Share

Wanita Bayaran
Wanita Bayaran
Penulis: Alliya Khairz

Pertengkaran

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Natalie, saat ia tengah berada di sebuah cafe sore ini.

"Perempuan laknat! Berani sekali kau mendekati suamiku! Kau pikir siapa dirimu! Beraninya kau menggoda suamiku!" Tak cukup puas, wanita itu kemudian memaki Natalie. 

Natalie hanya mengelus pipinya, sambil menyeringai ke arah wanita yang baru saja menamparnya. 

"Kembalikan harta yang telah diberikan suamiku padamu!" Wanita itu kembali merendahkan Natalie. 

"Hei, Nona! Apa kau sadar yang kau lakukan?" Natalie memandang wanita itu dengan sinis.

"Aku sangat sadar! Hei semuanya ... dengarlah! Wanita ini adalah pelakor! Dia suka merayu lelaki yang telah bersuami!" Wanita itu lalu berteriak, sembari menunjuk-nunjuk Natalie, membuat beberapa orang di dalam cafe menatap ke arah mereka.

Natalie masih dengan santai menanggapinya, sesekali mencemooh wanita di hadapannya. 

"Cih! Lihatlah wanita ini. Mengatakan wanita lain penggoda, tapi tak sadar bahwa dirinya satu spesies dengan wanita yang dia sebut penggoda itu!" ujar Natalie, seraya memperbaiki tatanan rambutnya. 

"Apa katamu?! Dasar murahan!" Wanita bernama Celine itu tampak semakin murka. Ia mengambil sebuah gelas dan melemparnya ke arah Natalie. 

Dengan santai, Natalie menghindarinya, lalu mencemooh ke arah Celine. 

"Argh ... murahan!" Celine berlari ke arah Natalie, hendak menjambak rambutnya. 

Dengan mudah, Natalie menangkap tangan Celine.

"Ingin melukaiku? Tidak semudah itu!" cerca Natalie, lalu menghempas tangan Celine dengan kasar, sehingga Celine terjatuh ke lantai.

"Kau…!" Celine tersekat, tak mampu berucap. Tak lama terdengar suara tangisan.

"Apa salahku? Kenapa kau membuat hidupku seperti ini? Aku tak mengenalmu, kenapa kau menghancurkanku?" Celine menangis dengan pilu. Namun Natalie tak sedikit pun tampak mengasihani wanita itu. 

Natalie berjongkok di hadapan Celine yang terjatuh.

"Wanita sepertimu tak pantas dikasihani!" ujar Natalie, lalu menuangkan air ke atas kepala Celine. 

"Anggap ini sebagai bayaran atas tamparanmu!" lanjut Natalie, lalu meninggalkan cafe. 

Sementara Celine masih menangis sesenggukan di dalam sana. 

Terlihat beberapa orang menghampiri Celine, berusaha menenangkannya. Sementara beberapa orang lainnya mengutuk Natalie. 

Natalie hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dasar orang-orang na'if!" cemooh Natalie, sesaat sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan cafe. 

***

     Tring ...

Dering telepon terdengar dari handphone Natalie. Tertulis nama penelepon itu, 'Pria Berengsek 2'. 

Natalie tak langsung mengangkat, membiarkan telepon itu terus berdering. 

Beberapa detik kemudian, suara dering menghilang. Hanya beberapa saat, sampai nada dering itu terdengar kembali. 

Natalie masih enggan mengangkat. Ia malah meninggalkan telepon yang masih berdering itu menuju ke kamar mandi. Pikirannya stress usai mendapatkan serangan tak terduga sore tadi. 

Ia tak menyangka hubungannya dengan pria berengsek ketahuan secepat itu oleh istrinya. 

"Aku akan memperhitungkannya pada Rio!" ujar Natalie, saraya mengguyur wajahnya di bawah shower. 

Beberapa menit kemudian, Natalie keluar dengan handuk berbalut di tubuhnya. 

Handphonenya masih menyala, dengan panggilan yang sama. 

Ia menaikkan alis, lalu segera mengambil handphone-nya, menekan tombol berwarna hijau di layar pipih itu.

"Hello ... Natalie." Terdengar suara lelaki di ujung sana.

"Y-ya, Rio," Natalie menjawab dengan nada gugup.

"Kau tidak apa-apa?" Suara pria itu terdengar khawatir. 

Cih! Pria berengsek sama saja. 

"Rio ... lebih baik kita putuskan hubungan kita saja. Aku tak sanggup. Tahukah kau apa yang dilakukan istrimu padaku?" Natalie sesenggukan, menirukan suara tangis.

"A-apa?! Apa yang dilakukan Celine padamu?" 

"Dia menamparku!" adu Natalie.

"Kurang ajar!" Rio terdengar kesal. "Kau jangan khawatir. Aku pasti akan membuat Celine meminta maaf kepadamu." Rio menenangkan Natalie.

"Jangan, Rio! Aku takut ia akan semakin dendam padaku. Akan lebih baik kalau kita akhiri saja sekarang! Aku mencintaimu, Rio. Aku harap kau bahagia." Setelah mengatakan itu, Natalie buru-buru memutuskan panggilan, lalu menonaktifkan ponselnya. 

"Huh ... pria bodoh yang lain." Natalie tersenyum licik, kemudian buru-buru memasukkan pakaiannya ke dalam koper. 

***

     Di tempat lain ....

Plak!

"K-kau menamparku, Rio?" Celine terkejut, saat pulang malah disambut tamparan oleh Rio.

"Bukankah kau suka menampar? Bagaimana rasanya, hah?!" Rio mencerca Celine.

"A-apa maksudmu?" Celine sesenggukan, menahan sakit di pipinya.

"Bukankah ini yang kau lakukan pada Natalie?"

"Oh ... jadi wanita murahan itu mengadu padamu!" Celine murka.

"Jangan sebut dia murahan!" bentak Rio.

"Kalau bukan murahan, lalu apa, hah?! Penggoda?" Celine ikut membentak.

Plak!

Sekali lagi, tamparan mendarat di pipi Celine.

"Sudah kukatakan, jangan sebut dia begitu!" Kali ini, suara Rio terdengar semakin keras.

"A-aku istrimu, Rio. Aku yang mendampingimu selama ini. Bukan wanita itu." Celine mengiba.

"Aku tak peduli! Sekarang juga, kau harus minta maaf pada Natalie!" 

"Minta maaf? Kenapa aku? Yang penggoda dia, bukan aku!" Celine tak terima. 

"Aku tak peduli! Aku mencintai Natalie. Jika kau tak bisa meminta maaf padanya, jangan salahkan aku, jika aku membuangmu dan membawa Natalie sebagai penggantimu!" paksa Rio.

"A-apa maksudmu, Rio? Kau ingin membuangku demi wanita itu?" Celine tak percaya apa yang ia dengar.

"Ya. Dan aku bisa melakukannya sekarang juga," ancam Rio.

"Kumohon jangan buang aku!" Celine bersujud di bawah kaki Rio.

"Bagus! Jika tak ingin kubuang, kau tahu apa yang harus kau lakukan!" Rio menggenggam pipi Celine dengan tatapan mengancam. Lalu mendorong tubuh Celine, hingga ia jatuh ke lantai.

Setelah itu, Rio meninggalkan Celine sendiri di ruangan itu.

"Argh ... aku tak akan membiarkanmu menang, wanita murahan!" Celine berteriak frustrasi, membayangkan wajah Natalie yang menertawakannya.

Celine tak menyangka suatu saat mendapati perselingkuhan suaminya dengan seorang wanita yang terkenal dengan sebutan penggoda. 

Selama ini rumah tangganya bersama Rio selalu baik-baik saja. Sampai suatu ketika, Celine mendapatkan telepon dari seorang wanita yang mencari Rio, suaminya. 

Ketika ia bertanya, wanita itu justru berkata kalau ia adalah kekasih Rio. 

Celine yang murka, memaki-maki wanita itu, lalu meminta penjelasan dari Rio. Ia pikir Rio akan minta maaf padanya, lalu memutuskan hubungan dengan wanita itu. 

Namun alangkah terkejutnya Celine, tatkala Rio malah mengaku mencintai Natalie. Hal itu membuat Celine semakin meradang. 

"Pasti wanita murahan itu yang menggoda Rio! Iya, pasti dia. Rio tidak mungkin meninggalkanku demi wanita lain." Celine mencoba menenangkan diri. Setelahnya, ia mengutus orang untuk mencari tahu tentang Natalie. 

Ia mendapatkan informasi kalau ternyata Natalie sering berhubungan dengan beberapa lelaki yang berstatus suami orang.

"Cih! Hanya seorang wanita penggoda, ingin merebut Rio. Tak akan kubiarkan!" tekad Celine. 

Hari berikutnya, Celine mendapatkan alamat wanita yang menggoda suaminya.

Tanpa segan, ia menghampiri Natalie di rumahnya.

Siapa sangka, saat Celine tiba, ia mendengar suara desahan dari dalam, disertai dengan suara lelaki yang sangat ia kenal, yaitu suara Rio, suaminya. 

Alangkah hancurnya hati Celine kala itu. Dengan air mata berlinang, ia pergi meninggalkan rumah itu. Ia tak berani memastikan suara lelaki itu adalah suaminya. Ia hanya pergi, dengan menyisakan dendam di hatinya.

"Akan kubalas kau! Akan kubalas suatu saat nanti!" Celine masih mengerang frustrasi dengan suara yang serak.

.

.

.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status