Indonesia“Apa-apaan ini?” Mustika menggerutu. Dia melihat banyak barang-barang dari kantor WO berantakan di ruang tamunya. “Christy!” panggilnya dengan suara melengking. Wanita paruh baya itu pun tergopoh-gopoh menghampiri Mustika. “Iya, Nyonya ada apa?” “Ini apa? Apa kamu lupa kalau hari ini Ibrahim akan pulang dari Korea? Kalau rumah masih berantakan begini, aku harus bilang apa?” Christy mengerutkan dahinya. Melihat apa yang dibilang berantakan oleh Tante dari majikannya itu yang sebenarnya adalah potongan styrofoam untuk hiasan pelaminan yang memang belum selesai dirangkai. “Ini memang belum selesai, Nyonya. Mereka sedang istirahat,” jelas Christy hati-hati. Nyonya tuanya ini memang sedang sering marah-marah sejak Ibrahim memutuskan akan menikah tanpa memberitahunya. “Aku nggak mau tahu, pokoknya sebelum jam dua siang ini, tempat ini harus bersih. Jangan sampai Ibrahim pulang melihat semua ini,” titahnya sekali lagi. “Baik, Nyonya. Akan saya beri tahu mereka untuk segera be
“Jangan asal bicara Tuan! Saya mau menikah sama Tuan Ibrahim, bukan sama Anda!” seru Alayya menggebu-gebu. Wajah Khrisna langsung berubah kesal mendengar ungkapan Alayya itu. Dia mulai mendekat, tetapi wanita itu sudah lebih dulu beringsut ke belakang punggung Ibrahim sambil mencengkeram jaket kulitnya. Sontak Khrisna menghentikan langkahnya.“Ayya benar, Tuan Khrisna. Saya sendiri tidak mengerti kenapa Anda datang ke sini dan ingin membawa Ayya dari sisi saya?”Khrisna berdecak, dengan menantang mata Ibrahim dia pun menjawab pertanyaan pria tampan itu. “Karena aku cinta sama dia dan aku yang lebih dulu mengenal dia daripada Anda. Seharusnya aku yang berhak atas dia, bukan begitu Tuan Ibrahim?” Kali ini Ibrahim yang tersenyum sinis. “Maafkan saya, Tuan Khrisna Devananta, dia calon istri saya, nggak ada seorang pun yang bisa membawa dia dari sisi saya tanpa seizin saya. Saya rasa Anda sudah paham ya? Kalau gitu kami permisi.”
Khrisna benar-benar shock mengetahui kalau ternyata Alayya adalah Adila, adik sepupu yang sangat dia sayangi, bahkan melebihi nyawanya sendiri. “Kalau udah besar nanti aku ingin menikah sama laki-laki baik seperti Kak Khrisna.” Mendadak satu ucapan Adila terngiang dalam benak pria tampan itu. Tanpa dia sadari bulir hangat sudah jatuh di kedua pipinya. Hatinya sakit dan merasa sangat bersalah karena dirinya ternyata tidak sebaik yang gadis cilik itu kira. Tanpa tahu kalau Alayya adalah adik sepupu yang diculik dua puluh tahun yang lalu, Khrisna justru menjadi salah satu penikmat tubuh s*ntal dan seksi Alayya hampir setahun lamanya. Mungkin kalau Alayya tidak bertemu dengan Ibrahim, dirinya masih akan menjadi pelanggan setia wanita itu. Khrisna sungguh tidak bisa terima kenyataan ini. Meski dia tahu antara sepupu boleh menikah, tetapi tetap saja pria itu merasa sangat terluka karena baginya Alayya adalah adiknya, kesayangannya dan juga permata dalam kelua
Genggaman tangan Ibrahim pada jemari Alayya dipererat. Dia tidak ingin Alayya merasa ditolak oleh keluarganya sendiri. “Tuan Yakub akan menjelaskan semuanya, Tuan, Nyonya. Saya harap anda semua mau mendengarkannya.” Belum lagi Ariyanto mengiyakan. Maura lebih dulu melihat Nazila yang baru didorong keluar dari kamarnya. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu segera bangkit menghampiri Nazila dan perawatnya. “Apa-apaan kamu, Ma? Kenapa ajak Nazila kemari?” Protes Ariyanto saat melihat Maura mendorong kursi roda sang adik ipar. “Dia juga harus mendengarnya.”“Tapi kita belum tahu cerita itu benar atau nggak, Ma?” Maura menggeleng. “Apa pun itu, Pa. Aku ingin Nazila bisa mendengarkan cerita Ibrahim dan orang-orangnya. Biar dia sendiri yang menilai apa cerita itu benar atau hanya karangan mereka saja.” Maura memberhentikan kursi roda Nazila tepat di samping tempat duduknya yang juga berhadapan langsung dengan Alayya. Jelas keberadaan wanita itu menarik perhatian Alayya. Tan
“Bagaimana keadaannya, Dok?” Ariyanto bertanya pada dokter yang biasa merawat Nazila. Dia memutuskan untuk memanggil Dokter Thomas Pratama ke kediamannya setelah sang adik menunjukkan berbagai macam reaksi dan respon atas keadaan sekitarnya terutama pengaruh dari kedatangan Alayya ke rumah itu. “Ini sungguh keajaiban, Tuan. Apa yang saya dapatkan dari pemeriksaan kali ini benar-benar mengejutkan saya. Nyonya Nazila dalam keadaan sangat baik. Seperti yang Anda tadi lihat kalau dia udah bisa merespon kedatangan saya,” ujar Dokter Thomas mulai menjelaskan. “Apa itu artinya dia akan kembali normal, Dok?” Kali ini pertanyaan datang dari Maura. Sejak tadi wanita itu tidak henti-hentinya bersyukur akan perubahan yang dialami adik iparnya itu. Dokter Thomas tersenyum. “Untuk kembali normal mungkin hal yang nggak masuk akal untuk saat ini, tetapi paling nggak, kita bisa melihat Nyonya Nazila dapat berkomunikasi dengan lebih baik dari sebelumnya. M
“Apa kamu bilang? Ayya adalah putri dari adiknya Ariyanto yang hilang dan dinyatakan meninggal dua puluh tahun yang lalu?” Mustika tidak bisa menahan diri untuk tidak memekik horor dengan berita yang Oscar sampaikan. Wanita tua itu ternyata tidak kehilangan akal. Setelah tidak mendapatkan jawaban dari Ibrahim, dia langsung memanggil Oscar dan bicara di dalam kamarnya. Pria tinggi dan bertubuh proposional itu mengatakan semua apa yang ingin mustika ketahui. “Seperti yang anda dengar, Nyonya. Dengab begitu, Tuan Ariyanto akan menjadi wali Nona Ayya di hari pernikahannya nanti. Dan ada satu berita mengejutkan lagi untuk Anda.” Oscar melanjutkan perkataannya. Mustika yang tadi membelakangi Oscar pun kembali menoleh pada pria itu. “Apa lagi?” tanyanya datar. “Kemungkinan setelah menikah Nona Ayya akan membawa ibu kandungnya tinggal di sini, dan itu udah dapat izin dari Tuan Ibrahim, Nyonya.”“Astaga! Kenapa harus bawa orang sakit dan lumpu
“Oscar udah pulang?” Alayya memejamkan kedua matanya kuat-kuat. Jelas dia terkejut dengan suara berat nan khas milik Ibrahim. Dia sampai memegang dadanya seakan-akan menahan jantungnya agar tidak copot. Alayya segera memutar tubuhnya sambil bersungut-sungut, “Abang mau bikin aku mati berdiri ya? Nggak bisa sih, nyapa dulu baru bicara?”Ibrahim tersenyum miring. Dia tegakkan kembali tubuhnya yang sedang bersandar di salah satu dinding rumahnya sambil melipat tangan di dadanya.“Maaf mengejutkanmu. Salah sendiri jalan sambil melamun,” ujarnya masih mempertahankan senyuman di bibirnya meski gejolak di hatinya sangat menyesakkan dadanya. Bagaimana mungkin, orang yang dia percayai selama ini bisa menyukai wanitanya?“Aku nggak melamun, ya, Bang. Abang aja yang nanya tapi nggak pake basa basi dulu!” celoteh Alayya lagi dengan bibir manyun dan wajah memerah karena kesal. Sambil melangkahkan kaki mendekati Alayya, Ibrahim kembali berkata, “Okay, I'm sorry. Tapi ngomong-ngomong kalian ngobro
“Tuan muda bilang apa?” Dev bukannya tidak mendengar hanya saja, hal seperti ini sudah lama tidak diminta oleh tuannya ini. Dev tentu harus memastikan pendengarannya. Khrisna melepaskan tangannya dari cekalan kedua ajudannya lalu melangkahkan kaki mendekati Dev. Dia cengkeram kerah jas Dev dengan kedua tangan sambil berucap, “Sekarang juga carikan wanita buatku. Aku ingin bersenang-senang dengannya sampai pagi. Kamu dengar itu Dev.”“Ta-tapi Tuan, Anda sudah lama tidak membeli wanita, kenapa malam ini ….”“Diam!” desis Khrisna yang sukses membungkam mulut Dev. “Lakukan perintahku sekarang atau aku akan memecahkan kepalamu ini,” lanjutnya sambil menunjuk pada dahi Dev dengan jari telunjuknya. Tentu saja itu membuat Dev ketakutan. “Oke, Tuan muda. Aku akan carikan wanita itu. Biar Boy dan Miko yang antar Anda ke hotel, oke?” Seringai senyum terbit di bibir Khrisna, hatinya mendadak berbunga-bunga mendengar Dev bersedia mencarikan wanita untuknya. Khrisna yang hampir satu tahun ini ha