Wanita Bercadar Itu Istriku

Wanita Bercadar Itu Istriku

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-22
Oleh:  Rafli123Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
91 Peringkat. 91 Ulasan-ulasan
85Bab
34.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Zafirah Radya Rafa, seorang wanita bercadar, yang merelakan hidupnya dengan pria yang memiliki sifat arogan, bahkan dengan terang-terangan mengatakan jika dirinya tidak akan pernah mengakui pernikahannya. Azril Davis Elfathan seorang pemuda yang terbiasa hidup dengan dunia malam, tiba-tiba harus menikah dengan wanita yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. "Bang, aku mohon nikahi Zafirah, gantikan posisiku menjadi imam untuknya. dia wanita yang baik. Suatu saat Abang akan mencintainya. Jaga Zafirah untukku Bang aku mohon, ini permintaan pertama dan terakhirku." Zaki Elfathan, anak ke dua dari keluarga Elfathan. Pria muda yang memilih melanjutkan pendidikannya di Kairo, namun saat kembali dirinya men Ta'aruf seorang wanita bercadar yang tidak lain adalah temannya masa kecilnya. Namun sayang sehari sebelum melangsungkan pernikahan. Dirinya mengalami kecelakaan. Sebelum meninggal dirinya meminta sang kakak untuk mengantikan dirinya. Mampukan seorang Azril Davis Elfathan memenuhi permintaan sang adik yang di sayanginya.???

Lihat lebih banyak

Bab 1

1, Ta'aruf.

Seorang wanita bercadar tengah mengajar anak-anak di musholla. Namun kehadiran Pamannya membuatnya terkejut. Pasalnya, Pamannya tidak pernah menemuinya saat sedang mengajar.

"Assalamualaikum Zafirah, bisakah kamu pulang sebentar?" ucap sang Paman.

"Wa'alaikumsalam, Paman ada apa?"

"Bisakah, anak-anak kamu pulangkan lebih awal? Ada yang ingin Paman bicarakan denganmu,"

"Baiklah, Paman. Tunggu sebentar,"

"Kalau begitu, Paman pulang dulu. Assalamualaikum!"

"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatu, hati-hati Paman!"

"Iya Zafirah, kamu juga hati-hati!"

Zafirah memulangkan anak didiknya lebih cepat sesuai keinginan Pamannya. Rasa penasaran yang membuatnya semakin mempercepat langkah kakinya menuju tempat tinggalnya. Jarak musholla ke rumah hanya di tempuh lima belas menit. Sesampaimya di depan rumah sederhana, Zafirah di kejutkan dengan adanya mobil mewah terparkir di depan rumah Pamannya, membuatnya semakin penasaran.

"Assalamualaikum Paman, Zafirah pulang!"

Langkah Zafirah terhenti ketika melihat seorang pria berbaju Koko putih dan celana hitam.

"Wa'alaikumsalam, kamu sudah pulang, Nak? Duduklah di samping Paman!"

"Assalamualaikum Zafirah, apa kabar?"

"Wa'alaikumsalamsalam?"

Zafirah menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

"Nak Zafirah, apa kamu tidak mengenali pria yang berada di hadapanmu?"

Paman yang mengerti jika, Zafirah tidak akan menatap lawan jenisnya hanya menundukkan wajahnya.

Zafirah menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, bahwa dia tidak mengenali pria di depannya.

"Nak dia adalah Zaki, teman kamu waktu di pesantren. Apa kamu lupa? Coba kamu lihat!"

Zafirah mengangkat wajahnya, mata mereka saling mengunci sesaat. Mereka menyadari jika bukan mahromnya, dengan cepat mereka saling melempar pandangan ke arah lain, dengan mengucap istighfar.

"Apa sekarang kamu sudah ingat siapa dia?" tanya sang Paman.

"Iya Paman, kak Zaki apa kabar?"

"Alhamdulillah, kabar kakak baik. Bagaimana kabarmu Zafirah, lama kita tidak bertemu,"

"Alhamdulillah kak, kabar Zafirah baik. Kapan kakak kembali dari Kairo?"

"Seminggu yang lalu. Zafirah, Paman, ada yang ingin aku sampaikan pada kalian,"

Zafirah saling pandang dengan sang Paman, mereka tidak tahu apa yang akan di katakan oleh Zaki.

"Apa yang ingin Nak Zaki sampaikan pada kami?" tanya Paman pada Zaki.

"Begini Paman, Zafirah. Niat dan maksud kedatangan saya ke sini ingin Ta'aruf Zafirah,"

Zafirah dan Paman kembali saling pandangan, mereka tidak menyangka jika Zaki datang untuk Ta'aruf Zafirah. Begitu pula dengan Zafirah yang terkejut dengan ucapan Zaki.

"Nak Zaki, semua keputusan ada di tangan Zafirah, Paman hanya mengikutinya saja. Zafirah bagaimana pendapatmu?"

"Bismillah, Zafirah mau Paman," sahut Zafirah, tidak semudah Zafirah menerima ta'aruf dari Zaki. Selama ini mereka saling kenal, walau pada saat di pesantren mereka tidak saling mengenal secara pribadi. Tetapi, mereka hanya bertemu berapa kali dalam acara pesantren dan hal itu tidak di sengaja.

"Alhamdulillah, nak Zaki. Bawa saudaramu kemari!"

"Baik Paman, dua hari lagi saya akan menikahi Zafirah. Saya akan datang lagi bersama abang dan rombongan, tidak perlu menyiapkan apapun karena saya akan menyiapkan semuanya.

"Baiklah, Zaki minumlah dulu! Zafirah, Paman ke dalam dulu, kalian pasti ingin mengatakan sesuatu tanpa ada Paman,"

"Tidak ada Paman!"

"Tidak ada Paman!"

Mereka saling mengucapkan kata-kata yang sama. Mereka tidak ingin berdua di ruangan yang sama. Mereka tahu batasan.

"Bicaralah, Paman mengerti kalian pasti ingin mengatakan sesuatu. Bukankah kalian sudah lama tidak bertemu?"

"Paman mengerti kalian bisa membatasi diri kalian," lanjutnya.

Paman meninggalkan ruang tamu, kini baik Zafirah dan Zaki saling diam. Tidak ada yang memulai obrolan sehingga Zaki yang berinsiatif memulai obrolan terlebih dulu. Tanpa menatap wajah Zafirah, Zaki memulai membuka pembicaraan mereka.

"Zafirah, sebaiknya kita keluar. Rasanya tidak enak, jika kita berdua di ruangan ini, meskipun pintu terbuka,"

"Iya kak, silakan!"

Zafirah mengikuti langkah Zaki dari belakang menuju teras rumah. Mereka tetap dengan batasan tanpa saling berhadapan, dan tanpa duduk berdampingan.

"Zafirah apa kamu benar-benar menerimaku?"

"Insya Allah, Zafirah menerima kak Zaki,"

"Alhamdulillah, terima kasih Zafirah. Dua hari lagi aku akan menikahimu. Aku akan datang bersama Abang,"

"Maaf kak Zaki, apa boleh Zafirah bertanya?"

"Tentu Zafirah, tanyakan apa yang ingin kamu tanyakan. Insya Allah, aku akan menjawabnya,"

"Apa nanti setelah menikah, kak Zaki akan melarang Zafirah mengajar di musholla lagi?"

"Tidak Zafirah, aku tidak akan melarangmu untuk mengajar. Sebaliknya aku akan bahagia jika kamu terus mengajar, teruslah memberikan ilmu untuk anak-anak,"

"Terima kasih kak,"

"Hanya itu yang kamu tanyakan? Tidak ada lagi yang kamu tanyakan padaku?"

"Tidak ada kak,"

" Baiklah, aku pergi. Salam untuk Paman. Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam."

Zaki meninggalkan Zafirah yang masih berdiri memandang kepergian mobil mewah yang di kendarai Zaki. Dirinya mengerti, jika Zaki adalah putra kedua dari pemilik perusahaan ternama di kota. Meski ada ragu, namun Zafirah menepis keraguan dihatinya. Dirinya takut jika Abang dari Zaki tidak merestui mereka.

Zafirah masuk ke dalam rumah, dan menunaikan shalat ashar. Sang Paman yang berniat memanggil Zafirah mengurungkan niatnya, saat melihat sang keponakan tengah menjalankan Salat.

Usai melaksanakan salat, Zafirah berdoa memohon kepada pemilik kehidupan. Namun, dalam doanya bayangan wajahnya bukanlah Zaki melainkan seseorang yang tidak pernah ia temui sebelumnya.

"Astaghfirullah, wajah siapa dia? Ya Allah, bertanda apa ini?"

Hati Zafirah semakin tidak karuan, berapa kali dirinya berdoa. Namun, lagi-lagi wajah asing itu yang dia lihat dalam doanya. Berusaha untuk mengabaikan, tetapi bayangan itu terus saja menganggunya.

"Zafirah, apakah kamu sudah selesai salat? Ada yang ingin Paman katakan padamu?"

Suara Paman membuat Zafirah mendongakkan wajahnya. Sikapnya kembali tenang, meskipun hatinya gelisah dengan bayangan wajah asing dalam doanya.

"Sudah Paman, masuklah," Paman memasuki kamar Zafirah. Duduk di atas tempat tidur Zafirah.

"Apa kamu masih melanjutkan doa Zafirah?"

"Tidak, Zafirah Sudah selesai Paman. Apa yang ingin Paman katakan pada Zafirah?"

"Zafirah, berdoalah pada Allah mintalah petunjuknya jika Zaki jodohmu. Agar Allah memudahkan urusanmu dengannya,"

"Iya Paman, tapi—"

"Tapi apa Zafirah?"

"Eem, itu Paman,"

"Katakan ada apa?"

"Itu Paman, saat Zafirah memohon petunjuk, kenapa bukan wajah kak Zaki yang terlihat. Melainkan wajah yang tidak pernah Zafirah lihat sebelumnya. Tanda apa ini Paman?"

"Sudah jangan berfikir yang tidak-tidak, ingat dua hari lagi kamu akan menjadi istri Zaki,"

"Tapi Paman bayangan wajah itu—"

"Sudah! Sekarang kamu mandi lihat sebentar lagi menjelang magrib. Bahkan kamu tidak ingat waktu jika sekarang sudah mendekati Maghrib. Itu artinya kamu berdoa sudah lebih dari dua jam Zafirah!"

"Iya Paman, Zafirah lupa belum menyiapkan makan malam Paman. Sebentar, Zafirah menyiapkan dulu sebelum mandi,"

"Tidak perlu Zafirah! Nak Zaki membawa beberapa makanan dan lauk untuk kita makan malam. Sebaiknya kamu mandi dan salat Maghrib, setelah itu kita makan malam bersama!"

"Baik Paman,"

Ferdi adalah paman satu-satunya yang Zafirah miliki di dunia ini, setelah kedua orang tuanya meninggal.

Tujuh tahun yang lalu, Ferdi yang mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya, mobil yang di kendarainya terperosok ke dalam jurang karena cuaca yang pada saat itu hujan lebat. Jalan menuju rumah orang tuannya masih bebatuan ban mobilnya tiba-tiba tergelincir, naas mobilnya jatuh ke kiri jalan yang tidak lain jurang yang curam, anak dan istrinya meninggal di tempat, sedangkan dirinya hanya mengalami luka ringan.

Setelah kejadian naas itu, Ferdi memutuskan membesarkan Zafirah. Meskipun harus memasukannya ke pesantren, karena dirinya masih syok anak dan istrinya meninggal di depan matanya. Setelah kelulusan Zafirah, Ferdi yang menginginkan Zafirah melanjutkan ke perguruan tinggi namun selalu di tolaknya.

Zafirah memilih menjadi guru di kampung halamannya. Dengan ilmu yang ia dapatkan saat di pesantren, Zafirah memulai mengajar di salah satu mushalla di kampung.

"Assalamualaikum, Zafirah,"

Ferdi yang baru kembali dari musholla menghampiri keponakannya, yang tengah menyiapkan makan malam.

"Wa'alaikumsalam Paman, sudah pulang?"

"Zafirah, Paman sangat bahagia, kamu akan menjadi pengantin seorang pria yang tidak di ragukan lagi. Pria yang akan menjadi imammu sangatlah baik akhlaknya, dan ilmu agama yang insyaallah tidak di ragukan lagi. Paman percaya, nak Zaki bisa menjagamu nanti dan memperlakukan dirimu dengan baik,"

"Kenapa Paman bicara seperti itu? Apa paman sangat setuju Zafirah menikah dengan kak Zaki?"

"Iya, Paman sangat bahagia jika kamu menikah dengannya. Kamu adalah wanita yang beruntung, mendapatkan laki-laki yang mengerti agama seperti nak Zaki, Paman yakin kamu akan lebih baik dalam Agama,"

"Amin Paman, semoga Allah mengambulkan dan melancarkan segala urusan kita,"

"Amin, semoga Allah mengabulkan doamu, sayang. Ayo kita makan, Paman sangat lapar, sepertinya lauknya enak,"

"Iya Paman, biar Zafirah ambilkan,"

Setelah membaca doa mereka menikmati makan malam tanpa bicara. Acara makan malam selesai, Ferdi kembali ke kamar, saat keluar terlihat Zafirah tengah menyiapkan tugas untuk esok hari.

"Zafirah, ini adalah milik orang tuamu ambillah,"

"Apa ini Paman?"

"Bukalah, nanti kamu akan mengetahuinya,"

Zafirah membuka kotak berukuran sedang dengan tangan bergetar, air mata Zafirah tidak lagi terbendung saat melihat isi kotak.

"Paman ini—"

Tangis Zafirah semakin kencang setelah mengetahui orang tuanya meninggalkan perhiasan dan buku tabungan yang tidak ternilai jumlahnya. Tubuhnya bergetar, tidak menyangka sang Paman menyimpan barang milik orang tuanya. Bahkan, tidak sepeserpun Paman memakai uang peninggalan orang tuanya.

"Zafirah, baca surat itu!"

Zafirah membuka surat yang berada di bawah kotak perhiasan. Tubuhnya semakin bergetar dan tidak berapa lama tubuhnya ambruk tidak sadarkan diri.

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
99%(90)
9
1%(1)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
91 Peringkat · 91 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Arwan
Saya suka wanita bercadar
2025-04-03 05:26:31
0
user avatar
M Sajidin
Suka banget sama ceritanya, lanjut thor. tapi sebel sama azril pengen tak jitak dia. bikin emosi
2022-11-18 13:10:50
1
user avatar
Little Casper
udah sampe bab 14. tapi masih gregetan sama sikap azril yang gak berubah2. zafirah sabar bgt. ada ya model wanita sesabar itu. liat aja nanti, azri bakal tergila2 sama zafirah hehe
2022-11-17 20:33:43
1
user avatar
Yen Lamour
Ceritanya bagus, semangat terus ya kak thor ^^ izin numpang promo ya, ada yg suka mafia romance? Yuk mampir juga ke tempatku. Siapa tahu suka. Terima kasih ya kak thor & kakak semuanya ^_^
2022-08-09 22:00:40
1
user avatar
HANA PUSPARINI
semangat ya berkarya
2022-04-24 09:29:52
1
default avatar
lyaafrilda95
ceritanya bagus kalau bisa harus sering update agar gak kecewa bacanya kalau kelamaan update k bab selanjutnya
2022-03-18 12:01:58
2
user avatar
Fatmah SY
ini salah satu novel religi yang recommended buat dibacaaa.... pokoknya kerennnn......
2022-03-18 12:01:35
1
default avatar
lyaafrilda95
ceritanya bagusss
2022-03-18 12:00:49
1
user avatar
Lya Afrilda
kak klau update jangan lama2 karna akan kecewa menunggu nya hingga berbulan2 padahal ceritanya bagus
2022-03-17 08:35:02
1
user avatar
Ammah Sihotang
update lagi kk kpn
2022-03-09 18:14:44
1
user avatar
Lya Afrilda
mbak ni ceritanya uda habis atau gmn 1 pun gak ada yang up date uda 1 bln an
2022-01-16 10:17:04
2
user avatar
Eli Pani
mb gak.dilanjut ya ceritanya
2021-11-12 17:53:00
1
user avatar
Dar Piyan
mb ini sampe tamat gak ceritanya
2021-10-30 17:43:45
1
user avatar
Eli Pani
kak mana updatenya katanya hari ini
2021-10-22 19:34:47
1
user avatar
Eli Pani
lanjut donk kak
2021-10-22 12:54:27
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 7
85 Bab
1, Ta'aruf.
Seorang wanita bercadar tengah mengajar anak-anak di musholla. Namun kehadiran Pamannya membuatnya terkejut. Pasalnya, Pamannya tidak pernah menemuinya saat sedang mengajar. "Assalamualaikum Zafirah, bisakah kamu pulang sebentar?" ucap sang Paman. "Wa'alaikumsalam, Paman ada apa?" "Bisakah, anak-anak kamu pulangkan lebih awal? Ada yang ingin Paman bicarakan denganmu," "Baiklah, Paman. Tunggu sebentar,""Kalau begitu, Paman pulang dulu. Assalamualaikum!""Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatu, hati-hati Paman!" "Iya Zafirah, kamu juga hati-hati!" Zafirah memulangkan anak didiknya lebih cepat sesuai keinginan Pamannya. Rasa penasaran yang membuatnya semakin mempercepat langkah kakinya menuju tempat tinggalnya. Jarak musholla ke rumah hanya di tempuh lima belas menit. Sesampaimya di depan rumah sederhana, Zafirah di kejutkan dengan adanya mobil mewah terparkir di depan rumah Pamannya, membuatnya semakin penasaran. "Assalamualaikum Paman, Zafirah pulang!" Langkah Zafirah terhen
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-04
Baca selengkapnya
2. Takdir Allah Tidak mungkin Salah
Sehari sebelum pernikahan, tidak seperti gadis pada umumnya yang akan menikah.Di kediaman Ferdi. Paman Zafirah, terlihat tidak ada aktivitas apapun, Zafirah tidak menginginkan adanya pesta dalam pernikahannya. Namun dirinya menginginkan pernikahan yang sederhana, hanya ada keluarga dan para tetangga dan kehadiran anak didiknya. Seperti hari ini, Zafirah hanya duduk di dalam kamar. Ingatannya tidak lepas dari surat dari Umi dan Abahnya. 'Teruntuk Bidadari Umi dan Abah...Assalamualaikum Zafirah. Saat kamu membaca surat ini, itu artinya kamu akan menjalani hidup sebagai seorang istri. Sayangnya Umi dan Abah, tidak bisa mendampingi putri Umi saat akan memulai hidup baru dengan pria yang akan menjadi imam untukmu. Zafirah sayang, pakailah perhiasan ini saat kamu akan menikah. Sayang, ini adalah warisan dari Kakek dan Nenekmu. Pakailah di hari bahagia kamu. Maafkan Umi dan Abah sayang, di hari bahagiamu kami tidak berada di sampingmu. Tapi Umi selalu menjagamu dari surga, jadilah istri y
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-04
Baca selengkapnya
3. Ujian Zafirah.
Azril menatap tubuh kaku sang adik yang terbujur kaku di atas brankar, kain putih kini menutupi sekujur tubuhnya, dan air matanya telah mengering. Tubuhnya tidak ada lagi tenaga bagai raga tanpa nyawa, penampilannya berantakan. Bahkan orang tidak mengenali jika dirinya seorang CEO di perusahaan ternama. Jelita yang berada di sampingnya sudah berusaha untuk menghiburnya, namun semua gagal hingga langkah orang yang berlari mengalihkan pandangannya dari Azril. "Assalamualaikum, saya Fredi dan ini Zafirah," ucap Fredi pada Jelita dan Azril. "Wa'alaikumsalam, silakan Paman," Azril menatap dua orang yang berdiri tidak jauh darinya. "Paman Fredi, saya abangnya Zaki," Azril berdiri mendekati Fredi, berjabat tangan dengan pria paruh baya di depannya."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sampai terjadi kecelakaan, dan kenapa kita berada di sini?"Fredi mencecar pertanyaan pada Azril. Dirinya mengerti jika berada di depan ruangan yang banyak di takuti orang. Paman Ferdi berusaha menepis pradu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-05
Baca selengkapnya
4. Pemaksaan
Sebulan sudah Paman dan Zaki meninggalkan dirinya. Selama itu juga Zafirah berusaha melupakan kenangan indahnya bersama Paman. Meskipun sulit, namun Zafirah harus merelakan kepergian orang terkasihnya, orang tua satu-satunya yang ia miliki di dunia ini.Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Zafirah kini menyibukkan dirinya lebih dari biasanya. Tawaran mengajar di desa tetangga berdatangan, dirinya tidak cuma mengajar di musholla di desanya, namun juga di desa tetangga. Seperti hari ini setelah mengajar di desa sebelah, tanpa merasa lelah Zafirah kembali ke musholla hanya untuk memberikan sumbangan untuk perbaikan musholla. Hasil pemberian penduduk desa ia masukkan untuk kotak amat di musholla. Dengan mengendari sepeda motor bututnya. Akhirnya, Zafirah sampai di rumah sederhananya. Saat memasuki pekarangan rumahnya, terlihat mobil mawah telah terparkir di halaman rumahnya. "Assalamualaikum, maaf mau cari siapa?" kata Zafirah rasa penasaran dan rasa takut membuatnya tetap berdir
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-07
Baca selengkapnya
5. Wanita Ninja
Di sepertiga malam Zafirah terbangun, Zafirah yang terbiasa bangun di tengah malam meskipun baru berapa jam ia memejamkan matanya. Usai menjalankan Salat tahajud, Zafirah melanjutkan membaca Al Qur'an. Hingga terdengar langkah kaki melewati kamarnya.Zafirah mempertajam pendengarannya. Suara gelak tawa membuat Zafirah merasa penasaran, berlahan Zafirah membuka pintu balkon yang mengarah ke kolam renang yang berada tepat di bawahnya. "Astaghfirullahaladzim, apa yang mereka lakukan?"Zafirah memalingkan wajahnya saat melihat pemandangan di depannya. Bagaimana Azril yang tengah memadu kasih dengan seorang wanita di dalam kolam renang. Tanpa memikirkan orang lain yang akan melihat tingkah laku mereka.Zafirah melanjutkan mengajinya dan berusaha melupakan apa yang di lihatnya, namun bayangan tubuh Azril yang berada di atas wanita itu membuat perasaannya sakit. Zafira menyadari jika yang di lakukan Azril adalah perbuatan yang dilarang agama. Namun, Zafirah tidak bisa berbuat apapun. Tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-07
Baca selengkapnya
6. Berharap.
Satu minggu setelah kejadian penyerangan, selama itu juga Zafirah tidak bertemu dengan Azril. Seperti hari ini Zafirah hanya berdiam diri di dalam kamar. Tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan olehnya selain melakukan kewajibannya pada pemilik kehidupan. Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Terlihat Melati membawa nampan berisi makan siang dirinya."Selamat siang nyonya, bibi bawa makan siang. Semoga nyonya menyukai masakan Bibi,"Melati tersenyum ramah pada wanita bercadar yang berada di hadapannya. "Terima kasih Bi, apapun masakan bibi aku menyukainya," sahut Zafirah dengan senyum indahnya. "Nyonya, tuan Azril sudah mengizinkan Nyonya keluar dari kamar, akhirnya tuan sadar juga ya, Nyonya,"Zafirah menganggukkan kepalanya sebagai jawaban Zafirah tidak ingin terlalu berharap. Di izinkan keluar dari kamar bukan berarti bebas, mengingat kekasih suaminya tidak menyukainya. "Nyonya, apa ada yang menganggu pikiran nyonya? Atau masakan bibi tidak enak, biar nanti bibi ganti. N
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-08
Baca selengkapnya
7. Jebakan Jelita
Waktu menunjukkan tepat pukul delapan malam, para pelayan dan berapa tamu yang mulai berdatangan. Di kamar utama Jelita bersama Azril tengah bersiap dengan penampilan yang luar biasa. Jelita yang memakai gaun malam tanpa lengan dan panjang gaunnya hingga menjuntai kelantai, bagian atas kerah yang berbentuk huruf V membuat bagian tulang selangka terlihat jelas. Azril yang malam ini memakai setelan Tuxedo dengan warna senada dengan Jelita. Penampilan mereka bagaikan ratu dan raja. Mereka menuruni tangga, tangan jelita bergelayut di lengan Azril. Para tamu menyambut kedatangan pasangan yang malam ini terlihat serasi. "Wahh!! Kalian kapan menikah? Sudah lama kalian menjalin hubungan, apa kalian tidak takut bosan?" Romi sahabat Azril menyambut pemilik pesta dengan terus menggodanya. "Kami akan menikah sebentar lagi, siapkan kado terindah untuk kami Romi!"Jelita menjawab perkataan Romi dengan tawa yang penuh arti. "Jangan khawatir, aku pastikan hadiahnya sangat istimewa."Romi menepuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-08
Baca selengkapnya
8. Kemarahan Romi.
Romi membawa tubuh Zafirah yang terkapar tidak berdaya ke rumah sakit terdekat. Dirinya tidak ingin sesuatu terjadi pada Zafirah, wanita yang tidak lain adalah istri dari sahabatnya. Romi bersumpah akan membuat perhitungan pada Azril, ia merutuki kesalahannya yang terlambat datang. Flashback.Romi yang ingin ke toilet tidak sengaja mendengar apa yang di katakan Jelita pada Zafirah. Namun rasa sakit di perutnya membuatnya berlari kearah kamar mandi. Saat ia kembali, baik Jelita maupun Zafirah tidak ada disana, mengingat kata-kata gudang. Romi berinsiatif kesana, namun langkahnya terhenti setelah seseorang yang tiba-tiba berada di hadapannya. "Romi tunggu! Ada yang ingin aku tanyakan padamu?" tanya Jelita. "Apa yang ingin kamu tanyakan, padaku?" "Wanita ninja itu? Apa yang kamu ketahui tentangnya?" Romi menatap Jelita yang menatapnya penuh harap. "Wanita ninja yang mana kamu maksud, siapa Jelita?" tanya balik Romi pada Jelita. "Zafirah, apa yang kamu ketahui tentang Zafirah. Dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-09
Baca selengkapnya
9. Kedatangan Jelita
Dua hari sudah Zafirah berada di rumah sakit, selama itu juga Azril menemaninya. Kondisi Zafirah yang kini lebih baik dari sebelumya, hari ini adalah hari kepulangannya."Zafirah, ada yang ingin aku tanyakan padamu?" Azril mendekati tempat tidur Zafirah. "Apa yang ingin kak Azril tanyakan?"Zafirah yang membenarkan posisi duduknya meski kepalanya masih terasa nyeri. "Apa benar Jelita yang menjebakmu?" Azril duduk di kursi samping tempat tidur Zafirah. "Apa kak Azril akan percaya, apa yang aku katakan nanti?"Zafirah memastikan apakah Azril akan percaya jika dalang di balik kejadian kemarin adalah kekasihnya. "Aku tidak tahu, harus percaya dengan siapa. Tapi aku ingin mendengarnya langsung darimu." Ucap Azril. "Jika kak Azril masih ragu, lebih baik tidak usah bertanya. Aku sudah tahu siapa yang akan kak Azril dengarkan," jawaban Zafirah membuat Azril semakin merasa serba salah, disisi lain Jelita kekasihnya dan Zafirah istrinya. "Bukan begitu Zafirah. Aku hanya," kebimbangan Azril
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-10
Baca selengkapnya
10 Kebimbangan Azril
Zafirah mengemasi semua barang-barangnya, sesuai janjinya siang ini Azril datang untuk menjemputnya. Azril membantu Zafirah yang kesulitan saat membawa tas yang berisi pakaiannya. "Zafirah berikan tasnya padaku,"Azril meraih tas yang berada dalam genggaman Zafirah. "Terima kasih kak Azril," ucapnya saat Azril telah mengambil tas yang dia bawa, Zafirah mengikuti langkah Azril menuju parkiran. "Sama-sama Zafirah, kenapa kamu berjalan di belakangku? Kemarilah, berjalanlah di sampingku,"Azril meraih tangan Zafirah yang berada di belakangnya. Mereka melewati lorong rumah sakit, tangan mereka saling bergandengan. Sesampainya di parkiran Azril membukakan pintu untuk Zafirah. Kini mereka berada di dalam mobil tanpa ada canda ataupun tanpa ada obrolan, mereka sibuk dengan pikiran masing- masing tanpa mereka sadari kini mobil yang mereka naiki telah memasuki halaman rumah Azril. Azril membukakan pintu untuk Zafirah, mereka beriringan memasuki rumah mewah Azril, dan Azril mengantar Zafirah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-11
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status