Setelah pertemuan dengan Melati, Azril semakin yakin jika orang yang telah menyelamatkan Zahirah adalah Romi. Tanpa berpikir lagi Azril menuju kantor Romi, dengan mengendarai kendaraannya sendiri tanpa sopir. Azril mengendarai kendaraannya dengan kecepatan penuh dan tanpa membutuhkan waktu lama akhirnya mobil mewah milik Azril telah memasuki halaman kantor milik Romi. Tanpa memperdulikan tatapan para karyawan Romi yang memperhatikan dirinya. Dengan langkah lebar Azril menaiki lift menuju lantai sepuluh di mana ruangan milik Romi.Pintu lift terbuka dengan langkah lebar Azril menuju ruang Romi. Seorang sekretaris menghentikan langkah Azril, saat akan menerobos masuk ke ruang Romi."Maaf, tuan. Tuan Romi tidak bisa diganggu. Apakah Anda memiliki janji sebelumnya? " tanya sekertaris Romi.Azril menatap dingin wanita dengan berpakaian seksi yang kini menatapnya tanpa berkedip. Bahkan dengan terang-terangan sekretaris Romi tersenyum menggoda pada Azril. Tanpa mendengarkan perkataan ataupu
Adam menghela napasnya ia tidak tahu apakah ini hal yang akan membuat majikanya bahagia atau sebaliknya. Setelah apa yang di lakukan oleh Azril bosnya, pada wanita yang hingga kini masih menjadi istri sahnya."Adam, Apa kau sudah menjadwalkan pertemuanku dengan pemilik supermarket itu?" tanya Azril. Dengan sekali tarikan napasnya."Ya, tuan sudah. Besok pukul sembilan kita akan bertemu." Jawab Adam. Kembali fokus dengan berkas di depannya."Dimana?!" Kini suara Azril meninggi, melihat gelagat Adam yang tidak biasa membuatnya semakin curiga jika asisten pribadinya telah menyembunyikan sesuatu darinya."Di supermarket miliknya tuan." Kata Adam dan kembali pada berkas yang berada di tangannya berusaha untuk menyembunyikan kegelisahan akan pertemuan dengan Zafirah.Azril tidak lagi menjawab apa yang dikatakan oleh Adam asistennya. Azril kembali disibukkan dengan berkas-berkas yang berserakan di atas meja dan kembali fokus tanpa memperdulikan jika Adam masih berada di hadapannya."Jam bera
Zafirah terdiam melihat Azril berlutut di bawah kakinya. Sebagai wanita yang tidak memiliki hubungan apapun dengan laki-laki yang berada di hadapannya, yang kini bertahan dengan posisi berlutut di kakinya.Zafirah mundur kebelakang tidak ingin Azril menyentuh kakinya karena di antara mereka tidak ada hubungan apapun lagi dan itu artinya mereka bukan lagi mahramnya."Zafirah, aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan aku berjanji akan menjadi suami yang baik untukmu dan menjadi ayah yang baik untuk anak kita," ucap Azril lirih."Kak, bangunlah. Tidak sepantasnya kak Azril berlutut di bawah kaki manusia lainnya terlebih pada seorang wanita. Bangunlah dan duduk di kursi yang sudah di siapkan."Zafirah menghindari Azril yang akan menyentuh tangannya. Azril yang menyadari Zafirah yang enggan untuk di sentuh dan mengira bahwa mereka telah bercerai dengan lembut meminta maaf atas apa yang ia lakukan."Maaf kak azril di antara kita tidak ada hubungan apapun lagi. Jadi, kak A
"Bundaaaaa!!!"Suara teriakan dari dalam kamar membuat Zafirah terkejut dengan cepat berlari ke kamar mendapati putrinya yang tengah menangis."Sayang ini bunda nak,"Zafirah memeluk tubuh putrinya dengan erat, memberikan kenyamanan untuk putri tunggalnya. Tanpa disadari oleh Zafirah jika Azril yang berdiri tepat di belakangnya. Dengan perlahan Azril berlutut berusaha untuk menyentuh pundak Zafirah, namun di urungkan. Mengingat apa yang pernah dilakukannya membuat dirinya hanya bisa memandang apa yang dilakukan oleh Zafirah kepada putrinya. Gadis belia yang dulu pernah ditolaknya dengan kasar bahkan tega mengusir Zafirah yang tengah mengandung. "Sayang sekarang katakan, apakah putri cantik bunda ini tengah bermimpi? Apakah sekarang sudah bisa menceritakannya pada Bunda nak?"Zafirah, tidak henti-hentinya mengusap punggung Putri cantiknya yang masih dalam dekapannya. Namun pada saat Zafirah berdiri dan berbalik alangkah terkejutnya saat melihat Azril berada tepat di belakangnya."Asta
Dua hari setelah kejadian dimana Azril yang berkelahi dengan Romi di ruang kerja Zafirah, selama dua hari pula Romi berusaha untuk menemui Zafirah. Namun Zafirah menolak untuk bertemu dengannya mengingat putrinya yang masih shock."Assalamualaikum bu Zafirah," Verra mengetuk pintu ruang kerja Zafirah."Wa'alaikumsalam, Verra masuklah,"Setelah mendapatkan izin Verra masuk kedalam ruang kerja Zafirah dan duduk di depannya."Verra, ada apa?"Zafirah mengangkat wajahnya, menatap wajah Verra yang terlihat gugup. "Ada apa Verra?" ujar Zafirah, mengulang ucapannya saat melihat wajah Verra yang semakin gugup."Bu maafkan saya, tapi pak Romi ingin memberikan ini untuk bu Zafirah."Zafirah mengerutkan keningnya sebelum menerima sebuah kotak berwarna gold dari Verra."Terima kasih Verra." Kata Zafirah akhirnya, menerima kotak yang di titipkan pada Verra."Apa ini, Verra?" lanjut Zafirah merasa penasaran dengan isi kotak di tangannya."Saya tidak tahu, hanya saja pak Romi ingin kotak ini sampai
Hei ... adakah yang masih menunggu kisah Zafirah dan Azril? maaf lama tidak update, ada pengumuman. mulai hari ini Zafirah dan Azril akan update, 3 bab perhari. jangan lupa tinggalkan jejak yaaa.. dan ikuti kisahnya sampai tamat yaaa, see you...*****Jelita yang kesal saat Azril mengabaikan dirinya. Bahkan putranya yang dulu sangat disayanginya namun kini tidak bisa untuk menarik Azril agar bisa kembali padanya."Aku hanya ingin Azril tidak ada yang lain dan aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan dirinya, kembali." Jelita memperhatikan Zafirah dan Aisha yang tengah sibuk berbelanja dan senyum penuh kelicikan dengan langkah berlahan jelita mendekatinya. Namun pada saat yang sama seseorang menahan pergelangan tangannya."Jangan coba-coba untuk mendekati mereka. Jika tidak, aku sendiri yang akan menghancurkan dirimu Jelita."Azril yang tidak membiarkan Jelita mendekati Zafirah dan Aisha saat sedang berbelanja. Azril yang sebelumnya meninggalkan Jelita, akhirnya memilih kembali ke da
"Aku akan menghubungi Azril. Kamu tidak perlu cemas." Kata Romi. "Kak apakah dia akan datang? Untuk menyelamatkan putriku?" tanya Zafirah lirih."Zafirah, Aisha putrinya tidak mungkin dia menolaknya. Jika dia berani menolak, aku sendiri yang akan menyeretnya." Kata Romi kembali berusaha untuk menghubungi Azril.Di kantor Azril yang di sibukkan dengan setumpuk pekerjaan, dan berapa meeting. Setelah berpisah dengan Jelita dirinya benar-benar berusaha untuk mendirikan perusahaan yang telah pailit dan kini dirinya telah berhasil mendirikan kembali perusahaan dan berapa restoran di dalam dan luar negeri. "Tuan ponsel anda tertinggal di ruang meeting dan maaf sepertinya sejak tadi berdering." Kata Adam."Siapa yang menghubungiku?" tanya Azril."Tuan Romi sejak tadi menghubungi anda tuan." Kata Adam."Berikan ponselnya. Dia tidak akan menghubungiku jika tidak penting. Terlebih sudah berapa kali dia menghubungiku." Kata Azril, meraih ponsel yang di sodorkan oleh Adam. Disaat yang sama ponsel
Azril mengikuti dokter yang mendorong brankar menuju ruang perawatan. Sebuah kamar perawatan VVIP yang menjadi pilihan Azril. Hanya ingin memberikan yang terbaik untuk putrinya yang tidak pernah dia berikan sebelumnya bahkan dirinya pernah menolak anak yang ada dalam kandungan Zafirah. "Apa ini tidak terlalu berlebihan?" tanya Zafirah, membuat Azril menoleh kearah wanita yang menutupi sebagian wajahnya dengan cadar."Tidak ada yang berlebihan. Jika untuk putriku." Sahut Azril lembut menoleh kearah Zafirah sesaat dan kembali kearah putrinya."Sayang, maafkan ayah. Maafkan kebodohan ayah ya nak," Azril membelai rambut Aisha yang tertutup dengan kerudung dengan lembut. Penyesalan datang terlambat namun Azril tidak begitu saja menyerah meminta maaf dan berusaha menjadi yang terbaik untuk putrinya."Bunda, apa yang di katakan oleh Om itu benar?" tanya Aisha lirih, Zafirah dan Azril saling pandang dan dengan lembut Zafirah, duduk di samping tempat tidur pasien. Meraih jari lembut putrinya.