Share

43

Author: KARTIKA DEKA
last update Last Updated: 2025-05-03 10:18:38

Akhirnya, dengan semangat pantang menyerah, Reza berhasil juga mendapatkan hati Alya. Setelah cukup lama melakukan pendekatan, terutama kepada orang tua Alya. Mereka resmi berpacaran setelah tiga bulan Reza intens mendekati Alya. Hari itu, mereka duduk berdua di sebuah kafe kecil yang cukup tenang di sudut kota, tempat yang sering mereka datangi sejak mulai dekat. Suasana sore yang teduh menambah keintiman perbincangan mereka.

“Abang nggak mau pacaran lama-lama,” kata Reza.

Alya menyeduh teh hangatnya sebelum menjawab, matanya menatap ke jalanan di depan cafe.

“Tapi aku juga nggak mau nikah cepat-cepat. Aku masih mau berkarir,” tukas Alya.

Reza tak langsung menangkis ucapan Alya, karena hanya akan memicu pertengkaran di usia hubungan mereka yang bahkan belum seumur jagung. Ia tahu betul, Alya tipe wanita yang punya prinsip, dan debat hanya akan membuat jarak.

“Ya sudah. Abang kasih kamu waktu. Kalaupun nanti kita menikah, Abang janji, nggak akan menghalangi karir kamu. Usia Abang sud
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Wanita Lain di Hati Papa   50

    Puput memandang langit yang kelam, sekelam hidupnya, dari balik jendela kamar kosnya yang ada di lantai dua. Puput adalah Alya, yang mengubah identitasnya dari orang-orang sekitar. Dia juga memakai hijab. Sengaja, dia memilih tempat yang jauh dari tempat tinggalnya agar tak ada yang mengenali. Alya juga menggunakan kartu ATM, hanya saat dia pergi dari rumah. Dengan uang itu, dia membayar sebuah kamar kos di dekat pasar tradisional. Kebetulan, banyak perantau yang bekerja di pasar itu, menyewa kamar kos di tempat Alya menyewa juga. Bedanya, mereka menyewa patungan. Satu kamar, bisa dihuni dua atau tiga orang. Alya lebih suka sendiri, agar lebih punya privasi. Di pasar itu, dia juga mencari tempat untuk berjualan es teh dibantu teman-temannya. Ide jualan es teh, juga dari teman-teman yang satu kos dengannya. Tok tok tokPintu kamarnya diketuk. Seketika jantung Alya berdegup kencang. Setiap kali ada yang mengetuk pintu kamarnya, dia sangat takut kalau yang datang adalah keluarganya. D

  • Wanita Lain di Hati Papa   49

    Sudah beberapa hari berlalu, tak ada kabar dari Alya. Ratna dan Bastian sampai melaporkan kehilangan Alya ke kantor polisi, tetapi belum juga berhasil ditemukan. Apalagi polisi kali ini menganggap, kalau Alya mungkin pergi dan bersembunyi di suatu tempat atas keinginannya sendiri. Reza dan Laras juga turut mencari. Namun, mereka juga tak mengenal kawan-kawan Alya, dan kemana biasanya dia pergi. “Ini semua salah Ibu,” kata Laras menyesali diri. Sejak Alya tidak pulang ke rumahnya, Laras terus menyalahkan dirinya. Menganggap kepergian Alya, karena rasa kecewa pada dirinya. “Ya sudah lah, Bu. Buat apa lagi menyalahkan diri. Dari kemarin, Ibu terus menyalahkan diri Ibu. Nanti lama-lama Ibu jatuh sakit,” kata Reza yang pasrah. Dia juga sudah berusaha mencari, bahkan lewat sosial media. Tetapi, Alya seperti raib ditelan bumi. Bahkan jejaknya tak diketahui arah kemana. “Seandainya, sejak awal Ibu mengenalkan kalian, pasti ini tak akan terjadi,” sesal Laras. Reza terdiam. Dia juga menye

  • Wanita Lain di Hati Papa   48

    Laras sangat cemas, karena sampai tengah malam Reza tak pulang ke rumah. “Ya Allah, kemana kamu, Nak?” gumamnya. Berulangkali matanya tertuju pada jam yang ada di dinding rumah. Hapenya tetap berada di genggaman. Sejak tadi, dia sudah berusaha menghubungi Reza, tetapi hapenya tidak aktif. Akhirnya, Laras mencoba menghubungi Alya. Alya yang tak bisa tidur, juga gelisah di kamarnya. Matanya bengkak, karena menangis sejak tadi. Dia merasa marah atas semua yang terjadi. Dia marah pada Ratna, Wijaya juga Laras. Hapenya yang diletak di atas bantal berdering. Dia cepat melihat nama orang yang memanggil. Melihat nama Bu Laras, Alya menolak panggilan itu. Malah langsung menonaktifkan hapenya. Laras langsung melihat hapenya, karena Alya menolak panggilannya. Dia tertegun, dan terduduk lemas di sofa. ~~~~~~Mendengar pintu diketuk, Laras yang tertidur di sofa langsung bangkit dan tegas jalan menuju jendela rumah untuk melihat siapa yang datang. Melihat Reza yang berdiri di depan pintu ru

  • Wanita Lain di Hati Papa   47

    Seketika suasana menjadi lebih tegang. Bastian tak perlu bertanya lebih jauh, dia tau kalau yang Laras yang dimaksud adalah wanita yang selama ini selalu Ada di hatinya. Tubuh Alya seketika menjadi lemas, begitu juga dengan Ratna. Alya memandang Reza dengan mata berkaca-kaca. Ternyata, Reza adalah abangnya yang sangat ingin dia temui.Air mata Alya jatuh. Ia membekap mulutnya, mencoba menahan isak. Ratna menunduk, menahan perasaan yang berkecamuk, karena menyadari, dia lah yang memulai semuanya. Sementara Bastian berdiri dan melangkah ke jendela, membelakangi mereka semua.“Alya?” Reza bangkit dari duduknya, bingung melihat tangis calon istrinya dan suasana yang mendadak kaku. “Ada apa sebenarnya? Apa kamu kenal sama Ibu Abang?”Alya mendongak perlahan, menatap Reza dengan mata yang mulai memerah. Suaranya bergetar ketika bicara. Bibirnya bergetar, sambil mengangguk pasrah. “Ibu Laras ... adalah–” Alya tercekat, matanya beradu dengan netra Reza. “Dia … ibuku juga, Bang.”Reza terpa

  • Wanita Lain di Hati Papa   46

    Reza pulang ke rumahnya, di jam delapan malam. Setelah mandi dan sholat Isya, Reza duduk di meja makan bersama ibunya. “Hmm, enak nih,” katanya saat melihat pepes ikan yang sudah tersedia di meja. Dengan segera dia mengambil piring, dan seekor ikan pepes beserta lalapannya. Ibunya juga melakukan hal yang sama. “Bu, Reza udaah bicara sama calon mantu Ibu. Besok malam, kita ke rumahnya, melamar dia secara resmi,” kata Reza. “Aduh, kok dadakan sekali. Kita belum ada persiapan,” kata ibunya dengan ekspresi terkejut. “Ibu tenang aja. Reza udah hubungi teman Reza yang biasa ngurus hantaran buat lamaran. Katanya nggam ribet kok, yang dibawa. Kan masih lamaran. Paling bawah kue-kue, buah, sama cincin. Cincinnya udah Reza beli, urusan kue sama buah, Reza serahkan sama dia. Yang penting, yang terbaik,” kata Reza dengan santai. “Terus, keluarga kita? Masak cuma kita berdua aja,” kata ibunya kembali melanjutkan makannya. “Ya Ibu hubungi Pakde Tono sama Pakde Salim aja. Nanti Reza kirim on

  • Wanita Lain di Hati Papa   45

    “Mantan majikan Ibu dulu,” jawab Laras. “Loh, kok dia bisa kesini? Kok tau, Ibu ke kota ini lagi?” tanya pemuda itu dengan mimik wajah penasaran.“Kebetulan aja ketemu. Udah ah, jangan banyak tanya. Tumben kamu pulang cepat?” tanya Laras. “Ada kabar gembira buat Ibu. Kita ke dalam yuk.” Pemuda itu menggamit bahu Laras dan membimbingnya ke dalam rumah.~~~~~~Sepanjang jalan, Bastian terus memikirkan Laras. Dia melihat sebuah Mesjid, dan mengarahkan mobilnya ke sana. Sebentar lagi akan masuk waktu Ashar. “Ya Allah, apa aku berdosa? Aku tetap bersama istriku, tetapi hatiku tak mau berpaling dari wanita lain,” gumamnya setelah mobilnya berada di halaman Mesjid. ~~~~~~Keesokan harinya.Pulang dari kantor, Alya sengaja datang ke rumah Laras. Dia ingin mengenal abangnya. Abang kandungnya. Mungkin dia tak akan mengenalkan diri sebagai Adik, tetapi anak dari mantan majikan ibunya.Laras yang tengah menyapu halaman, cukup kaget melihat mobil Alya yang berhenti di halaman rumahnya. Jantun

  • Wanita Lain di Hati Papa   44

    “Bang, hapenya geter tuh,” kata Dika staff bagian kasir di bengkel Reza. Staff perempuan yang biasa di bagian kasir, sedang libur.Reza yang sedang memeriksa mesin salah satu customer, memang menitipkan hapenya di meja kasir. Di hari libur, tidak semua karyawan masuk, makanya Reza turun tangan dalam membenahi mesin mobil customer. Reza segera mengelap tangannya dengan handuk kecil yang ada di lehernya sambil jalan ke meja kasir. Sampai di meja kasir, dia langsung melihat hapeny, ternyata Alya yang memanggil.“Assalamualaikum, Sayang,” sapanya. Wajah Alya seketika bersemu merah dipanggil Sayang. “Tumben manggil, Sayang?” tanyanya.Biasanya Reza hanya memanggil namanya saja. “Harus dibiasakan mulai sekarang. Jadi nggak canggung kalai sudah jadi istri,” balas Reza tambah membuat Alya tersipu. Beruntung Reza tak melihat wajahnya saat ini. “Ada apa? Apa kangen? Kan baru semalam ketemu.”“Ih, geer,” tangkis Alya. “Aku cuma mau bilang. Aku terima.” “Apanya?” tanya Reza karena Alya tidak

  • Wanita Lain di Hati Papa   43

    Akhirnya, dengan semangat pantang menyerah, Reza berhasil juga mendapatkan hati Alya. Setelah cukup lama melakukan pendekatan, terutama kepada orang tua Alya. Mereka resmi berpacaran setelah tiga bulan Reza intens mendekati Alya. Hari itu, mereka duduk berdua di sebuah kafe kecil yang cukup tenang di sudut kota, tempat yang sering mereka datangi sejak mulai dekat. Suasana sore yang teduh menambah keintiman perbincangan mereka.“Abang nggak mau pacaran lama-lama,” kata Reza.Alya menyeduh teh hangatnya sebelum menjawab, matanya menatap ke jalanan di depan cafe. “Tapi aku juga nggak mau nikah cepat-cepat. Aku masih mau berkarir,” tukas Alya.Reza tak langsung menangkis ucapan Alya, karena hanya akan memicu pertengkaran di usia hubungan mereka yang bahkan belum seumur jagung. Ia tahu betul, Alya tipe wanita yang punya prinsip, dan debat hanya akan membuat jarak.“Ya sudah. Abang kasih kamu waktu. Kalaupun nanti kita menikah, Abang janji, nggak akan menghalangi karir kamu. Usia Abang sud

  • Wanita Lain di Hati Papa   42

    Reza mengangkat bungkusan di tangannya. “Aku bawa kue dari toko favorit kamu. Katanya kamu suka banget cheese tart.”Alya menyipitkan mata. “Kamu tau dari mana aku suka itu?”“Aku suka sama kamu, tentunya aku mencari tahu segala hal tentang kamu, termasuk makanan kesukaan,” balas Reza dengan senyumnya yang menawan. “Kelihatan kamu cowok suka ngegombal.” “Ya terserahlah kamu bilang apa. Ini kuenya, wajib diterima. Nanti mubadzir.” Reza memaksa memberikan kotak kue itu ke tangan Alya. Gadis itu terpaksa menerimanya. “Makasih,” ucapnya singkat. “Mama Papa kamu, ada?” tanya Reza. “Mau ngapain nyari Mama Papa aku?” tanya Alya dengan dahi mengernyit. “Ya mau pendekatan lah, sama calon mertua,” ujar Reza santai, tangannya dimasukkan ke saku celana sambil menyunggingkan senyum percaya diri.Alya menyipitkan mata, menatap lelaki di hadapannya dengan ekspresi menyelidik. “Kayaknya, kamu selalu begini ya, sama customer kamu. Makanya, bengkel kamu rame.”Reza tertawa kecil, terlihat sangat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status