Share

KEPERGIAN SANG AYAH

Bab 6 revisi

Dibelahan bumi lain, seorang lelaki dengan kaca mata hitamnya, tertunduk didepan sebuah pusara, bersama seorang wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang tidak muda lagi.

"Mom ... Mari kita pulang," Leon memapah ibunya, menuju mobil yang berada diluar pemakaman. Lalu ia duduk dibelakang bersama wanita yang sangat ia sayangi itu.

Sesampainya dirumah, Leon memapah ibunya menuju kamar. Membaringkan ibunya yang terlihat lelah. Ketika melihat ibunya sudah terlelap, ia pun beranjak pergi menuju ke kamarnya.

Leon langsung menuju ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya. Segala macam masalah tengah berkecamuk dikepalanya saat ini. Setelah selesai mengenakan baju santainya.

Pria itu merebahkan tubuhnya diatas ranjang,

matanya menatap langit-langit kamar. Lelah sekali rasanya, beberapa hari ini dia tidak tidur dengan benar. Tak lama akhirnya Leon pun tertidur, didalam tidurnya Leon bermimpi.

Dia melihat sebuah pintu berwarna putih, lalu ketika ia membuka pintu tersebut ternyata sebuah ruangan putih yang dipenuhi oleh cahaya. Leon berjalan menyusuri ruangan itu, dan terkejut ketika melihat seorang wanita bercadar menghampirinya perlahan. Siapa wanita itu? tanyanya dalam hati. Seketika wanita itu terkejut melihat Leon, dan ia berbalik arah menjauhi Leon. Leon pun mencoba mengejar wanita itu. Tapi wanita itu semakin menjauh. Anin?

Kemudian Leon pun tersadar dari mimpinya. Diliriknya jam yang berada di atas nakas, menunjukkan pukul sepuluh malam. Ternyata dia tertidur cukup lama. Lalu ia terlihat menghubungi seseorang.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya Leon kepada seseorang. " Baiklah, kami akan berangkat dua hari lagi, thanks, bro," ucapnya mengakhiri panggilan tersebut.

Lalu ia pergi menuju kamar sang ibu, terlihat ibu sedang memasukan beberapa barang kedalam koper. Leon pun menghampirnya lalu mencium puncak kepala sang ibu.

"Semuanya akan baik-baik saja, Mom," ucap Leon meyakinkan sambil mengusap punggung ibunya. "Lusa kita akan berangkat, Hasan sudah menyiapkan semuanya," sambungnya.

Ibunya hanya mengangguk, terlihat raut kesedihan terpancar dari wajah cantiknya. Ibunya yang selalu tersenyum dan ceria, harus merasakan segala kepahitan di akhir kepergian ayahnya.

Leon pun kembali menuju kamarnya, mencoba memejamkan matanya kembali tapi tak bisa. Banyak yang harus dia urus besok, sebelum mereka pergi. Pikirannya berkelana, lalu ia teringat tentang perempuan bercadar yang hadir dalam mimpinya tadi. Siapa dia? Anin kah? Bagaimana kabarnya wanita itu? tanyanya dalam hati. Sudah dua tahun lamanya dia tidak bertemu dengan mantan tunangannya itu.

Leon menghela napasnya panjang seolah membuang sesak yang terasa. Tiba-tiba ia teringat dengan pesan ayahnya.

"Tolong cari adik perempuanmu, Leon," ucap ayahnya saat masih terbaring diranjang rumah sakit.

"Dia hanya seorang diri diluar sana, ibunya telah lama meninggal, usianya sekarang 20tahun." Ayah Leon menjelaskan panjang lebar.

"Papah minta maaf padamu dan Mommy mu, karena tidak pernah menceritakannya," Ayah Leon menatap sendu anak dan istrinya itu.

"Maukah kamu berjanji untuk mencarinya?" Itu pertanyaan terakhir ayahnya sebelum akhirnya menghembuskan nafas yang terakhir.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status