Share

BAB 3

“Ini adalah data wanita yang anda minta tuan.” Ucap Josh pada tuannya sambil meletakkan berkas di depannya. Matteo yang melihat itu segera membuka berkas tersebut.

Dia membaca dengan cermat, tak hanya itu Josh juga menjelaskan rincian dari data yang telah ditemukan.

“Wanita itu bernama Alesha Reymon, dia adalah putri dari Almarhum Leonardo Reymon dan istrinya Resha. Namun saat ini dia sebatang kara dan hanya tinggal bersama ibu tirinya atau istri kedua tuan Leonardo. Dia dijual di rumah bordil tiga hari yang lalu dan anda adalah pelanggan pertama wanita tersebut. Alasan ibu tirinya menjualnya karena ayahnya memiliki hutang besar.” Jelas Josh pada Matteo.

Matteo menyimaknya dengan serius lalu menatap ke arah asistennya tersebut, “Bagaimana dengan kepribadiannya sehari-hari? Apa kau mendapatkan detail itu?” Tanya Matteo dengan serius.

Josh mengangguk dan menjelaskan lagi pada Matteo, “Dia adalah wanita dengan kepribadian yang cukup tertutup, dia selalu diam dan tak banyak bicara, dia juga takut kepada ibu tirinya tuan, bahkan selama ini dia diperlakukan selayaknya seorang budak.” 

Mendengar penjelasan dari asistennya tersebut membuat Matteo merenung sejenak, itu memang kepribadian dari wanita itu saat sebelum dia menyentuhnya. Dia adalah wanita yang diam meskipun dia tahu untuk pertama kali pasti itu rasanya akan sakit, tapi wanita itu hanya diam tanpa ekspresi.

Tapi, setelah terbangun, paginya wanita itu seperti berbeda orang. Dia seperti wanita yang tak mudah diintimidasi dan diperintah. Wanita yang cukup dominan untuk dikatakan sebagai orang pendiam.

Matteo menatap ke arah Josh lagi, “Selidiki tentang wanita itu lagi, aku ingin melihat perkembangannya. Karena aku merasakan ada yang berbeda.” Ucap Matteo dengan tegas.

Josh menundukkan kepalanya, “Sesuai permintaan anda, tuan.”

Matteo mengangguk lalu Josh pergi dari ruangannya. Ketika sendirian, Matteo kembali melihat ke arah berkas tersebut, tatapannya begitu dalam seolah ada yang dia pikirkan.

“Wanita yang aneh, namun cukup untuk rencanaku.” Gumamnya dengan wajah serius.

******************

“Tolong gaun yang itu, aku ingin mencobanya.” Ucap Alessia dengan tenang sambil menunjuk sebuah gaun di salah satu butik yang kata pelayannya tadi cukup terkenal meskipun harganya cukup tak masuk akal. Tapi Alessia tak peduli, hari ini dia ingin membeli semua kebutuhannya karena mulai saat ini dia akan hidup dengan nyaman sebagai kekasih sang billionaire terkaya di negara ini.

“Baik nona, silahkan saya antar ke ruang ganti anda.” Ucap pelayan toko tersebut dengan sangat ramah.

Alessia mengangguk dan mengikuti pelayan toko tersebut. Dia juga menyuruh pelayan toko tersebut mengambilkan dress desain musim semi kali ini. Dia membutuhkan pakaian harian yang nyaman untuknya.

Dia mencoba semua gaun dan dress, semua yang terlihat cantik di matanya dia beli tanpa memperhitungkan berapa uang yang dia keluarkan hari ini.

Tak hanya itu, dia pergi ke sebuah peralatan elektronik. Dia membutuhkan laptop khusus untuk pekerjaannya. Dia membutuhkan laptop untuk mendesain mobil dan membuat prototipe untuk sebuah rencana besar.

“Nona, barang belanjaan anda sudah cukup banyak. Pengawal sudah kesusahan untuk membawanya.” Pelayan yang Alessia bawa dari kediaman Matteo tampak menegurnya dengan sopan.

Alessia yang mendengar itu langsung melihat kebelakang, dan benar saja tiga pengawal yang dia bawa ternyata sudah membawa paper bag yang cukup besar dan banyak.

“Baiklah, kita pulang. Tapi apakah kalian lapar? Aku akan mentraktir kalian.” Ucap Alessia dengan tenang.

Mereka saling berpandangan dan menolak tawaran tersebut karena merasa tak pantas. “Nona, kami akan makan di penthouse saja. Kami sudah mendapatkan jatah catering masing-masing dari tuan.” Ucap pelayan tersebut dengan sopan.

Alessia menaikkan alisnya. “Pasti membosankan, tak apa kalian makan bersama denganku. Anggap saja ini adalah bonus kalian menemaniku belanja.” Ucap Alessia dengan tenang lalu pergi ke sebuah restoran yang tak jauh dari sana.

Alessia segera duduk dan memesan banyak makanan yang sekiranya cukup untuk semua lima orang, pelayan dan ketiga pengawal tersebut saling pandang saat mendengar nonanya saat ini memesan menu yang sangat banyak.

“Apakah hanya itu saja, nona?” Pelayan restoran yang telah mencatat makanan yang telah dipesan Alessia mengkonfirmasi ulang.

“Sudah cukup.” Ucap Alessia.

Pelayan restoran mengangguk dan meminta Alessia menunggu paling tidak lima belas menit untuk makanan mereka datang.

“Kenapa kalian tidak duduk?” Tanya Alessia yang melihat mereka malah berdiri di depannya.

“Ayo duduklah di sini, tak apa. Jangan menganggapku terlalu berlebihan seperti tuan kalian. Aku lebih suka kita akrab sehingga aku menjadi mudah untuk mengobrol dengan kalian.” Ucap Alessia yang mencoba akrab pada bawahannya tersebut.

Pelayan dan pengawal tersebut mengangguk meskipun dalam hati mereka merasa tak nyaman karena tak terbiasa dengan ketidak formalan ini.

“Karena aku baru bersama kalian, jadi aku belum mengenal kalian. Siapa nama kalian?” Tanya Alessia dengan semangat.

Melihat wajah hangat nona baru mereka, membuat mereka juga merasa hangat setelah bertahun-tahun bekerja dengan tuan mereka yang dingin dan kaku.

“Nama saya Vivi, nona.” Ucap pelayan tersebut dengan senyuman manisa.

“Saya Andre.”

“Saya Ben.”

“Saya Roy, nona.”

Mereka mengenalkan diri satu persatu, Alessia mengingat nama mereka dengan baik, lalu dia tersenyum.

“Senang bertemu kalian, untuk tiga bulan kedepan aku akan meminta Matteo untuk menjadikan kalian pelayan dan pengawalku saja. Pria itu juga pasti memiliki banyak pengawal dan pelayan jadi memberikanku kalian selama tiga bulan.” Ucap ALessia dengan semangat.

Keempat orang tersebut tersenyum dan mengangguk, “Kami juga senang bekerja dengan anda, nona.” Ucap mereka bersamaan.

Hingga akhirnya makanan mereka datang, Alessia menyuruh mereka untuk memakan semuanya yang ada di meja tanpa bersisa. Kekaguman mereka ada Alessia bertambah saat Alessia tak jijik saat berbagi makanan dengan mereka. Hubungan yang awalnya kaku menjadi cukup akrab dan hangat pada siang itu.

Alessia tersenyum tipis melihat mereka semuanya nyaman dengannya, di dalam hatinya dia mengatakan, “Bagus, semakin mereka nyaman dan percaya padaku. Semakin mudah aku mendapatkan sekutu untuk mencari informasi yang aku butuhkan.”

********************

TING!

TING!

TING!

Suara notifikasi ponsel yang terus berbunyi membuat rapat siang ini yang tadinya sangat tegang semakin tegang, seluruh karyawan yang mengikuti rapat hari ini saling melirik satu sama lain untuk dengan penuh ketakutan.

Tuan mereka adalah tipe yang sangat profesional dan selalu ingin perfectionist dalam segala hal, sekecil apapun gangguan pasti akan membuatnya tak nyaman.

Namun, tak ada yang tahu siapa pemilik ponsel yang selalu berbunyi di tengah rapat penting itu hingga tuan mereka mengambil ponselnya dari sakunya.

Wajah tuan mereka langsung berubah menjadi dingin dan serius, lalu dia mematikan ponselnya hingga suara tadi sudah tak terdengar kembali.

Matteo melirik ke arah semua karyawannya yang ada disini, “Lanjutkan.” Perintahnya dengan tegas.

Rapat kembali dimulai,  meskipun dalam suasana yang semakin membuat semua orang gugup.

Saat rapat selesai, Josh segera merapikan mejanya dan menghampiri tuannya yang dalam mood kurang baik hari ini.

“Tuan, apakah ada sesuatu yang mengganggu anda?” Tanya Josh dengan sopan.

“Wanita itu benar-benar tahu caranya menghabiskan uang, apa kau sudah melakukan apa yang aku perintahkan?” Tanya Matteo dengan serius.

“Sudah tuan, saya akan mengirimkan laporannya melalui email anda jika data sudah cukup untuk anda ketahui.” Jawab Josh dengan tenang.

Matteo yang mendengarnya mengangguk dan pergi ke ruang kerjanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status