Share

05. Janji Aynur

Penulis: Novian_Wu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-25 22:27:26

Aynur menuangkan air lemon ke dalam gelas cicktail. Dia menggoyangkan gelas tersebut dengan luwes ala bartender profesional.

"Nih..!" dia menyerahkan gelas cocktail tersebut pada Ziva, gadis cantik berkulit kuning langsat, tubuh semampai bak model dengan rambut berwarna coklat.

"So, elo beneran putus nih ama Bobby?" tanya Ziva setelah menyeruput air lemon yang diberikan Aynur.

"Yess!!! gue pengen ngasih pelajaran tuh cowok cemen!!"

"Trus... cowo yang ngebelain elo gimana nasibnya?" tanya Ziva lagi.

"Pak ustaz???" Aynur balik bertanya sambil tertawa.

"Ya gak mungkin lah kita nikah. Semalem bokap gue udah klarifikasi masalah itu. Gue tau diri kali, lagian dia juga bukan tipe gue, Gila apa gue nikah sama ustaz!!" Aynur kembali tertawa.

"Gue bakal gamisan sebulan kalo lo bener-bener nikah sama tu cowok, hahaha. Terus sekarang bokap elo dah balik ke Jogja?" tanya Ziva.

"Belum. Katanya sampai akhir bulan ini masih ada urusan di Jakarta. Hmm... Bokap minta gue sering-sering ngunjungi pondok, tapi gue males, ribet masalah pakaian!!"

"Gilaaa!!! Ada ya anak pimpinan ponpes model beginian?? ck ck ck... Tapi Gue beneran masih ga nyangka elo anak kyai She!!!" Ziva terbahak.

Ziva dan Aynur masih asyik berbincang ketika seorang pria tiba-tiba menghampirinya.

"Sayang!! kenapa elo ga bales chat gue? ga angkat telepon gue??" Bobby tiba-tiba duduk di depan Aynur, tepat di sebelah Ziva.

Aynur mengabaikan Bobby dan tetap sibuk mengelap beberapa gelas cocktail.

Bobby berjalan ke samping, menuju ruang di belakang meja bartender, tanpa ragu dia memeluk pinggang Aynur dari belakang.

"Jalan-jalan yuk. Elo mau makan apa? atau mau shopping?? hari ini apapun kemauan elo akan gue turutin?" rayu Bobby. Aynur melepaskan tangan Bobby dari pinggangnya.

"Basii!!" cibirnya jengkel. Bobby tak putus asa, dia kembali melingkarkan tangannya pada pinggang Aynur yang lagi-lagi di tepisnya. Bobby menatap tajam Aynur.

"Elo marah sama gue??" tanya Bobby

"Buat apa gue marah, hah??!! gue cukup sadar diri untuk ga terlalu berharap sama cowo kaya elo!!" jawab Aynur sinis. Bobby tersenyum kecut.

"Jadi maksud elo sekarang mau berharap sama cowo kampungan itu?? elo kira gue percaya dengan omong kosong yang elo ucapin??!!!" bentak Bobby mulai marah. Aynur menyeringai menatap pria di depannya.

"Ngapain elo marah Bob?? bahkan kemarin mendengar gue dihina habis-habisan elo cuma diem. Dan faktanya, malah cowo kampungan itu yang ngebelain gue!!" balas Aynur.

"Elo itu cuma milik gue She!! gue tau siapa elo!! ga mungkin lo bisa hidup dengan cowo kampungan itu!! dan ga mungkin DIA MAU SAMA ELO!!!" bentak Bobby lebih keras dari sebelumnya. Beberapa pelanggan kafe menoleh ke arah mereka, membuat Ziva beranjak hendak melerai Bobby dan Aynur. Aynur tertawa sinis.

"Sekarang gue ngerti dari mana elo mewarisi sifat suka merendahkan orang lain itu Bob!! gue gak pernah main-main dengan apa yang gue katakan kemarin. Dan asal elo tahu!! GUE BERSUMPAH AKAN MENIKAH DENGAN COWOK YANG ELO BILANG KAMPUNGAN ITU!!" Aynur menekankan kalimat terakhirnya dengan jelas.

"SEKARANG ELO KELUAR DARI TEMPAT INI!! HUBUNGAN KITA SUDAH BERAKHIR SEJAK MALAM ITU!!" Teriak Aynur, dia tak bisa mengeluarkan air mata saking marahnya. Sementara Bobby mengepalkan tangannya dengan gemetar. Dia tidak terima dengan sikap Aynur padanya.

"She!! elo jangan gegab--"

"KELUAR!!" teriak Aynur memotong kata-kata Bobby. Kini semua orang menatap mereka berdua sambil berbisik-bisik. Ziva segera menarik lengan Bobby.

"Elo keluar dulu deh. Pliss.. ga enak diliat orang!!" kata Ziva seraya memperhatikan sekeliling. Bobby enggan pergi, namun Ziva terus memaksanya hingga akhirnya Bobby menuruti wanita itu.

"Sampai kapanpun elo gak akan bisa hidup tanpa GUE!!" teriak Bobby sebelum keluar dari kafe Aynur.

Aynur melempar gelas cocktail ke arah Bobby yang segera menghindar dengan menutup pintu kafe. Aynur kemudian terduduk lemah di lantai, dia menangis menahan amarahnya pada pria yang telah bersamanya sejak 3 tahun terakhir itu.

Ziva mengelus punggung sahabatnya. Dia tak menyangka jika hubungan Bobby dan Aynur harus menjadi serumit ini.

"Beb.. kalau elo cinta sama Bobby, yaudah maafin dia. Ngapain sih cuma karena masalah sepele gini kalian mesti putus!!" kata Ziva pada sahabatnya. Aynur mengusap air matanya.

"Gue gak tau lagi Va... kata-kata nyokap Bobby sama temen-temennya kemarin bener-bener bikin gue sakit hati. Gue bakal buktiin kalau gue bisa dapet pria yang jauh lebih baik dari Bobby!!!" jelas Aynur, amarahnya kembali tersulut ketika mengingat hinaan Bu Sofi dan teman-temannya.

"Sudahlah lupain ini semua, kalau emang jodoh, Bobby pasti bakal jadi suami elo kok, ga usah mikirin omongan nyokapnya."

"Terus maksud elo gue suruh nunggu dia lulus S2?? sama aja gue buktiin omongan nyokapnya tentang gue itu bener Va!! seakan- akan ga ada cowok manapun yang mau sama gue sampe gue harus ngejar-ngejar Bobby seperti ini!!".

Ziva terdiam. Perkataan Aynur memang benar, itu hanya akan membuat harga diri Aynur semakin rendah di mata keluarga Bobby.

"Terus sekarang gimana? barusan elo bersumpah bakal nikah sama pak ustaz itu, padahal kenyataannya dia kemarin cuma belain elo, ga serius dengan perkataannya? kalau begini, elo malah susah sendiri kan??!" pertanyaan Ziva membuat Aynur terdiam.

"Gue bakal lakuin apapun untuk membungkam keluarga Bobby. Gue rela nikah kontrak atau apalah, gue bakal menemui ustaz itu! gue akan bayar berapapun supaya dia bersandiwara sama gue, gue bakal buktiin kalau gue bisa hidup tanpa Bobby!!" Aynur mengepalkan tangannya.

Ziva hanya menghembuskan nafas berat mendengar perkataan sahabatnya itu.

"Elo dari dulu ga berubah! ambisius dan tak mau dianggap lemah. Terserah elo beb.. Tapi kali ini beda! ini tentang pernikahan, elo bener bener ga boleh gegabah dalam mengambil keputusan." pesan Ziva pada sahabatnya.

"Elo tenang aja Va. Gue bukan cewek lemah yang mudah direndahkan. Gue bakal buktiin ke semua orang bahwa gue bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari Bobby!! gue bakal bikin dia dan keluarganya menyesal menolak gue!!" Aynur menggertakkan giginya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   33. Kacang vs Kuker

    "Saya yakin pemiliknya adalah si gadis kota itu Boss!" ujar Santoso, pria bertubuh besar itu menyeringai sangat yakin dengan ucapannya.Rahmat manggut-manggut mendengar ucapan anak buahnya, asap cerutu kembali membumbung tinggi ke udara."Tapi untuk apa dia masuk terlalu jauh ke area kita? bagaimana kira-kira aku bisa membuktikan bahwa dia pemilik sandal itu." Rahmat mengerutkan dahi."Saya akan menyelidikinya boss, beri perintah pada kami!" Santoso tampak berapi-api. Rahmat menghela nafas."Untuk saat ini fokuslah pada tugas awal kalian. Cari informasi tentang pria di dalam foto itu! untuk masalah ini, biar aku selesaikan sendiri." Rahmat tersenyum getir menatap beberapa lembar foto, salah satunya memperlihatkan sepasang muda mudi sedang berpelukan mesra di sebuah bar."Siap Boss!!" Santoso berlalu dari ruang kerja tuannya, berganti Aisyah yang masuk menemui sang ayah."Abi memanggilku? ada apa?" tanya Aisyah lirih.Rahmat segera memasukkan foto-foto yang berjejer di meja ke dalam la

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   32. Di Bawah Gubuk Bambu

    Aynur tersenyum menyadari dirinya yang kini berada di punggung Ihsan. Ia tak menolak perintah Ihsan karena kakinya memang terasa sakit setelah berlarian bertelanjang kaki menghindari kejaran bodyguard Rahmat. Aynur merasa lega melihat sikap Ihsan yang jauh berbeda tak seperti semalam, meskipun sejujurnya ada perasaan tak enak di hati Aynur karena sejak tadi pakaian kotor dan kakinya yang penuh tanah berkali kali mengenai bagian tubuh Ihsan.Beberapa saat kemudian terdengar suara dari perut Aynur. Ihsan tersenyum geli menyadari tangan Aynur yang mencoba menekan perutnya agar tidak berbunyi."Kita istirahat dulu setelah menyeberangi jembatan." ucapnya datar. Ternyata mereka telah tiba di jembatan bambu yang Aynur lewati sebelumnya."Mas, turunkan aku disini. Aku lebih nyaman berjalan sendiri..." pinta Aynur lirih.Ihsan menuruti permintaan Aynur, ia menurunkan Aynur lalu menggandeng tangannya melewati lantai bambu yang berderit setiap ada kaki yang menginjaknya'Gue suka sikap Lo yang s

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   31. Percakapan Rahasia

    Kriyet... Kriyet...Aynur akhirnya berhasil melewati jembatan bambu, ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan sehingga merasakan kelegaan luar biasa di dadanya. Ia menoleh ke belakang, Nissa sudah tak nampak lagi disana.Aynur mengeluarkan ponsel dari kantong rok yang ia kenakan, masih belum terlihat garis-garis sinyal disana. Ia lantas melihat jam di layar handphone yang sudah menunjukkan angka 10.50, ia segera bergegas menyusuri jalan setapak yang tampak sempit karena tertutup batang jagung setinggi 1 meter di kanan kirinya. Kini hanya terdengar suara-suara alam yang meneduhkan, kicauan burung dan hembusan angin membuat nyaman hati siapapun yang mendengarnya. Beberapa meter di depannya Aynur melihat beberapa orang tampak sedang memetik buah jagung. "Mbak, ngirim bekal buat bapaknya, ya?" sapa salah satu ibu-ibu dengan ramah. Aynur membalasnya dengan senyuman."Iya buk, panenannya bagus ya..."Aynur merasa tak ada salahnya sedikit berbasa basi dengan warga kampung, ia

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   30. Tersesat

    Aynur terbangun oleh suara adzan yang terdengar begitu merdu, suara yang mendayu dan penuh penghayatan sehingga membuat teduh hati setiap orang yang mendengarnya.Subhanallah... sudah lama aku tak mendengar suara seindah ini..Aynur duduk dan melihat sofa dengan bantal dan selimut yang sudah terlipat rapi di atasnya. Ya, semalam setelah pertengkaran kecil terjadi, Ihsan lantas mengambil bantal dan selimut untuk dibawa tidur di sofa. Hati Aynur terasa perih mengingat ucapan Ihsan semalam. Ia meraih ponselnya, mencari cari jadwal keberangkatan pesawat paling pagi hari ini. Jika pemilik rumah sudah tidak menginginkannya, mana mungkin dia tetap bersikukuh berada di rumah itu, ia harus pulang kembali ke Jakarta pagi ini.Aynur memilih jam penerbangan pertama, pukul 7.30 pagi, toh tak ada yang perlu dikemasi, bahkan semua barang-barangnya belum keluar dari koper. Aynur mendengus menyesali kedatangannya ke rumah Ihsan.Tau begini mending gue nganterin Bobby!! gerutunya. Baru saja ia memili

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   29. Sebuah Lelucon?

    Flashback On :Jakarta ( Beberapa jam sebelum Aynur menyusul Ihsan ke Solo)Aynur tidur telentang dengan satu lengan berada di atas kedua matanya yang tertutup, otaknya sedang bergelut memilih antara mengikuti Ihsan atau mengantar Bobby."She!! gimana? belum dapet solusi juga?" Aynur masuk membawa camilan dan dua gelas jus jeruk segar."Gue bingung Va, gue pengen nemenin Ihsan, tapi gue ga mungkin ga nganterin Bobby." Aynur menghela nafasnya sebelum akhirnya duduk sambil memakan camilan yang disiapkan Ziva."Menurut Lo gue harus gimana?"Ziva menaikkan bibir bawahnya dengan dahi berkerut seolah sedang berfikir keras."Gue juga bingung sih, tapi coba Lo pikir deh! misal lo nganterin Bobby, oke Bobby tentu seneng. Namun Lo harus siap dengan segala konsekuensinya. Pertama Lo pasti sulit dapet maaf dari Ihsan, kedua keluarga Ihsan bakalan kecewa sama Lo, ketiga rencana awal pernikahan Lo kemungkinan besar bakal gagal karena Ihsan ga mau nerusin kontrak." Ziva berhenti sejenak lalu kembal

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   28. Qori'ah

    Ihsan menatap Aynur yang duduk beberapa meter di depannya. Wajahnya terliha menegang. Nissa yang duduk di sampingnya menggenggam tangan Aynur seolah memberi semangat.Apa yang harus aku lakukan? pak Rahmat tak mungkin melepaskan Aynur begitu saja.Ihsan bangkit mendekat pada Rahmat."Maaf pak, istri saya sedang berhalangan saat ini. Tidak mungkin dia membuka kitab," ucapnya lirih.Rahmat menyeringai."Mengapa harus membuka kitab? bukankah dia seorang qiroah? tak sulit baginya memilih salah satu surat diantara 114 surat yang ada di dalam Al-Qur'an. Lagipula tadi sudah saya sampaikan, kalau surat lain terlalu berat baginya, Al Ikhlas pun tak masalah," jelas Rahmat dengan suara lantang. Ihsan menghela nafasnya, Rahmat memang sengaja mempermalukan istrinya. Bisa bisanya ayah Aisyah menyebut Aynur seorang qariah, padahal selama ini untuk menertibkannya membaca iqra' saja sulitnya bukan main. Ihsan kembali terduduk dengan lemas, ia tak tahu harus membantu dengan cara apa.Niat Ihsan memban

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status