Share

6. Berharap.

Author: Rafli123
last update Huling Na-update: 2021-06-08 12:46:46

Satu minggu setelah kejadian penyerangan, selama itu juga Zafirah tidak bertemu dengan Azril. Seperti hari ini Zafirah hanya berdiam diri di dalam kamar. Tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan olehnya selain melakukan kewajibannya pada pemilik kehidupan. 

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Terlihat Melati membawa nampan berisi makan siang dirinya.

 

"Selamat siang nyonya, bibi bawa makan siang. Semoga nyonya menyukai masakan Bibi,"

Melati tersenyum ramah pada wanita bercadar yang berada di hadapannya. 

"Terima kasih Bi, apapun masakan bibi aku menyukainya," sahut Zafirah dengan senyum indahnya. 

"Nyonya, tuan Azril sudah mengizinkan Nyonya keluar dari kamar, akhirnya tuan sadar juga ya, Nyonya,"

Zafirah menganggukkan kepalanya sebagai jawaban Zafirah tidak ingin terlalu berharap. Di izinkan keluar dari kamar bukan berarti bebas, mengingat kekasih suaminya tidak menyukainya. 

"Nyonya, apa ada yang menganggu pikiran nyonya? Atau masakan bibi tidak enak, biar nanti bibi ganti. Nyonya mau makan apa?" 

Zafirah tersenyum menatap wajah Melati yang terlihat panik, senyumnya berganti tawa lebar membuat Melati merasakan bahagian tersendiri.

"Bibi berapa kali aku katakan, jangan memanggilku Nyonya. Panggil aku dengan nama Zafirah,"

Melati yang mendengar apa yang di katakan Zafirah hanya tersenyum bangga dan kagum. Dengan sosok wanita yang menjadi istri Azril.

"Bukankah sudah menyandang Nyonya Azril,"

Zafirah menganggukkan kepalanya. Senyumnya berlahan memudar tetapi berapa saat kembali tersenyum.

"Bibi benar, status sebagai istri. Tidak lain tidak mungkin hanya di ata kertas,"

Zafirah mengambi nasi dan menyantapnya setelah membaca doa. Bi Melati menghela napasnya menahan rasa yang tidak bisa ia gambarkan saat ini.

"Nyonya, Bibi keluar dulu. Ingat nanti keluar ya, akan Bibi ajak melihat taman yang berada di samping," pamitnya pada Zafirah. 

"Iya Bi, nanti aku akan keluar,"  

Usai menyantap makan siang, Zafirah keluar dari kamar membawa nampan. Saat nenutuni tangga tanpa sengaja berpapasan dengan Azril yang baru kembali dari kantor.

Sebagai seorang istri Zafirah menyambut sang suami. 

Zafirah mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Azril, namun dengan kasarnya Azril menepis tangan Zafirah meninggalkan begitu saja, tetapi kata-kata yang terlontar dari bibir Azril kembali mengingatkan posisinya.

"Jaga sikapmu di depanku Zafirah!" Ucapnya kasar.

"Maaf kak Azril," ucapan Zafirah terpotong oleh suara Azril yang dingin. 

"Nanti malam jangan perlihatkan dirimu disini atau,"

Suara Azril terputus saat seseorang memanggilnya. 

"Azril sayang, biarkan dia membantu para pelayan. Bukankah kita membutuhkan tenaga lebih untuk nanti malam?"

Jelita yang berjalan kearah Azril dengan pakaian yang seksi. 

"Kamu benar sayang sekali sayang,"

Azril mencium bibir jelita dengan rakusnya. Tidak peduli Zafirah melihat apa yang ia lakukan dengan Jelita.

"Astaghfirullah, kak Azril. Apa yang kalian lakukan? Ingat kak kalian bukan mahram,"

Azril menghentikan ciumannya, dan nenatap nyalang pada Zafirah. 

"Jangan ikut campur urusanku Zafirah!! Kamu hanya seorang istri di atas kertas. Bahkan sampai detik ini aku tidak pernah menganggap pernikahan kita!!"

Azril berlalu dari hadapan Zafirah dengan merangkul pinggang Jelita dengan posesif. Zafirah hanya diam  menatapnya tidak percaya dengan pemandangan di depannya.

Tawa mereka terdengar begitu nyaring, melihat sikap Jelita yang bergelayut manja di lengan Azril, mereka menuju kamar utama, kamar yang seharusnya menjadi kamar Zafirah. 

"Nyonya, biar saya bantu," Melati mengambil nampan yang berada di tangan Zafirah. 

"Eeh! Bibi, terima kasih hampir saja jatuh!"

Zafirah yang terkejut saat nampan di tangannya telah berpindah ke tangan Melati.

"Nyonya, sebaiknya Anda istirahat di kamar, tidak perlu turun kebawa membawa nampan," ucap Melati pada Zafirah. 

"Sudahlah Bi, ini tidak bwraot ko, lagi pula aku ingin turun. Oh iya, Bi. Bukankah nanti malam ada acara? Biar aku bantu ya, bi?" tanya Zafirah pada Melati.

"Iya nyonya, sebenarnya ini bukan pesta tapi kumpul-kumpul teman tuan Azril,"

Penjelasan dari Melati membuat Zafirah menganggukkan kepalanya mengerti.

Di kamar utama, jelita yang berapa kali melakukan pelepasan. Membuat tubuhnya terkulai lemas, namun Azril terlihat tanpa lelah tidak ingin menghentikan kegiatan panasnya. 

Melihat tubuh Jelita yang terkulai lemah membuat Azril menghentikan aktifitasnya.  

"Sayang tidurlah, aku masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan sekarang."

Azril meninggalkan jelata yang tertidur karena kelelahan. Ia memilih menyelesaikan pekerjaan sebelum acara nanti malam yang akan berlangsung cukup lama.

Azril menyambar pakaian yang tergeletak di sembarang tempat dan membawanya kekamar mandi. Lima belas menit Azril keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang lebih segar. 

Azril yang memberikan tugas pada Adam untuk menyiapkan acara ulang tahun kekasihnya nanti malam. Azril tidak ingin ada kesalahan apapun saat pesta malam nanti. Selain acara kumpul-kumpul tetapi acara ulang tahun Jelita.

"Dam, apa kamu sudah menyiapkan semua untuk acara nanti malam? Aku tidak ingin ada kesalahan apapun?"  

"Sembilan puluh sembilan persen sudah Tuan. Anda tidak perlu khuwatir,"

"Baiklah Dam, aku percaya padamu,"

Setelah kepergian Adam, Azril melangkah kearah balkon. Dirinya memandang seluruh taman yang akan di jadikan tempat pesta nanti malam. Namun sesuatu yang indah mengalikan pandangannya. 

Azril menatap Zafirah yang tengah membantu Melati sesekali cadarnya berkibar saat terpaan angin menyapa Khimarnya. Pemandangan yang indah membaut Azril enggan untuk berjanjak meskipun seseorang telah melihatnya dari posisi yang tidak jauh darinya.

Sentuhan lembut mengalihkan pandangannya dari wanita bercadar yang berada di taman bersama beberapa pelayan di rumahnya. 

"Apa yang kamu lihat sayang?" Jelita memeluk tubuh Azril dari belakang. 

"Tidak ada sayang, kenapa kamu sudah bangun, hum?"

Azril membalikkan tubuhnya dan mengecup bibir wanita yang di cintainya. 

"Apa kamu memperhatikan wanita ninja itu?" tanya Jelita dengan bibir mengerucut. 

"Apakah kamu cemburu padanya?"

Azril membelai wajah cantik jelita dengan lembut.

"Apa aku salah jika aku cemburu? Melihat kekasihnya tinggal satu atap dengan wanita lain?" tanpa menjawab pertanyaan Azril, jelita balik bertanya. 

"Tidak sayang, kamu tidak salah. Ini semua salahku. Aku berjanji hal ini tidak akan lama,"

Azril memeluk tubuh seksi kekasihnya. 

"Apa kamu tidak akan membohongiku lagi?" Jelita melepas pelukan Azril ia benar-benar kecewa pada Azril.

"Tidak sayang, apa kamu tidak percaya padaku?"

Azril menarik tubuh kekasihnya. Dirinya tidak bisa melihat wanita yang dia cintai bersedih karena ulahnya.

 

"Bagaimana aku harus percaya padamu, Azril? Kamu menikahi wanita lain hanya demi janjimu pada mendiang adikmu? Apa kamu memikirkan perasaan aku pada saat itu hah!" Jelita melapiaskan emosinya pada Azril. 

"Maafkan aku sayang. Aku berjanji setelah tiga bulan aku akan menceraikannya," Azril membiarkan tubuhnya menjadi bulan-bulanan Jelita. Baginya yang terpenting kekasihnya tidak merajuk lagi.

"Kenapa harus menunggu tiga bulan Azril? Kenapa tidak sekarang kamu ceraikan wanita itu, kenapa Azril? Apa kamu mulai mencintai wanita itu hah?!"

Suara tinggi Jelita membuat para pelayan menatap kearah balkon, tidak terkecuali Zafirah. 

Zafirah yang mendengar percakapan mereka hanya bisa menghela napasnya, dirinya menyadari jika pernikahannya akan membuat hati orang lain terluka. Namun dirinya kini menjadi istri sah Azril, yang memiliki hak sepenuhnya atas diri Azri. 

"Nyonya, sebaiknya istirahat. Biarkan bibi yang menyelesaikannya,"

Melati mendengar perdebatan antara Jelita dengan Azril semakin iba pada Zafirah. 

"Jika aku lelah, pasti istirahat Bi,"

Zafirah menolak dengan halus ajakan Melati.

"Nyonya, apa boleh bibi bertanya sesuatu, pada Nyonya?" tanya Melati pada Zafirah, Melati tidak ingin bertanya tanpa meminta izin terlebih menyangkut hal yang sensitif. 

"Katakan Bi, Insya Allah aku akan menjawab pertanyaan bibi,"

Zafirah menyentuh tangan wanita paruh baya yang berada di sampingnya. 

"Apakah nyonya wanita yang akan di nikahi mas Zaki?" Melati bertanya dengan perasaan ragu. 

Zafirah memandangan taman yang telah selesai di sulap menjadi indah dan berbagai lampu dan bunga kini terpasang di setiap sudut taman. 

"Iya Bi, aku Zafirah wanita yang akan di nikahi kak Zaki," sahut Zafirah sendu. 

"Apa nyonya sangat mencintai mas Zaki?"

Pertanyaan Melati menyentil hati Zafirah. Cintanya telah hilang bersama dengan jasad pria yang telah menta'aruf dirinya.

"Jika dulu iya Bi, tapi tidak sekarang," sahut Zafirah pelan. 

"Apa semudah itu nyonya melupakan mas Zaki?"

Zafirah kembali tersenyum mendengar perkataannya Melati menyadari Melati begitu menyayangi Zaki membuatnya bertanya tanpa mengerti jika pertanyaannya tidak pada tempatnya.  

"Bi, aku tidak bisa mencintai pria lain selain suamiku. Dosa Bi mencintai pria lain yang bukan mahromnya."

jawaban Zafirah membuat Melati tersenyum kagum pada wanita bercadar di sampingnya. 

"Bibi banyak belajar pada nyonya," Melati tersipu malu, membuat Zafirah tertawa. 

 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rafli123
terima kasih kak, jangan lupa baca juga ceritaku yang lain yaaa...
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
waah aku suka banget sama cerita romance yang kayak gini ... ngga sabar buat baca semua ceritanya~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   85. Extra part (Nama Yang Menepati Hati)

    Romi terdiam setelah mengetahui apa yang baru saja ia lihat dan dengarkan. Hatinya bahagia namun ia merasakan kesedihan dalam waktu bersamaan. Perjuangannya berakhir sebelum ia memulainya lagi, ada kebagian yang harus ia pikirkan. Jika ingin ia egois maka ia akan merebut kebahagiaannya, tetapi hati kecilnya menolak untuk melakukan hal itu. Ada senyum anak yang tidak berdosa jika ia memaksakan diri untuk melangkah, maka kebahagiaan seorang anak kecil akan hilang.Romi menghela napasnya dalam. Pertemuan pertama dengan Zafirah hingga ia jatuh cinta pada istri dari sahabatnya. Ketidak adilan yang di terima oleh Zafirah semakin membuat Romi membencinya bahkan cinta yang tumbuh semakin dalam seiring waktu yang berjalan. Namun semua harus hilang seiring dengan kebahagiaan seorang anak yang ia anggap putrinya sendiri."Assalamualaikum,""Wa'alaikumsalam, Verra? Kamu kesini, ada apa?" Romi menatap sosok wanita yang kini berjalan ke arahnya. Wanita yang akan ia nikahi berapa hari ke depan."A

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   84. Extra part (Kelahiran Alfarizqi Daza Elfathan)

    Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna sama halnya seperti dirinya. Zafirah mencoba mengikhlaskan takdir yang telah dituliskan oleh sang Khaliq untuknya. Zafirah sama seperti wanita lain yang memiliki hati dan air mata, rasa penyesalan dan amarah yang ia pendam seorang diri tanpa bisa ia luapkan kemarahannya kepada orang lain. Kekecewaan hidupnya yang sudah ia jalani selama ini tidak membuatnya merubah diri. Ujian hidup yang datang silih berganti membuat Zafirah putus asa. Kehilangan calon imam dan harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal sebelumnya dan harus menerima kekerasan yang ia dapatkan dari pria yang menjadi imamnya. Masih teringat jelas bagaimana Azril mengusirnya di saat ia tengah mengandung dan melahirkan putri mereka dengan bantuan seseorang yang ia tahu jika Romi sahabat dari suaminya menaruh hatinya."Maafkan aku mas Romi, bunga di dalam hatiku benar-benar sudah mekar. Namun aku tidak bisa menutup mataku jika kebahagiaan putriku berada bersama dengan ayah

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   83. Bahagia Selamanya.

    Terima kasih sudah mengikuti kisah, Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti kisah Cia dan Aaron. dalam cerita Kekasihku Seorang Mafia.Follow, rafli123bilqis (I*)F******k, Bilqis. *****"Aaaaggghhhhh!!" "Zafirah!!!"Brukkk !!Tubuh Jelita terpental ke aspal, beruntung Azril menarik tubuh Zafirah sehingga tubuhnya tidak mengenai aspal."Astaghfirullah hal adzim, mas tolong Jelita!" Kata Zafirah panik melihat tubuh Jelita terkapar di aspal."Untuk apa kamu memikirkan, Jelita? Wanita itu hampir membunuh kamu dan anak kita, dan sekarang kamu memikirkan keselamatannya?" Kata Azril kesal dengan sang istri yang masih memikirkan kondisi Jelita, jika dirinya tidak sigap mungkin Zafirah yang berada di posisi Jelita."Bos, anda tidak apa-apa?" Adam mendekati Zafirah yang masih dalam pelukan Azril, tubuhnya bergetar ketakutan namun hati nuraninya memikirkan kondisi Jelita.Dokter dan perawat mengangkat tubuh Jelita dan membawanya ke UGD. Untuk memberikan pertolongan pertama padanya.Se

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   82. Penyesalan Sesaat.

    "Jelita?""Ibuuu!" Bian mendekati wanita yang duduk di kursi roda depan wajah yang sebenarnya sangat mengerikan."B— Bian, kalian?" Jelita menundukkan wajahnya dirinya tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Mario dan putranya. Kondisinya saat ini sangat tidak mungkin untuk terlihat pada Bian dan Mario."Jelita? Apa yang terjadi denganmu? Maaf apakah karena, kamu melakukan—" ucapan Mario terhenti, memilih membantu Jelita walau bagaimanapun Jelita adalah ibu dari putranya. Wanita yang telah melahirkan putra setampan Bian walau ia tahu jika sikap baik Bian karena didikan Azril, mantan ayah tiri putranya selaku memberikan yang terbaik dan mengajarkan hal-hal kebaikan untuknya."Setelah melihat keadaanku sekarang, kamu akan menghinaku? Setelah karma yang aku terima kamu bisa menertawakan aku sepuas mu, jadi lakukan secepatnya dan pergilah dari hadapanku. Aku menerima dengan lapang dada atas hinaan kamu, Mario. Silahkan tinggalkan aku sendirian di sini." Kata Jelita menyiapkan hati untuk

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   81. Kebahagiaan Yang Nyata.

    Dua hari setelah pengusiran Jelita, selama dua hari itu pula keluarga Halik berada di kediaman Azril. Seperti pagi ini setelah kejadian dua hari yang lalu, Azril yang meminta untuk memperbaiki kamar utama. Walau Jelita tidak tidur diatas kamar utama yang berada di lantai dua, namun Azril tidak ingin membuat trauma pada sang istri."Assalamualaikum, sayang." Ucap Azril saat melihat sang istri telah selesai berzikir."Wa'alaikumsalam, mas Azril. Kamu sudah siap? Maaf apakah terlalu lama berzikir?" tanya Zafirah lirih."Tidak, sayang. Aku hanya bersiap, lagi pula aku hanya berkerja dari rumah." Azril menarik pinggang Zafirah menatap wajah cantik alami istrinya. Wanita yang mampu membawanya lebih baik lagi, wanita yang begitu ia cintai walau terlambat menyadarinya."Apakah, kamu ingin kita ke dokter? Aku tidak ingin luka ini menganggu mu." ujar Azril membuat wajah Zafirah merona. Luka goresan di berapa tubuhnya dan wajah cantik Zafirah walau ia tidak melihatnya namun ia yakin ada luka lai

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   80. Pengusiran Jelita 3.

    "Baiklah," Arman melanjutkan kendaraannya mengikuti arahan Zafirah, kurang dari tiga puluh menit mobil kembali berhenti tiba-tiba membuat semua yang berada di dalam mobil terkejut."Arman ada apa lagi?" tanya Hanum."Bibi, itu mobil ugal-ugalan," kata Arman menunjuk kearah depan."Ya, sudah kamu tetap hati-hati Arman." kata Hanum."Ya bi maaf. Membuat kalian terkejut." Arman menghidupkan kembali mobilnya namun lagi-lagi mesinnya tidak bisa di hidupkan lagi. Menyadari mesinnya tiba-tiba mati membuat Arman mengucapkan istighfar, sejak kepergian mereka untuk mengantar Zafirah kembali ke kota ada banyak hal yang tidak terduga sehingga perjalanan mereka terhambat."Astaghfirullah hal adzim, Arman ada denganmu? Kenapa mobilnya bisa mati seperti ini?" Hanum keluar dari mobil di ikuti oleh Zafirah dan yang lainnya. Hatinya kembali dirundung gelisah, bukan hanya Arman tetapi mereka begitu bertanya-tanya apa yang Allah tunjukkan sehingga perjalanan mereka terhambat."Apa karena kita belum Sa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status