Share

Bab 20

Nasi sudah menjadi bubur. Bukan berarti rasanya sudah tidak enak bukan? Semua tergantung bagaimana cara kita menyikapinya. Hanum yang terlanjur ada di posisi sekarang, mau tidak mau harus merelakan suaminya melaksanakan kewajiban bersama istri keduanya demi mencapai tujuan awal mereka dan segera mengakhiri semuanya.

Setelah berdiskusi saat diperjalanan, siangnya Dava pulang ke rumah lama, mengantarkan Nara ke rumah barunya yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari kediaman Hanum.

"Yakin udah nggak ada yang ketinggalan?" tanya Dava setelah mereka berdua duduk di dalam mobil.

"Nggak ada, Mas. Lagian kan aku ke sini cuma bawa baju," jawab Nara sambil melihat ke arah Dava.

"Ya udah, ayo kita jalan."

Pedal gas mulai diinjak, mobil mewah berwarna hitam itu mulai melaju dengan kecepatan rendah keluar melewati gerbang utama.

"Hati-hati, Pak," ucap security seraya memberikan hormat.

Dava mengangguk. "Titip rumah ya, Pak."

"Siap, Pak. Tenang aja."

Beristrikan dua bukan tidak jadi perbincanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status