Share

7. Jebakan Jelita

Author: Rafli123
last update Huling Na-update: 2021-06-08 12:47:03

Waktu menunjukkan tepat pukul delapan malam, para pelayan dan berapa tamu yang mulai berdatangan. 

Di kamar utama Jelita bersama Azril tengah bersiap dengan penampilan yang luar biasa. Jelita yang memakai gaun malam tanpa lengan dan panjang gaunnya hingga menjuntai kelantai, bagian atas kerah yang berbentuk huruf V membuat bagian tulang selangka terlihat jelas. 

Azril yang malam ini memakai setelan Tuxedo dengan warna senada dengan Jelita. Penampilan mereka bagaikan ratu dan raja. 

Mereka menuruni tangga, tangan jelita bergelayut di lengan Azril. Para tamu menyambut kedatangan pasangan yang malam ini terlihat serasi. 

"Wahh!! Kalian kapan menikah? Sudah lama kalian menjalin hubungan, apa kalian tidak takut bosan?" Romi sahabat Azril menyambut pemilik pesta dengan terus menggodanya. 

"Kami akan menikah sebentar lagi, siapkan kado terindah untuk kami Romi!"

Jelita menjawab perkataan Romi dengan tawa yang penuh arti. 

"Jangan khawatir, aku pastikan hadiahnya sangat istimewa."

Romi menepuk pundak sahabatnya. 

"Selamat ulang tahun Jelita, malam ini kamu bagaikan bidadari, sangat cantik," Romi memeluk tubuh Jelita saat mengucapkan selamat pada kekasih sahabatnya.

"Terima kasih pujiannya Romi, kamu tahu bukan jika aku tidak akan bisa begini."

Jelita berlenggok didepan Romi, Azril melihat sikap Jelita hanya diam berniat menimpali obrolan Jelita dan Romi sang sahabat, tanpa disadari tatapannya menatap sosok wanita yang berstatus istrinya tengah menyiapkan jamuan makan malam. 

Penampilan Zafirah malam ini memikat semua orang yang melihatnya. Zafirah yang malam ini memakai gamis berwarna pink dengan Khimar yang berwarna senada. Cadar yang tidak lepas dari wajahnya membuat orang merasa penasaran. Pandangan Azril tidak lepas dari wanita yang saat ini tengah sibuk merapikan gelas untuk para tamu, Romi yang memperhatikan sahabatnya mengerutkan keningnya rasa penasaran kini telah menguasai hatinya walau ia tahu wanita dengan pakaian yang besar adalah istri dari Azril. 

"Apa kamu memperhatikan istrimu?" tanya Romi pada Azril. 

"Tidak. Aku hanya memperhatikan para pelayan," jawaban Azril membuat Romi tertawa. 

"Sampai kapan kamu menutupi hatimu Azril? Lihat di balik bajunya yang kebesaran ada tubuhnya yang harus dia sembunyikan dari mata-mata liar, dan lihat kerudung panjangnya ada mahkota indah yang harus dia tutupi hanya untuk suaminya. Dan hatinya, wanita mana yang hanya diam di perlakukan kasar oleh kekasih suaminya. Di balik itu semua ada berlian yang tidak kamu lihat Azril." Ucap Romi pada Azril. 

Romi adalah saksi pernikahan antara Zafirah dan Azril. Dirinya menyetujui pernikahan Azril dengan Zafirah yang memakai cadar, karena ia tahu jika Zafirah adalah wanita yang baik dan memiliki ilmu agama yang bagus. 

"Aku tidak bisa bersamanya Romi," sahut Azril tanpa menatap sahabatnya.

"Kenapa tidak bisa! Karena Jelita? Sekarang kamu lihat perbedaan antara Zafirah dengan kekasihmu. Lihat perbedaan yang nyata Azril,"

Azril mengikuti pandangan Romi yang melihat Zafirah yang tengah menyusun berbagai minuman, dan Jelita yang berdiri di tengah-tengah kumpulan pria yang tidak lain adalah teman-temannya. Zafirah yang menundukkan wajahnya berbanding terbalik dengan Jelita yang tengah memperlihatkan tubuhnya bahkan tidak jarang mereka menyentuhnya dan Jelita membiarkan mereka yang menatapnya dengan tatapan liar.

"Apa yang kamu lihat Azril?" suara Romi kembali terdengar saat melihat Azril yang hanya diam saja. 

"Aku tidak melihat apapun Romi, aku..," ucapan Azril terputus saat Jelita bergelayut manja di lengannya.

"Ayo kita mulai acaranya sayang."

Jelita menarik tangan Azril menuju panggung yang tidak jauh dari kolam. 

Azril mengikuti Jelita yang tidak melepaskan tangannya. Saat menuju panggung tanpa sengaja menangkap tatapan Zafirah padanya. Sedetik tatapan mereka terkunci, namun tarikan tangan seseorang memutus pandangan mereka. 

Di atas panggung Azril memulai acara ulang tahun kekasihnya, usai memberikan sambutan acara potong kue di mulai dan Jelita memberikan potongan kue pertama pada Azril. Menyuapkan kue pada Azril, berlahan Jelita mengecup bibir Azril dan dengan agresif Jelita melumat bibir kekasihnya di depan para undangan. Azril melepas lumatan bibirnya dan memberikan ucapan pada Jelita. 

"Happy birthday sayang." Azril mengecup kening Jelita dan tiba-tiba Azril berlutut di depan jelita. 

"Marry me." Dua kata yang terucap dari bibir Azril mampu membuat Jelita terharu, dirinya tidak menyangka jika Azril melamarnya malam ini.  

Bersamaan dengan Azril melamar Jelita tiba-tiba tanpa sengaja Zafirah menjatuhkan nampan yang berisi berbagai minuman yang akan dia siapkan di atas meja. Suara barang terjatuh membuat para undangan memandang kearah Zafirah. 

Jelita yang merasa Zafirah merusak momen bahagianya dengan langkah lebar meninggalkan Azril yang masih berlutut. Jelita yang kini berada di hadapan Zafirah melayangkan tangannya ke wajah Zafirah. Pemandangan yang membuat para undangan hanya berbisik, tanpa membantu Zafirah. 

"Jelita apa yang kamu lakukan? Dia hanya menjatuhkan nampan ini?"

Romi mendekati Jelita yang akan menampar Zafirah lagi namun dengan sigap Romi menahan pergelangan tangan Jelita.

 

"Jangan ikut campur Romi!! Wanita ninja ini sudah merusak acaraku?" tatapan Jelita tidak lepas dari wajah Zafirah. 

"Apa aku tidak salah dengar Jelita? Kamu pikir aku tidak tau siapa wanita bercadar ini disini?"

Romi yang mulai geram dengan kelakuan Jelita pada Zafirah yang notabennya adalah istri sah dari Azril.

"Apa maksudmu mengetahui siapa dia?" Jelita kembali bertanya pada Romi 

"Sayang ayo kita mulai lagi acaranya." Azril memeluk pinggang Jelita. 

"Ayo sayang," jelita mengikuti ajakan Azril, dirinya tidak ingin berdebat dengan Romi namun ia akan bertanya nanti jika acara usai. 

"Tuan Azril siapa wanita bercadar itu?" tiba-tiba rekan bisnis Azril menghentikan langkahnya. Mendengar pertanyaan rekan bisnisnya Azril menatap sekilas Zafirah dan menjawab pertanyaan rekan bisnisnya. 

"Dia hanya pelayan disini." Usai mengatakan Azril melanjutkan langkahnya menuju panggung. 

Pengakuan Azril membuat Zafirah hanya diam. Dirinya benar-benar yakin sampai kapanpun Azril tidak akan pernah mengakui pernikahannya. 

Malam semakin larut acara yang kini berganti dengan suasana redup lampu-lampu sebagian telah di padamkan, para tamu mulai berdansa bahkan berapa tamu sudah mulai mabuk. 

Jelita meminta izin ke toilet pada Azril dan disinilah Jelita yang mendekati Zafirah. 

"Zafirah kamu di panggil Azril di kamarnya," mendengar Azril memanggilnya Zafirah menghentikan pekerjaannya. 

"Untuk apa dia memanggilku, bukankah kamu bersamanya?" sahut Zafirah. 

"Aku tidak tau, pergilah Azril menunggumu Zafirah." Sahut Jelita pada Zafirah. 

"Dimana kak Azril?" tanya Zafirah dengan sikap tenangnya.

"Dia menunggu di depan gudang pergilah sekarang."

Setelah mengatakan Jelita meninggalkan Zafirah yang yang menatap punggungnya. Zafirah melangkah menuju gudang yang berada di belakang, tempatnya terpisah dari rumah utama. Perasaannya yang tidak enak, namun mengingat Azril yang menyuruhnya membuat Zafirah melangkah mengabaikan rasa yang semakin tidak nyaman.

Sampai di depan gudang yang sepi Zafirah mencari Azril namun hingga dirinya masuk kedalam gudang tidak ada Azril melainkan seorang pria dengan penampilan yang berantakan bahkan tubuhnya berbau alkohol. 

Merasa dirinya di jebak oleh Jelita, Zafirah keluar dari gudang namun tangan kekar menariknya membuat tubuhnya jatuh kelantai. 

"S– siapa kamu?!" Ucap Zafirah dengan tubuh bergetar. 

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, tapi yang perlu kamu tahu aku akan menghangatkan tubuhmu sayang. Bukankah tuan Azril tidak pernah menyentuhmu, hum?"

Zafirah mendorong tubuh kekar pria itu. Namun dirinya kalah telak. Zafirah kembali terjatuh.

"Tolonggggg!!!! Siapapun kalian tolong aku!!!"

Zafirah berteriak meminta pertolongan namun suasana di pesta yang ramai tidak akan ada bisa mendengar teriakannya. 

'Ya Allah hamba pasrahkan hidup hamba, jika ini akhir dari hidupku hamba ikhlas."

Zafirah yang memiliki sisa tenaga mendorong tubuh pria itu. Namun sayang sang pria berhasil menarik cadarnya. Bahkan kerudungnya telah sobek menjadi dua.  

"Sayang kenapa kamu berteriak hum? Disini tidak ada yang bisa menolongmu dan satu lagi aku melakukan ini karena suruhan suamimu, tuan Azril hahaha!!" Tubuh Zafirah lunglai mendengar perkataan pria dengan penampilan menyeramkan jika Azrl yang menyuruhnya. 

Zafirah berusaha memberontak, entah kekuatan dari mana dirinya berhasil menendang Junior pria itu hingga si pemilik meringis kesakitan.

Pria yang berpakaian preman tersulut emosi karena barang berharganya telah di tendang Zafirah, tanpa ampun menarik kerudung Zafirah dan memukul wajah Zafirah hingga wajahnya penuh dengan memar. 

"Kurang ajar wanita jalang, berani kamu menendang milikku!" 

 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   85. Extra part (Nama Yang Menepati Hati)

    Romi terdiam setelah mengetahui apa yang baru saja ia lihat dan dengarkan. Hatinya bahagia namun ia merasakan kesedihan dalam waktu bersamaan. Perjuangannya berakhir sebelum ia memulainya lagi, ada kebagian yang harus ia pikirkan. Jika ingin ia egois maka ia akan merebut kebahagiaannya, tetapi hati kecilnya menolak untuk melakukan hal itu. Ada senyum anak yang tidak berdosa jika ia memaksakan diri untuk melangkah, maka kebahagiaan seorang anak kecil akan hilang.Romi menghela napasnya dalam. Pertemuan pertama dengan Zafirah hingga ia jatuh cinta pada istri dari sahabatnya. Ketidak adilan yang di terima oleh Zafirah semakin membuat Romi membencinya bahkan cinta yang tumbuh semakin dalam seiring waktu yang berjalan. Namun semua harus hilang seiring dengan kebahagiaan seorang anak yang ia anggap putrinya sendiri."Assalamualaikum,""Wa'alaikumsalam, Verra? Kamu kesini, ada apa?" Romi menatap sosok wanita yang kini berjalan ke arahnya. Wanita yang akan ia nikahi berapa hari ke depan."A

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   84. Extra part (Kelahiran Alfarizqi Daza Elfathan)

    Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna sama halnya seperti dirinya. Zafirah mencoba mengikhlaskan takdir yang telah dituliskan oleh sang Khaliq untuknya. Zafirah sama seperti wanita lain yang memiliki hati dan air mata, rasa penyesalan dan amarah yang ia pendam seorang diri tanpa bisa ia luapkan kemarahannya kepada orang lain. Kekecewaan hidupnya yang sudah ia jalani selama ini tidak membuatnya merubah diri. Ujian hidup yang datang silih berganti membuat Zafirah putus asa. Kehilangan calon imam dan harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal sebelumnya dan harus menerima kekerasan yang ia dapatkan dari pria yang menjadi imamnya. Masih teringat jelas bagaimana Azril mengusirnya di saat ia tengah mengandung dan melahirkan putri mereka dengan bantuan seseorang yang ia tahu jika Romi sahabat dari suaminya menaruh hatinya."Maafkan aku mas Romi, bunga di dalam hatiku benar-benar sudah mekar. Namun aku tidak bisa menutup mataku jika kebahagiaan putriku berada bersama dengan ayah

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   83. Bahagia Selamanya.

    Terima kasih sudah mengikuti kisah, Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti kisah Cia dan Aaron. dalam cerita Kekasihku Seorang Mafia.Follow, rafli123bilqis (I*)F******k, Bilqis. *****"Aaaaggghhhhh!!" "Zafirah!!!"Brukkk !!Tubuh Jelita terpental ke aspal, beruntung Azril menarik tubuh Zafirah sehingga tubuhnya tidak mengenai aspal."Astaghfirullah hal adzim, mas tolong Jelita!" Kata Zafirah panik melihat tubuh Jelita terkapar di aspal."Untuk apa kamu memikirkan, Jelita? Wanita itu hampir membunuh kamu dan anak kita, dan sekarang kamu memikirkan keselamatannya?" Kata Azril kesal dengan sang istri yang masih memikirkan kondisi Jelita, jika dirinya tidak sigap mungkin Zafirah yang berada di posisi Jelita."Bos, anda tidak apa-apa?" Adam mendekati Zafirah yang masih dalam pelukan Azril, tubuhnya bergetar ketakutan namun hati nuraninya memikirkan kondisi Jelita.Dokter dan perawat mengangkat tubuh Jelita dan membawanya ke UGD. Untuk memberikan pertolongan pertama padanya.Se

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   82. Penyesalan Sesaat.

    "Jelita?""Ibuuu!" Bian mendekati wanita yang duduk di kursi roda depan wajah yang sebenarnya sangat mengerikan."B— Bian, kalian?" Jelita menundukkan wajahnya dirinya tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Mario dan putranya. Kondisinya saat ini sangat tidak mungkin untuk terlihat pada Bian dan Mario."Jelita? Apa yang terjadi denganmu? Maaf apakah karena, kamu melakukan—" ucapan Mario terhenti, memilih membantu Jelita walau bagaimanapun Jelita adalah ibu dari putranya. Wanita yang telah melahirkan putra setampan Bian walau ia tahu jika sikap baik Bian karena didikan Azril, mantan ayah tiri putranya selaku memberikan yang terbaik dan mengajarkan hal-hal kebaikan untuknya."Setelah melihat keadaanku sekarang, kamu akan menghinaku? Setelah karma yang aku terima kamu bisa menertawakan aku sepuas mu, jadi lakukan secepatnya dan pergilah dari hadapanku. Aku menerima dengan lapang dada atas hinaan kamu, Mario. Silahkan tinggalkan aku sendirian di sini." Kata Jelita menyiapkan hati untuk

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   81. Kebahagiaan Yang Nyata.

    Dua hari setelah pengusiran Jelita, selama dua hari itu pula keluarga Halik berada di kediaman Azril. Seperti pagi ini setelah kejadian dua hari yang lalu, Azril yang meminta untuk memperbaiki kamar utama. Walau Jelita tidak tidur diatas kamar utama yang berada di lantai dua, namun Azril tidak ingin membuat trauma pada sang istri."Assalamualaikum, sayang." Ucap Azril saat melihat sang istri telah selesai berzikir."Wa'alaikumsalam, mas Azril. Kamu sudah siap? Maaf apakah terlalu lama berzikir?" tanya Zafirah lirih."Tidak, sayang. Aku hanya bersiap, lagi pula aku hanya berkerja dari rumah." Azril menarik pinggang Zafirah menatap wajah cantik alami istrinya. Wanita yang mampu membawanya lebih baik lagi, wanita yang begitu ia cintai walau terlambat menyadarinya."Apakah, kamu ingin kita ke dokter? Aku tidak ingin luka ini menganggu mu." ujar Azril membuat wajah Zafirah merona. Luka goresan di berapa tubuhnya dan wajah cantik Zafirah walau ia tidak melihatnya namun ia yakin ada luka lai

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   80. Pengusiran Jelita 3.

    "Baiklah," Arman melanjutkan kendaraannya mengikuti arahan Zafirah, kurang dari tiga puluh menit mobil kembali berhenti tiba-tiba membuat semua yang berada di dalam mobil terkejut."Arman ada apa lagi?" tanya Hanum."Bibi, itu mobil ugal-ugalan," kata Arman menunjuk kearah depan."Ya, sudah kamu tetap hati-hati Arman." kata Hanum."Ya bi maaf. Membuat kalian terkejut." Arman menghidupkan kembali mobilnya namun lagi-lagi mesinnya tidak bisa di hidupkan lagi. Menyadari mesinnya tiba-tiba mati membuat Arman mengucapkan istighfar, sejak kepergian mereka untuk mengantar Zafirah kembali ke kota ada banyak hal yang tidak terduga sehingga perjalanan mereka terhambat."Astaghfirullah hal adzim, Arman ada denganmu? Kenapa mobilnya bisa mati seperti ini?" Hanum keluar dari mobil di ikuti oleh Zafirah dan yang lainnya. Hatinya kembali dirundung gelisah, bukan hanya Arman tetapi mereka begitu bertanya-tanya apa yang Allah tunjukkan sehingga perjalanan mereka terhambat."Apa karena kita belum Sa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status