria yang ada di sebelahnya ini. Bisa dibilang Mahendra adalah tiket emasnya untuk karir yang lebih diperhitungkan.

“ngomong-ngomong terima kasih”, ucap Alexa memulai pembicaraan dengan Mahendra.

“Untuk?” Tanya Mahendra cuek.

“Untuk bantuannya hari itu dan untuk kontraknya hari ini”, Ucap Alexa malu-malu.

“Aku ingin Kau menolaknya”, Ucap Mahendra singkat. Membuat Alexa menatap Mahendra dengan bingung.

“Apa maksudmu?” Tanya Alexa.

“Kontrak itu, Aku ingin kau menolaknya. Bilang saja pada pak william kalau kau sibuk dan tidak bisa mengikat kontrak kerjasama dengan perusahaanku", ucap Mahendra tanpa menoleh ke arah Alexa. Tentu saja mendengar hal itu berhasil membuat Alexa kesal.

"Kau yang menelpon agensiku dan memintaku menjadi modelmu, sekarang kau ingin aku menolaknya? Kau sedang mempermainkanku", ucap Alexa dengan nada sedikit tinggi karena dia merasa dipermainkan.

Mahendra kemudian menatap Alexa dengan tatapan dingin namun tajam. "Karena aku merasa perlu bagiku menunjukkan siapa diriku yang sebenarnya, supaya mulutmu tidak asal bicara", ucap Mahendra dingin sambil mendekati Alexa.

Alexa yang sudah terpojok hanya mampu menahan nafasnya. Wangi tubuh Mahendra menyeruak di indra penciumannya. Wangi maskulin yang dapat memikat kaum hawa "Jadi kau tersinggung karena ucapanku di konferensi pers?", ucap Alexa terbata seakan sadar mengapa Mahendra bertindak seperti itu. Alexa sudah tidak bisa melangkah kemanapun. Dinding lift dan tubuh Mahendra menghimpitnya begitu dekat.

"Pengawal pribadi??" Ucap Mahendra sambil tersenyum sumbang. "Apa aku terlihat seperti seorang pengawal bagimu?" Lanjutnya sambil menatap Alexa dan memegang kedua pipi Alexa dengan sebelah tangannya.

Alexa tiba-tiba merasa ketakutan. Karena dia tidak tahu apa yang mungkin akan dilakukan Mahendra kepadanya. Dia merasa udara menjadi sesak karena ruang geraknya yang terbatas karena Mahendra. Pria ini tiba-tiba menjadi mengerikan karena tersinggung.

"Sebaiknya kau tolak kontrak kerjasama itu atau aku akan membuatmu membayar penalty yang besar." Ucap Mahendra sambil melepaskan pipi Alexa dan menjauhkan tubuhnya dari Alexa

Alexa bisa kembali bernafas. Dia merasa lega karena udara akhirnya dapat memenuhi rongga pernapasannya. Dan begitu pintu lift terbuka Alexa segera keluar lift sambil menatap Mahendra dengan marah. Sedangkan Mahendra hanya menatapnya cuek sampai pintu lift kembali tertutup.

"Sial… memangnya dia kira aku tertarik menjadi model perusahaannya." Ucap Alexa sambil teriak begitu masuk apartemennya. Dia menyeret kakinya dengan langkah besar dan wajah yang memerah  marah. Alexa segera mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya.

"Aku tidak menginginkan kontrak dengan perusahaan kosmetik Lovable, tolak saja kontraknya", ucap Alexa begitu panggilannya tersambung.

"Kau gila?? Memang kau tidak tahu pengaruh kontrak ini bagi karir keartisanmu?" Teriak pak William mendengar ucapan Alexa.

"Aku masih memiliki kontrak lain, dan jadwalku cukup padat", ucap Alexa lagi.

"Kau baru saja meminta revisi kerjasama dengan produk minuman dingin. Dan karena kau yang memintanya, mereka menyetujuinya. Mereka bahkan melupakan masalah penalti ketika aku membicarakan dengan baik-baik", ucap pak William kesal.

Mendengar itu Alexa terdiam. Apa artinya dia sudah kehilangan satu kontrak penting dalam tahun ini? Bagaimana bisa dia begitu bodoh meminta menganalisa ulang perjanjian kontraknya.

"Karena skandal yang kau buat beberapa hari lalu, cukup mempengaruhi penjualan produk mereka." Ucap pak William. "Sudah terima saja kontrak itu, itu bisa menjadi solusi agar namamu di dunia hiburan tetap bersinar."  Lanjutnya dengan nada sedikit lebih tenang.

"Kau tidak melihat nilai pinalti yang harus aku tanggung bila kontrak putus di tengah jalan? Tiga milyar? Yang benar saja. Mereka ingin merampokku?", ucap Alexa yang ingat sempat membaca isi perjanjian kontrak itu tadi.

"Kau artis profesional, Alexa. Aku yakin kau dapat mengambil tindakan agar kontrak tidak berakhir sebelum masa berakhirnya kontrak tersebut." Ucap pak William dengan bijak. "Aku percaya kau bisa" lanjutnya berupaya menyemangati Alexa walaupun Alexa tidak dapat melihatnya.

Alexa hanya bisa pasrah dan memutuskan percakapannya dengan pak William. Sepertinya dia harus bertindak agar dia tetap menerima kontrak kerjasama itu tanpa harus mencemaskan penalti ataupun tingkah pemilik perusahaan yang menyebalkan itu.

Aku harus membuat perhitungan dengan pengusaha arogan itu. Batin Alexa.

*** 

“Gio,,, Temui Aku di ruangan sebentar”, ucap Mahendra di telepon. kemudian dia memutus panggilan itu dan kembali berkutat dengan pekerjaannya. Semenjak menjadi CEO hampir sepanjang hari Mahendra berkutat dengan laporan dan evaluasi perencanaan. Sehingga hampir sepanjang hari dia habiskan di kantor.

“ada apa Bro”, Tanya Gio begitu masuk ke ruangan Mahendra.

“sudah diputuskan siapa yang akan menjadi brand ambassador kita tahun depan? Aku belum melihat berkas kontraknya”, Tanya Mahendra sambil menatap Gio.

“bukannya sudah kau tetapkan, kemarin kau bahkan mengundang artisnya langsungkan?” Tanya Gio Bingung.

“dia membatalkannya, carikan saja yang lain” ucap Mahendra cuek.

“Kau yakin? Dia belum mengabari tim kita”, ucap Gio mulai panik.

“aku yakin dia akan membatalkannya. Pemegang saham yang lain juga tidak menyukainya karena skandal yang dilakukannya bukan”, ucap Mahendra kembali mengingatkan Gio tentang skandal yang menimpa Alexa.

“itu sebelum mereka tahu kalau kau dan Alexa memiliki hubungan, ditambah lagi kau mengundang Alexa dan manajernya langsung kemarin. Menurut mereka skandal Alexa juga akan mereda seiring waktu”, balas Gio. Timnya akan kerepotan mencari kandidat pengganti sementara mereka sedang menyiapkan berkas kontrak Alexa.

Mahendra menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana bisa para pemegang saham itu begitu mudah terpengaruh berita yang belum jelas sumbernya. Mahendra sedang berpikir, Dia harus bisa membuat artis itu menolak tawaran kerja sama itu. Dia tidak ingin lagi ada berita simpang siur tentang hubungannya dengan wanita itu. Apalagi bila kontrak kerja sama benar-benar terjadi akan semakin banyak berita miring mengenai hubungan diantara mereka yang sebenarnya tidak ada.

Mahendra sangat benci bila masalah pribadi juga mempengaruhi pekerjaan di kantornya. Karena itu dia tidak pernah ingin berurusan dengan wanita-wanita yang hanya akan membuat masalah dalam hidupnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status