"Ada apa gadis kecil?" Ucap Mahendra ditelepon kepada seseorang.
"Kakak apa yang kau katakan pada kak Gio sampai dia tidak membalas satupun pesanku" ucap seseorang terdengar sedikit merajuk.Mahendra hanya dapat memutar bola matanya mendengar natalie merajuk. Nathalie adalah adik perempuan satu- satunya yang dimiliki Mahendra. Umur mereka terlampau cukup jauh. 10 tahun. Jarak yang cukup jauh, karena itu Mahendra bisa dibilang sangat protektif terhadap adiknya. Dia bahkan tidak segan untuk memarahi Nathalie bila ada perilakunya yang tidak Mahendra suka. Termasuk mengenai kriteria pria dambaan adiknya. Tapi untuk masalah yang satu ini entah mengapa adiknya begitu getol hingga membuat kepalanya pusing.Mahendra berulang kali meminta Nathalie untuk tidak mengganggu Gio, sahabatnya. Menyuruhnya untuk tidak memiliki perasaan lebih pada Gio mengingat reputasi percintaan Gio yang dilihat sendiri oleh Mahendra. Bahkan Mahendra sampai mengusulkan pada ayahnya agar adiknya melanjutkan kuliah di luar negeri.Nathalie sekarang sedang mengenyam pendidikan di luar negeri tepatnya Australia. Bahkan setelah 2 tahun tinggal di australia. Adiknya masih saja terobsesi dengan sahabatnya, Gio. Obsesi yang sudah dimiliki gadis kecil itu sejak duduk dibangku SMP. Bukannya Mahendra menentang rasa cinta adiknya kepada sabahatnya, tapi sebagai seorang sahabat Mahendra sangat tahu sepak terjang Giovano dalam masalah percintaan, dan sebagai seorang kakak dia menginginkan seseorang yang baik yang akan mendampingi adiknya kelak."Apa pria bule disana tidak ada yang menarik bagimu, sampai kau mengusik kakak hanya untuk mengetahui kabar Gio", ucap Mahendra dengan nada sedikit kesal."tidak ada yang semanis kak Gioku.”, balas Nathalie membuat Mahendra memutar bola matanya. Gio-Ku? Dia bahkan tidak pernah memanggilku seperti itu. Pikir Mahendra kesal.“berhentilah bertanya soal Gio padaku. Aku bukan asistennya”, balas Mahendra kesal."Maafkan aku kak. Tapi siapa lagi yang bisa aku tanyakan kalau bukan kakak?? Kak gio tidak membalas pesanku sama sekali", ucap Nathalie masih merengek.Mendengar itu, entah mengapa membuat Mahendra sedikit lega. Paling tidak dia tahu bahwa Gio menepati janjinya dengan tidak memberikan harapan kepada adik kesayangannya. Mahendra pernah mengutarakan pendapatnya mengenai pria idaman yang dia harapkan akan mendampingi adiknya kelak. Dan jujur hal itu sangat bertentangan dengan kepribadian Gio yang playboy dan pecicilan."Kakak, apa kak Gio memiliki wanita lain?? Apa dia sudah melupakanku? Aku engga mau hidup lagi kalau kak Gio sampai melupakanku", ucap Nathalie sambil menangis. Yah kali ini Mahendra yakin gadis kecil itu sudah meneteskan air matanya."Apa Gio pernah memberikanmu harapan bahwa dia akan menunggu hingga kamu kembali??" Tanya Mahendra kesal. "Berhentilah mengusik sahabat kakak itu. Dia juga berhak memiliki kehidupan pribadi tanpa gangguan dari monster kecil sepertimu" lanjut Mahendra.Mendengar kakaknya sama sekali tidak membelanya membuat tangis Nathalie semakin pecah membuat Mahendra hanya dapat geleng kepala. Apa sebenarnya pesona yang dimiliki Gio hingga Nathalie menjadi begitu terobsesi padanya. Pikir Mahendra"Dan jangan bicara sembarangan mengenai hidup. Kau ingin ayah menyeretmu kembali ke indonesia dan menikahkanmu dengan anak rekan bisnisnya?" Ancam Mahendra. "Berhentilah bersikap manja dan kuliah dengan benar", lanjut Mahendra lalu memutuskan panggilannya dengan Nathalie. Sepertinya dia harus membicarakan masalah Nathalie kepada Gio dan memastikan kalau mereka memang tidak memiliki hubungan dibelakangnya.Tidak beberapa lama, Giovano datang menemuinya sambil membawa setumpuk berkas. Mahendra mulai berpikir apa mungkin ada telepati diantara adiknya dan gio. bagaimana mungkin gio bisa muncul tepat setelah dia memutuskan panggilan dengan adiknya."Pagi boss,, aku membawa beberapa berkas yang harus kau tanda tangani," ucap gio santai sambil meletakkan berkas yang ada di tangannya ke atas meja Mahendra.Mahendra membaca sebentar berkas yang diberikan Gio kepadanya. Meski matanya sedang meneliti setiap isi dari berkas kerjasama bisnis yang diserahkan gio tetapi pikirannya sedang tidak berada disana. Mahendra sedang berpikir apa sebaiknya dia membicarakan masalah nathalie sekarang atau berpura tidak tahu. Sepertinya sikap Gio juga terlihat acuh terhadap perhatian adiknya."Kau mendengar kabar dari Nathalie", ucap Mahendra memancing pembicaraan tanpa melepaskan pandangannya dari berkas yang ada di tangannya.Mendengar nama nathalie membuat sikap gio yang tadinya tenang sedikit menegang. Hanya sebentar kemudian dia bisa mengontrol kembali emosinya. " yah…, dia mengabariku katanya dia sakit, apa dia baik-baik saja", ucap gio.Sakit? Yang benar saja nathalie. Pikir Mahendra jengah. "apa dia mengatakan kalau dia sakit?", tanya Mahendra memastikan."Yah… kau ingin membaca pesannya. Aku baru membacanya tadi pagi. Untung kau ingatkan. Aku hampir saja lupa", ucap Gio sambil mengambil ponsel di saku celana bahannya."Tidak perlu. Gadis itu baik-baik saja. Dia baru saja menelponku dan merengek mengatakan uang jajannya habis. Entah apa yang dilakukan di australia sampai dia begitu boros", ucap Mahendra berbohong. Gio tidak perlu tahu kalau adiknya baru saja menangis karena dia."Kau tahulah, biaya hidup disana juga cukup mahal. Mungkin sebaiknya kau sering-sering menjenguknya. Kasihan dia sendiri di negara orang" ucap Gio memberi saran sambil memainkan bolpoin berusaha terlihat cuek dan tidak peduli."Yah,, kau benar. Mungkin sebaiknya aku mengunjunginya dalam waktu dekat", balas Arvan menyetujui saran sahabatnya. "Bagaimana dengan kontrak kerjasama untuk brand kosmetik kita?" Lanjut Arvan tiba-tiba ingat dengan masalah itu."Tim marketing masih menunggu kabar dari pihak Alexa, bagaimanapun juga agensi Alexa harus secara langsung menyatakan penolakannya baru Tim kita bisa mengambil keputusan", ucap Gio memberitahu.Mahendra terkejut mendengar ucapan Gio. "Dia belum mengabari??" Tanya Mahendra kesal. "Sial.. apa dia ingin membayar pinalti?" Lanjut Mahendra lirih. Dia sepertinya harus membuat perhitungan dengan artis itu. Dia sudah memperingatkannya dan Mahendra tidak pernah main-main dengan ucapannya.***Alexa datang ke kantor Mahendra ditemani Toby dan pak William. Dia mengenakan dress dibawah lutut berwarna merah dan menggerai rambut panjangnya. Dia merias wajahnya tidak terlalu mencolok namun tetap terlihat anggun. Alexa merasa cukup percaya diri saat ini, bagaimanapun juga kosmetik Lovable sendiri yang menghubunginya dan dia tertarik dengan tawaran itu. Tidak peduli bila pemilik perusahaan tidak menyetujuinya. Dia akan tetap menerima tawaran menjanjikan itu.“Nona Alexa. Anda datang,” ucap Seorang pria paruh baya sambil menyalami Alexa dan timnya. Alexa menyambutnya dengan hangat. “perkenalkan saya Moeldoko, orang yang bertanggung jawab untuk kontrak anda dengan perusahaan kami,” Lanjutnya pria bernama Moeldoko menjelaskan.“senang bertemu dengan anda pak” balas Alexa sambil mengikuti Moeldoko ke sebuah ruang pertemuan. Dimana dia dan perusahaan kosmetik Lovable akan menandatangani perjanjian kerja sama untuk dua tahun ke depan. Tidak main main kosmetik Lovable bahkan mengajukan kontrak dua tahun. Tentu saja dia tidak akan melepasnya. Dia hanya perlu bersikap profesional untuk menghindari penalti.“silahkan duduk.” Ucap Moeldoko mempersilakan Alexa dan Tim duduk. “kami sudah menunggu kabar dari anda sejak beberapa hari yang lalu. Kami dan tim sampai cemas”, ucap pria itu sambil tersenyum pada Alexa.“maafkan saya pak Moeldoko. Beberapa hari ini memang jadwal Alexa sedikit penuh, tapi bapak tidak perlu khawatir. Kami kesini datang membawa kabar gembira. Alexa setuju untuk melakukan kontrak kerja sama dengan perusahaan Kosmetik Lovable dengan segala syarat yang berlaku yang telah tertulis di kontrak”, ucap William sebagai perwakilan Alexa dan di angguki Alexa sebagai tanda setuju.Mendengar hal itu, pak Moeldoko tersenyum. Lalu perbincangan diantara mereka terjadi dengan begitu santai hingga akhirnya Alexa dan kosmetik Lovable menandatangani kontrak bersama yang menerangkan bahwa selama dua tahun ke depan Alexa akan mewakili produk-produk keluaran kosmetik Lovable. sebagai Brand Ambassador dari perusahaan Produk kecantikan tersebut.Mahendra dan Gio sedang keluar untuk makan siang di salah satu kedai cepat saji di dekat kantor mereka. Mereka sedang melahap makanannya dengan rakus ketika suara ponsel berdering Gio menatap ponselnya dan terkejut mendapati nama Nathalie terpampang di ponselnya. Dia segera mematikan panggilan tersebut.Mahendra menggelengkan kepalanya melihat tingkah Gio. “sepertinya kau harus ganti nomor lagi bila tidak ingin para penggemarmu mengusikmu” ucap Mahendra santai.Raut wajah Gio Nampak berubah walaupun Mahendra tidak menyadarinya. “hanya nomor asing. Karena itu aku mematikannya” ucap Gio sedikit gugup sambil berusaha tetap menelan makanannya.Tidak beberapa lama ponsel Mahendra yang berbunyi dan dia mengangkatnya. “Ada apa lagi”, ucapnya ketika panggilan itu tersambung.“Kakak tidak bisakah kau mengancam kak Gio bilang bahwa aku akan bunuh diri bila dia tidak mengangkat panggilanku. Aku menghubunginya sejak pagi dan dia selalu menolaknya. Aku hanya i
Cukup lama mereka terdiam sampai tiba-tiba sebuah kilatan cahaya menerpa mereka. Mereka berdua sadar dan menoleh kearah cahaya tersebut. Beberapa kilatan muncul kembali sebelum akhirnya sebuah mobil mini van melaju kencang meninggalkan mereka. Mahendra yang merasa bahwa mobil itu mencurigakan segera berlari mengejar mini van itu walaupun percuma karena mobil itu melaju sangat kencang. Sedangkan Alexa hanya bisa menepuk jidatnya menyadari bahwa akan ada berita baru lagi mengenai dirinya beberapa waktu kedepan. Benar saja. Keesokan harinya, managernya, si Tua William menelponnya. Tapi kali ini tidak dengan marah-marah melainkan dengan ucapan halus dan terdengar senang. “aku yakin ada sesuatu diantara kalian berdua. Aku bisa merasakannya dari tatapan kalian berdua”, ucap Wiliam pada Alexa di telpon ketika Alexa sedang bersiap-siap pergi Syuting.
Hari ini adalah syuting perdana Alexa untuk kosmetik Lovable. dia sudah berada di lokasi syuting pagi-pagi sekali. Mendengar arahan penata gaya yang akan mulai mengambil gambar. Alexa nampak sedikit memberikan saran untuk gerakannya dan penata gayanya nampak setuju sambil menganggukan kepalanya. Toby diam-diam merekam Alexa yang terlihat antusias untuk syuting perdananya ini. Dia sangat senang melihat Alexa sangat profesional dan siap mengambil syuting hari ini.Setelah beberapa kali mengambil gambar untuk keperluan iklan dan semua nampak berjalan baik baik saja. Tiba-tiba para petinggi perusahaan kosmetik Lovable termasuk mahendra datang mengunjungi lokasi syuting. Kedatangan mereka disambut oleh seluruh kru yang ada disana. Alexa yang melihat mahendra lewat ujung matanya hanya memutarkan bola matanya. Apa yang dilakukan pria itu disini. Pikir Alexa.Mahendra mendekati sutradara dan berbicara sebentar. Tidak beberapa lama adegan dihentikan oleh sutradara lalu terl
Mahendra dan Gio sedang berada di sebuah kelab yang terbilang cukup ramai di kawasan kota Jakarta. Mereka biasa menghabiskan weekend disana sekedar untuk minum dan melepas penat setelah seminggu bekerja. Bisa dibilang Mahendra dan Gio adalah pengunjung tetap kelab tersebut. Disana juga mereka bisa bertemu dengan rekan sesama pebisnis dan berbagi pengalaman. Bisa dibilang kelab malam adalah tempat informal dimana sesama pebisnis dapat berbicara lebih santai atau sekedar ingin mengetahui sisi lain dari lawan bisnis mereka.Tapi bagi Mahendra kelab malam bisa menjadi tempat dimana mata-mata saingan bisnis mengintainya. Karena itu, dia hanya akan datang kesini untuk minum dan berbincang dengan kenalannya kemudian pulang. Sebagai seorang pewaris perusahaan multinasional saingan bisnis bukan hanya dari luar perusahaan tetapi juga dari dalam perusahaan yang tidak menginginkannya menjadi penerus ayahnya dan berusaha mencari kelemahan Mahendra. Karena itu dia sangat berhati-hati dal
Nathalie sedang duduk di sebuah perpustakaan di kampusnya di Sydney. Dia sedang sibuk menghafal materi untuk ujiannya. Berkali-kali dia berusaha menghafal tetapi kepalanya sedang buntu. Pikirannya sedang tidak fokus pada materi pelajaran melainkan melayang beberapa ribu kilometer untuk sampai di kota Jakarta memikirkan apa yang sedang dilakukan pujaan hatinya saat ini.Nathalie mengambil ponselnya dan membuka galeri foto yang telah dikhususkannya untuk menyimpan foto-foto sahabat kakaknya, Gio. Nathalie tersenyum sambil mencium layar ponselnya dia butuh mengisi ulang semangatnya dengan memandang wajah Giovano terlebih dahulu.Flash onHari itu seorang gadis kecil berumur 14 tahun sedang asyik memainkan boneka beruang berwarna pink dengan pita di lehernya. Tidak beberapa lama suara motor sport terdengar memasuki pekarangan rumah membuat gadis itu mengalihkan pandangannya. Dia tahu kakaknya akan pulang dari kuliahnya. Kakaknya yang terlihat selalu sibuk deng
Mahendra sedang berada di lift apartemennya. Dia terlihat rapi dengan setelan jasnya. Dia mendapat undangan makan siang dengan pak Heru, Ayah Joanna. Ayah Joanna adalah seorang pengusaha properti yang sukses. Mahendra menghormati pak Heru dan banyak belajar dari pengalaman hidupnya. Terutama dalam membangun kerajaan properti yang dimilikinya saat ini.Mahendra sedang menatap arlojinya memastikan bila dia masih memiliki cukup waktu ketika pintu lift terbuka dan Alexa masuk ke dalam lift yang sama. Alexa cukup terkejut ketika matanya bertemu dengan mata Mahendra sebelum Mahendra memilih membuang muka seolah mereka dua orang asing yang tidak saling mengenal."Apa membuat berita sudah menjadi kebiasan dari artis saat ini," sindir Mahendra setelah mereka berdua cukup lama terdiam.Alexa berbalik menatap Mahendra memastikan kalau telinganya tidak salah dengar. "membuat berita? Apa maksud ucapanmu," balas Alexa tersinggung."tentu kau lebih tahu apa maks
Setelah pertemuan Mahendra dan Heru beberapa waktu lalu mengenai ketertarikan Heru menanamkan modal di perusahaan Mahendra, terjadi kesepakatan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Heru telah resmi menjadi bagian dari perusahaan Mahendra dengan nilai saham yang cukup besar.Kesepakatan itu disambut baik oleh jajaran direksi perusahaan yang dipimpin oleh Mahendra. Tidak dapat dipungkiri nama besar yang dimiliki oleh Heru sebagai seorang pengusaha sukses diharapkan akan mempengaruhi nilai saham perusahaan yang Mahendra pimpin.Di Sela acara penandatangan kontrak kerjasama Mahendra mendapati ponselnya bergetar. Dia mengambilnya dari saku jasnya dan membacanya. Sebuah pesan dari mamanya.Jangan lupa malam ini kita akan makan malam dengan kolega papa. Jangan sampai terlambat sayang. Isi pesan dari mamanya.Mendapatkan pesan itu, Mahendra justru menghela nafasnya berat. Bukan tanpa alasan. Mahendra yakin makan malam nanti malam hanya alasan dari
Di Pelataran bandar udara soekarno hatta di kedatangan internasional terlihat cukup sepi. Hal ini karena pemberlakuan pembatasan penerbangan luar negeri yang berlaku beberapa hari ini. Hanya ada beberapa penerbangan internasional hari ini. Tidak lama dari pintu bandara keluarlah seorang gadis berambut sedikit pirang. Dia terlihat modis dengan menggunakan coat berwarna beige, dipadukan hot skinny jeans, dan ankle boots. Dia juga membawa tas selempang mini dari merek terkenal. Gadis cantik itu adalah Nathalie. Senangnya bisa pulang. Aku akan memberi kejutan untuk semua orang dengan kepulanganku yang mendadak ini. Batin Nathalie sambil memainkan ponselnya mencari aplikasi layanan antar jemput yang siap membawanya kemanapun dia mau.Tidak perlu waktu lama, Nathalie langsung naik ke taksi pesanannya dan mobil itu mulai melaju meninggalkan Bandara menuju padatnya jalanan ibukota. Sepanjang perjalanan Nathalie tak hentinya tersenyum membayangkan wajah keluarga