Makan malam sendiri di sebuah kedai sederhana ternyata tidak buruk juga bagi Alessia, di dunia ini dia seperti merasakan hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah dia lakukan.Bahkan dia memiliki banyak waktu luang disini sehingga bisa benar-benar menikmati kehidupan tanpa memikirkan padatnya pekerjaannya. Dengan berjalan kaki dia menyusuri area seperti festival yang dimana banyak pasangan muda mudi yang berlalu larang. Terlebih banyak makanan di samping kanan dan kiri yang tampak menggoda.Bahkan, Alessia yang baru makan langsung merasa ingin makan lagi ketika melihat makanan-makanan itu.“Halo nona, apakah anda ingin memesan?” Tanya pria itu dengan ramah saat Alessia berhenti di depan stand nya.“Apa ini?” Tanya Alessia dengan penasarn.“Saya menjual makanan dari turki. Anda ingin memesan apa?” Tanya pria itu lagi."Turki? Aku belum pernah mencoba makanan dari sana sebelumnya," ucap Alessia dengan antusias, matanya terpancar tertarik pada hidangan-hidangan yang ditawarkan di stand i
Seperti dugaan Alessia, saat ini foto Matteo yang sedang menggendong seorang wanita di festival membuat semua kalangan tampak heboh dan ramai memperbincangkan hal ini. Karena Matteo adalah pribadi yang tertutup dan sekarang dia terlihat dekat dengan seorang wanita dan tanpa malu mengumbar kemesraannya.Berita tentang hubungan Matteo dengan wanita yang dianggapnya sebagai "kekasih" atau setidaknya terlibat dalam suatu peristiwa yang menunjukkan kemesraan di tempat umum pasti akan menjadi headline yang ramai diperbincangkan.Reaksi masyarakat dan media akan beragam, ada yang penasaran dengan identitas wanita itu, ada yang menebak-nebak hubungan mereka, dan tentu saja, banyak juga yang ingin mengetahui detail lebih lanjut tentang hubungan keduanya.Bagi Matteo yang biasanya menjaga privasi dengan sangat ketat, ini bisa menjadi sesuatu yang sangat mengganggu. Dia akan menghadapi tekanan dari paparazzi dan sorotan media yang berlebihan. Kehidupan pribadinya yang selama ini terlindungi kini
“Dimana pesananku? Bukankah kau berjanji untuk mendapatkannya?” Secara pribadi Alessia bertemu dengan Josh untuk membicarakan masalah ini dengannya yang pernah dia bahas beberapa hari lalu.Alessia memilih momen pas sebelum Matteo terbangun dari tidurnya.Josh mengangguk, “Saya sudah mendapatkannya, nona. Anda ingin dikirim kemana?” Tanya Josh.Alessia terdiam, karena dia tak mungkin memberikan alamat apartemen miliknya. Dia langsung memikirkan tempat yang mudah.“Kirim ke loby penthouse ini. Aku akan mengurus sisanya.” Ucap Alessia dengan tenang.Josh tampak ragu namun dia tetap masih mengangguk, “Anda sebenarnya ingin melakukan apa dengan alat-alat itu, nona?” Tanya Josh serius karena dia sangat penasaran.Alessia tersenyum, “Bukan apa-apa, tapi suatu saat aku akan membelikan royalti atas bantuanmu ini.” Ucap Alessia dengan tersenyum tipis.Josh yang mendengar itu tampak terkejut dan semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya Alessia lakukan. Tapi dia tak mempunyai hak untuk menan
Suara nyaring bunyi notifikasi ponsel yang terus menerus berbunyi membuat semua karyawan terdiam saat rapat sedang berlangsung.Setiap diskusi rapat dimulai, bunyi itu akan hadir. Mereka semua menjadi was-was takut jika masalah tentang hal ini akan diperpanjang oleh tuannya.Namun, mereka terkejut mendapati tuannya yang malah tersenyum melihat ponselnya.Josh yang berada di sana langsung mengkode tuannya untuk sadar jika saat ini mereka sedang rapat.“Ehem.” Josh berpura-pura batuk.Matteo, yang sebelumnya tenggelam dalam ponselnya, mengangkat kepala dan melirik ke arah Josh. "Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, Josh?" tanya Matteo dengan ekspresi serius.Josh menyadari bahwa dia telah mengganggu waktu tuannya dan memilih berbicara dengan hati-hati, "Maafkan gangguan ini, Tuan. Mungkin ini saat kami sedang berdiskusi untuk acara tahunan perusahaan. Apakah ada instruksi khusus yang Anda butuhkan?"Matteo tersenyum, "Tidak, Josh. Lanjutkan saja seperti biasa. Aku hanya sedang menerima
Tak peduli dengan berita yang semakin menyebar, Matteo sama sekali tak mengetahui gosip tentangnya semakin tak terkendali. Matteo masih saja menikmati untuk melihat notifikasi pesan yang sejak tadi membuatnya tersenyum. Itu adalah notifikasi pesan dari bank jika ada dana transaksi keluar dari rekeningnya. Entah mengapa hal itu membuatnya tersenyum, tapi membayangkan Alessia berbelanja dengan senang membuatnya juga senang. “Sejak kapan aku menikmati uangku dipakai orang lain?” Gumamnya dengan senang. Hingga Josh datang kepadanya dengan wajah seolah dia sedang dalam kondisi masalah besar. “Tuan.” Panggilnya dengan sopan pada Matteo. Matteo yang sebelumnya fokus langsung menatap ke arah Josh, “Ada apa?” Tanyanya dengan tenang. “Ada masalah. Gosip semakin menyebar tak terkendali, tuan.” Ucap Josh dengan serius. Matteo tak terkejut apalagi marah, dia malah bersikap tenang seolah tak terjadi apapun. “Bukannya bagus, Alessia akan dikenal sebagai kekasihku nantinya.” Jawabnya. Namun,
Panggilan telepon yang terus ditolak membuat Matteo mengernyitkan dahinya."Kenapa dia tak mengangkat teleponku?" Gumamnya dengan penasaran. Dia sudah ketiga kali ini memanggil Alessia karena dis ingin menanyakan kabar wanita itu. Terlebih bunyi notifikasi pesan dari dana rekening keluar sudah berhenti sejak dua jam yang lalu."Tuan, ini laporan yang diminta nona Alessia tempo hari lalu. Semua sudah siap, dan dokter yang ahli dalam mengatasi masalah demensia sudah ada. Anda ingin melakukan pengobatannya kapan? Dokter sangat sibuk sehingga kita harus menentukan jadwal mingguan untuk nona." Ucap Josh ketika dia datang ke ruangan Matteo.Matteo mengangguk mengapresiasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Josh. "Terima kasih, Josh. Urus jadwal pengobatannya. Aku ingin memastikan Alessia mendapatkan perawatan terbaik."Sementara itu, Matteo masih memandang layar ponselnya yang menunjukkan panggilan terus-menerus yang tak diangkat oleh Alessia. Ada kegelisahan yang tumbuh di dalam diriny
“Ku dengar kau dekat dengan seorang wanita, siapa dia?” Tanya Tuan Henrey pada Matteo saat makan malam mingguan mereka.Pria tua itu tampak serius bertanya pada Alessia saat ini, seolah dia ingin mengenal wanita itu. Namun, Matteo hanya fokus pada makannya tanpa menjawab pertanyaan dari ayahnya tersebut.“Dari rumornya itu Freya Beldiv, ayah. Tak tahu wanita mana yang sebenarnya pria itu bawa untuk mengatasi rumor buruk tentang penyakitnya yang impoten.” Ucap Theo dengan senyum sinisnya.Matteo melirik Theo dengan tatapan tajam, memperingatkan adiknya untuk tidak membahas hal tersebut. Meskipun, Tuan Henrey tampaknya sangat ingin mengetahui lebih lanjut.“Itu bukan Freya.” Ucap tuan Henrey dengan serius, dia mengenal dan tahu bagaimana fisik Freya. Wanita yang dibawa oleh Matteo wanita yang sepertinya lebih kecil dari Freya.“Oh berarti itu wanita yang dia bawa dari rumah bordil. Ck ck ck, sungguh memalukan keluarga.” Pancing Theo yang membuat suasana ruang makan ini semakin panas.Tu
“Alesha tampak menjadi wanita yang berbeda setelah kita jual ke madam Rose, apa ibu tahu?” Ucap Rebecca dengan serius.Nyonya Maria yang mendengar itu menaikkan alisnya, “Apa maksudmu? Kau bertemu dengannya?” Tanya nyonya Maria dengan bingung.Rebecca mengangguk, “Benar, aku bertemu di apartemennya Troy. Sudah dua kali aku bertemu dengannya disana.” Ucapnya.Nyonya Maria yang mendengar itu menaikkan alisnya, “Dia keluar dari rumah bordil? Jika dia keluar dari sana berarti pelanggannya adalah orang dengan pangkat tinggi. Jika kau bertemu dia di sana dua kali berarti dia menjadi wanita favorit salah satu orang tersebut. Jangan mencari masalah lebih dulu untuk sekarang dan berusahalah untuk bersikap.Kita tak tahu bagaimana nanti, bisa saja dia membuat perhitungan pada kita.” Ucap nyonya Maria memperhitungkan.Rebecca yang mendengar itu tampak kesal, “Cih, aku tak ingin bersikap baik dengan seorang jalang, itu menjijikkan.” Ucap Rebecca yang tak terima jika harus bersikap baik dengan Ale