Share

Bab 5. Kepala Yayasan Baru

Laki-laki tampan dan gagah itu duduk bersebelahan dengan Pak Burhan. Acara pun segera dimulai setelah kedatangan laki-laki itu. Saat di tengah acara, tiba-tiba Luna menyenggol lengan Hana.

"Han! Hana ..." ucap Luna lirih. 

"Ada apa, sih, Lun? Dengerin tuh Pak Burhan lagi bicara," sahut Hana lirih juga. Dia tengah menyimak isi pidato Pak Burhan yang berisi perpisahan. 

"Laki-laki itu sejak tadi melihatmu terus. Kamu gak merasa apa?" ucap Luna sambil melirik ke arah laki-laki yang ternyata mereka tunggu yaitu Pak Marvin. 

"Gak usah ngaco kamu, Lun. Mana? Gak ada tuh!" Ketika Hana mencoba melihat Pak Marvin, laki-laki itu membuang muka dan sepertinya salah tingkah. 

"Iya beneran, Han. Aku dari tadi perhatikan dia. Jangan-jangan naksir kamu, Han?" terka Luna.

"Ehm ... ehm ..." Pak Burhan berdehem sambil memperhatikan Luna dan Hana. 

"Apa yang ingin Ibu Luna dan Ibu Hana sampaikan? Sejak tadi saya perhatikan mengobrol terus," ucap Pak Burhan. 

Hana dan Luna m*ti gaya. Mereka saling berpandangan dan merasa tidak enak hati dengan Pak Burhan. 

"Maaf, Pak," ucap keduanya hampir bersamaan. 

"Baiklah kalau tidak ada, saya akan lanjutkan kembali," sahut Pak Burhan. Beliau melanjutkan pidatonya yang sempat berhenti sejenak. 

Kini, Hana dan Luna fokus memperhatikan ucapan Pak Burhan di depan. Keduanya melihat Pak Marvin tersenyum ketika Pak Burhan menegur mereka. 

"Jadi, ini Pak Marvin yang akan menggantikan saya di sini. Dia baru saja lulus dari pendidikannya di Cairo. Beliau ini sekaligus pemilik yayasan tempat kita semua bernaung. Saya harap, Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian dapat bekerjasama dengan baik bersama Beliau. Mungkin Pak Marvin mau menyampaikan sepatah dua patah kata, saya persilahkan!" 

Benar saja dugaan Hana dan Luna. Laki-laki yang umurnya mungkin sama dengan mereka ini adalah pengganti Pak Burhan. Marvin mengucapkan terima kasih kepada Pak Burhan. Lalu, dia mulai bicara di depan para guru di sana. 

"Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Semoga Bapak dan Ibu Guru di sini semuanya dalam keadaan sehat walafiat. Pertama-tama, saya mohon maaf sekali karena terlambat datang. Ada insiden kecil di jalan yang membuat saya datang terlambat. 

"Bolehkah saya bercerita sedikit tentang insiden itu?" Marvin melempar pertanyaan ke peserta yang ada di sana.

"Silahkan saja, Pak Marvin," sahut Pak Burhan mewakili semua orang yang hadir. 

"Jadi, tadi saat saya dalam perjalanan, aku perempuan muda naik motor tapi tidak fokus. Dia sudah berulang kali saya klakson tapi tetap masih saja di tengah. Dan ya begitulah, terjadilah insiden kecil itu. Perempuan itu hampir terserempet dan dia jatuh," cakap Marvin panjang lebar. Matanya melihat ke arah Hana yang juga melihatnya. 

Deg! Seketika Hana tegang. Dia tentu saja paham yang dimaksud oleh Marvin karena jelas itu pasti dirinya. Dari cerita Marvin, semuanya persis seperti kejadian yang menimpanya. 

Hana jadi malu dan menundukkan kepala. Tak berani rasanya menatap laki-laki yang akan menjadi kepala yayasan itu.

"Kamu kenapa, Han? Kok kamu nunduk?" tanya Luna yang menyadari perubahan sikap Hana. 

"Gawat ini, Lun! Ternyata yang tadi terlibat kecelakaan bersamaku, itu Beliau," jawab Hana berbisik.

"Apa? Maksudmu Pak Marvin, Han? Serius?!" tanya Luna memastikan. Hana pun mengangguk. 

Sepanjang acara, Hana sama sekali tak berani menatap Marvin karena malu. Setelah acara serah terima dan ramah tamah dengan Kepala Yayasan yang baru, para guru kembali mengajar ke kelas masing-masing. 

***

Hana benar-benar tidak bisa konsentrasi saat mengajar. Dia masih malu karena ternyata yang dia serempet adalah kepala yayasan tempat dia bekerja. 

Tok! Tok! Tok! 

"Selamat siang, Bu Hana. Pak Marvin ingin melihat para guru mengajar di kelas. Bolehkah kami masuk?" Terlihat Pak Burhan dan Marvin sudah ada di depan kelas yang Hana ampu. 

"Bo—leh. Silahkan, Pak!" jawab Hana gugup. 

Rasanya campur aduk. Hana tegang karena saat mengajar dilihat oleh Pak Burhan dan Marvin. Tapi, Hana harus tetap profesional. Walaupun dia juga ada masalah, itu tak menjadikannya alasan untuk tidak mengajar anak-anak dengan baik. 

Hana tak sadar jika Marvin begitu memperhatikannya. Bahkan, dia sampai tak berkedip melihat Hana mengajar. Marvin begitu terpesona dengan kecantikan alami yang dimiliki oleh Hana. 

"Sudah, Pak, yang dilihatin Ibu Hana. Beliau itu sudah berumah tangga, lho, Pak," tegur Pak Burhan sambil bercanda. 

"Apa, sih, Pak Burhan ini?! Saya tidak memperhatikan Bu Hana kok. Saya itu memperhatikan cara Ibu Hana mengajar," bantah Pak Marvin berbohong. 

"Oh ternyata dia sudah menikah. Berarti, tak ada lagi kesempatan untukku," batin Marvin kecewa. 

Setengah jam mengamati kelas Hana, Marvin dan Pak Burhan kembali keliling ke kelas-kelas lain. Sebelum benar-benar pensiun, Pak Burhan ingin mengenalkan seluk-beluk yayasan itu. Walaupun Marvin anak pemilik yayasan, tapi dia belum pernah ke sana sama sekali. 

Sementara di dalam kelas, Hana merasa lega karena Marvin sudah keluar. Dia pun kembali mengajar anak-anak dengan tenang. Selain PAUD, yayasan itu juga ada daycare yang menyediakan layanan full day untuk orang tua yang memiliki kesibukan bekerja. 

Para guru akan digilir untuk menjadi petugas daycare yang full day. Dan hari itu, kebetulan adalah jadwal Hana. Selesai mengajar, Hana masih tetap di sekolah sampai semua orang tua murid menjemput mereka. 

Tepat pukul lima sore, ada satu murid yang terlambat dijemput orang tuanya dan terpaksa Hana harus menunggu di sana. Saat dia sedang menunggu bersama siswa itu, Marvin datang menghampiri mereka.

"Belum pulang, Bu Hana?" sapa Marvin. 

"Pak Marvin?! Be—lum, Pak," jawab Hana gugup. 

"Pak, maaf atas insiden tadi pagi. Saya tidak tahu kalau ternyata itu Pak Marvin," sambung Hana kemudian.

"Ah tak mengapa, Bu, lupakan saja," sahut Marvin sambil tersenyum. 

Dari kejauhan, ada seseorang yang tengah mengintai mereka berdua. Orang itu beberapa kali mengambil potret keduanya. Siapakah orang itu?

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
basiiiii ceritamu thor ... pelakor luknutt mengambil foto mereka lalu adam marah dan menceraikan hana pasti itu alur nyaa dan pelakor laknattt jadi pemenang ... memuakkkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status