Home / Rumah Tangga / Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai / Bab 1. Pria Miskin itu Ternyata Sultan

Share

Bab 1. Pria Miskin itu Ternyata Sultan

Author: C_heline
last update Last Updated: 2023-10-27 22:30:27

"Anjirlah, lu nggak tau apa seberapa kesal gue? Masa gue udah booking kamar sama pesan makanan, eh nggak taunya si cowok nggak tau diri itu malah kabur. Emang gilak tuh orang. Harusnya bilang dari awal kalo emang kere. Bayar kamar 150 aja mikirnya kejauhan. Dasar cowok nggak guna. Sialan!"

Andara bersungut-sungut atas kejadian yang baru saja dia alami. Di temani sang sahabat yang memang sengaja datang hanya untuk mendengar celotehan Andara ini, benar-benar sukses membuat telinga temannya itu terasa bengkak.

"Udah sih, ngapain marah-marah coba? Sesuai apa kata elu, kamar cuma 150, kan nggak rugi-rugi amat. Doa'in aja ntar malam dapat job lagi. Biasanya, kan malam Minggu gini banyak tuh yang nangkring di lampu merah. Nggak usah kesal, udah! Kayak nggak ada lakik lain aja," tanggap Missa, mencoba menenangkan.

Andara seketika saja meringis mendengarkan kata-kata Missa tadi. Apa katanya? Berdoa? Andara bergidik lucu untuk yang itu.

"Terus gimana sekarang? Lu ada job nggak? Karena uang gue udah habis nih buat booking kamar," tukas Andara sambil melorotkan kimononya. Meninggalkan celana pendek juga tank top yang mencetak tubuh.

"Duh, gue juga bingung nih, Dar, dapat uang dari mana ya? Mana besok kita harus bayar kosan lagi. Ya dewa... capek banget hidup jadi orang. Pengen jadi bintang gue kadang-kadang," sahut Missa ikut mengeluh. Berbeda dengan Andara, Missa lebih memilih merebahkan tubuh di atas kasur hotel seharga kipas angin hadiah pasar malam.

Andara yang baru saja ingin menyapu kulitnya dengan body lotion, tiba-tiba saja di interupsi oleh pesan singkat yang muncul di layar ponselnya. Penasaran, buru-buru dia meraih benda persegi tersebut guna melihat pesan siapa yang baru masuk.

'Lun, ada job nih buat lu. Datang ke kafe sekarang, buru! Banyak konglomerat di sini. Jangan sampe kehabisan!'

"Alhamdulillah... Akhirnya kita kebagian rejeki, Mis. Wuuuu..." serunya setelah selesai membaca pesan singkat tersebut.

Missa sontak saja melirik Andara dengan kepala yang meneleng. "Segila-gilanya gue, lu lebih stres, Dar. Job haram di katain Alhamdulillah. Nggak-nggak memang lu." Alih-alih ikut senang, Missa justru lebih tertarik mengomentari kata-kata Andara yang di luar galaksi.

Lagi-lagi, Andara hanya nyengir kuda. "Biasa lah Sis, namanya juga refleks," jawab Andara tidak kehabisan kata-kata.

Missa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Baru teringat lagi akan job yang baru di katakan Andara tadi.

"Oh iya, job apaan yang lu maksud tadi? Berapa orang nih? Biar gue bisa siap-siap setel badan. Duh... capek Gusti olahraga malam-malam," tanyanya tak luput dari keluhan.

"Nggak tau gue. Kata si Kon tadi banyak pengusaha konglomerat. Belum tau juga sih, mau apa nggak. Kita coba-coba aja dulu. Kalo emang iya semua tuh laki-laki orang kaya, gue jabanin dah sampe pagi juga. Asal besoknya gue bisa belanja di Dior plus LV. Huff... nggak sabar banget njirr..." angan Andara membayangkan hasil yang akan dia dapatkan.

"Ya udah, buruan! Kita ke sana sekarang. Kali ini gue nggak akan buka harga lima puluh, tapi lima juta!" tukas Missa, ikut semangat.

"Gue lima puluh aja sih. Asal ada bonus sekali servis," tanggap Andara yang lantas tertawa.

***

Sesuai agenda juga lokasi yang di berikan Konen—masih satu kolam dengan Andara—kedua perempuan itu sudah tiba di lokasi. Kafe Yara yang terletak di bagian sudut kota. Lumayan terkenal di kalangan anak-anak bebas seperti mereka.

Andara langsung saja melengos masuk ke dalam, mencari keberadaan Konen. Sepertinya benar apa kata laki-laki itu, di sini sedang banyak terdampar para laki-laki usia matang dengan setelan jas yang mewah. Tidak salah lagi, mereka pasti si pria dengan uang berlimpah.

"Woi Kon, gimana?" seru Andara begitu melihat wajah lebar laki-laki itu.

"Sini buruan!" Konen menarik tangan Andara yang di belakangnya ada Missa yang turut mengekori. "Lu pada tau nggak? Usut punya usut, ternyata semua orang-orang yang lu liat di sana itu masih sebatas kacung alias pesuruh. Si Tuan yang memfasilitasi semua ini belum muncul. Katanya akan tiba dua puluh menit lagi," kata Konen begitu situasi terlihat aman.

"Benaran, Cok? Gilak, gilak, nggak kebayang seberapa banyak tuh duit si Tuan Kacung. Tapi tujuan dia ke sini mau ngapain? Jangan bilang dia mau berantas kafe Yara? Bisa jadi kuman kita kalau kafe ini di bongkar," tanggap Andara.

"Anjai... tumben-tubenan lu punya pikiran kritis macam gitu. Biasanya biar Intel yang datang juga lu jabanin," komentar Missa, sangat tahu tabiat temannya itu.

"Udah-udah!" Konen mengibaskan tangan. "Dengerin gue. Gue dapat kabarnya dari teman gue salah satu orang yang nunjukin kafe Yara buat bahan pertimbangan untuk Si Sultan. Kalian tau nggak, dia mau cari apa ke sini?"

Andara dan Missa kompak menggeleng.

"Dia mau cari cewe yang bisa di bawa ke Dubai sono. Buat di jadiiin teman tidur tiap malem. Katanya sih gitu. Kalau emang iya, kalian berdua daftar aja. Kan lumayan tuh tinggal di Dubai. Siapa tau juga biaya hidupnya di penuhi oleh si Sultan. Gimana?" sambung Konen menjabarkan informasi yang dia dapatkan.

"Dubai?" beo Andara.

"Iya Dubai. Nih orang berasal dari sono. Bukan main lagi tuh dompetnya. Gas ajalah. Rejeki nomplok ini mah," sahut Konen, tidak berhenti sumringah.

"Gimana sama lu? Mau?" tanya Missa pada Andara.

"Gimana ya, gais... gue ikut nggak nih?" gumam Andara, malah jadi bingung sendiri.

"Udah coba aja. Siapa tau beruntung," sahut Missa membungkus dalam-dalam keraguan Andara.

Beberapa menit mencoba menimbang segala sesuatu tersebut, akhirnya yang di tunggu-tunggu pun memunculkan batang hidungnya. Dari jarak ketiga sahabat itu, dapat mereka lihat bagaimana orang-orang mendadak hormat pada sosok yang baru saja muncul. Ya, tidak salah lagi, pasti dia si Sultan Dubai yang dibicarakan.

**

Andara memilih ikut mendaftarkan diri sebagai calon yang akan di bawa ke Dubai. Dia sudah mempersiapkan diri dengan tampilan paling anggun yang dia berikan. Konen dan Missa tak luput membantu persiapan Andara untuk bertemu dengan si Sultan tersebut.

Hingga tibalah di puncaknya. Seluruh perempuan yang mencalonkan diri, berbaris di depan si Sultan yang sedang duduk di sofa sambil menaikkan satu kakinya di kaki yang lain. Matanya begitu datar mengeja satu-satu wajah-wajah perempuan di depannya.

Hampir saja Andara terlambat. Di barisan paling ujung dari arah mata si Sultan menyisir, buru-buru Andara menempati posisi. Dia merapikan lebih dulu rambutnya sebelum akhirnya sepasang mata yang penasaran dengan rupa si Tuan Kacung itu, menetap pada pahatan wajah yang menurutnya tidak asing.

"Kamu saja yang ikut saya. Yang lain boleh pergi," kata pria kaya itu persis saat matanya mengarah pada Andara.

Kaget semakin kaget perasaan Andara, kala dirinya terpilih. Sosok yang ada di depan Andara saat ini adalah laki-laki yang kabur waktu itu saat kamar dan makanan sudah di pesan. Tapi siapa sangka? Kalau dia ini ternyata seorang Sultan Dubai yang di incar banyak perempuan mata duitan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shintia22422
sejauh ini masih menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 45 . End

    Kabar kehamilan Shama sudah beredar luas bahkan sampai ke telinga sang suami. Risyad yang kala itu tengah berjuang sekuat tenaga, langsung saja dibuat gagal fokus karena tidak percaya atas kabar yang sudah beredar. Hendak berlari dari tempatnya, Risyad pun diberhentikan oleh kehadiran sang ayah yang sudah ada didepan mata. "Ayah, apa yang terjadi?""Mari sudahi kesepakatan yang kemarin. Kamu akan tetap menjadi pemenangnya, Risyad," ujar sang ayah. "Apa-apaan ini, Ayah? Aku tidak ingin berlalu curang. tolong jangan buat aku tidak mempercayai kalian lagi!" tekan Risyad."Apa yang kau maksud?" "Shama tidak hamil! Kalau pun dia hamil, yang jelas itu bukan anakku!" "Risyad!" "Apa, Ayah!" balas Risyad ikut berteriak. "Aku sudah sangat cukup sabar menghadapi kalian. Jangan coba-coba usik lagi kebahagiaanku, Ayah. Atau jika memang itu terjadi, maka aku akan meninggalkan mama keluarga ini!" Lukas terkekeh sumbang, tak percaya atas perkataan sang putra. "Apa katamu?" "Apa yang sudah Ayah

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 44

    Risyad pun mulai menjalani titah dari sang ayah. Bagaimana pun caranya, dia tidak boleh gagal dalam tugas ini. Risyad sudah sangat muak dengan kehidupannya yang kemarin. Itulah kenapa Risyad akan menempuh segala cara agar kesepakatan dengan ayahnya segera berakhir. Di sisi lain, Shama terus saja dibuat tidak tenang dengan segala perencanaan ayah mertuanya. Dia yakin pada kinerja Risyad, sangat tidak mungkin suaminya yang tidak dia inginkan itu kalah dalam pertarungan ini. Mengingat tentang latar belakang Risyad yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya, mana mungkin semudah itu kalah. Tak punya pilihan lain, Shama pun mencari jalan lain untuk menggagalkan rencana suaminya. Dia memang tidak menginginkan Risyad, akan tetapi lebih tidak menginginkan jika dirinya gagal menjadi pemegang saham utama di perusahaan yang sudah dia kelola. Shama pun segera menghubungi lawan dari perusahaan yang akan bersaing dengan Risyad. Setalah sepakat bertemu, Shama pun buru-buru pergi dan siap membua

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 43. Penawaran

    Emosi, Shama pun melampiaskan amarahnya dengan mencampakkan ponsel sembarang arah. Tidak hanya Risyad, tapi laki-laki yang sempat stau ranjang dengannya kemarin pun ikut-ikutan membuatnya tersulut emosi yang kian membuncah. **Bagi Lukas, memiliki seorang penerus adalah hal yang sangat penting. Dan yang pastinya, seorang penerus itu harus lahir dari rahim yang memang mumpuni dalam hal apa pun juga tentunya dari latar belakang yang paling baik. Itulah kenapa Lukas memaksa Shama untuk tetap memberikannya seorang cucu, walau Lukas sekarang tahu kalau anaknya sudah mulai berpindah haluan. "Siapa gadis yang terus bersama Risyad? Ada hubungan apa mereka?" tanya Lukas pada salah satu ajudan yang baru dia panggil. "Sejauh ini kami hanya bisa memastikan kalau gadis itu hanya sebatas pelayan saja, Pak. Karena sejak kemarin, saya melihat kalau gadis itu di bawa ke mansion pribadi Tuan Lukas untuk dijadikan tukang bersih-bersih." "Kau yakin? Aku akan membekukan seluruh akses apa pun yang meny

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 42. Bucin

    Baru saja matahari menyambut, suara nyaring dari arah dapur sudah menyapa telinga Shama. Dia menyempatkan melirik jarum jam dan mendapati hari sudah pukul delapan pagi. Hendak kembali memejamkan mata, suara yang seperti gesekan benda berbahan stainless membuatnya tak tenang lagi untuk melanjutkan tidurnya. Shama segera bangun dan berjalan satu jurus ke arah dapur untuk melihat siapa agaknya yang sedang mengganggu tidurnya. "Kau masih bisa menunggu, kan? Aku akan selesai sebentar lagi." Suara bariton Risyad segera menghentikan langkahnya. Pria yang masih berstatus suaminya itu ternyata dalang di balik suara nyaring itu. Dia sedang sibuk memasak dan terlihat asyik bertukar dialog dengan orang yang dia ajak berbicara. Shama sedikit memiringkan kepalanya guna melihat siapa yang sedang berbicara dengan suaminya. Mendadak dengkusan kecil keluar dari bibirnya saat layar ponsel Risyad menampilkan gambar Andara yang rupanya tengah melakukan panggilan video. Tampak keduanya cukup bahagia te

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 41. Pertarungan Dimulai

    Risyad kembali aktif di perusahaan setelah sebelumnya dia terkesan acuh tak acuh. Seperti apa janji sang ayah, jika dia bisa mengambil proyek ibu kota, maka Lukas tidak boleh lagi mengurusi hidupnya. Itulah hal yang membuat Risyad bersemangat untuk melanjutkan hidupnya. Ada sebuah tekad yang muncul untuk bahagia yang diujung angan. Berbeda dengan Risyad, Shama justru sedang merasa berjalan di tepi jurang. Apa pun yang dia lihat hanyalah ancaman kematian. Seperti bom yang di atur, hanya tinggal menunggu waktu untuk meledak. Seperti itulah kira-kira keadaan Shama saat ini. Dia hanya tinggal menunggu waktu kapan Risyad akan membuangnya karena pria itu sudah mulai sadar akan keadaan.Shama melempar berkas perceraian guna meluapkan emosinya. Sedari tadi dia terus saja mondar-mandir hanya untuk menenangkan diri, berusaha menyakinkan dirinya kalau Risyad tetaplah mencintainya. Akan tetapi, satu detik keyakinan itu terus saja melayang kala mengingat lagi bagaimana kini perubahan suaminya itu

  • Wanita 50Ribu untuk Sultan Dubai    Bab 40. Kembalinya Risyad

    Perubahan Risyad benar-benar berpengaruh bukan hanya pada sikapnya, tapi juga pada kemampuan bisnisnya yang mulai kembali terlihat. Sikap karismatik yang kemarin sempat lenyap, kini kembali muncul. Sisi dingin dan terang-terangan menjadi 'harimau' musuh, mulai membuat jajaran petinggi Al Maktoum heran dan meneguk ludah."Saya tidak akan bersikap lembek lagi pada siapa pun. Pastikan proyek ini berpengaruh. Kalau tidak, buang saja. Membuang orang-orang yang tidak berguna lebih baik dari pada membuang waktu. Kalian mengerti?" tegas Risyad. Orang-orang yang mengikuti rapat mengangguk patuh. Sebelum menyudahi rapat tersebut, seseorang mengangkat tangan bertanya, "Bagaimana jika proyek ini gagal hanya karena latar belakang calon partner kita ini tidak terlalu baik?" "Kau di pecat! Tinggalkan Al Maktoum sekarang!" Alih-alih menjawab, Risyad justru memberhentikan pria itu. Sontak saja semua orang tercengang, kaget. Apalagi si pria berkacamata itu. Jantungnya serasa melompat dari tempat, ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status