Home / Romansa / WITH YOU / 9. KEPUTUSAN

Share

9. KEPUTUSAN

Author: _arsanna_
last update Last Updated: 2022-03-12 06:35:58

"Ada apa gadis kecil?" Ucap Mahendra ditelepon kepada seseorang.

"Kakak apa yang kau katakan pada kak Gio sampai dia tidak membalas satupun pesanku" ucap seseorang terdengar sedikit merajuk.

Mahendra hanya dapat memutar bola matanya mendengar natalie merajuk. Nathalie adalah adik perempuan satu- satunya yang dimiliki Mahendra. Umur mereka terlampau cukup jauh. 10 tahun. Jarak yang cukup jauh, karena itu Mahendra bisa dibilang sangat protektif terhadap adiknya. Dia bahkan tidak segan untuk memarahi Nathalie bila ada perilakunya yang tidak Mahendra suka. Termasuk mengenai kriteria pria dambaan adiknya. Tapi untuk masalah yang satu ini entah mengapa adiknya begitu getol hingga membuat kepalanya pusing.

Mahendra berulang kali meminta Nathalie untuk tidak mengganggu Gio, sahabatnya. Menyuruhnya untuk tidak memiliki perasaan lebih pada Gio mengingat reputasi percintaan Gio yang dilihat sendiri oleh Mahendra. Bahkan Mahendra sampai mengusulkan pada ayahnya agar adiknya melanjutkan kuliah di luar negeri.

Nathalie sekarang sedang mengenyam pendidikan di luar negeri tepatnya Australia. Bahkan setelah 2 tahun tinggal di australia. Adiknya masih saja terobsesi dengan sahabatnya, Gio. Obsesi yang sudah dimiliki gadis kecil itu sejak duduk dibangku SMP. Bukannya Mahendra menentang rasa cinta adiknya kepada sabahatnya, tapi sebagai seorang sahabat Mahendra sangat tahu sepak terjang Giovano dalam masalah percintaan, dan sebagai seorang kakak dia menginginkan seseorang yang baik yang akan mendampingi adiknya kelak.

"Apa pria bule disana tidak ada yang menarik bagimu, sampai kau mengusik kakak hanya untuk mengetahui kabar Gio", ucap Mahendra dengan nada sedikit kesal.

"tidak ada yang semanis kak Gioku.”, balas Nathalie membuat Mahendra memutar bola matanya. Gio-Ku? Dia bahkan tidak pernah memanggilku seperti itu. Pikir Mahendra kesal.

“berhentilah bertanya soal Gio padaku. Aku bukan asistennya”, balas Mahendra kesal.

"Maafkan aku kak. Tapi siapa lagi yang bisa aku tanyakan kalau bukan kakak?? Kak gio tidak membalas pesanku sama sekali", ucap Nathalie masih merengek.

Mendengar itu, entah mengapa membuat Mahendra sedikit lega. Paling tidak dia tahu bahwa Gio menepati janjinya dengan tidak memberikan harapan kepada adik kesayangannya. Mahendra pernah mengutarakan pendapatnya mengenai pria idaman yang dia harapkan akan mendampingi adiknya kelak. Dan jujur hal itu sangat bertentangan dengan kepribadian Gio yang playboy dan pecicilan.

"Kakak, apa kak Gio memiliki wanita lain?? Apa dia sudah melupakanku? Aku engga mau hidup lagi kalau kak Gio sampai melupakanku", ucap Nathalie sambil menangis. Yah kali ini Mahendra yakin gadis kecil itu sudah meneteskan air matanya.

"Apa Gio pernah memberikanmu harapan bahwa dia akan menunggu hingga kamu kembali??" Tanya Mahendra kesal. "Berhentilah mengusik sahabat kakak itu. Dia juga berhak memiliki kehidupan pribadi tanpa gangguan dari monster kecil sepertimu" lanjut Mahendra.

Mendengar kakaknya sama sekali tidak membelanya membuat tangis Nathalie semakin pecah membuat Mahendra hanya dapat geleng kepala. Apa sebenarnya pesona yang dimiliki Gio hingga Nathalie menjadi begitu terobsesi  padanya. Pikir Mahendra

"Dan jangan bicara sembarangan mengenai hidup. Kau ingin ayah menyeretmu kembali ke indonesia dan menikahkanmu dengan anak rekan bisnisnya?" Ancam Mahendra. "Berhentilah bersikap manja dan kuliah dengan benar", lanjut Mahendra lalu memutuskan panggilannya dengan Nathalie. Sepertinya dia harus membicarakan masalah Nathalie kepada Gio dan memastikan kalau mereka memang tidak memiliki hubungan dibelakangnya.

Tidak beberapa lama, Giovano datang menemuinya sambil membawa setumpuk berkas. Mahendra mulai berpikir apa mungkin ada telepati diantara adiknya dan gio. bagaimana mungkin gio bisa muncul tepat setelah dia memutuskan panggilan dengan adiknya.

"Pagi boss,, aku membawa beberapa berkas yang harus kau tanda tangani," ucap gio santai sambil meletakkan berkas yang ada di tangannya ke atas meja Mahendra.

Mahendra membaca sebentar berkas yang diberikan Gio kepadanya. Meski matanya sedang meneliti setiap isi dari berkas kerjasama bisnis yang diserahkan gio tetapi pikirannya sedang tidak berada disana. Mahendra sedang berpikir apa sebaiknya dia membicarakan masalah nathalie sekarang atau berpura tidak tahu. Sepertinya sikap Gio juga terlihat acuh terhadap perhatian adiknya.

"Kau mendengar kabar dari Nathalie", ucap Mahendra memancing pembicaraan tanpa melepaskan pandangannya dari berkas yang ada di tangannya.

Mendengar nama nathalie membuat sikap gio yang tadinya tenang sedikit menegang. Hanya sebentar kemudian dia bisa mengontrol kembali emosinya. " yah…, dia mengabariku katanya dia sakit, apa dia baik-baik saja", ucap gio.

Sakit? Yang benar saja nathalie. Pikir Mahendra jengah. "apa dia mengatakan kalau dia sakit?", tanya Mahendra memastikan.

"Yah… kau ingin membaca pesannya. Aku baru membacanya tadi pagi. Untung kau ingatkan. Aku hampir saja lupa", ucap Gio sambil mengambil ponsel di saku celana bahannya.

"Tidak perlu. Gadis itu baik-baik saja. Dia baru saja menelponku dan merengek mengatakan uang jajannya habis. Entah apa yang dilakukan di australia sampai dia begitu boros", ucap Mahendra berbohong. Gio tidak perlu tahu kalau adiknya baru saja menangis karena dia.

"Kau tahulah, biaya hidup disana juga cukup mahal. Mungkin sebaiknya kau sering-sering menjenguknya. Kasihan dia sendiri di negara orang" ucap Gio memberi saran sambil memainkan bolpoin berusaha terlihat cuek dan tidak peduli.

"Yah,, kau benar. Mungkin sebaiknya aku mengunjunginya dalam waktu dekat", balas Arvan menyetujui saran sahabatnya. "Bagaimana dengan kontrak kerjasama untuk brand kosmetik kita?" Lanjut Arvan tiba-tiba ingat dengan masalah itu.

"Tim marketing masih menunggu kabar dari pihak Alexa, bagaimanapun juga agensi Alexa harus secara langsung menyatakan penolakannya baru Tim kita bisa mengambil keputusan", ucap Gio memberitahu.

Mahendra terkejut mendengar ucapan Gio. "Dia belum mengabari??" Tanya Mahendra kesal. "Sial.. apa dia ingin membayar pinalti?" Lanjut Mahendra lirih. Dia sepertinya harus membuat perhitungan dengan artis itu. Dia sudah memperingatkannya dan Mahendra tidak pernah main-main dengan ucapannya.

***

Alexa datang ke kantor Mahendra ditemani Toby dan pak William. Dia mengenakan dress dibawah lutut berwarna merah dan menggerai rambut panjangnya. Dia merias wajahnya tidak terlalu mencolok namun tetap terlihat anggun. Alexa merasa cukup percaya diri saat ini, bagaimanapun juga kosmetik Lovable sendiri yang menghubunginya dan dia tertarik dengan tawaran itu. Tidak peduli bila pemilik perusahaan tidak menyetujuinya. Dia akan tetap menerima tawaran menjanjikan itu.

“Nona Alexa. Anda datang,” ucap Seorang pria paruh baya sambil menyalami Alexa dan timnya. Alexa menyambutnya dengan hangat. “perkenalkan saya Moeldoko, orang yang bertanggung jawab untuk kontrak anda dengan perusahaan kami,” Lanjutnya pria bernama Moeldoko menjelaskan.

“senang bertemu dengan anda pak” balas Alexa sambil mengikuti Moeldoko ke sebuah ruang pertemuan. Dimana dia dan perusahaan kosmetik Lovable akan menandatangani perjanjian kerja sama untuk dua tahun ke depan. Tidak main main kosmetik Lovable bahkan mengajukan kontrak dua tahun. Tentu saja dia tidak akan melepasnya. Dia hanya perlu bersikap profesional untuk menghindari penalti.

“silahkan duduk.” Ucap Moeldoko mempersilakan Alexa dan Tim duduk. “kami sudah menunggu kabar dari anda sejak beberapa hari yang lalu. Kami dan tim sampai cemas”, ucap pria itu sambil tersenyum pada Alexa.

“maafkan saya pak Moeldoko. Beberapa hari ini memang jadwal Alexa sedikit penuh, tapi bapak tidak perlu khawatir. Kami kesini datang membawa kabar gembira. Alexa setuju untuk melakukan kontrak kerja sama dengan perusahaan Kosmetik Lovable dengan segala syarat yang berlaku yang telah tertulis di kontrak”, ucap William sebagai perwakilan Alexa dan di angguki Alexa sebagai tanda setuju.

Mendengar hal itu, pak Moeldoko tersenyum. Lalu perbincangan diantara mereka terjadi dengan begitu santai hingga akhirnya Alexa dan kosmetik Lovable menandatangani kontrak bersama yang menerangkan bahwa selama dua tahun ke depan Alexa akan mewakili produk-produk keluaran kosmetik Lovable. sebagai Brand Ambassador dari perusahaan Produk kecantikan tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • WITH YOU   87. BERANTAKAN

    Mahendra dalam perjalanan kembali ke kantor setelah mengantar Alexa ke lokasi syuting. Sepanjang perjalanan tadi Mahendra berusaha meyakinkan Alexa untuk membatasi komunikasinya dengan dunia maya dengan memberikan berbagai macam alasan. Mulai dari masalah privasi sang bintang hingga masalah keamanan karena kebiasaan Alexa yang terlalu terbuka di dunia maya bisa berdampak bagi keamanan gadis itu. Seseorang mungkin saja mengetahui setiap jadwal dan rutinitasnya hanya dengan menscroll akun media sosialnya. Berbagi terlalu banyak informasi dan kegiatan pribadi di akun sosial ibarat memberikan kesempatan seseorang menelanjangi kehidupan pribadi kita. Bukankah hal itu sangat mengerikan? Tapi seperti biasa, Mahendra harus siap kecewa karena gadis manis itu sama sekali tidak peduli apa yang diucapkannya.Apa Alexa tidak bisa mengambil pelajaran dari berapa banyak dia berhadapan dengan orang yang tidak dikenal yang tiba-tiba menghampiri dan menyapanya. Dari sekian banyaknya kiriman hadiah deng

  • WITH YOU   86. DIA BERSAMAKU

    Mahendra sudah memisahkan diri dari Alexa sejak dilihatnya rekan bisnisnya datang. Tapi tetap dia meminta Alexa menunggu. Karena pertemuan ini hanya penandatanganan MOU perjanjian. Dia yakin tidak akan memakan waktu lama, lagipula masih banyak pekerjaan yang harus dibereskannya dikantor. Setelah penandatanganan MOU dia akan mengantar Alexa dan kembali ke kantor.Dua orang pria menghampiri Mahendra, dengan sigap Mahendra menyambut tamu yang sudah ditunggunya. Mahendra segera mempersilahkan mereka duduk dan mulai memanggil waiters untuk mulai mencatat pesanan sarapan tamunya. Sedangkan Mahendra memilih untuk memesan kopi. Sambil menunggu kliennya selesai mengorder pesanan, diam-diam Mahendra mencuri pandang pada Alexa.Dari sudut matanya, Mahendra dapat melihat Alexa yang sedang asyik memakan sarapannya sambil memainkan handphone. Mahendra menggelengkan kepala memikirkan betapa gadis itu sedikitpun tidak bisa melepaskan diri dari gadget di tangannya. Entah keuntungan apa yang didapatnya

  • WITH YOU   85. SARAPAN

    "Kita mau kemana?" Tanya Alexa menatap Mahendra yang sedang melajukan mobilnya dengan fokus. Jalanan di pagi hari tidak terlalu ramai namun tetap dibutuhkan konsentrasi tinggi demi menjaga keamanan diri sendiri dan juga pengendara lain "Sarapan," jawaban Mahendra sukses membuat Alexa terkejut. Ekspresi wajah terkejut mendengar jawaban Mahendra. mengapa pria ini mengajaknya sarapan diluar."Sarapan? aku bisa melakukannya di apartemenku,” protes Alexa.“tidak ada salahnya menemani tunanganmu dan sarapan bersama, bukan?” ucap Mahendra lagi.“Kamu pasti sedang mengigau," ucap Alexa tidak percaya.Mahendra tersenyum lebar penuh misteri. Alexa diliputi berbagai pertanyaan akan dibawa kemana dirinya oleh tunangannya ini. Mahendra suka sekali mengajaknya keluar namun tidak mau memberitahukan kemana tujuan mereka. Hal itu kadang membuat Alexa kesal.Alexa dan Mahendra berakhir di sebuah restoran mewah yang di atas gedungnya terdapat sebuah hotel bintang lima. Alexa memesan French Toast with s

  • WITH YOU   84. BUNGA

    "Apa itu?" Tanya Mahendra sambil menatap tajam buket bunga di tangan Alexa."Bunga lily," jawab Alexa santai sambil menciumnya. Alexa selalu suka aroma dari bunga berkelopak lebar ini."Dari," Mahendra mulai berdiri dan mendekati Alexa.Alexa memperhatikan buket bunganya dan tidak menemukan pengirimnya. Baginya hal itu sudah biasa. Namun karena Mahendra bertanya dia berpura memeriksa saja. Dunianya dan Mahendra sangat jauh berbeda. Mungkin bagi Mahendra bunga dikirim saat ada acara tertentu saja."Dari fans," jawab Alexa."Wah,,, apa mereka diperbolehkan mengirim hal semacam ini hingga ke tempat tinggalmu," selidik Mahendra."Mereka tahu aku menyukai bunga Lily dan sering mengirimkan hadiah kesini atau ke kantor management. Tidak perlu khawatir," terang Alexa."Wah,,, mereka sangat perhatian sehingga mengetahui bunga kesukaanmu," nada Mahendra sedikit terdengar sinis."Begitulah. Mereka hanya mencoba menunjukkan cinta dan dukungan mereka padaku," bela Alexa."Aku merasa tersaingi kare

  • WITH YOU   83. ALASAN

    “katakan kamu pasti memiliki masalah dengan Gio,” ucap Alexa.Dia baru tiba di apartemennya ditemani Mahendra. Pria itu dengan sopan memaksa masuk tanpa bisa dihentikan Alexa. dia berdalih sudah lama tidak mengunjungi apartemen tunangannya.“tidak. hanya perasaanmu saja,” ucap Mahendra. Namun dia menghindari tatapan Alexa. hal itu membuat kecurigaan Alexa semakin kuat.“sepertinya aku mulai bisa memahami kebiasaanmu, aku tahu kamu berbohong sekarang,” ucap Alexa sambil berkacak pinggang.Mahendra tidak menjawab dan memilih mengalihkan perhatiannya pada hal lain."Sebenarnya ada masalah apa diantara kalian," tanya Alexa lagi."Aku tidak ingin membahasnya," balas Mahendra."Tapi aku perlu memahami situasinya, agar aku bisa menentukan sikap," Alexa bersikeras.Bagaimana Alexa tidak bersikeras membahas masalah ini, selama di kantor Lovable tadi Mahendra seolah tidak memberikan kesempatan Gio untuk membahas secara detail dengan Alexa. Selain itu nada bicara Mahendra juga dingin dan sinis t

  • WITH YOU   82. BERTEMU

    Alexa dan William datang berkunjung ke perusahaan Lovable atas permintaan Mahendra. Ada produk baru yang akan di launching dan Mahendra meminta Alexa khusus untuk datang ke perusahaan sebelum produk resmi dijual ke publik. Mahendra bahkan menyambut Alexa di lobby kantor saat dia mengetahui tunangannya sudah berada disana. Tentu saja tindakannya membuat semua mata yang ada disana menatap dengan tatapan terkejut bercampur penasaran. Apa pemilik perusahaan mereka akhirnya menentukan pilihannya. Apa itu berarti dia tidak akan bertanggung jawab atas kehamilan Joanna yang dikabarkan juga dekat dengannya?“apa Kabar Pak Wil,” sapa Mahendra pada William sambil menjabat tangannya.“seperti biasa. aku selalu baik,” balas William hangat.“syukurlah. Mari kita naik. semua orang sudah menunggu,” ucap Mahendra mempersilahkan William untuk jalan terlebih dahulu“aku senang kamu juga datang,” ucap Mahendra sambil tersenyum.“kalau bukan karena pak Wil yang memintanya aku enggan kesini,” Ucap Alexa be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status