Terima kasih sudah mengikuti kisah, Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti kisah Cia dan Aaron. dalam cerita Kekasihku Seorang Mafia.Follow, rafli123bilqis (I*)F******k, Bilqis. *****"Aaaaggghhhhh!!" "Zafirah!!!"Brukkk !!Tubuh Jelita terpental ke aspal, beruntung Azril menarik tubuh Zafirah sehingga tubuhnya tidak mengenai aspal."Astaghfirullah hal adzim, mas tolong Jelita!" Kata Zafirah panik melihat tubuh Jelita terkapar di aspal."Untuk apa kamu memikirkan, Jelita? Wanita itu hampir membunuh kamu dan anak kita, dan sekarang kamu memikirkan keselamatannya?" Kata Azril kesal dengan sang istri yang masih memikirkan kondisi Jelita, jika dirinya tidak sigap mungkin Zafirah yang berada di posisi Jelita."Bos, anda tidak apa-apa?" Adam mendekati Zafirah yang masih dalam pelukan Azril, tubuhnya bergetar ketakutan namun hati nuraninya memikirkan kondisi Jelita.Dokter dan perawat mengangkat tubuh Jelita dan membawanya ke UGD. Untuk memberikan pertolongan pertama padanya.Se
Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna sama halnya seperti dirinya. Zafirah mencoba mengikhlaskan takdir yang telah dituliskan oleh sang Khaliq untuknya. Zafirah sama seperti wanita lain yang memiliki hati dan air mata, rasa penyesalan dan amarah yang ia pendam seorang diri tanpa bisa ia luapkan kemarahannya kepada orang lain. Kekecewaan hidupnya yang sudah ia jalani selama ini tidak membuatnya merubah diri. Ujian hidup yang datang silih berganti membuat Zafirah putus asa. Kehilangan calon imam dan harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal sebelumnya dan harus menerima kekerasan yang ia dapatkan dari pria yang menjadi imamnya. Masih teringat jelas bagaimana Azril mengusirnya di saat ia tengah mengandung dan melahirkan putri mereka dengan bantuan seseorang yang ia tahu jika Romi sahabat dari suaminya menaruh hatinya."Maafkan aku mas Romi, bunga di dalam hatiku benar-benar sudah mekar. Namun aku tidak bisa menutup mataku jika kebahagiaan putriku berada bersama dengan ayah
Romi terdiam setelah mengetahui apa yang baru saja ia lihat dan dengarkan. Hatinya bahagia namun ia merasakan kesedihan dalam waktu bersamaan. Perjuangannya berakhir sebelum ia memulainya lagi, ada kebagian yang harus ia pikirkan. Jika ingin ia egois maka ia akan merebut kebahagiaannya, tetapi hati kecilnya menolak untuk melakukan hal itu. Ada senyum anak yang tidak berdosa jika ia memaksakan diri untuk melangkah, maka kebahagiaan seorang anak kecil akan hilang.Romi menghela napasnya dalam. Pertemuan pertama dengan Zafirah hingga ia jatuh cinta pada istri dari sahabatnya. Ketidak adilan yang di terima oleh Zafirah semakin membuat Romi membencinya bahkan cinta yang tumbuh semakin dalam seiring waktu yang berjalan. Namun semua harus hilang seiring dengan kebahagiaan seorang anak yang ia anggap putrinya sendiri."Assalamualaikum,""Wa'alaikumsalam, Verra? Kamu kesini, ada apa?" Romi menatap sosok wanita yang kini berjalan ke arahnya. Wanita yang akan ia nikahi berapa hari ke depan."A
Seorang wanita bercadar tengah mengajar anak-anak di musholla. Namun kehadiran Pamannya membuatnya terkejut. Pasalnya, Pamannya tidak pernah menemuinya saat sedang mengajar. "Assalamualaikum Zafirah, bisakah kamu pulang sebentar?" ucap sang Paman. "Wa'alaikumsalam, Paman ada apa?" "Bisakah, anak-anak kamu pulangkan lebih awal? Ada yang ingin Paman bicarakan denganmu," "Baiklah, Paman. Tunggu sebentar,""Kalau begitu, Paman pulang dulu. Assalamualaikum!""Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatu, hati-hati Paman!" "Iya Zafirah, kamu juga hati-hati!" Zafirah memulangkan anak didiknya lebih cepat sesuai keinginan Pamannya. Rasa penasaran yang membuatnya semakin mempercepat langkah kakinya menuju tempat tinggalnya. Jarak musholla ke rumah hanya di tempuh lima belas menit. Sesampaimya di depan rumah sederhana, Zafirah di kejutkan dengan adanya mobil mewah terparkir di depan rumah Pamannya, membuatnya semakin penasaran. "Assalamualaikum Paman, Zafirah pulang!" Langkah Zafirah terhen
Sehari sebelum pernikahan, tidak seperti gadis pada umumnya yang akan menikah.Di kediaman Ferdi. Paman Zafirah, terlihat tidak ada aktivitas apapun, Zafirah tidak menginginkan adanya pesta dalam pernikahannya. Namun dirinya menginginkan pernikahan yang sederhana, hanya ada keluarga dan para tetangga dan kehadiran anak didiknya. Seperti hari ini, Zafirah hanya duduk di dalam kamar. Ingatannya tidak lepas dari surat dari Umi dan Abahnya. 'Teruntuk Bidadari Umi dan Abah...Assalamualaikum Zafirah. Saat kamu membaca surat ini, itu artinya kamu akan menjalani hidup sebagai seorang istri. Sayangnya Umi dan Abah, tidak bisa mendampingi putri Umi saat akan memulai hidup baru dengan pria yang akan menjadi imam untukmu. Zafirah sayang, pakailah perhiasan ini saat kamu akan menikah. Sayang, ini adalah warisan dari Kakek dan Nenekmu. Pakailah di hari bahagia kamu. Maafkan Umi dan Abah sayang, di hari bahagiamu kami tidak berada di sampingmu. Tapi Umi selalu menjagamu dari surga, jadilah istri y
Azril menatap tubuh kaku sang adik yang terbujur kaku di atas brankar, kain putih kini menutupi sekujur tubuhnya, dan air matanya telah mengering. Tubuhnya tidak ada lagi tenaga bagai raga tanpa nyawa, penampilannya berantakan. Bahkan orang tidak mengenali jika dirinya seorang CEO di perusahaan ternama. Jelita yang berada di sampingnya sudah berusaha untuk menghiburnya, namun semua gagal hingga langkah orang yang berlari mengalihkan pandangannya dari Azril. "Assalamualaikum, saya Fredi dan ini Zafirah," ucap Fredi pada Jelita dan Azril. "Wa'alaikumsalam, silakan Paman," Azril menatap dua orang yang berdiri tidak jauh darinya. "Paman Fredi, saya abangnya Zaki," Azril berdiri mendekati Fredi, berjabat tangan dengan pria paruh baya di depannya."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sampai terjadi kecelakaan, dan kenapa kita berada di sini?"Fredi mencecar pertanyaan pada Azril. Dirinya mengerti jika berada di depan ruangan yang banyak di takuti orang. Paman Ferdi berusaha menepis pradu
Sebulan sudah Paman dan Zaki meninggalkan dirinya. Selama itu juga Zafirah berusaha melupakan kenangan indahnya bersama Paman. Meskipun sulit, namun Zafirah harus merelakan kepergian orang terkasihnya, orang tua satu-satunya yang ia miliki di dunia ini.Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Zafirah kini menyibukkan dirinya lebih dari biasanya. Tawaran mengajar di desa tetangga berdatangan, dirinya tidak cuma mengajar di musholla di desanya, namun juga di desa tetangga. Seperti hari ini setelah mengajar di desa sebelah, tanpa merasa lelah Zafirah kembali ke musholla hanya untuk memberikan sumbangan untuk perbaikan musholla. Hasil pemberian penduduk desa ia masukkan untuk kotak amat di musholla. Dengan mengendari sepeda motor bututnya. Akhirnya, Zafirah sampai di rumah sederhananya. Saat memasuki pekarangan rumahnya, terlihat mobil mawah telah terparkir di halaman rumahnya. "Assalamualaikum, maaf mau cari siapa?" kata Zafirah rasa penasaran dan rasa takut membuatnya tetap berdir
Di sepertiga malam Zafirah terbangun, Zafirah yang terbiasa bangun di tengah malam meskipun baru berapa jam ia memejamkan matanya. Usai menjalankan Salat tahajud, Zafirah melanjutkan membaca Al Qur'an. Hingga terdengar langkah kaki melewati kamarnya.Zafirah mempertajam pendengarannya. Suara gelak tawa membuat Zafirah merasa penasaran, berlahan Zafirah membuka pintu balkon yang mengarah ke kolam renang yang berada tepat di bawahnya. "Astaghfirullahaladzim, apa yang mereka lakukan?"Zafirah memalingkan wajahnya saat melihat pemandangan di depannya. Bagaimana Azril yang tengah memadu kasih dengan seorang wanita di dalam kolam renang. Tanpa memikirkan orang lain yang akan melihat tingkah laku mereka.Zafirah melanjutkan mengajinya dan berusaha melupakan apa yang di lihatnya, namun bayangan tubuh Azril yang berada di atas wanita itu membuat perasaannya sakit. Zafira menyadari jika yang di lakukan Azril adalah perbuatan yang dilarang agama. Namun, Zafirah tidak bisa berbuat apapun. Tidak