Share

7. Jebakan Jelita

Waktu menunjukkan tepat pukul delapan malam, para pelayan dan berapa tamu yang mulai berdatangan. 

Di kamar utama Jelita bersama Azril tengah bersiap dengan penampilan yang luar biasa. Jelita yang memakai gaun malam tanpa lengan dan panjang gaunnya hingga menjuntai kelantai, bagian atas kerah yang berbentuk huruf V membuat bagian tulang selangka terlihat jelas. 

Azril yang malam ini memakai setelan Tuxedo dengan warna senada dengan Jelita. Penampilan mereka bagaikan ratu dan raja. 

Mereka menuruni tangga, tangan jelita bergelayut di lengan Azril. Para tamu menyambut kedatangan pasangan yang malam ini terlihat serasi. 

"Wahh!! Kalian kapan menikah? Sudah lama kalian menjalin hubungan, apa kalian tidak takut bosan?" Romi sahabat Azril menyambut pemilik pesta dengan terus menggodanya. 

"Kami akan menikah sebentar lagi, siapkan kado terindah untuk kami Romi!"

Jelita menjawab perkataan Romi dengan tawa yang penuh arti. 

"Jangan khawatir, aku pastikan hadiahnya sangat istimewa."

Romi menepuk pundak sahabatnya. 

"Selamat ulang tahun Jelita, malam ini kamu bagaikan bidadari, sangat cantik," Romi memeluk tubuh Jelita saat mengucapkan selamat pada kekasih sahabatnya.

"Terima kasih pujiannya Romi, kamu tahu bukan jika aku tidak akan bisa begini."

Jelita berlenggok didepan Romi, Azril melihat sikap Jelita hanya diam berniat menimpali obrolan Jelita dan Romi sang sahabat, tanpa disadari tatapannya menatap sosok wanita yang berstatus istrinya tengah menyiapkan jamuan makan malam. 

Penampilan Zafirah malam ini memikat semua orang yang melihatnya. Zafirah yang malam ini memakai gamis berwarna pink dengan Khimar yang berwarna senada. Cadar yang tidak lepas dari wajahnya membuat orang merasa penasaran. Pandangan Azril tidak lepas dari wanita yang saat ini tengah sibuk merapikan gelas untuk para tamu, Romi yang memperhatikan sahabatnya mengerutkan keningnya rasa penasaran kini telah menguasai hatinya walau ia tahu wanita dengan pakaian yang besar adalah istri dari Azril. 

"Apa kamu memperhatikan istrimu?" tanya Romi pada Azril. 

"Tidak. Aku hanya memperhatikan para pelayan," jawaban Azril membuat Romi tertawa. 

"Sampai kapan kamu menutupi hatimu Azril? Lihat di balik bajunya yang kebesaran ada tubuhnya yang harus dia sembunyikan dari mata-mata liar, dan lihat kerudung panjangnya ada mahkota indah yang harus dia tutupi hanya untuk suaminya. Dan hatinya, wanita mana yang hanya diam di perlakukan kasar oleh kekasih suaminya. Di balik itu semua ada berlian yang tidak kamu lihat Azril." Ucap Romi pada Azril. 

Romi adalah saksi pernikahan antara Zafirah dan Azril. Dirinya menyetujui pernikahan Azril dengan Zafirah yang memakai cadar, karena ia tahu jika Zafirah adalah wanita yang baik dan memiliki ilmu agama yang bagus. 

"Aku tidak bisa bersamanya Romi," sahut Azril tanpa menatap sahabatnya.

"Kenapa tidak bisa! Karena Jelita? Sekarang kamu lihat perbedaan antara Zafirah dengan kekasihmu. Lihat perbedaan yang nyata Azril,"

Azril mengikuti pandangan Romi yang melihat Zafirah yang tengah menyusun berbagai minuman, dan Jelita yang berdiri di tengah-tengah kumpulan pria yang tidak lain adalah teman-temannya. Zafirah yang menundukkan wajahnya berbanding terbalik dengan Jelita yang tengah memperlihatkan tubuhnya bahkan tidak jarang mereka menyentuhnya dan Jelita membiarkan mereka yang menatapnya dengan tatapan liar.

"Apa yang kamu lihat Azril?" suara Romi kembali terdengar saat melihat Azril yang hanya diam saja. 

"Aku tidak melihat apapun Romi, aku..," ucapan Azril terputus saat Jelita bergelayut manja di lengannya.

"Ayo kita mulai acaranya sayang."

Jelita menarik tangan Azril menuju panggung yang tidak jauh dari kolam. 

Azril mengikuti Jelita yang tidak melepaskan tangannya. Saat menuju panggung tanpa sengaja menangkap tatapan Zafirah padanya. Sedetik tatapan mereka terkunci, namun tarikan tangan seseorang memutus pandangan mereka. 

Di atas panggung Azril memulai acara ulang tahun kekasihnya, usai memberikan sambutan acara potong kue di mulai dan Jelita memberikan potongan kue pertama pada Azril. Menyuapkan kue pada Azril, berlahan Jelita mengecup bibir Azril dan dengan agresif Jelita melumat bibir kekasihnya di depan para undangan. Azril melepas lumatan bibirnya dan memberikan ucapan pada Jelita. 

"Happy birthday sayang." Azril mengecup kening Jelita dan tiba-tiba Azril berlutut di depan jelita. 

"Marry me." Dua kata yang terucap dari bibir Azril mampu membuat Jelita terharu, dirinya tidak menyangka jika Azril melamarnya malam ini.  

Bersamaan dengan Azril melamar Jelita tiba-tiba tanpa sengaja Zafirah menjatuhkan nampan yang berisi berbagai minuman yang akan dia siapkan di atas meja. Suara barang terjatuh membuat para undangan memandang kearah Zafirah. 

Jelita yang merasa Zafirah merusak momen bahagianya dengan langkah lebar meninggalkan Azril yang masih berlutut. Jelita yang kini berada di hadapan Zafirah melayangkan tangannya ke wajah Zafirah. Pemandangan yang membuat para undangan hanya berbisik, tanpa membantu Zafirah. 

"Jelita apa yang kamu lakukan? Dia hanya menjatuhkan nampan ini?"

Romi mendekati Jelita yang akan menampar Zafirah lagi namun dengan sigap Romi menahan pergelangan tangan Jelita.

 

"Jangan ikut campur Romi!! Wanita ninja ini sudah merusak acaraku?" tatapan Jelita tidak lepas dari wajah Zafirah. 

"Apa aku tidak salah dengar Jelita? Kamu pikir aku tidak tau siapa wanita bercadar ini disini?"

Romi yang mulai geram dengan kelakuan Jelita pada Zafirah yang notabennya adalah istri sah dari Azril.

"Apa maksudmu mengetahui siapa dia?" Jelita kembali bertanya pada Romi 

"Sayang ayo kita mulai lagi acaranya." Azril memeluk pinggang Jelita. 

"Ayo sayang," jelita mengikuti ajakan Azril, dirinya tidak ingin berdebat dengan Romi namun ia akan bertanya nanti jika acara usai. 

"Tuan Azril siapa wanita bercadar itu?" tiba-tiba rekan bisnis Azril menghentikan langkahnya. Mendengar pertanyaan rekan bisnisnya Azril menatap sekilas Zafirah dan menjawab pertanyaan rekan bisnisnya. 

"Dia hanya pelayan disini." Usai mengatakan Azril melanjutkan langkahnya menuju panggung. 

Pengakuan Azril membuat Zafirah hanya diam. Dirinya benar-benar yakin sampai kapanpun Azril tidak akan pernah mengakui pernikahannya. 

Malam semakin larut acara yang kini berganti dengan suasana redup lampu-lampu sebagian telah di padamkan, para tamu mulai berdansa bahkan berapa tamu sudah mulai mabuk. 

Jelita meminta izin ke toilet pada Azril dan disinilah Jelita yang mendekati Zafirah. 

"Zafirah kamu di panggil Azril di kamarnya," mendengar Azril memanggilnya Zafirah menghentikan pekerjaannya. 

"Untuk apa dia memanggilku, bukankah kamu bersamanya?" sahut Zafirah. 

"Aku tidak tau, pergilah Azril menunggumu Zafirah." Sahut Jelita pada Zafirah. 

"Dimana kak Azril?" tanya Zafirah dengan sikap tenangnya.

"Dia menunggu di depan gudang pergilah sekarang."

Setelah mengatakan Jelita meninggalkan Zafirah yang yang menatap punggungnya. Zafirah melangkah menuju gudang yang berada di belakang, tempatnya terpisah dari rumah utama. Perasaannya yang tidak enak, namun mengingat Azril yang menyuruhnya membuat Zafirah melangkah mengabaikan rasa yang semakin tidak nyaman.

Sampai di depan gudang yang sepi Zafirah mencari Azril namun hingga dirinya masuk kedalam gudang tidak ada Azril melainkan seorang pria dengan penampilan yang berantakan bahkan tubuhnya berbau alkohol. 

Merasa dirinya di jebak oleh Jelita, Zafirah keluar dari gudang namun tangan kekar menariknya membuat tubuhnya jatuh kelantai. 

"S– siapa kamu?!" Ucap Zafirah dengan tubuh bergetar. 

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, tapi yang perlu kamu tahu aku akan menghangatkan tubuhmu sayang. Bukankah tuan Azril tidak pernah menyentuhmu, hum?"

Zafirah mendorong tubuh kekar pria itu. Namun dirinya kalah telak. Zafirah kembali terjatuh.

"Tolonggggg!!!! Siapapun kalian tolong aku!!!"

Zafirah berteriak meminta pertolongan namun suasana di pesta yang ramai tidak akan ada bisa mendengar teriakannya. 

'Ya Allah hamba pasrahkan hidup hamba, jika ini akhir dari hidupku hamba ikhlas."

Zafirah yang memiliki sisa tenaga mendorong tubuh pria itu. Namun sayang sang pria berhasil menarik cadarnya. Bahkan kerudungnya telah sobek menjadi dua.  

"Sayang kenapa kamu berteriak hum? Disini tidak ada yang bisa menolongmu dan satu lagi aku melakukan ini karena suruhan suamimu, tuan Azril hahaha!!" Tubuh Zafirah lunglai mendengar perkataan pria dengan penampilan menyeramkan jika Azrl yang menyuruhnya. 

Zafirah berusaha memberontak, entah kekuatan dari mana dirinya berhasil menendang Junior pria itu hingga si pemilik meringis kesakitan.

Pria yang berpakaian preman tersulut emosi karena barang berharganya telah di tendang Zafirah, tanpa ampun menarik kerudung Zafirah dan memukul wajah Zafirah hingga wajahnya penuh dengan memar. 

"Kurang ajar wanita jalang, berani kamu menendang milikku!" 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status