Share

04. Masalalu Aynur

Penulis: Novian_Wu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-24 16:36:41

Kyai Mustafa duduk sambil menyeruput kopi hitam yang dibuatkan Somad. Di depannya duduk Ihsan yang tertunduk lesu.

"Saya tahu kamu masih memikirkan perkataanmu semalam kan? Tapi percayalah ustaz, Aynur tidak seperti yang kamu lihat dari penampilan luarnya." kata kyai Mustafa meyakinkan.

"Maaf pak kyai, izinkan saya bertanya, saya penasaran mengapa beliau berbeda dengan putri pak kyai yang lain?"

Kyai Mustafa menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, dia menatap lampu yang bersinar terang di atasnya.

"Dulu Aynur sama seperti putriku yang lain, lemah lembut, santun, sholehah. Lalu dia berubah seperti itu karena saya." Kyai Mustafa behenti sejenak untuk menyeruput kopinya lagi.

" Sepuluh tahun yang lalu saat ibunya meninggal, Nur sempat depresi berat. Dibanding mbakyu-mbakyunya, Nur memang yang paling dekat dengan almarhumah ibunya. Disaat rasa sakit kehilangan orang tercinta belum sembuh, saya memilih menikah lagi dengan hajah Fatimah, istri saya sekarang ini." jelas kyai Mustafa.

"Bagaimana beliau bisa berubah sedrastis itu?" tanya Ihsan masih penasaran.

"Saat saya bilang mau menikah lagi, hampir semua anak saya tidak setuju, dan Nur lah yang paling syok. Dia mengancam akan melepas hijab dan meninggalkan rumah. Waktu itu saya pikir dia hanya bercanda, karena pikiran remaja memang masih labil. Ternyata Nur benar-benar melakukannya. Malam setelah pernikahan Nur membawa pergi baju-bajunya, dia hanya berpamitan pada mbok Inem juru masak rumah kami. Dan yang paling saya sesalkan, mbok Inem bilang Nur pergi tanpa mengenakan hijab lagi." Kyai Mustafa mengakhiri kalimatnya dengan wajah sendu.

Ihsan mencerna cerita kyai Mustafa dalam diam. Dia memaklumi tentang keterpurukan seseorang ketika ditinggalkan orang tercintanya. Tapi wanita itu sampai keluar dari syariat dengan melepaskan hijab, ini hal yang tidak bisa diterima Ihsan.

"Semalam saya sudah mendengar banyak apa yang dikatakan bu sofi pada Nur." Ihsan mendongak tak percaya mendengar kata-kata kyai Mustafa.

"Lalu mengapa pak kyai tidak membela?" tanya Ihsan heran.

" Hati orangtua mana yang tidak hancur mendengar anaknya dihina seperti itu. Tentu saja saya sakit!! ingin marah membalas cacian dan hinaan yang tidak berdasar itu. Tapi meskipun sakit, hati kecil ini ingin sekali melihat seandainya masih ada sisa kelembutan di hati putriku." Kyai Mustafa kembali terdiam. Ihsan masih bingung tak memahami maksud kata-kata pria tua di depannya.

"Dan apa yang saya harapkan terkabul. Nur masih seperti yang dulu, dia tidak membalas sama sekali hinaan yang ia terima. Dia bisa saja membungkam keluarga Bobby dengan menyebutkan dari keluarga mana dia berasal, tapi dia tidak melakukannya. Dan saya juga bersyukur sekaligus berterimakasih atas keberadaanmu disana ustaz." tambah kyai Mustafa.

"Saya? kalau maksud pak kyai tentang.. ehm.. lamaran, sebenarnya saya sendiri... Maaf pak kyai..saya juga bingung mengapa saya bisa bicara seperti itu tadi malam." jawab Ihsan jujur.

Kyai Mustafa terkekeh.

"Saya paham ustaz. Ustaz tidak mungkin gegabah dalam mengambil keputusan, apalagi ini tentang membina rumah tangga. Saya tidak menganggap serius apa yang ustaz katakan tadi malam."

"Benarkah pak kyai?? alhamdulillah... Maaf saya benar-benar tidak bermaksud---"

"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Saya benar-benar berterimakasih karena kamu membantu setidaknya menyelamatkan harga diri Nur di depan keluarga Bobby. Kamu tidak perlu menikahi Nur. Tapi jika kamu memang ingin menjadikan dia istri kamu, saya sangat bersyukur. Orangtua mana yang mampu menolak menantu seperti ustaz Ihsan ini." pak kyai mengakhiri kalimatnya dengan tawa ringan.

Ihsan salah tingkah mendengar ucapan kyai Mustafa. Pria mana yang tak bahagia diinginkan menjadi menantu keluarga Mustafa Ahmadi? tapi untuk seorang wanita seperti Aynur, Ihsan perlu berfikir ratusan bahkan ribuan kali untuk menerimanya.

"Tapi pak kyai? bagaimana dengan mbak Rasheda, eh mbak Aynur? bagaimana jika beliau salah paham tentang perkataan saya semalam?" tanya Ihsan lagi, dirinya takut Aynur salah paham dengan kata-katanya semalam.

Kyai Mustafa melengkungkan bibirnya ke atas.

"Saya sendiri juga belum tahu, bahkan saya kaget saat Nur mau menerima lamaran ustaz, entah itu tulus atau hanya untuk mengelabuhi Bobby. Tapi yang pasti, semalam kalian berdua sukses membuat keluarga Bobby malu dengan statementnya sendiri." jawab kyai Mustafa sambil tersenyum puas.

"Nanti saya akan bicara sama Nur. Ustaz tenang saja, saya yakin dia tidak menganggap serius apa yang dia dengar semalam. Dia bukan gadis kecil yang mudah percaya dengan kata-kata seseorang. Saya bahkan tak percaya Nur sudah menjadi wanita dewasa, sudah hampir 2 tahun saya tak bertemu dengannya." ada semburat kerinduan di wajah kyai Mustafa saat menceritakan putrinya itu.

Ihsan mengangguk berharap Aynur memahami tentang perkataannya semalam. Bukan niat Ihsan mempermainkan perasaan Aynur, tapi Ihsan sudah dijodohkan dengan seseorang yang Ihsan sendiri juga menginginkannya. Ini tentang membina rumahtangga, tentu saja Ihsan tak ingin bermain main dengan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan tersebut.

"Baiklah pak kyai, sekalian besok pagi saya minta izin pulang kampung. Mamak saya sakit, selain itu ada beberapa urusan penting yang harus saya selesaikan." Ihsan meminta izin pada kyai Mustafa.

"Iya ustaz, semoga Allah memberikan kesembuhan untuk ibunda ustaz dan dilancarkan segala urusan ustaz di kampung. Untuk masalah Nur, biarkan saya yang jelaskan garis besarnya, nanti setelah urusan ustaz di kampung selesai, ustaz bisa menemui saya dan Aynur untuk menyampaikan sendiri kebenarannya". jelas kyai Mustafa panjang lebar. Ihsan menganggguk pasti dengan hati lega.

Setelah semalaman dia tak bisa tidur karena kecerobohannya sendiri, kini dia bisa bernafas lega dan bisa tidur dengan nyenyak.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   33. Kacang vs Kuker

    "Saya yakin pemiliknya adalah si gadis kota itu Boss!" ujar Santoso, pria bertubuh besar itu menyeringai sangat yakin dengan ucapannya.Rahmat manggut-manggut mendengar ucapan anak buahnya, asap cerutu kembali membumbung tinggi ke udara."Tapi untuk apa dia masuk terlalu jauh ke area kita? bagaimana kira-kira aku bisa membuktikan bahwa dia pemilik sandal itu." Rahmat mengerutkan dahi."Saya akan menyelidikinya boss, beri perintah pada kami!" Santoso tampak berapi-api. Rahmat menghela nafas."Untuk saat ini fokuslah pada tugas awal kalian. Cari informasi tentang pria di dalam foto itu! untuk masalah ini, biar aku selesaikan sendiri." Rahmat tersenyum getir menatap beberapa lembar foto, salah satunya memperlihatkan sepasang muda mudi sedang berpelukan mesra di sebuah bar."Siap Boss!!" Santoso berlalu dari ruang kerja tuannya, berganti Aisyah yang masuk menemui sang ayah."Abi memanggilku? ada apa?" tanya Aisyah lirih.Rahmat segera memasukkan foto-foto yang berjejer di meja ke dalam la

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   32. Di Bawah Gubuk Bambu

    Aynur tersenyum menyadari dirinya yang kini berada di punggung Ihsan. Ia tak menolak perintah Ihsan karena kakinya memang terasa sakit setelah berlarian bertelanjang kaki menghindari kejaran bodyguard Rahmat. Aynur merasa lega melihat sikap Ihsan yang jauh berbeda tak seperti semalam, meskipun sejujurnya ada perasaan tak enak di hati Aynur karena sejak tadi pakaian kotor dan kakinya yang penuh tanah berkali kali mengenai bagian tubuh Ihsan.Beberapa saat kemudian terdengar suara dari perut Aynur. Ihsan tersenyum geli menyadari tangan Aynur yang mencoba menekan perutnya agar tidak berbunyi."Kita istirahat dulu setelah menyeberangi jembatan." ucapnya datar. Ternyata mereka telah tiba di jembatan bambu yang Aynur lewati sebelumnya."Mas, turunkan aku disini. Aku lebih nyaman berjalan sendiri..." pinta Aynur lirih.Ihsan menuruti permintaan Aynur, ia menurunkan Aynur lalu menggandeng tangannya melewati lantai bambu yang berderit setiap ada kaki yang menginjaknya'Gue suka sikap Lo yang s

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   31. Percakapan Rahasia

    Kriyet... Kriyet...Aynur akhirnya berhasil melewati jembatan bambu, ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan sehingga merasakan kelegaan luar biasa di dadanya. Ia menoleh ke belakang, Nissa sudah tak nampak lagi disana.Aynur mengeluarkan ponsel dari kantong rok yang ia kenakan, masih belum terlihat garis-garis sinyal disana. Ia lantas melihat jam di layar handphone yang sudah menunjukkan angka 10.50, ia segera bergegas menyusuri jalan setapak yang tampak sempit karena tertutup batang jagung setinggi 1 meter di kanan kirinya. Kini hanya terdengar suara-suara alam yang meneduhkan, kicauan burung dan hembusan angin membuat nyaman hati siapapun yang mendengarnya. Beberapa meter di depannya Aynur melihat beberapa orang tampak sedang memetik buah jagung. "Mbak, ngirim bekal buat bapaknya, ya?" sapa salah satu ibu-ibu dengan ramah. Aynur membalasnya dengan senyuman."Iya buk, panenannya bagus ya..."Aynur merasa tak ada salahnya sedikit berbasa basi dengan warga kampung, ia

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   30. Tersesat

    Aynur terbangun oleh suara adzan yang terdengar begitu merdu, suara yang mendayu dan penuh penghayatan sehingga membuat teduh hati setiap orang yang mendengarnya.Subhanallah... sudah lama aku tak mendengar suara seindah ini..Aynur duduk dan melihat sofa dengan bantal dan selimut yang sudah terlipat rapi di atasnya. Ya, semalam setelah pertengkaran kecil terjadi, Ihsan lantas mengambil bantal dan selimut untuk dibawa tidur di sofa. Hati Aynur terasa perih mengingat ucapan Ihsan semalam. Ia meraih ponselnya, mencari cari jadwal keberangkatan pesawat paling pagi hari ini. Jika pemilik rumah sudah tidak menginginkannya, mana mungkin dia tetap bersikukuh berada di rumah itu, ia harus pulang kembali ke Jakarta pagi ini.Aynur memilih jam penerbangan pertama, pukul 7.30 pagi, toh tak ada yang perlu dikemasi, bahkan semua barang-barangnya belum keluar dari koper. Aynur mendengus menyesali kedatangannya ke rumah Ihsan.Tau begini mending gue nganterin Bobby!! gerutunya. Baru saja ia memili

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   29. Sebuah Lelucon?

    Flashback On :Jakarta ( Beberapa jam sebelum Aynur menyusul Ihsan ke Solo)Aynur tidur telentang dengan satu lengan berada di atas kedua matanya yang tertutup, otaknya sedang bergelut memilih antara mengikuti Ihsan atau mengantar Bobby."She!! gimana? belum dapet solusi juga?" Aynur masuk membawa camilan dan dua gelas jus jeruk segar."Gue bingung Va, gue pengen nemenin Ihsan, tapi gue ga mungkin ga nganterin Bobby." Aynur menghela nafasnya sebelum akhirnya duduk sambil memakan camilan yang disiapkan Ziva."Menurut Lo gue harus gimana?"Ziva menaikkan bibir bawahnya dengan dahi berkerut seolah sedang berfikir keras."Gue juga bingung sih, tapi coba Lo pikir deh! misal lo nganterin Bobby, oke Bobby tentu seneng. Namun Lo harus siap dengan segala konsekuensinya. Pertama Lo pasti sulit dapet maaf dari Ihsan, kedua keluarga Ihsan bakalan kecewa sama Lo, ketiga rencana awal pernikahan Lo kemungkinan besar bakal gagal karena Ihsan ga mau nerusin kontrak." Ziva berhenti sejenak lalu kembal

  • Wanita Barbar Sang Ustaz   28. Qori'ah

    Ihsan menatap Aynur yang duduk beberapa meter di depannya. Wajahnya terliha menegang. Nissa yang duduk di sampingnya menggenggam tangan Aynur seolah memberi semangat.Apa yang harus aku lakukan? pak Rahmat tak mungkin melepaskan Aynur begitu saja.Ihsan bangkit mendekat pada Rahmat."Maaf pak, istri saya sedang berhalangan saat ini. Tidak mungkin dia membuka kitab," ucapnya lirih.Rahmat menyeringai."Mengapa harus membuka kitab? bukankah dia seorang qiroah? tak sulit baginya memilih salah satu surat diantara 114 surat yang ada di dalam Al-Qur'an. Lagipula tadi sudah saya sampaikan, kalau surat lain terlalu berat baginya, Al Ikhlas pun tak masalah," jelas Rahmat dengan suara lantang. Ihsan menghela nafasnya, Rahmat memang sengaja mempermalukan istrinya. Bisa bisanya ayah Aisyah menyebut Aynur seorang qariah, padahal selama ini untuk menertibkannya membaca iqra' saja sulitnya bukan main. Ihsan kembali terduduk dengan lemas, ia tak tahu harus membantu dengan cara apa.Niat Ihsan memban

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status