Share

5. Wanita Ninja

Penulis: Rafli123
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-07 06:07:31

Di sepertiga malam Zafirah terbangun, Zafirah yang terbiasa bangun di tengah malam meskipun baru berapa jam ia memejamkan matanya. Usai menjalankan Salat tahajud, Zafirah melanjutkan membaca Al Qur'an. Hingga terdengar langkah kaki melewati kamarnya.

Zafirah mempertajam pendengarannya. Suara gelak tawa membuat Zafirah merasa penasaran, berlahan Zafirah membuka pintu balkon yang mengarah ke kolam renang yang berada tepat di bawahnya.

"Astaghfirullahaladzim, apa yang mereka lakukan?"

Zafirah memalingkan wajahnya saat melihat pemandangan di depannya. Bagaimana Azril yang tengah memadu kasih dengan seorang wanita di dalam kolam renang. Tanpa memikirkan orang lain yang akan melihat tingkah laku mereka.

Zafirah melanjutkan mengajinya dan berusaha melupakan apa yang di lihatnya, namun bayangan tubuh Azril yang berada di atas wanita itu membuat perasaannya sakit.

Zafira menyadari jika yang di lakukan Azril adalah perbuatan yang dilarang agama. Namun, Zafirah tidak bisa berbuat apapun. Tidak mungkin Zafirah mengingatkan Azril yang akan menjadi bumerang bagi dirinya.

Zafirah hanyalah setatus istri karena janjinya pada mendiang sang adik kesayangannya. Hal itu yang membuat Zafirah enggan untuk mengingatkan suaminya. Masalah yang akan ia hadapi jika sampai mengingatkan Azril.

Zafirah berhenti membaca Al Qur'an saat suara adzan berkumandang, lagi-lagi Zafirah melihat kearah kolam dan dugaan Zafirah benar mereka masih berada di sana dan melakukan aktivitas yang sebelumnya dia lihat.

Berkali-kali Zafirah mengucap istighfar, namun rasa yang menyesakkan tidak kunjung menghilang. Tanpa terasa air matanya meluncur ke bawah tanpa mampu ia cegah.

Zafirah mengambil air wudhu dan kembali dirinya bersujud memohon pada sang pemilik kehidupan agar dirinya di selalu di beri kesabaran dan keikhlasan mengadapi setiap ujian yang datang silih berganti.

Jam menunjukkan pukul tujuh, Zafirah turun ke bawah walau bagaimanapun Zafirah adalah seorang istri yang seharusnya melayani kebutuhan suami.

Zafirah melangkah keluar dari kamar menuju dapur, terlihat wanita paruh baya tengah menyiapkan sarapan pagi.

"Assalamualaikum Bi, bisa Zafirah bantu?" Melati yang tengah menyiapkan sarapan pagi terlonjak kaget saat seorang wanita tengah berdiri di belakangnya. Wanita dengan pakaian longgar dan wajahnya yang tertutup cadar terlihat menyejukkan matanya.

"Nyonya, ini Bibi bikin nasi goreng kesukaan non Jelita, Eh!"

Melati menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena keceplosan. Zafirah tersenyum meskipun dirinya yakin jika Melati tidak akan melihatnya.

"Tidak apa-apa Bi, saya mengerti. Lakukan tugas bi Melati, seperti biasanya," ucap Zafirah dengan suara lembut membuat Melati salah tingkah.

"Nyonya mau sarapan apa?" tanya Melati.

"Saya akan makan yang bibi siapkan untuk saya, jadi bibi tidak perlu bertanya pada saya ya,"

Zafirah membantu mencuci piring dan menyiapkan semua di atas meja, setelah selesai Zafirah kembali ke kamar untuk mengganti bajunya yang basah.

Di kamar utama, Azril yang baru selesai membersihkan tubuhnya di kamar mandi, melihat wanita yang ia cintai terlelap di dalam selimut tebalnya. Setelah puas memandang Jelita, Azril menuju walk in closet.

Di dalam kamar, Jelita yang terbangun meraba di tempat tidur di sampingnya kosong. Seketika Jelita bangkit mencari keberadaan Azril.

"Sayang!" seru Jelita memanggil Azril yang tidak ada di sampingnya. Bahkan di dalam kamar hanya ada dirinya. Teringat, jika kamar yang tidak jauh dari kamar utama adalah kamar Zafirah membuat jelita bergegas menyambar baju tidurnya yang tergeletak di lantai.

"Ada apa kamu mencariku, hum?"

Azril mengecup bibir kekasihnya yang terlihat panik karena tidak menemukan dirinya.

"Aku menginginkanmu sayang," jawaban jelita membuat senyum Azril semakin melebar.

"Ini sudah siang sayang, aku harus ke kantor. Cepatlah mandi kita sarapan pagi bersama,"

Azril mengangkat tubuh kekasihnya membawanya ke kamar mandi. Agar sang kekasih terlihat lebih segar.

Tidak lama, Jelita keluar dari kamar mandi dengan wajah yang jauh lebih segar lagi. Kini mereka menuruni anak tangga, dengan tangan saling bertautan. Sampai di meja makan jelita duduk di pangkuan Azril. Tanpa malu, jelita mencium bibir Azril di depan para pelayan yang berlalu lalang, suara deheman menghentikan ciuman panas mereka.

Azril melihat Zafirah yang kini berada tepat di hadapan. Entah kenapa ada rasa tidak nyaman saat bermesraan dengan Jelita di depan Zafirah.

"Assalamualaikum," ucap Zafirah tenang.

"Wa'alaikumsalam,"

Azril membersihkan bibirnya dengan tisu karena ulah kekasihnya yang menciumnya.

"Sayang siapa dia?"

Jelita memandang sinis Zafirah, walau ia tahu jika wanita di depannya adalah istri dari kekasihnya.

"Dia Zafirah sayang, istriku," pengakuan Azril membuat Jelita tersulut emosi.

"Apa maksudmu, dia istrimu Azril?" Jelita menatap nyalang Zafirah, yang hanya diam tanpa ingin ikut campur urusan mereka.

"Sayang dengarkan aku, dia Zafirah wanita yang akan di nikahi Zaki," jelas Azril pada Jelita.

"Lalu kenapa kamu menikahi wanita itu Azril, ini yang kamu bilang cinta sama aku hah?" Jelita yang tidak terima Azril menikahi wanita lain dengan penuh emosi melepar semua barang yang berada di atas meja. Tidak peduli jika semua isinya berserakan di lantai.

"Sayang, aku menikahinya bukan karena aku mencintainya," jelas Azril pada Jelita.

"Kalau tidak cinta, kenapa kamu menikahi wanita itu Azri?" Teriak jelita pada Azril.

"Itu karena permintaan terakhir Zaki yang tidak bisa aku tolak sayang, asal kamu tahu aku tidak pernah menganggapnya sebagai istriku. Percayalah wanita yang aku cinta hanya kamu, hanya kamu sayang,"

Azril menarik tubuh jelita ke dalam pelukannya. Dirinya tidak bisa melihat wanita yang dicintainya menitikkan air mata karena ulahnya.

Tidak jauh dari mereka, Zafirah yang melihat bagaimana seorang Azril memperlakukan kekasihnya penuh cinta dan bagaimana pengakuannya yang tidak menganggap dirinya sebagai istri.

"Kalau begitu ceraikan wanita itu sekarang juga. Azril! Aku tidak ingin melihat wanita itu ada di sini!"

Jelita mendorong tubuh Azril dan mendekati Zafirah yang diam seribu bahasa.Tanpa di duga Jelita menarik cadar yang menutupi wajahnya.

"Wanita ninja, ini bukan tempatmu! Sekarang bereskan semua barang-barangmu, dan tinggalkan kekasihku!" Jelita mendorong tubuh Zafirah dengan kuat.

Zafirah yang tidak menduga Jelita menyerangnya terhuyung ke belakang karena dorongannya yang kuat. Tanpa ampun Jelita memukul wajahnya dan kini Jelita berhasil mengambil kerudung yang selalu menutup kepalanya.

Melihat kebrutalan kekasihnya Azril menarik tubuh Jelita dan memeluknya dengan erat.

"Puas kamu, membuat kekasihku menangis seperti ini, hah!"

Azril meluapkan kemarahannya pada Zafirah yang mengambil kerudung dan memakainya.

"Kalian semua kemari!" Panggilnya pada para pelayan.

"Siapapun kalian, jangan ada yang coba-coba memberinya makan! Jika dari kalian yang melanggar, akan aku pastikan kalian tidak akan melihat hari esok. Sekarang bawa wanita ini ke.kamar dan kunci pintunya!"

Zafirah mengucap istighfar beribu-ribu kali. Agar hatinya lebih tenang lagi untuk menghadapi suami dan kekasihnya.

Melati yang mengantar Zafirah ke kamarnya hanya bisa melihatnya penuh iba. Meskipun Melati adalah orang yang paling lama tinggal di keluarga Azril, melihat bagaimana kasih sayang kedua orang tua pada mereka. Namun kali ini kemarahannya hampir saja ia luapkan. Mengingat nasihat dari mendiang majikannya untuk dua putranya.

"Nyonya maafkan saya, tidak bisa menolong Nyonya," Zafirah melepas cadar dan kerudungnya. Kini pandangan mengarah tepat pada Melati yang terlihat begitu jelas mengkhawatirkan dirinya.

"Tidak perlu minta maaf, Bibi tidak salah apapun, sekarang pergilah saya akan baik-baik saja,"

Zafirah memberikan senyum indahnya pada pelayan senior, wanita yang bersikap baik padanya.

"Nyonya, kenapa tuan tidak melihat kecantikan yang dimiliki nyonya? Seandainya Tuan melihatnya, Bibi yakin Tuan akan jatuh cinta pada Nyonya,"

Melati membantu mengobati luka di bibir Zafirah yang robek akibat ulah Jelita.

"Cinta tidak memandang fisik seseorang bi, cinta akan tumbuh di dalam sini," Zafirah menunjuk hatinya.

"Tapi apa yang dilakukan Tuan salah, Nyonya," Melati menatap penuh iba bibir Zafirah yang robek cukup panjang membuat hatinya semakin teriris. Tuannya tidak menolong istrinya melainkan memilih menolong kekasihnya.

"Tidak ada yang salah di sini bi, jika ada yang disalahkan tentunya aku. Aku yang menyebabkan ini terjadi," sahut Zafirah pada Melati.

"Tuan benar-benar keterlaluan, apa hebatnya wanita itu," Melati yang kesal tanpa sadar mengumpat. Di depan Zafirah.

"Bi sudahlah, sekarang pergilah, aku tidak ingin tuan marah jika melihat Bibi berada di sini,"

Zafirah mendorong tubuh Melati agar meninggalkan dirinya.

"Apa Nyonya akan baik-baik saja?" tanya Melati pada Zafirah.

"Insha Allah, aku akan baik-baik saja bi," Melati meninggalkan Zafirah yang tersenyum padanya.

Setelah kepergian Darmi, tubuh Zafirah luruh ke lantai yang dingin, Isak tangisnya pecah mengingat perlakuan Azril dan jelita padanya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   85. Extra part (Nama Yang Menepati Hati)

    Romi terdiam setelah mengetahui apa yang baru saja ia lihat dan dengarkan. Hatinya bahagia namun ia merasakan kesedihan dalam waktu bersamaan. Perjuangannya berakhir sebelum ia memulainya lagi, ada kebagian yang harus ia pikirkan. Jika ingin ia egois maka ia akan merebut kebahagiaannya, tetapi hati kecilnya menolak untuk melakukan hal itu. Ada senyum anak yang tidak berdosa jika ia memaksakan diri untuk melangkah, maka kebahagiaan seorang anak kecil akan hilang.Romi menghela napasnya dalam. Pertemuan pertama dengan Zafirah hingga ia jatuh cinta pada istri dari sahabatnya. Ketidak adilan yang di terima oleh Zafirah semakin membuat Romi membencinya bahkan cinta yang tumbuh semakin dalam seiring waktu yang berjalan. Namun semua harus hilang seiring dengan kebahagiaan seorang anak yang ia anggap putrinya sendiri."Assalamualaikum,""Wa'alaikumsalam, Verra? Kamu kesini, ada apa?" Romi menatap sosok wanita yang kini berjalan ke arahnya. Wanita yang akan ia nikahi berapa hari ke depan."A

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   84. Extra part (Kelahiran Alfarizqi Daza Elfathan)

    Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna sama halnya seperti dirinya. Zafirah mencoba mengikhlaskan takdir yang telah dituliskan oleh sang Khaliq untuknya. Zafirah sama seperti wanita lain yang memiliki hati dan air mata, rasa penyesalan dan amarah yang ia pendam seorang diri tanpa bisa ia luapkan kemarahannya kepada orang lain. Kekecewaan hidupnya yang sudah ia jalani selama ini tidak membuatnya merubah diri. Ujian hidup yang datang silih berganti membuat Zafirah putus asa. Kehilangan calon imam dan harus menikah dengan orang yang tidak ia kenal sebelumnya dan harus menerima kekerasan yang ia dapatkan dari pria yang menjadi imamnya. Masih teringat jelas bagaimana Azril mengusirnya di saat ia tengah mengandung dan melahirkan putri mereka dengan bantuan seseorang yang ia tahu jika Romi sahabat dari suaminya menaruh hatinya."Maafkan aku mas Romi, bunga di dalam hatiku benar-benar sudah mekar. Namun aku tidak bisa menutup mataku jika kebahagiaan putriku berada bersama dengan ayah

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   83. Bahagia Selamanya.

    Terima kasih sudah mengikuti kisah, Zafirah dan Azril. jangan lupa untuk mengikuti kisah Cia dan Aaron. dalam cerita Kekasihku Seorang Mafia.Follow, rafli123bilqis (I*)F******k, Bilqis. *****"Aaaaggghhhhh!!" "Zafirah!!!"Brukkk !!Tubuh Jelita terpental ke aspal, beruntung Azril menarik tubuh Zafirah sehingga tubuhnya tidak mengenai aspal."Astaghfirullah hal adzim, mas tolong Jelita!" Kata Zafirah panik melihat tubuh Jelita terkapar di aspal."Untuk apa kamu memikirkan, Jelita? Wanita itu hampir membunuh kamu dan anak kita, dan sekarang kamu memikirkan keselamatannya?" Kata Azril kesal dengan sang istri yang masih memikirkan kondisi Jelita, jika dirinya tidak sigap mungkin Zafirah yang berada di posisi Jelita."Bos, anda tidak apa-apa?" Adam mendekati Zafirah yang masih dalam pelukan Azril, tubuhnya bergetar ketakutan namun hati nuraninya memikirkan kondisi Jelita.Dokter dan perawat mengangkat tubuh Jelita dan membawanya ke UGD. Untuk memberikan pertolongan pertama padanya.Se

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   82. Penyesalan Sesaat.

    "Jelita?""Ibuuu!" Bian mendekati wanita yang duduk di kursi roda depan wajah yang sebenarnya sangat mengerikan."B— Bian, kalian?" Jelita menundukkan wajahnya dirinya tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Mario dan putranya. Kondisinya saat ini sangat tidak mungkin untuk terlihat pada Bian dan Mario."Jelita? Apa yang terjadi denganmu? Maaf apakah karena, kamu melakukan—" ucapan Mario terhenti, memilih membantu Jelita walau bagaimanapun Jelita adalah ibu dari putranya. Wanita yang telah melahirkan putra setampan Bian walau ia tahu jika sikap baik Bian karena didikan Azril, mantan ayah tiri putranya selaku memberikan yang terbaik dan mengajarkan hal-hal kebaikan untuknya."Setelah melihat keadaanku sekarang, kamu akan menghinaku? Setelah karma yang aku terima kamu bisa menertawakan aku sepuas mu, jadi lakukan secepatnya dan pergilah dari hadapanku. Aku menerima dengan lapang dada atas hinaan kamu, Mario. Silahkan tinggalkan aku sendirian di sini." Kata Jelita menyiapkan hati untuk

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   81. Kebahagiaan Yang Nyata.

    Dua hari setelah pengusiran Jelita, selama dua hari itu pula keluarga Halik berada di kediaman Azril. Seperti pagi ini setelah kejadian dua hari yang lalu, Azril yang meminta untuk memperbaiki kamar utama. Walau Jelita tidak tidur diatas kamar utama yang berada di lantai dua, namun Azril tidak ingin membuat trauma pada sang istri."Assalamualaikum, sayang." Ucap Azril saat melihat sang istri telah selesai berzikir."Wa'alaikumsalam, mas Azril. Kamu sudah siap? Maaf apakah terlalu lama berzikir?" tanya Zafirah lirih."Tidak, sayang. Aku hanya bersiap, lagi pula aku hanya berkerja dari rumah." Azril menarik pinggang Zafirah menatap wajah cantik alami istrinya. Wanita yang mampu membawanya lebih baik lagi, wanita yang begitu ia cintai walau terlambat menyadarinya."Apakah, kamu ingin kita ke dokter? Aku tidak ingin luka ini menganggu mu." ujar Azril membuat wajah Zafirah merona. Luka goresan di berapa tubuhnya dan wajah cantik Zafirah walau ia tidak melihatnya namun ia yakin ada luka lai

  • Wanita Bercadar Itu Istriku   80. Pengusiran Jelita 3.

    "Baiklah," Arman melanjutkan kendaraannya mengikuti arahan Zafirah, kurang dari tiga puluh menit mobil kembali berhenti tiba-tiba membuat semua yang berada di dalam mobil terkejut."Arman ada apa lagi?" tanya Hanum."Bibi, itu mobil ugal-ugalan," kata Arman menunjuk kearah depan."Ya, sudah kamu tetap hati-hati Arman." kata Hanum."Ya bi maaf. Membuat kalian terkejut." Arman menghidupkan kembali mobilnya namun lagi-lagi mesinnya tidak bisa di hidupkan lagi. Menyadari mesinnya tiba-tiba mati membuat Arman mengucapkan istighfar, sejak kepergian mereka untuk mengantar Zafirah kembali ke kota ada banyak hal yang tidak terduga sehingga perjalanan mereka terhambat."Astaghfirullah hal adzim, Arman ada denganmu? Kenapa mobilnya bisa mati seperti ini?" Hanum keluar dari mobil di ikuti oleh Zafirah dan yang lainnya. Hatinya kembali dirundung gelisah, bukan hanya Arman tetapi mereka begitu bertanya-tanya apa yang Allah tunjukkan sehingga perjalanan mereka terhambat."Apa karena kita belum Sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status